Semua Bab Istri Kedua yang Diinginkan: Bab 41 - Bab 50

86 Bab

Part 41. Tak Terima

“Ke mana perginya hati nurani kalian!”Talita tidak bisa menahan buncahan kemarahan yang membludak di dalam hatinya. Perempuan itu tidak akan pernah merasa bersalah meskipun dia adalah biang dari segala masalah itu sendiri. Jika dulu dia tidak memaksakan kehendak untuk menikah dengan Praba, semua ini pasti tidak akan pernah terjadi.Praba juga tidak akan pernah memiliki dendam kepada Talita sampai menggunakan Sinar sebagai alat. Dia mungkin juga akan menikah dengan perempuan yang dicintai, dan tidak akan membuang waktunya selama tiga tahun untuk menjalani hubungan kosong dengan Talita.“Kenapa tidak Ibu tanyakan kepada diri Ibu sendiri? Ke mana perginya hati nurani Ibu sampai tega melibatkan Surya dan membuat Surya mati.”Bukan hanya Talita, Praba pun ikut andil. Itulah yang dikatakan oleh Sinar di dalam hatinya. Hanya saja, dia tak akan mengatakannya secara lugas. Nanti, dia juga akan membalas Praba. Hanya saja, biarlah dia sekarang berlindung di bawah kuasa Praba karena dia membutuhk
Baca selengkapnya

Part 42. Keputusan Praba

Praba melemparkan tubuhnya di kursi kerja miliknya dan menyandarkan punggungnya dengan sedikit kasar. Memijat pelipisnya dengan kuat merasakan denyutan nyeri kepalanya. Menghadapi masalah ini benar-benar membuatnya harus bersabar.Talita tidak akan berhenti sampai di sini, terlebih lagi Sinar. Dia mungkin sekarang tengah menyusun rencana untuk menjatuhkan Talita sampai titik terendah.Tentu, ini sedikit menguntungkannya karena Sinar berdiri di kubu yang sama dengannya. Namun, dia juga harus tetap waspada akan hal-hal yan akan dilakukan oleh Talita.“Dante!” Praba beranjak dari kursi berjalan ke luar ruangan dan berhenti di balkon. Dia tengah menghubungi asisten pribadinya untuk menjalankan tugas yang akan diberikan. “Pastikan tidak perlu menunggu lama.”Panggilan terputus dan Praba lagi-lagi harus menghisap nikotin untuk menenangkan pikirannya. Dia sudah mengambil keputusan untuk hubungannya dengan Talita. Hanya saja dia tidak akan menjatuhkan bom itu saat semuanya masih berantakan.Di
Baca selengkapnya

Part 43. Alasan Dibalik Kebencian

Lalu bagaimana dengan Bu Talita? Bapak sungguh-sungguh akan meninggalkannya? Lalu bagaimana dengan keluarga Bapak?”Ada banyak pertanyaan yang muncul di dalam kepala Sinar. Tak hanya itu, dia juga merasakan sedikit ketakutan yang menelusup masuk ke dalam hatinya. Demi Tuhan, dulu dia pikir perjanjian itu akan berjalan dengan normal tanpa menimbulkan huru-hara tak penting seperti sekarang.Menghadapi satu Talita memang bukan perkara mudah, terlebih lagi kalau nanti dia harus berhadapan dengan orang tua Praba, semuanya hanya akan semakin rumit.Akal sehat Sinar seolah terkikis dan dia tak bisa berpikir jernih. Sekarang satu keinginannya sudah terwujud. Dia sudah menjadi ibu sah dari seorang Askara. Dia berhasil mengambil satu hal yang berharga dalam hidup Talita sebagai balasan atas apa yang dilakukan oleh perempuan itu.Sinar tentu saja bahagia. Lalu setelah ini apa? Konflik antara dirinya dengan Talita semakin menjadi. Dia yakin setelah Talita tahu Praba mengabulkan permintaan Sinar, m
Baca selengkapnya

