Semua Bab Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal: Bab 61 - Bab 70
104 Bab
Pukulan oleh Krisna
“Siapa kamu?”Raffael datang menghampiri Krisna ke kantor Lestari secara langsung. Kemudian duduk di depan Krisna dan menatap pria itu dengan lekat.“Aku Raffael. Aku ingin bertanya kenapa Om Krisna membiarkan Hanna menikah dengan Sagara?” tanya Raffael dengan datar.Krisna menghela napasnya dengan pelan. “Raffael? Siapa kamu? Dan kenapa menanyakan perihal anak saya menikah dengan pria itu?”Raffael mengerutkan keningnya. “Pria itu? Sagara?”Krisna menganggukkan kepalanya. “Ya. Kenapa kamu menanyakan pernikahan mereka? Siapa kamu dan apa maksud kamu menanyakan itu semua?”“Om! Hanna lagi hamil, kan? Dan Om tau, siapa ayah dari anak yang sedang Hanna kandung itu? Aku! Aku adalah ayah kandung dari anak yang sedang Hanna kandung. Aku Raffael. Pacarnya Hanna. Aku baru datang dari Belanda karena mengurus perusahaan di sana.“Dua bulan di sana, tidak ada kabar dari Hanna yang ternyat
Baca selengkapnya
Debat Mertua vs Menantu
“Lepas!” pekik Hanna lagi. Namun, sakit di perutnya tak bisa ia tahan lagi. Perempuan itu kembali tak sadarkan diri dan Sagara meraihnya.“Lepaskan! Jangan pernah sentuh anak saya lagi. Biarkan Raffael membawanya ke rumah sakit!”Brugh!Sagara mendorong Raffael dan menatapnya dengan amat sangat tajam. “Jangan pernah sentuh Hanna. Dia istri gue! Elo nggak ada hak apa pun.” Sagara menolak keras Raffael membawa Hanna yang sudah tak sadarkan diri.“Apa hak kamu berucap seperti itu? Bahkan, kamu juga tidak punya hak pada anak saya!” sengal Krisna membela Raffael.“Saya suaminya! Saya yang berhak atas Hanna!” balas Sagara tak mau kalah.“Cih! Suami yang hanya menumpang hidup. Tidak berguna, bahkan kamu tidak punya masa depan yang cerah untuk anak dan cucu saya kelak!”Sagara menghela napasnya kemudian menggendong Hanna. Tidak penting menjawab semua ocehan Krisna. Kesela
Baca selengkapnya
Tidak akan Mau Menikah dengan Rafael
Sagara menunjuk tepat ke arah Raffael yang tengah berdiri di ambang pintu. Namun, mata itu menatap nanar Krisna yang tengah menatap Sagara penuh dengki.“Bohong! Dia bohong, Om. Aku belum menikah dan lihat. Aku tidak mengenakan cincin kawin di jari mana pun.” Raffael menunjukkan kesepuluh jarinya kepada Krisna untuk mencari pembelaan jika dirinya belum menikah. Sungguh hebatnya pria itu. Bahkan, ia sudah melepaskan cincin kawin bersama Citra.Plak!Sagara lantas kena tamparan keras lagi dari Krisna. “Jangan banyak omong kamu, Sagara. Kini, kamu memang masih menjadi suami sahnya Hanna. Tapi, sebentar lagi kalian akan berpisah. Jangan ganggu rumah tangga Hanna dengan Raffael lagi jika kamu masih ingin hidup, Sagara!” Krisna mengancam Sagara kembali.Pria itu lantas membolakan matanya kala mendengar ucapan pria paruh baya itu. “Nggak! Sampai kapan pun saya tidak akan pernah berpisah dengan Hanna. Dia yang sudah bohong, Pak Krisna. Saya akan membuktikannya kalau si keparat Raffael itu sud
Baca selengkapnya
Rasa ingin Membunuhnya
Andra menganggukkan kepalanya kemudian melanjutkan mengompres wajah Sagara. “Ya. Hanna udah nggak cinta sama Raffael. Makanya elo tenang aja karena Hanna nggak akan kembali pada si Raffael.” Andra kembali menenangkan Sagara.Pria itu memejamkan matanya dengan erat sembari menelan saliva dengan pelan. “Hanna. Kita sudah berjanji akan saling menguatkan dan bertahan. Jangan sampai goyah, Hanna. Aku akan mengambil kamu kembali,” lirih Sagara berucap dengan pelan.“Aneh! Kenapa juga Raffael mengganggu rumah tangga kalian, Sagara. Tidak mungkin jika tidak ada alasan yang kuat kenapa dia menginginkan Hanna lagi. Kamu harus cari tau tentang itu juga, Sagara. Alasan kenapa Raffael menginginkan Hanna lagi dan seolah-olah dia ingin bertanggung jawab atas perlakuannya kepada Hanna,” kata Iman berbicara kepada Sagara.Pria itu menganggukkan kepalanya dengan lemah. “Iya, Om. Aku juga belum tau alasan di balik ini semua. Nggak ada asap kalau nggak ada api. Pasti ada hal yang udah buat dia ingin kemb
