Adrina menjauhkan dirinya saat menyadari sikapnya kali ini berlebihan. Ia tidak seharusnya menyeka hidung Dathan yang jelas pria itu bisa melakukannya sendiri. Memanya siapa dirinya? kekasihnya? bukan, Adrina hanya kekasih palsu yang belum dipublikasikan. Nanti, menunggu momen anniversary perusahaan King Of Store."Mm... maaf Pak Dathan," ucap Adrina sembari menyerahkan sapu tangan bordiran yang ia buat kepada Dathan, kini benda itu sudah di penuhi darah."Nggak papa, sebelumnya thanks buat sapu tangannya. Besok, saya kembalikan ke kamu.""Nggak usah Pak, untuk Bapak aja." Adrina mengibas tangan, ia ikhlas memberikan sapu tangannya. Toh, ia masih memiliki stok yang banyak. Ia malah suka jika seseorang bisa menggunakan sapu tangan buatannya."Jangan begitu, ini pasti berharga buat kamu. Liat, ada ukiran bunga Dandelion. Ini, pasti pemberian seseorang, bukan begitu? saya jarang melihat sapu tangan dengan boardiran yang khas seperti ini." Jujur, Dathan suka
Baca selengkapnya