Home / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 179. Disuruh menghadap sang sekretaris

Share

Bab 179. Disuruh menghadap sang sekretaris

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2024-07-15 10:00:08

Hari ini Rendi mengambil cuti. Rendi sengaja ingin menjaga Fiah karena melihat Dinda terlihat sibuk mengurus Calia dan Gilang. Dia tidak mungkin tega melihat Kakak iparnya sibuk mengurus dua keponakannya sekaligus Fiah juga.

Sebenarnya bukan seperti itu, entah mengapa dari semalam Rendi terus memikirkan Fiah dan hari ini sengaja ingin bersama Fiah. Itu sebabnya saat Riko ynzg ingin tidak bekerja Rendi mencegah.

"Biar aku yang di libur, Mas. Aku yang akan bantu mbak Dinda. Sekaligus ada yang ingin aku bahas dengan Fiah."

Riko menganggap setuju. Dia mengerti jika adiknya ini sudah tumbuh menjadi Pemuda Dewasa yang penuh tanggung jawab tidak seperti baru-baru datang dulu.

Sementara Riko mulai berangkat ke kantor.

Tiba di kantor, Riko tidak pergi ke ruangannya dahulu melainkan memanggil Kepala Karyawan.

"Panggil karyawan yang bernama Tania dan dua temannya. Suruh ke ruanganku!"

"Baik, Tuan Sekretaris."

Selesai bicara Riko melangkah ke ruangannya, menyusun berkas yang memerlukan tanda tang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 180. Khawatir.

    "Siapa yang namanya Tania dan Linda?"Hanya ditanya nama saja, jantung mereka langsung berpacu dengan keringat dingin yang mulai mengalir di kening mereka.Dua wanita yang merasa disebut namanya tadi saling menoleh kemudian segera maju beberapa langkah mendekati meja kerja Riko dengan masih menundukkan pandangannya."Aku ingin bertanya pada kalian. Kemana kalian membawa adikku Fiah semalam?"Mereka gemetaran, tidak ada yang berani menjawab pertanyaan tajam dari Riko, yang ada hanya saling menyenggol lengan.BRAK!Riko menggebrak meja membuat jantung ketiga wanita itu hampir lepas rasanya karena sangat terkejut dan takut."Aku bertanya! Jawab!""Apa Fiah yang ingin pergi ke Bar, atau kalian yang memaksa?"Mereka semakin gemetaran dan gugup dalam menjawab. "Maafkan kami, Tuan. Memang kami yang mengajak. Kami tidak tahu jika Fiah, jika Fiah tidak pernah,.." jawaban gugup dari Tania langsung dipotong oleh Riko."Tidak pernah ke Bar maksudmu?" Sekarang Riko berdiri, matanya memerah menah

    Last Updated : 2024-07-15
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 181. Terpesona

    "Iya demam. Tidak apa-apa, sebentar lagi sembuh. Semalam Dokter sudah datang untuk memberi obat Bibi. Calia sekolah dulu, nanti pulang sekolah bisa menemani Bibi ya?" Dinda berbicara pada Fiah sambil mengelus kepalanya. Berharap agar Calia tidak cemas dan berangkat sekolah tanpa beban pikiran karena memikirkan Bibinya yang sedang sakit."Kalau sekarang tidak boleh ya?" Tanya Calia, pikirannya seketika saat ini cemas dan khawatir dan ingin bisa segera melihat kondisi Fiah.Sebenarnya wajar saja jika Calia perhatian pada Fiah, sejak bayi dia sudah begitu dekat dengan Fiah. Bahkan bisa di bilang saat Calia masih didalam perut Dinda. Baik Dinda sendiri maupun Riko paham akan hal itu. Jadi bukan untuk melarang Calia menemui Bibinya, tapi waktu yang memang menjadi kendala."Tinggal beberapa menit lagi kita harus berangkat, nanti terlambat. Lagian Bibi sedang istirahat agar cepat sembuh, kasihan Bibi sedang demam. Jadi pulang sekolah saja ya.." Dinda mencoba memberi pengertian.Riko juga mem

    Last Updated : 2024-07-15
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 182. Tidak boleh mengajak pergi lagi.

