All Chapters of Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan: Chapter 171 - Chapter 180

344 Chapters

Bab 171. Keinginan.

"Iya benar. Sayang, kamu tidak sempat mengenalnya. Ibuku adalah wanita yang dingin dan kasar. Ayahku saja kalah dengannya. Tetapi dia sangat sayang dan peduli pada ayah. Jika ada masalah, ayah lebih suka diam dan menghindari, tapi ibu malah yang maju dan menyelesaikan masalah. Tidak peduli meskipun harus ribut dan bertengkar dengan orang yang membuat masalah padanya atau pada ayah. Kadang ayah sampai geleng kepala kalau melihat ibu bertengkar dengan orang atau para tetangganya. Aku masih ingat itu.”Mia ikut tertawa kecil, dia tidak menyangka jika mertua perempuannya adalah wanita dingin yang galak. Pantas saja Azura menuruni wataknya. Pantas juga, Gara begitu senang melihat Azura tumbuh, Gara sering mengatakan jika Azura mirip dengan mendiang ibunya.Malam telah menjelang.Di rumah Riko.Didepan sana terdengar suara salam dari Fiah. Dia baru saja pulang dari Toko Farhan tempatnya bekerja. Seperti biasa dia pulang bersama dengan Rendi yang masih setia mengantar jemputnya setiap hari.
Read more

Bab 172. Hari Pertama bekerja.

Lain hal teman-teman sesama Office Girl dan Office Boy, mereka malah sangat menyukai kehadiran Fiah sebagai teman baru sesama pekerjaan."Halo anak baru. Kenalkan, namaku Santi." Seorang office girl mengajak Fiah berkenalan dengan ramah."Oh iya Kak Santi. Aku Afifah. Panggil saja Fiah.""Hem. Iya. Kamu masih saudara Pak Direktur Rendi ya? Katanya adik iparnya Pak Sekretaris juga ya? Kami dengar dari Pak Hamid." Tanya OG lainnya."Eh iya Mbak. Begitulah." Fiah tersenyum malu."Ya Ampun.. Seneng deh, kami bisa punya temen dari keluarga Bos." Mereka terlihat begitu senang. Karena jika dipikir-pikir, sangat mustahil Mereka yang hanya berstatus OB bisa dekat dengan famili bos kan? Tentu kehadiran Fiah menjadi semangat tersendiri dari para OB.Lain yang dipikirkan para Karyawan Kantor wanita."Dia saudara Pak Rendi. Tapi kok hanya bekerja sebagai Office Girl?""Eh, denger-denger cuma adik iparnya Tuan Sekretaris.""Ooh.. adik istrinya Tuan Sekretaris, kalau Pak Rendi, adik kandungnya Tuan
Read more

Bab 173. Besok kamu tidak perlu lagi masuk bekerja!

Rendi masih menarik tangan Fiah sambil melangkah menuju ruangan karyawan wanita yang telah menyuruh Fiah tadi.Sampai di pintu ruangan Rendi berhenti dan mengedarkan pandangannya. Dia melihat ada empat wanita di dalam sana. Rendi sengaja diam dan tak menegur Mereka, dia menunggu dulu siapa diantara mereka yang akan menegur Fiah agar tau siapa yang telah menyuruh Fiah.Melihat Rendi masuk keruangan mereka, tentu saja mereka terkejut tapi langsung saling salah tingkah."Ya Ampun. Itu pak Rendi kenapa kesini? Oh my God, tampannya.." Ucap kagum Salah satu dari Mereka sampai mencubit lengan temannya karena terpesona."Siang, Pak Rendi. Tumben kemari." Satu karyawan Lainnya ada yang memberanikan diri untuk menyapa. Rendi belum menjawab, hanya berdiam menatap dingin kearah mereka.Lalu Fiah muncul di balik punggung Rendi saat Mereka sedang terpesona dan sibuk mencari perhatian."Eh ada, Fiah." Sapa Diah. Dia tidak melihat Fiah membawa apapun di tangannya. Tetapi mau bertanya Diah tentu tidak
Read more

Bab 174. Semoga tidak cepat ketemu jodoh.

