Share

Part 72. Kegiatan Menjelang Subuh

Sinar tidak segera menjawab ketika menatap netra hitam Praba. Ada desiran hangat yang dia rasakan ketika tatapan mereka bertemu. Haruskah dia membiarkan perasaannya berkembang tanpa lagi membentengi diri? Sanggupkah dia nantinya kehilangan Praba jika seandainya Praba meninggalkannya?

“Mas.” Suara Sinar terasa tercekat.

“Kamu masih ragu?” tanya Praba tahu apa yang dipikirkan oleh Sinar. “Apa yang membuatmu ragu?” Praba melayangkan tangannya untuk mengelus rambut Sinar. “Takut aku akan meninggalkanmu? Atau takut karena kita belum saling mencintai?”

‘Takut kalau nasibku akan seperti Talita,’ batin Sinar.

“Aku tidak akan menjanjikan apa pun kepadamu tentang masa depan.” Praba kembali bersuara. “Karena aku nggak bisa meramal kita nanti akan bagaimana. Hanya saja untuk sekarang, aku akan di sini sama kamu dan Askara. Hidup bertiga dalam satu keluarga yang utuh.”

Seringaian itu keluar di mulut Praba. “Itulah kenapa kita harus membuatkan adik untuk Askara. Dia harus punya saudara biar rumah k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status