    "Kamu sudah sarapan?" Tanya Rendi, dia menarik kursi untuk duduk."Sudah. Tadi mbak Dinda buatin sup ayam.""Minum obatnya?""Sudah juga.""Hem.. Mandi?" Rendi kembali bertanya."Belum. Cuma elap-elap saja. Baru selesai ini tadi. Mau mandi dingin banget.""Ah iya. Memang belum boleh mandi, masih demam, kan?"Entah mengapa, Rendi jadi gugup di hadapan Fiah. Menjadi bingung tujuan dia mau apa kesini tadi. Dia sampai lupa."Mas Rendi, terimakasih sudah membawa Fiah pulang ya. Malam itu Fiah takut banget. Fiah berharap banget Mas Rendi menyusul, eh Mas Rendi bener-bener nyusul, meskipun Fiah sudah nggak sadar." Untung Fiah membuka pembicaraan membuat Rendi sedikit lega dan jadi bisa melanjutkan pembicaraan yang sudah hampir ia lupakan tadi."Aku yang minta maaf karena terlambat menyusul. Aku tidak menyangka jika mereka mengajakmu ke Bar. Memikirkan keadaanmu di Bar saat itu, yang pasti kebingungan dan ketakutan, aku sangat merasa bersalah, Fiah. Apalagi saat menemukanmu sedang menembus hu

    Last Updated : 2024-07-16
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 183. Cinta diam-diam mereka.

    "Mas Rendi?" Ucap keduanya.Rendi sudah berdiri di belakang mereka. Dan mungkin saja sudah dari tadi mendengar obrolan mereka."Tania, aku tidak mengizinkan kamu mengajak Fiah lagi. Kemanapun itu. Kamu mengerti?"Tania tidak berani menjawab, dia hanya mengangguk pelan.Rendi ini padahal dulu adalah temannya, mereka juga sempat dekat dan Tania bahkan mengira jika Rendi pernah menyukainya. Tapi seiringnya waktu yang berjalan, Rendi kini menjadi atasan Tania, Direktur di bagian keuangan. Itu membuat Tania makin susah untuk mendekati Rendi dan merasa jarak mereka semakin jauh.Rendi mendekati Fiah, kemudian mengambil pergelangan tangannya."Ayo, cari makan siang." Kemudian membawa Fiah pergi dari hadapan Tania.Tania melirik kepergiaan mereka, ada rasa iri yang menggebu dihatinya. Apalagi ketika dia mendengar obrolan dari teman-temannya Fiah."Sepertinya Pak Rendi itu menyukai Fiah ya? Dilihat dari Tatapannya bukan seperti tatapan kakak untuk seorang adik." Ucap Santi pada teman disamping

    Last Updated : 2024-07-16
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 184. Salah paham.

    Pagi menyapa penuh harapan bagi kedua insan yang sedang dilanda jatuh cinta dalam diam-diam dan dirahasiakan itu.Semalam Rendi sudah mengutarakan niatnya kepada Riko dan Dinda. Meminta izin keduanya untuk mengajak jalan-jalan Fiah ke Taman Bunga.Riko dan Dinda sudah mengijinkan.Rendi sudah menyiapkan segalanya dengan sempurna.Kemudian masuk ke mobil dan bersiap menjemput Fiah.Sebelum menghidupkan mobil, dia menatap sebuah kotak cincin di tangannya."Aku akan melamarmu di sana. Jika tersambut, baru melamar secara resmi."Meskipun penuh keraguan karena takut ditolak Rendi sudah bertekad. Kemudian menutup kotak cincin itu dan memasukan dalam kantong saku celananya."Namanya juga usaha. Apa salahnya?"**Sepanjang perjalanan di mobil, Fiah menebar senyuman manis yang cukup bahagia. Dan itu membuat hatinya Rendi semakin kesemsem dibuatnya. Dia beberapa kali mencuri pandang, beruntung Fiah terus melempar tatapan keluar untuk menikmati pemandangan kota yang padat dengan kendaraan lain.