Rendi yang tanpa sengaja juga menatap ke arah yang sama mengenali siapa wanita itu dan membalas lambaian tangan wanita itu.Wanita yang duduk bersama temannya itu berdiri dan menghampiri mereka."Hai Mas Rendi.. Lagi makan juga ya? Boleh aku ikut duduk?”"Tania. Boleh saja. Silahkan." Jawab Rendi.Sementara Fiah hanya mendongak dan tersenyum kepada Tania itu."Eh, ini adik Mas Rendi ya. Cantik ya?" Ucap Tania dengan ramah sambil tersenyum ke arah Fiah."Iya Tania. Kenalkan, adikku ini namanya Fiah. Dan Fiah, kenalkan namanya Tania. Dia teman Mas Rendi. Bukan hanya cantik, dia ini sangat ramah dan baik. Siapa tau kalian bisa jadi teman baik." Rendi memperkenalkan mereka.Fiah tersenyum. Dia cukup terkagum dengan wanita yang cantik dan berbodi seksi ini. Penampilannya sangat segar dan enak dipandang mata."Fiah, Mbak." Fiah mengulurkan tanganya."Aku Tania. Aku sudah tau namamu. Tadi pagi aku sudah melihatmu kok. Hanya saja aku bekerja dibagian keuangan, jadi ruanganku agak jauh ke dala
Read more

Bab 175. Dibawa ke Bar

Tak lama kemudian mobil berhenti. Mereka turun dan masuk kedalam Gedung Perkantoran.Sejak kejadian Diah dimarahi Rendi saat jam istirahat tadi, sekarang tidak ada lagi yang berani macam macam dengan Fiah. Bahkan Pak Hamid sebagai kepala OB pun akan dengan sangat sopan jika harus menyuruh Fiah.Sore jam pulang, Rendi akan menunggu Fiah. Besok pagi mereka terlihat datang berdua lagi. Sorenya ketika Rendi belum bisa pulang cepat karena ada lemburan, Riko yang datang atau menunggu untuk mengajak Fiah pulang bersama.Beberapa kali juga mereka ada yang sempat melihat Tuan Gara Mahendra selaku pemilik atau Bos Perusahaan ini berbicara akrab dengan Fiah. Bahkan sesekali menyentuh kepala Fiah ketika berada di ruangan Gara."Kalau kerja hati-hati. Jangan ceroboh ya." Gara menyentuh kepala Fiah dengan perasaan kasih sayang. Sementara Fiah mengangguk penuh patuh."Jangan keluyuran waktu jam istirahat atau jam pulang. Pergi atau pulang bersama mas Rendi saja atau mas Riko.""Iya, Mas Gara. Fiah p
Read more

Bab 176. Kabur.

Fiah mulai tidak tahan ketika mereka memaksa Fiah untuk minum dan sekedar ikut berjoget ria."Eh sudah jangan memaksanya. Nanti kalau Rendi muncul bisa gawat." Bisik Tania pada Linda.."Justru aku ingin Rendi melihat bagaimana adik yang ia puja ini ternyata berkelakuan liar seperti kita." Balas Linda sambil berbisik juga."Kalau begitu sebaiknya kamu tarik saja dia. Bawa ke tengah." Ucap teman Tania yang satunya.Tania sebenarnya agak ragu, karena dia mengajak Fiah kemari tadi juga karena desakan temannya. Sementara Fiah mulai memikirkan cara untuk keluar dari sini karena tidak mungkin mengajak mereka pulang.Fiah berdiri. "Mbak. Toilet ada di belakang kan? Aku ke toilet sebentar ya?"Tania mendengus,padahal dia baru saja ingin mengajari Fiah berdansa."Ya sudah. Jangan lama-lama. Nanti kamu ilang."Fiah mengangguk dan segera pergi setelah bertanya pada penjaga.Sepanjang berjalan ke toilet, hati Fiah benar-benar berdebar karena mendapati pemandangan kotor. Di setiap sela pojokan ruan
Read more

Bab 177. Demam.

Tadi Rendi langsung pergi ke alamat bar. Saat diperjalanan dia seperti melihat bayangan Fiah ditengah hujan lebat. Untuk memastikan Rendi menghentikan mobilnya dan menatap ke belakang."Fiah! Itu benar Fiah!" Rendi langsung turun dari mobil tanpa mempedulikan hujan. Dia berlari menyusul langkah Fiah yang sempoyongan."Fiah!" Rendi memanggil. Namun tiba-tiba tubuh Fiah lunglai dan terjatuh. Untung Rendi sudah berada tepat di dekat Fiah."Ya Allah Fiah! Apa yang terjadi?" Rendi langsung mengangkat tubuh Fiah dan membawanya ke mobil.Rendi membuka jaketnya dan menjadikan selimut untuk Fiah yang basah kuyup dan nampak menggigil.Rendi segera melajukan mobilnya untuk pulang. Sungguh dia menyesal telah mengijinkan Tania mengajak Fiah keluar. Untung saja dia cepat menyusul Fiah dan bisa menemukannya. Pikiran Rendi sudah kemana-mana.Jika saja Fiah bertemu orang jahat bagaimana?Ya Allah.. Rendi benar-benar menyesal. Dia melirik wajah Fiah yang pucat dan menggigil itu."Fiah. Fiah.." Rendi me
Read more

