Beranda / Pernikahan / Kembalilah Padaku / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab Kembalilah Padaku: Bab 121 - Bab 130

269 Bab

Bab 121

”Aku bisa memberimu apa pun yang kamu mau, tapi tolong kembalikan putriku,” pintaku lagi. Aku benar-benar tidak tahan mendengar anakku menangis.Dia mendecakkan lidahnya seolah itu tidak ada hubungannya dengannya. “Dia adalah anak yang nakal, sebentar lagi dia akan berhenti menangis dan beranjak tidur,” katanya, tidak menyetujui permintaanku. “Lagi pula, kamu tidak berhak meminta apa pun. Kamu berutang nyawamu padaku, kamu tahu itu,” tambahnya.“Apa yang kamu bicarakan?” tanyaku.Dia terkekeh-kekeh. “Menurutmu, tanpa aku kamu bisa memiliki kehidupan yang sukses?” tanyanya seperti sedang mengejek.“Aku benar-benar menghargai sepenting apa kehadiranmu di hidupku, tapi bukan berarti tanpamu aku tidak bisa sukses. Kamu membantuku ketika aku sangat membutuhkannya dan aku selamanya akan bersyukur karena hal itu, tapi usaha dan tekadkulah yang membawaku sampai ke titik ini. Jika bukan di Hextec, aku akan sukses di tempat lain,” jawabku dengan penuh pendirian, merasa dia aneh karena berpik
Baca selengkapnya

Bab 122

Jason“Apa? Suzy hamil?” tanyaku terkejut setelah mendengar pengakuan dari Tama. Aku masih di ruang kerjaku sambil menyelesaikan agenda terakhirku untuk hari ini. Aku berpikir untuk menelepon Laura dan mengundangnya dan Anna untuk makan malam hari ini, itu adalah ide yang bagus, walaupun Laura sepertinya akan menolaknya.Ketika aku membeli Hextec, aku benar-benar mengira bahwa dia akan merasa senang, tapi sebaliknya, dia malah membencinya dan bahkan berhenti menghubungiku. Laura berkata bahwa aku sudah ikut campur dalam masalah mereka, ingin menjadi penyelamatnya dengan membeli Hextec untuknya, tapi aku hanya melihat keuntungan baginya jika aku membeli perusahaan itu. Sekarang dia bisa menyebut dirinya sendiri sebagai pemilik Hextec dan bertindak tanpa ragu untuk kemajuan yang bisa dia hasilkan di masa depan dan aku rela untuk membantunya dalam perjalanan ini.Namun, berbanding terbalik dengan harapanku, aku malah harus menghadapi Laura yang marah di rumah yang menceramahiku dengan
Baca selengkapnya

Bab 123

”Aku tidak tahu tepatnya. Dia berkata bahwa dia telah menyerah dan dia berpikir bahwa dia harus melanjutkan semuanya sendirian. Dia juga bilang kalau dia dan Anna akan pergi ke tempat yang sangat jauh dan mereka tidak akan kembali dan aku jangan mencari mereka,” kataku, tiba-tiba mulai merasa pahit dalam mulutku.“Laura yang mengirimkannya?” tanya Tama dan aku mengkonfirmasinya setelah membaca bahwa kontaknya dinamai “Sayangku” dengan emotikon hati merah di sampingnya. Satu-satunya kontak yang kunamai itu.“Itu benar darinya dan dikirimkan kurang dari lima menit yang lalu,” ujarku lebih rinci. Tama tidak tertawa atau mendengus dan mengatakan sesuatu yang lucu, malah sebaliknya. Dia terdiam dan kediamannya mulai membuatku takut.“Apakah kalian baru-baru ini bertengkar?” tanyanya.“Ah, kami selalu berdebat panas karena kami memiliki beberapa topik untuk didiskusikan jadi terkadang sebuah argumen muncul,” komentarku dengan santai karena aku ingin memercayai bahwa itu bukanlah apa-apa.
Baca selengkapnya

