Share

Bab 182. Tidak boleh mengajak pergi lagi.

"Kamu sudah sarapan?" Tanya Rendi, dia menarik kursi untuk duduk.

"Sudah. Tadi mbak Dinda buatin sup ayam."

"Minum obatnya?"

"Sudah juga."

"Hem.. Mandi?" Rendi kembali bertanya.

"Belum. Cuma elap-elap saja. Baru selesai ini tadi. Mau mandi dingin banget."

"Ah iya. Memang belum boleh mandi, masih demam, kan?"

Entah mengapa, Rendi jadi gugup di hadapan Fiah. Menjadi bingung tujuan dia mau apa kesini tadi. Dia sampai lupa.

"Mas Rendi, terimakasih sudah membawa Fiah pulang ya. Malam itu Fiah takut banget. Fiah berharap banget Mas Rendi menyusul, eh Mas Rendi bener-bener nyusul, meskipun Fiah sudah nggak sadar." Untung Fiah membuka pembicaraan membuat Rendi sedikit lega dan jadi bisa melanjutkan pembicaraan yang sudah hampir ia lupakan tadi.

"Aku yang minta maaf karena terlambat menyusul. Aku tidak menyangka jika mereka mengajakmu ke Bar. Memikirkan keadaanmu di Bar saat itu, yang pasti kebingungan dan ketakutan, aku sangat merasa bersalah, Fiah. Apalagi saat menemukanmu sedang menembus hu
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status