Jason“Apa? Suzy hamil?” tanyaku terkejut setelah mendengar pengakuan dari Tama. Aku masih di ruang kerjaku sambil menyelesaikan agenda terakhirku untuk hari ini. Aku berpikir untuk menelepon Laura dan mengundangnya dan Anna untuk makan malam hari ini, itu adalah ide yang bagus, walaupun Laura sepertinya akan menolaknya.Ketika aku membeli Hextec, aku benar-benar mengira bahwa dia akan merasa senang, tapi sebaliknya, dia malah membencinya dan bahkan berhenti menghubungiku. Laura berkata bahwa aku sudah ikut campur dalam masalah mereka, ingin menjadi penyelamatnya dengan membeli Hextec untuknya, tapi aku hanya melihat keuntungan baginya jika aku membeli perusahaan itu. Sekarang dia bisa menyebut dirinya sendiri sebagai pemilik Hextec dan bertindak tanpa ragu untuk kemajuan yang bisa dia hasilkan di masa depan dan aku rela untuk membantunya dalam perjalanan ini.Namun, berbanding terbalik dengan harapanku, aku malah harus menghadapi Laura yang marah di rumah yang menceramahiku dengan
”Aku tidak tahu tepatnya. Dia berkata bahwa dia telah menyerah dan dia berpikir bahwa dia harus melanjutkan semuanya sendirian. Dia juga bilang kalau dia dan Anna akan pergi ke tempat yang sangat jauh dan mereka tidak akan kembali dan aku jangan mencari mereka,” kataku, tiba-tiba mulai merasa pahit dalam mulutku.“Laura yang mengirimkannya?” tanya Tama dan aku mengkonfirmasinya setelah membaca bahwa kontaknya dinamai “Sayangku” dengan emotikon hati merah di sampingnya. Satu-satunya kontak yang kunamai itu.“Itu benar darinya dan dikirimkan kurang dari lima menit yang lalu,” ujarku lebih rinci. Tama tidak tertawa atau mendengus dan mengatakan sesuatu yang lucu, malah sebaliknya. Dia terdiam dan kediamannya mulai membuatku takut.“Apakah kalian baru-baru ini bertengkar?” tanyanya.“Ah, kami selalu berdebat panas karena kami memiliki beberapa topik untuk didiskusikan jadi terkadang sebuah argumen muncul,” komentarku dengan santai karena aku ingin memercayai bahwa itu bukanlah apa-apa.
SuzyMengabaikan semua peringatan yang dikirimkan oleh instringku, aku tetap diam di sana, berjongkok di antara semak-semak. Sudah lewat beberapa saat sejak wanita elegan itu memasuki rumah kayu itu dan semuanya sehening kematian. Karena Richard telah menutup semua jendela, aku tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam, tapi tentunya itu bukanlah hal yang bagus.Pria ini benar-benar sudah kehilangan akalnya dan dia pasti tidak akan segan untuk membunuh wanita itu dan anaknya. Ketakutan, aku meraih ponselku, mengetikkan nomor polisi, tapi berhenti sebelum menelepon mereka. Aku harus berpikir dengan cermat. Apa yang sedang kulakukan? Menelepon polisi mungkin adalah hal yang benar sekarang, lagi pula, kedua orang itu sedang dalam bahaya, tapi bagaimana aku bisa menelepon polisi jika akulah orang yang menculik anak itu? Aku malah akan berakhir ditangkap oleh polisi karena telah melakukannya.Aku menangis dan menutup mataku rapat-rapat, bernafas dengan mulutku. Aku tidak ingin