Part 44. Ibu

“Saya lelaki, Sinar,” ucap Praba mencoba menjelaskan. “Tanpa cinta, saya bisa menjamah tubuh perempuan mana pun. Sayangnya saya bukan lelaki brengsek yang suka berganti pasangan hanya untuk nafsu dan melampiaskan pada tempat yang tidak seharusnya. Jadi, ada yang halal kenapa saya harus bermain dengan perempuan lain di luar sana dan menumpuk penyakit?”Praba berhenti sebentar. “Talita bahkan mampu memberikan obat perangsang ketika saya menolaknya,” imbuh Praba ketika dia mengingat kejadian beberapa malam yang lalu.Mendengar rentetan cerita yang diungkap Praba secara cuma-cuma di hadapannya, dia bisa menyimpulkan satu hal, Talita adalah perempuan yang mengerikan. Dia bisa menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Pantas saja kalau Praba begitu tidak menyukai Talita dan ingin melepaskan perempuan itu. Telebih lagi, karena Talita lah, Praba harus kehilangan perempuan yang dicintai. Baik Praba maupun Sinar adalah dua orang yang menjadi tumbal kekejamam Talita. Mereka
Baca selengkapnya

Part 45. Bertepuk Sebelah Tangan

Tepat ketika Askara berpindah di pelukan Sinar, bayi itu hanya merengek sebentar sebelum dia kembali tenang. Sinar bahkan belum mengeluarkan ‘senjata’ terakhirnya yang bisa membuat Askara diam. Namun, bayi itu tampaknya memang lebih nyaman berada di pelukan Sinar dibandingkan di pelukan Talita.Terlalu menyakitkan untuk Talita ketika melihat adegan di depannya. Hanya dalam waktu sembilan bulan, Sinar sudah berhasil mengambil semuanya darinya. Dia bahkan sudah bersama dengan Praba hampir 4 tahun dan dia tidak berhasil membuat Praba mencintainya.Kesal tidak bisa dibendung, amarah tak bisa dicegah. Sinar, sudah membuat Talita tersingkir dari tempatnya.“Aku akan tinggal di sini untuk mendekatkan diri dengan Askara.” Sebuah keputusan diambil dengan cepat setelah berpikir beberapa saat. Tidak ada kekalahan dalam kamus Talita, sehingga dia harus mampu menyingkirkan Sinar dari hidupnya.Tidak ada yang menjawab, bahkan Sinar tampak tidak terkejut. Praba? Dia mengernyit menatap Talita, seolah
Baca selengkapnya

Part 46. Intimidasi

“Lancang sekali kamu!” teriak Talita. Wajahnya sudah merah padam dikuasai amarah.Jika sudah berani mengusik tentang hubungannya dengan Praba, itu artinya Sinar sudah paham tentang hubungan buruk yang terjadi dengan Talita dan juga suaminya. Sebanyak apa Sinar mengetahui tentang itu, itulah yang tidak Talita ketahui.“Jangan pernah ikut campur urusan saya dengan Mas Praba. Kamu hanya orang luar,” peringat Talita dengan rahang mengetat.“Saya tidak ikut campur. Kata-kata saya yang mana yang menyatakan kalau saya ikut campur dengan urusan Ibu? Saya hanya kasihan sama Ibu. Sekeras apa pun Ibu mencoba untuk menarik perhatian Bapak, bahkan tidak cukup mampu membuat Bapak mencintai Ibu.”Sinar diam setelah itu karena Praba sudah keluar dari kamar dan berjalan ke ruang makan. Duduk di ujung meja, sebelum menyeruput minuman pagi yang sudah disediakan. Tatapannya mengarah pada dua istrinya bergantian dan dia tahu baru saja ada sebuah perdebatan di antara keduanya.Talita begitu menunjukkan eks
Baca selengkapnya

Part 47. Karena Kata Cerai

Dalam kisahnya, sebenarnya peran apa yang sedang dilakonkan oleh Sinar sekarang? Dia sebenarnya adalah gadis baik yang tengah berjuang untuk adiknya. Kemudian dengan tanpa sengaja ada seseorang yang mau membantunya menanggung beban yang dia miliki.Sayangnya, takdir berkata lain sehingga dia harus terlibat lebih jauh dengan suami dari seseorang yang membantunya tersebut. Hal itu juga yang harus membuatnya kehilangan satu-satunya keluarga yang dimiliki. Lantas, dendam itu muncul dan membuatnya menjadi gadis jahat dengan mempertahankan lelaki beristri itu di dalam hidupnya.Sinar tidak peduli ada yang menganggap dirinya jahat, yang penting baginya adalah segala amarah yang dia miliki terpenuhi.“Apa ini Mas?” Talita melemparkan map di atas meja sofa dengan keras di depan Praba.Praba yang tengah menunduk membaca dokumen itu segera mendongak dan mendapati Talita sudah tampak dipenuhi amarah. Di ruangan itu bukan hanya Praba, tetapi ada staf yang tengah meeting dengannya.Perlakuan kasar
Baca selengkapnya