Baca selengkapnya
Tidak pernah Berkomentar
Sagara menatap denga malas wajah Andra. “Emang sebenarnya elo lagi ngincar Hanna, kan? Nggak sekalian elo saingan sama Raffael sono.” Sagara terbawa emosi dengan ucapan sahabatnya tadi.Andra menghela napasnya dengan pelan. “Nggak ada gawe banget gue ngincer si Hanna. Kayak cewek di dunia ini udah sold out aja. Gue ngomong kayak gitu ke elo supaya elo mikir, elo tau kalau elo bunuh mereka, akan berdampak besar ke diri elo. Si Hanna nggak bakal mau lagi sama elo, dan elo akan masuk ke penjara.” Andra menjelaskan kepada Sagara agar pria itu paham dengan ucapannya tadi.Sagara menutup wajahnya kembali dengan tangan kirinya. “Hanna udah siuman belum, ya? Dia pasti nyariin gue,” lirihnya kemudian.Andra menepuk paha Sagara. “Tidur dulu, Gar. Udah malam. Besok, kita cari cara untuk bisa ketemu sama Hanna. Elo bisa mikir jernih kalau suasana hati elo udah membaik.”“Mana bisa tidur, Ndra. Sedangkan kondisi Hanna aja gue nggak tau gimana. Yang gue inginkan sekarang adalah Hanna. Ingin lihat d
Baca selengkapnya
Maafkan Mama
Sinta menghela napas kasar kemudian tersenyum pasi. “Mama sudah pernah melayangkan surat cerai ke Papa, Nak. Tapi, dia malah mengancam Mama.”Hanna lantas mengerutkan keningnya. “Mengancam Mama gimana? Kenapa Papa ancam Mama? Apa yang dia ancam dari Mama?”“Banyak.” Sinta kembali menghela napasnya. “Ya. Kamu memang bukan anak kandung kami, Hanna. Mama pernah keguguran dan tidak bisa memiliki anak lagi karena rahimnya diangkat.”Hanna menganga kemudian menutup mulutnya. Siapa yang tidak terkejut kala mendengar kenyataan bahwa dirinya bukanlah anak kandung Sinta dan Krisna. Namun, Sinta terlihat khawatir Hanna marah atau apa pun itu. Terlihat sangat santai seolah semuanya tidak terjadi apa-apa.“Ya—yang bener, Ma?” tanya Hanna dengan terbata-bata.Sinta mengangguk sembari menghela napasnya dengan pelan. “Iya, Sayang. Tapi, Mama sangat menyayangi kamu bukan sebagai anak angkat. Tapi menganggap kalau kamu anak kandung Mama. Karena sejak masih bayi, kamu sudah Mama rawat. Ibu kamu meningga
Baca selengkapnya
Memulai Aksinya
Di luar sana.Sagara dan Andra tengah menatap jendela di mana Hanna dirawat di ruang rawat VIP lantai tiga. Sagara mengadahkan kepalanya sembari menitikan air matanya. Rasa rindunya kepada Hanna sudah tak terbendung lagi.Baru sempat keluar dari rumah Andra karena kondisinya baru saja membaik, setelah badannya remuk karena dihajar oleh bodyguard Krisna.“Hanna. Kamu lagi ngapain?” lirih Sagara seolah sedang bertanya kepada istrinya itu. “Kamu udah siuman, kan? Udah makan? Kondisi kamu gimana?”Andra menepuk bahu Sagara. “Kayaknya sih udah siuman. Dia pasti nyariin elo karena gak ada waktu dia buka matanya. Hanna sama terpuruknya kayak elo, Sagara. Bukan hanya elo doang.”Sagara menghela napas pelan. “Harus dengan cara apa supaya bisa kita masuk ke dalam, Ndra? Sementara pintu ruang rawat Hanna aja dijaga anak buah si kampret itu.”Kemudian pria itu menolehkan kepalanya kepada Andra. “Gimana, si Citra? Di mana itu orang?”“Tadi gue ke kampus. Belum sempat nyari Citra. Besok, kita cari
Baca selengkapnya
Ketahuan?