    Last Updated : 2024-07-16
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 185. Harus bertanggung jawab.

    "Astagfirullahaladzim.." Rendi terperanjat dan langsung melindungi tubuh Fiah dari mata mereka.Fiah yang juga terkejut dan secepat mungkin memakai kaos Rendi dalam perlindungan punggung Rendi."Cepat keluar! Kalian sudah berbuat mesum!" Mereka berteriak dan menyeret Rendi yang memang masih bertelanjang dada.Rendi dan Fiah sama-sama linglung, kemudian tersadar jika mereka digerebek dan dikira berbuat mesum.__Fiah cepat menyambar jilbabnya dan memakainya tanpa peduli jika jilbabnya itu masih basah.Beberapa orang sudah menarik Rendi. Beberapa orang juga telah menarik Fiah, dan keduanya kini dibawa ke pos ronda tanpa memberi kesempatan mereka untuk menjelaskan terlebih dahulu. Sementara di pos ronda ada beberapa orang yang menunggu, diantaranya adalah penjaga taman bunga tersebut.Lalu kemudian Rendy dan Fiah didorong dan dipaksa duduk di depan penjaga Taman Bunga. Fiah mulai menangis, dia mengerti jika orang-orang ini sedang salah paham. Orang-orang ini mengira jika mereka telah mel

    Last Updated : 2024-07-17
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 186. Kedatangan keluarga mereka.

    Benar-benar tidak masuk logika pikir Rendi."Apa hubungannya, Pak? Kami tidak berbuat apa-apa kenapa harus kalian yang tertimpa sial? Itu hanya akal-akalan kalian saja mungkin." Jawab Rendi.Penjaga Taman mendelik, tetapi karena dia pria yang sudah cukup tua dan dipercaya di Taman bunga ini, meskipun semua orang yang ada disini sudah berteriak teriak ingin menghakimi Rendi, dia berusaha untuk menenangkan warga."Jadi begini, Mas. Ayo duduklah dulu." Dia meminta Rendi untuk duduk kembali.Rendi duduk setelah di tarik oleh Fiah yang masih menangis.Rendi kemudian duduk, berusaha untuk meredam emosinya."Jadi begini, Mas. Sebenarnya pribadi dari saya sendiri, masih bisa memikirkan perasaan kalian jika memang tak bersalah. Tetapi bagaimana dengan mereka? Sebagai warga pribumi, ini sudah menjadi hukum turun temurun kami disini, Mas. Taman ini sebenarnya bukan Taman wisata seperti lainnya yang bebas untuk berwisata, tetapi ada sejarahnya. Kami boleh menjadikan tempat wisata dengan syarat me

    Last Updated : 2024-07-17
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 187. Aku imbuh menikahmu.

    "Iya iya. Sepertinya begitu." Mereka mulai berasumsi masing masing bahkan bermonolog dalam hati.Rendi yang melihat kedatangan Riko dan Dinda langsung berdiri dan pergi ke arah mereka. Dementara Fiah hanya duduk menatap mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh."Rendi, apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa kalian bisa sampai ditahan di sini?" tanya Riko. Rendi tidak menjawab, karena Riko sebenarnya sudah tau tentang masalah yang sebenarnya.Dinda berlari kecil ke dalam dan langsung memeluk Fiah. Gadis itu menangis didekapan Dinda."Mbak Dinda. Kami itu tidak bersalah. Mereka hanya salah paham.""Mbak Dinda percaya. Tenanglah. Mas Riko akan membantu kalian. Jangan menangis."Riko kemudian berjalan ke hadapan Penjaga Taman, bersama Pengacara Ridwan. Pak RT juga rupanya sudah ada disana.Setelah bersalaman, Riko mengenakkan diri. Dia juga mengenalkan Pria berjas yang berdiri di sampingnya.Sejenak Pak Penjaga Taman dan Pak RT sempat terkejut dan saling memandang saat tahu pria yang berdir

    Last Updated : 2024-07-17

Latest chapter

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

DMCA.com Protection Status