Part 48. Mengadu

“Dante!”Praba keluar dari kamar Sinar melangkah dengan tegap ke arah asisten pribadinya. Talita sudah tidak ada di rumah tersebut, sedangkan Dante dan kedua Bibi sudah mulai membersihkan kekacauan yang dilakukan oleh Talita.“Siap, Pak!” Dante yang tadinya berjongkok untuk memunguti bunga hias yang sudah keluar dari lubang vas bunga itu berdiri.“Kamu urus yang di sini. Pastikan semuanya beres dan ganti apa pun yang perlu diganti. Kamu tanyakan kepada Sinar apa yang dia butuhkan. Saya akan mengurus hal lain.”Praba tidak bisa tinggal diam dengan semua sikap buruk yang Talita lakukan. Mengacaukan rumah orang lain merupakan hal yang sudah keterlaluan. Tabiat buruk itu tidak bisa dibiarkan atau perempuan itu akan membuat segalanya menjadi rumit.Praba mencari keberadaan Talita di rumah mereka, tetapi dia tidak menemukan perempuan itu di mana pun.“Ibu tidak pulang beberapa hari ini, Pak.” Begitu kata Bibi memberi tahu.Praba mendesah panjang mendengar informasi tersebut. Ekpresi dingin
Baca selengkapnya

Part 49. Rencana Pertemuan

“Biarkan istriku yang mengambil keputusan. Apakah dia bersedia bertemu dengan Papa atau tidak.”Praba tidak akan bertindak gegabah atau bahkan mengambil keputusan sendiri agar Sinar menemui orang tuanya. Baik dia atau bahkan Sinar, mereka sama-sama tahu jika yang mereka lakukan sekarang ini semata hanya untuk membalas Talita. Mereka memiliki misi yang sama sehingga bekerja sama.Begitulah kira-kira yang ada di dalam pikiran mereka masing-masing. Jadi, segala tindakan mereka harus benar-benar dipikirkan dengan matang.“Aku pergi dulu,” pamit Praba kepada orang tuanya karena merasa tidak ada hal yang perlu dibicarakan lagi.Dia sudah menjelaskan semuanya tanpa ada yang tersisa. Bahkan dia tak menutupi kejadian tentang pengobatan Surya yang ditanggung oleh Talita. Dia sudah mengungkapkan segalanya. Mungkin saja pikiran orang tua Praba sekarang tetap pada pendirian mereka jika Praba tidak bisa bercerai. Namun, Praba tidak akan peduli dengan apa pun karena keputusannya sudah jelas. Talit
Baca selengkapnya

Part 50. Kedatangan Orang Tua Praba

Sinar tampak tenang tanpa merasa terusik dengan keberadaan Talita dan orang tua Praba di rumahnya. Setelah beberapa hari lalu membuat janji temu, akhirnya mereka hari ini bisa bertatap muka.Menyadari tiga orang tersebut menatapnya dengan tatapan menilai, tidak senang, sinis, dan berbagai macam bentuk tatapan diberikan kepadanya, Sinar sama sekali tidak terusik. Belum juga mereka mulai bicara, tetapi ketegangan sudah terasa.“Pa, Ma, jadi dia yang namanya Sinar. Dia istri keduaku dan kami menikah atas persetujuan Talita.” Praba mengawali pembicaraan lebih dulu.“Lalu, di mana anakmu?” tanya Dimas tanpa peduli dengan keberadaan Sinar.“Dia ada di kamar dan sedang tidur. Nanti akan aku bawa dia ke sini. Jadi, mari selesaikan dulu apa yang perlu kita selesaikan.”Praba bertindak tegas meskipun dia sekarang tengah berbicara dengan kedua orang tuanya. Keberadaan orang tua praba di sana seperti sebuah perisai yang digunakan oleh Talita untuk menyembunyikan sikap buruknya yang selalu dilakuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status