Kaki Sagara berhenti melangkah satu meter dari ruang rawat Hanna. Masih ada dua ajudan Krisna berdiri di depan pintu masuk.Kemudian menarik napasnya dengan pelan. “Semoga nggak ada siapa-siapa di dalam ruangan Hanna. Supaya gue bisa berlama-lama di sana,” gumam Sagara kemudian melangkahkan kakinya kembali.“Permisi!” ucap Sagara dengan suara ia bedakan. Dua ajudan itu masa bodoh setelah melihat nametag yang dikenakan oleh Sagara. Membiarkan Sagara masuk yang mereka anggap seorang office boy sungguhan untuk membersihkan ruangan Hanna.Hanna tengah menangis sembari memegang tangan Sinta. “Sebenarnya Sagara ke mana sih, Ma? HP aku juga mana? Aku mau nelepon Sagara, Ma,” lirih Hanna sembari terisak.“Sabar ya, Sayang. Sagara nggak bisa masuk ke sini. Di depan ada pengawal Papa. Kurang kerjaan emang si Krisna itu. Memerintahkan mereka untuk menjaga pintu agar Sagara tidak bisa masuk ke sini.""Ma. Biarkan aku pulang. Pap
Baca selengkapnya
Terpaksa Menjual Mobilnya
Sagara menganggukkan kepalanya kemudian menatap Andra dengan mata penuh air mata yang megendap di sudut matanya.“Antar gue ke rumah, Ndra.”“Mau ngapain?” tanya Andra ingin tahu.Sagara menghela napasnya dengan pelan. “Bawa semua barang-barang gue di sana. Termasuk mobil gue.”"Haaah? Tapi, kenapa dibawa semua? Lo udah nyerah? Lo nggak kasihan sama Hanna? Raffael nggak bisa ambil Hanna gitu aja dari elo, Gar. Lo nggak inget sama lima belas tahun elo?" Andra menyadarkan Sagara agar mengurungkan niatnya untuk pergi dari rumah Hanna.Sagara menghela napasnya dengan pelan. "Gue mau pergi dari rumah itu, Ndra. Nggak mau tinggal di sana lagi. Dan ... gue mau jual mobil gue."“Lo yakin, Sagara? Katanya sayang.” Andra terus bertanya padahal mereka sudah berada di jalan menuju rumah Hanna.Sagara menganggukkan kepalanya dengan pelan sembari menghela napasnya. “Yakin, Ndra. Hanna jauh lebih berharga dari
Baca selengkapnya
Pingsan
Sagara menggelengkan kepalanya. “Mau dijual aja. Tapi, kasih waktu kurang lebih satu tahun. Jangan dijual ke orang lain. Nanti saya ambil lagi. Tapi, kalau dalam kurun satu tahun saya nggak balik lagi, silakan dijual. Gimana? Mau kan, bantu saya?”Lyra sedikit bingung dengan ucapan Sagara. Tapi, karena mobil mahal itu jarang ada yang mau beli, lantas perempuan itu menganggukkan kepalanya. Menyetujui permintaan Sagara.“Baiklah. Harga pasaran mobil kamu lagi naik. Walau bekas, tetap masih di harga tinggi.”“Empat milyar ya, Bu?” tawar Sagara kemudian.“Eumm! Empat milyar tidak masuk, Mas. Tiga koma lima. Bagaimana? Saya kasih parkir gratis sampai satu tahun ke depan. Dan hanya akan dipajang untuk memikat para pelanggan agar mau membeli mobil seperti yang kamu punya.”Sagara menghela napas pelan. “Ya udahlah. Mau gimana lagi. Daripada nggak dapat sama sekali. Uangnya sekarang, bisa?”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status