All Chapters of Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan: Chapter 161 - Chapter 170

344 Chapters

Bab 161. Aspirasi sumsum Calia.

Kabar dari Dokter Edward langsung membuat Rehan bersemangat.Dia seketika berdiri dan menepuk dadanya dengan sombong."Sudah kukatakan, aku ini sehat wal'afiat. Terbukti, kan? Ini adalah khasiat memakan masakan Ibu setiap hari. Daun singkong dan sayur-sayuran hijau." Kelakar Rehan.Dia ingat bagaimana ibunya terus memasak sayuran hijau setiap hari. Kadang Rehan protes karena bosen."Sayuran itu membuat tubuh sehat, Rehan. Cepat dimakan! Nggak usah bawel!" Tegas Bu Marni kala itu, setiap saat Rehan protes.Jadi meskipun Bu Marni memasak daging atau ikan, sayur hijau tidak pernah ketinggalan. Lalu dia akan marah jika anak-anaknya tidak mau memakannya.Semua orang bisa tersenyum sekarang.Tanpa menunggu lagi, Dokter Edward membawa Rehan ke sebuah ruangan khusus dan Rehan diserahkan kepada dokter ahlinya untuk memulai proses pengambilan sumsum tulang belakangnya.Prosedur aspirasi sumsum tulang biasanya dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam, khususnya konsultan hematologi dan onk
Read more

Bab 162. Berjalan lancar.

Setelah transplantasi sumsum tulang, sel-sel induk baru yang memasuki tubuh akan melakukan perjalanan melalui darah ke sumsum tulang. Pada waktunya, sel-sel induk ini akan berkembang biak dan membuat sel darah baru yang sehat, yang disebut engraftment dalam tubuh Calia.Dan ini, rupanya belum akhir dari penderitaan Calia.Dokter mengatakan jika Calia masih memerlukan beberapa minggu sebelum jumlah sel darah dalam tubuh mulai kembali normal. Pada beberapa orang, mungkin malah diperlukan waktu lebih lama. Calia masih akan menjalani tes darah dan tes lain untuk memantau kondisi dan mungkin memerlukan obat untuk mengatasi komplikasi, seperti mual dan diare yang akan diderita Calia setelah proses Transplantasi.Calia masih akan tetap berada di bawah perawatan medis yang ketat. Dikhawatirkan jika Calia bisa saja mengalami infeksi atau komplikasi lain, maka dari itu, Calia masih diharuskan untuk tinggal di rumah sakit selama beberapa hari sampai dokter menyatakan jika Calia diperbolehkan unt
Read more

Bab 163. Saksi hidup.

Bu Marni yang hanyalah seorang dari desa, dia yang pernah hidup penuh kekurangan dan juga pernah mendapatkan banyak hinaan. Tetapi dia tidak gagal dalam mendidik anak-anaknya. Meskipun dia sekarang menjadi seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya, tetapi dia bisa mendidik anak-anaknya menjadi anak yang berbakti dan penuh pengertian. Fiah, Rehan dan juga Nita. Hati mereka penuh kebaikan dan hidup mereka tidak kurang kasih sayang.Lalu pernikahan Dinda dengan Riko membuat mereka kembali mempunyai jalinan keluarga dari keluarga besar Riko.Meskipun saat Calia kritis, mereka belum bisa datang, tapi pada akhirnya ibunda Riko pun datang juga untuk memberi dukungan kepada mereka. Walaupun hanya bisa beberapa hari disana, tetapi doa tulus dari mereka pun juga membuat semangat tersendiri bagi Riko dan Dinda. Sudah lebih dari dua minggu lamanya Calia berada di rumah sakit, hari ini dokter Edward menyampaikan jika Calia sudah diperbolehkan untuk pulang.“Calia sudah diperbolehkan untuk p
Read more

Bab 164. Kilas balik, Menjelang hari persalinan.

