Share

Part 78. Akta Cerai

Praba menatap Sinar yang berbaring di sampingnya dengan napas teratur. Sore sudah menggantikan siang, terik matahari pun sudah tidak sepanas beberapa jam yang lalu. Sesekali tatapan Praba mengarah keluar menatap hamparan langit yang luas dari tempatnya berbaring. Tangannya mengusap surai hitam milik Sinar yang terasa lembut di tangannya.

Beberapa saat lalu dia sudah menghubungi suster untuk menanyakan keadaan Askara dan bayinya tidak rewel. Asi sudah tersedia di kulkas sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

“Kita pulang, Mas.” Masih dengan mata tertutup rapat, Sinar bergumam pelan. Tubuhnya terasa sakit luar biasa dan kaku di sana sini.

Praba menarik Sinar dalam pelukannya. “Kita sekalian makan malam di sini. Setelah itu kita pulang.”

Sinar tidak memberontak dan menyamankan di pelukan sang suami. Matanya dipenuhi oleh kantuk yang berat. Namun, dia juga teringat dengan Askara yang sudah seharian ini ditinggal. Oleh karena itu dia ingin segera pulang.

Praba mengelus punggung polos
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status