Bab 124

SuzyMengabaikan semua peringatan yang dikirimkan oleh instringku, aku tetap diam di sana, berjongkok di antara semak-semak. Sudah lewat beberapa saat sejak wanita elegan itu memasuki rumah kayu itu dan semuanya sehening kematian. Karena Richard telah menutup semua jendela, aku tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam, tapi tentunya itu bukanlah hal yang bagus.Pria ini benar-benar sudah kehilangan akalnya dan dia pasti tidak akan segan untuk membunuh wanita itu dan anaknya. Ketakutan, aku meraih ponselku, mengetikkan nomor polisi, tapi berhenti sebelum menelepon mereka. Aku harus berpikir dengan cermat. Apa yang sedang kulakukan? Menelepon polisi mungkin adalah hal yang benar sekarang, lagi pula, kedua orang itu sedang dalam bahaya, tapi bagaimana aku bisa menelepon polisi jika akulah orang yang menculik anak itu? Aku malah akan berakhir ditangkap oleh polisi karena telah melakukannya.Aku menangis dan menutup mataku rapat-rapat, bernafas dengan mulutku. Aku tidak ingin
Baca selengkapnya

Bab 125

”Suzy? Apa yang sedang kamu lakukan?” tanyanya dengan agresif, sudah mengacungkan pistolnya ke arahku. Aku telah tertangkap, sekarang aku akan dibunuh.“Kamu memiliki banyak sekali kesempatan untuk kabur, Suzy, dasar bodoh,” umpatku pada diri sendiri di dalam benakku. “Sekarang kamu akan mati seperti orang bodoh!”“Apa maksudmu? Apa yang kulakukan? Aku datang untuk memastikan bahwa kamu telah melakukan tugasmu dengan benar, Richard,” jawabku, mencoba membuat suaraku stabil dan mengangkat daguku. Semua orang berkata bahwa aku pandai dan tahu cara untuk membujuk seseorang dan bahkan membuat mereka memercayai sebuah kebohongan. Aku harus mempelajari itu jika aku ingin bertahan hidup. Berpura-pura sakit perut supaya tidak perlu mengulangi hari kemarin di panti asuhan atau menjilat kaki ibu atasan supaya aku tidak berakhir dengan tugas-tugas buruk adalah caraku untuk bertahan hidup, jadi aku menggunakan seluruh kemampuanku supaya aku bisa bertahan hidup.Richard mengerutkan dahinya, sedi
Baca selengkapnya

Bab 126

LauraAku harus melepaskan diriku dari ikatan ini. Aku harus mencari cara untuk menyelamatkan putriku. Itulah ketika aku mendengar suara-suara orang berdebat dengan lantang di ruangan tempat anakku berada dan suara tembakan membuatku terbeku.“Anna? Astaga, anakku!” teriakku terkejut.Mataku membelalak seraya aku berteriak dan memanggil-manggil putriku. Aku mendengar suara tembakan itu dan tidak ada lagi suara yang terdengar dari sana. Apa yang telah terjadi pada putriku?“Anna! Anna, kumohon… Ya ampun, putriku. Kumohon, selamatkan putriku,” pintaku, menarik tanganku sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari ikatan, tidak peduli jika tanganku terluka. Aku benar-benar panik dan hanya bisa membayangkan putriku terbaring di lantai, berdarah dan meninggal karena tembakan itu. Dia telah membunuh anakku. Richard telah membunuh anakku. Aku melihatnya masuk ke ruangan melalui koridor dan aku bangkit, ingin mencekik lehernya dengan tanganku sendiri, tapi tali yang mengikatku mencegahku untuk
Baca selengkapnya

Bab 127

”Ibuku tidak suka memotong rambutnya,” kata Anna dan secara refleks aku melindunginya dengan badanku. Richard dan komplotannya tertawa.“Sepertinya ibumu terbiasa potong rambut di salon mewah itu yang mana harga sekali potong di sana bisa cukup untuk menghidupi semua tunawisma di Jakarta,” kata wanita itu dan aku bisa mendengar nada mengkritik di perkataannya. “Namun, jangan khawatir, oke?” katanya, memiringkan wajahnya ke arahku. Dia tersenyum masam. “Aku akan memotong rambutmu dengan benar dan aku akan mengecatnya pirang supaya kamu akan tersamarkan dengan baik.”“Aku yakin kamu akan terlihat seksi jika rambutmu pirang, sayang,” kata Richard padaku dan aku hampir memuntahkan isi perutku. Kedua orang itu terlihat gila dan aneh.Aku tetap terdiam, tidak enggan untuk membiarkan wanita itu memotong rambutku. Lagi pula, itu hanyalah potongan rambut. Aku harus terus mencari cara untuk membebaskan diri dari pertunjukkan mengerikan ini bersama putriku. Bukan hanya itu, tapi aku benar-bena
Baca selengkapnya