(Karena beberapa pembaca meminta scan Mbak Silvia lahiran, jadi author terpaksa menulis kilas balik)—Perut Silvia sudah mulai membesar, sementara Farhan semakin hari semakin berdebar menantikan hari persalinan istrinya yang mulai dekat.Awalnya mereka sepakat untuk melakukan operasi saja untuk proses persalinannya. Tapi setelah berpikir ulang, tiba-tiba Silvia membatalkannya dan ingin melahirkan secara normal saja.Rupanya, dia dari menggosip dengan beberapa tetangga."Mbak Silvia, nanti rencananya mau Caesar atau Normal mbak, lahirannya?" Tanya satu ibu saat mereka merubungi Amang tukang sayur."Rencananya mau Cesar ini Bu, Ibu." Jawabnya sambil mengelus perutnya yang sudah membesar."Ya pasti Cesar lah ya, mbak?" Satu ibu ibu-lainnya menyela pembicaraan.Satu lainnya ikut berbicara juga. "Mbak Silvia itu sekarang kan banyak uang. Jadi pasti lah persalinannya akan di Operasi. Biar nggak perlu ngeden, nggak perlu ngerasain kontraksi sampai guling-guling. Bener banget itu Mbak Silvi
Read more

Bab 165. Persalinan yang menegangkan.

Pukul 03:30 dini hari. Mereka telah tiba di rumah sakit.Ibu ikut serta, tapi Pak Wibowo tidak diperbolehkan untuk ikut. Ibu juga sudah gercep menelpon Mia dan juga Dinda, mengabarkan jika Mbak Silvia mereka akan melahirkan.Mia belum bisa hadir karena si kembar rupanya sedang rewel seharian tadi. Sementara Dinda langsung meluncur diantar oleh suaminya. Calia ditinggal bersama Fiah di rumah.Dokter Airin sudah nampak di depan sana menyambut kedatangan mereka. Tadi saat dia terjaga, dokter Airin melihat belasan panggilan tak terjawab dari Farhan. Dokter Airin langsung memanggil balik Nomor Farhan. Setelah tau jika Silvia hendak melahirkan, Dokter Airin segera pergi ke rumah sakit.Meskipun sebenarnya ini bukan jadwalnya, tetapi Silvia adalah tanggung jawabnya. Jadi Dokter Airin yang akan menangani Proses Persalinan Silvia.Setelah Dokter memeriksa dan memastikan jika Silvia memang akan melahirkan, Silvia kemudian dimasukkan ke dalam ruangan khusus persalinan, dan Farhan diminta untuk
Read more

Bab 166. Gangguan datang saat momen pas.

Anak kembar memang selalu menarik perhatian banyak orang. Kehidupan dua anak yang sudah bersama sejak masih dalam kandungan memang unik. Di mana mereka biasanya akan mengalami tahapan kehidupan yang relatif selalu sama dan berbarengan. Namun, akan berbeda cerita jika anak yang kembar adalah laki-laki dan perempuan. Pasalnya, anak kembar laki-laki dan perempuan memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan anak kembar berjenis kelamin sama.Contohnya Azam dan Azura. Anak kembar milik Gara Mahendra dan Mia.Di Usia mereka yang sudah menginjak ke-lima tahun. Ada perbedaan yang mencolok dari keduanya.Azam cenderung memiliki sikap lembut dan murah senyum, Tatapannya selalu teduh. Sementara Azura, meskipun dia terlahir sebagai anak perempuan, wataknya keras dengan tatapan mata yang tajam dan tegas.Bahkan dia tidak segan-segan membanting barang jika marah, dan pernah memukul Azam hingga Azam menangis hanya karena berebut mainan.Ini cenderung sedikit aneh bagi mereka. Siapa yang menurun
Read more

Bab 167. Rencana bulan madu yang ke-dua.

"Iya sayang…" Mia menoleh pada Gara yang wajahnya langsung muram."Itu Azura. Sebentar ya?"Mau tidak mau, Gara kembali mengangguk, merelakan istrinya turun dari tempat tidur kembali."Azura. Ada apa sayang?" Tanya Mia, saat telah membuka pintu."Boneka Yemon Azura tak sengaja Jatuh dan masuk ke dalam kolong ranjang. Azura tidak bisa mengambilnya, Azam juga tidak bisa. Tolong, Mama. Tanpa Yemon, Azura tidak bisa tidur."Mia menoleh pada Gara, suaminya mengangguk tanda setuju untuk Mia kembali ke kamar anak-anak.Gara menarik nafas berat."Rupanya begini kalau sudah punya anak. Paling susah untuk mencari momen yang pas." Padahal tadinya Gara belum pernah mengeluh. Mungkin karena malam ini dia sudah sangat bersemangat.Cukup lama menunggu, dan Gara sudah hampir ketiduran, Mia akhirnya kembali.Gara langsung saja menarik tubuh Mia dengan tidak sabaran."Sepertinya tidak perlu pemanasan lagi."Mia tersenyum, dia paham suaminya sudah sangat menggebu. "Terserah kamu saja.""Anak-anak sudah
Read more

Bab 168. Azura memang lain.