Bab 178. Kapok

Dokter selesai memeriksa kemudian memilih obat. Beruntung Dokter sudah siap untuk membawa kotak obat kemari."Bagaimana keadaan adik kami, Dok?" Dinda bertanya. Perasaannya Masih khawatir."Tidak terjadi hal buruk. Dia hanya demam biasa akibat terkena hujan lebat. Dan mengenai igauannya, sepertinya adikmu ini sedang ada tekanan cukup lumayan. Tapi tidak apa-apa. Itu sudah biasa, jika seseorang yang demam akan mengeluarkan beban yang disimpan di hatinya."Beban? Rendi yang mendengar penjelasan dokter sedikit berpikir.Apa selama ini Fiah terbebani? Jika benar, apa karena aku? Tapi apa kesalahanku?Sebab nama yang dipanggil dalam igauan Fiah adalah namanya.Dokter memberikan obat. "Berikan tiga kali sehari setelah makan. Jika demam tidak turun dalam 48 jam, bawa adik kalian ke rumah sakit. Artinya ada sesuatu yang serius pada penyebab demamnya. Tapi kalau menurutku ini hanya efek influenza saja. Jangan terlalu khawatir.""Baik, Dok. Terima Kasih." Jawab Dinda."Mari saya antar m, Dok."
Read more

Bab 179. Disuruh menghadap sang sekretaris

Hari ini Rendi mengambil cuti. Rendi sengaja ingin menjaga Fiah karena melihat Dinda terlihat sibuk mengurus Calia dan Gilang. Dia tidak mungkin tega melihat Kakak iparnya sibuk mengurus dua keponakannya sekaligus Fiah juga.Sebenarnya bukan seperti itu, entah mengapa dari semalam Rendi terus memikirkan Fiah dan hari ini sengaja ingin bersama Fiah. Itu sebabnya saat Riko ynzg ingin tidak bekerja Rendi mencegah."Biar aku yang di libur, Mas. Aku yang akan bantu mbak Dinda. Sekaligus ada yang ingin aku bahas dengan Fiah."Riko menganggap setuju. Dia mengerti jika adiknya ini sudah tumbuh menjadi Pemuda Dewasa yang penuh tanggung jawab tidak seperti baru-baru datang dulu.Sementara Riko mulai berangkat ke kantor.Tiba di kantor, Riko tidak pergi ke ruangannya dahulu melainkan memanggil Kepala Karyawan."Panggil karyawan yang bernama Tania dan dua temannya. Suruh ke ruanganku!""Baik, Tuan Sekretaris."Selesai bicara Riko melangkah ke ruangannya, menyusun berkas yang memerlukan tanda tang
Read more

Bab 180. Khawatir.

"Siapa yang namanya Tania dan Linda?"Hanya ditanya nama saja, jantung mereka langsung berpacu dengan keringat dingin yang mulai mengalir di kening mereka.Dua wanita yang merasa disebut namanya tadi saling menoleh kemudian segera maju beberapa langkah mendekati meja kerja Riko dengan masih menundukkan pandangannya."Aku ingin bertanya pada kalian. Kemana kalian membawa adikku Fiah semalam?"Mereka gemetaran, tidak ada yang berani menjawab pertanyaan tajam dari Riko, yang ada hanya saling menyenggol lengan.BRAK!Riko menggebrak meja membuat jantung ketiga wanita itu hampir lepas rasanya karena sangat terkejut dan takut."Aku bertanya! Jawab!""Apa Fiah yang ingin pergi ke Bar, atau kalian yang memaksa?"Mereka semakin gemetaran dan gugup dalam menjawab. "Maafkan kami, Tuan. Memang kami yang mengajak. Kami tidak tahu jika Fiah, jika Fiah tidak pernah,.." jawaban gugup dari Tania langsung dipotong oleh Riko."Tidak pernah ke Bar maksudmu?" Sekarang Riko berdiri, matanya memerah menah
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
35
DMCA.com Protection Status