Bab 128

LauraKetika aku terbangun, hal pertama yang kusadari adalah rasa sakit yang menusuk di kepalaku. Aku menyadari bahwa aku kembali terikat ke kursi, tapi sekarang ikatannya begitu kencang sehinga aku bahkan tidak bisa bergerak sedikit pun. Aku mengerang kesakitan, pelan-pelan mengangkat kepalaku dan melihat Richard terduduk di hadapanku. Ada darah di baju dan tangannya dan dia sedang terduduk seolah dia baru saja membunuh seseorang.“Apa…Apa yang terjadi?” tanyaku, masih linglung. Kepalaku sakit luar biasa, seolah sebuah kereta telah melewati kepalaku, jadi aku hanya bisa mengingat samar-samar apa yang telah terjadi. Seorang wanita yang merupakan komplotan Richard ingin membantu anakku dan aku melarikan dari dari tahanan, tapi aku tidak bisa ikut bersama mereka. Aku mengingatnya.Aku mulai gemetaran di kursiku seraya ingatanku mulai kembali bersama dengan rasa cemas, takut, dan panik. Apakah wanita itu tidak berhasil melarikan diri bersama putriku? Apakah Richard berhasil menyusul me
Baca selengkapnya

Bab 129

”Oh, sayang, maafkan aku,” katanya, memelukku dan mencium pipiku. “Namun, kamu bukan satu-satunya yang bisa disalahkan atas kematian putrimu. Maksudku, bagaimana bisa kamu memercayai wanita jalang seperti Suzy padahal dialah yang menculik Anna untukku demi seonggok uang? Wanita itu adalah pencari kesempatan. Dia tahu bahwa Anna adalah orang yang sangat berharga untukku, jadi dia menculiknya lagi untuk mendapatkan lebih banyak uang. Apa artinya 750 juta rupiah jika aku bisa memberinya belasan miliar rupiah untuk nyawa anak kita? Lagi pula, aku selalu bersedia untuk melakukan apa pun untuk memastikan keamanan dan kenyamananmu dan Anna. Kamulah yang bodoh karena telah memercayainya dan sekarang anak kita telah tiada. Ini semua salahmu, sayangku,” katanya, memelukku dan mengelus tubuhku yang terikat.Aku sangat terguncang sampai aku tidak mampu memikirkan tindakannya yang menjijikkan. Aku bahkan tidak memiliki tenaga untuk menyalahkannya karena telah mengambil hal terpenting dalam hidupku
Baca selengkapnya

Bab 130

SuzyAku tidak pernah memiliki seorang ibu. Tentunya, para biarawati yang merawat anak-anak di panti asuhan tempatku dibesarkan bukanlah contoh seorang ibu. Aku harus berusaha untuk tetap hidup setiap harinya dan bahkan di ingatan terindahku di masa kanak-kanak tidak akan pernah menggantikan ketiadaan sosok ibu di hidupku. Aku hidup dengan berpura-pura bahwa aku tidak memedulikannya dan tidak mengindahkannya, tapi sejujurnya, aku akan melakukan apa pun untuk memiliki seorang ibu yang mencintaiku seperti Laura mencintai Anna.Kita baru hendak melarikan diri melalui jendela, tapi dia tahu bahwa jika dia ikut melarikan diri, itu akan menjadi akhir dari hidup putrinya. “Kumohon, pergilah,” pintanya, menatapku dengan penuh kesedihan seolah dia sedang meminta sejuta hal padaku dan melepaskan tanganku dari pundaknya, mendorongku menjauh, dan menutup jendela di hadapanku.Aku ingin berdebat dan memintanya untuk mengubah pikirannya, tapi kami tidak memiliki waktu dan aku harus bertindak deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
27
DMCA.com Protection Status