Mia merasa tidak pernah mendengar Nama Kota Kyoto. Padahal selama ini Gara sudah sering mengajaknya keliling negri ini. Bali bahkan menjadi tempat favoritnya akhir-akhir ini.Gara tertawa kecil. "Kyoto itu sebuah kota besar di Negara Jepang."Mia seketika terbelalak. "Hah! Apa, apa? Jepang? Jadi maksudmu, kita akan ke Jepang?""Memang Kenapa? Kamu tidak mau. Ayolah Mia.. sesekali kita pergi bersenang-senang kesana. Kamu pasti akan suka tempatnya."Mia terdiam sejenak. "Dengan meninggalkan anak-anak di rumah?""Hem.. kita kan mau berbulan madu yang kedua. Kalau membawa si Kembar, bulan madu kita tidak akan berjalan lancar. Lagi pula, kita bisa membawa mereka kesana kapan nanti saat mereka liburan. Hem.. Bagaimana?" Gara menoel dagu istrinya.Mia mengangguk saja. Untuk apa dia menolak? Bukankah niat Gara baik? Dia hanya ingin bersenang-senang dengan istrinya.Diluar sana banyak suami-suami yang tega bersenang-senang sendiri tanpa sang Istri dan bahkan malah pergi dengan wanita lain.Sem
Read more

Bab 169. Azura menyesal.

Seperti biasa, pada jam pulang sekolah Mia datang bersama sang sopir untuk menjemput Azam dan Azura. Meskipun dia tidak selalu datang menjemput karena terkadang sibuk dan hanya menyuruh sang pengasuh saja yang menjemput mereka, namun siang ini kebetulan Mia yang menjemput mereka.Bu Ida berlari menghampirinya dan mengangguk dengan sopan."Selamat Siang Bu Mia. Perkenalkan saya Bu Ida. Saya wali kelas Azam dan Azura." Ucap Bu Ida mengulurkan tangannya.Mia tersenyum dan menyambut tangan Bu Ida dengan santun."Siang juga, Bu. Saya mamanya Azam dan Azura. Bagaimana, Bu? Apakah anak-anak saya bandel atau sulit diatur ya, Bu?" Tanya Mia."Oh. Sebenarnya Azam dan Azura itu tidak bandel, Bu. Mereka juga sangat cerdas. Tetapi memang ada sedikit masalah pada Azura. Bu Mia diminta Bapak kepada sekolah untuk memenuhinya untuk membahas hal ini."Mia sedikit terkejut, kemudian menoleh pada Azura dan Azam. Kedua anak itu langsung menunduk untuk menghindari tatapan mata mamanya.Mia kembali menatap
Read more

Bab 170. Dia menuruni sifat ibuku.

"Azura juga tidak boleh berlaku kasar pada saudara sendiri. Seperti pada Azam. Dia adalah saudara Azura, sesama saudara harus saling mengasihi seperti mama dan tante Dinda, tante Silvia juga. Kami saling menyayangi. Mama juga inginnya Azura dan Azam begitu. Sampai tua. Jika hanya masalah kecil, jangan dipermasalahkan. Bagaimana kalian bisa hidup dengan baik nanti jika mama sama papa sudah tua, kalau masalah kecil saja jadi Ribut, kan? Belum ada masalah yang besar."Azura terdiam, kemudian menoleh pada Azam yang sejak tadi memperhatikan percakapan mereka.Mungkin Azura merasa bersalah karena selama ini sudah sering kasar pada saudaranya kembarnya itu."Azam. Maafkan aku ya. Aku tidak akan mendorong atau memukulmu lagi." Azura meminta maaf. Sebenarnya sejak kejadian dia memukul Mahesa tadi, Azura sudah menyesal karena sering bersikap kasar pada Azam.Dia sedih dan tidak terima melihat Azam diperlakukan seperti itu oleh orang lain. Sementara dirinya sendiri juga sering mendorong dan memu
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
35
DMCA.com Protection Status