”Suzy? Apa yang sedang kamu lakukan?” tanyanya dengan agresif, sudah mengacungkan pistolnya ke arahku. Aku telah tertangkap, sekarang aku akan dibunuh.“Kamu memiliki banyak sekali kesempatan untuk kabur, Suzy, dasar bodoh,” umpatku pada diri sendiri di dalam benakku. “Sekarang kamu akan mati seperti orang bodoh!”“Apa maksudmu? Apa yang kulakukan? Aku datang untuk memastikan bahwa kamu telah melakukan tugasmu dengan benar, Richard,” jawabku, mencoba membuat suaraku stabil dan mengangkat daguku. Semua orang berkata bahwa aku pandai dan tahu cara untuk membujuk seseorang dan bahkan membuat mereka memercayai sebuah kebohongan. Aku harus mempelajari itu jika aku ingin bertahan hidup. Berpura-pura sakit perut supaya tidak perlu mengulangi hari kemarin di panti asuhan atau menjilat kaki ibu atasan supaya aku tidak berakhir dengan tugas-tugas buruk adalah caraku untuk bertahan hidup, jadi aku menggunakan seluruh kemampuanku supaya aku bisa bertahan hidup.Richard mengerutkan dahinya, sedi
LauraAku harus melepaskan diriku dari ikatan ini. Aku harus mencari cara untuk menyelamatkan putriku. Itulah ketika aku mendengar suara-suara orang berdebat dengan lantang di ruangan tempat anakku berada dan suara tembakan membuatku terbeku.“Anna? Astaga, anakku!” teriakku terkejut.Mataku membelalak seraya aku berteriak dan memanggil-manggil putriku. Aku mendengar suara tembakan itu dan tidak ada lagi suara yang terdengar dari sana. Apa yang telah terjadi pada putriku?“Anna! Anna, kumohon… Ya ampun, putriku. Kumohon, selamatkan putriku,” pintaku, menarik tanganku sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari ikatan, tidak peduli jika tanganku terluka. Aku benar-benar panik dan hanya bisa membayangkan putriku terbaring di lantai, berdarah dan meninggal karena tembakan itu. Dia telah membunuh anakku. Richard telah membunuh anakku. Aku melihatnya masuk ke ruangan melalui koridor dan aku bangkit, ingin mencekik lehernya dengan tanganku sendiri, tapi tali yang mengikatku mencegahku untuk
”Ibuku tidak suka memotong rambutnya,” kata Anna dan secara refleks aku melindunginya dengan badanku. Richard dan komplotannya tertawa.“Sepertinya ibumu terbiasa potong rambut di salon mewah itu yang mana harga sekali potong di sana bisa cukup untuk menghidupi semua tunawisma di Jakarta,” kata wanita itu dan aku bisa mendengar nada mengkritik di perkataannya. “Namun, jangan khawatir, oke?” katanya, memiringkan wajahnya ke arahku. Dia tersenyum masam. “Aku akan memotong rambutmu dengan benar dan aku akan mengecatnya pirang supaya kamu akan tersamarkan dengan baik.”“Aku yakin kamu akan terlihat seksi jika rambutmu pirang, sayang,” kata Richard padaku dan aku hampir memuntahkan isi perutku. Kedua orang itu terlihat gila dan aneh.Aku tetap terdiam, tidak enggan untuk membiarkan wanita itu memotong rambutku. Lagi pula, itu hanyalah potongan rambut. Aku harus terus mencari cara untuk membebaskan diri dari pertunjukkan mengerikan ini bersama putriku. Bukan hanya itu, tapi aku benar-bena
LauraKetika aku terbangun, hal pertama yang kusadari adalah rasa sakit yang menusuk di kepalaku. Aku menyadari bahwa aku kembali terikat ke kursi, tapi sekarang ikatannya begitu kencang sehinga aku bahkan tidak bisa bergerak sedikit pun. Aku mengerang kesakitan, pelan-pelan mengangkat kepalaku dan melihat Richard terduduk di hadapanku. Ada darah di baju dan tangannya dan dia sedang terduduk seolah dia baru saja membunuh seseorang.“Apa…Apa yang terjadi?” tanyaku, masih linglung. Kepalaku sakit luar biasa, seolah sebuah kereta telah melewati kepalaku, jadi aku hanya bisa mengingat samar-samar apa yang telah terjadi. Seorang wanita yang merupakan komplotan Richard ingin membantu anakku dan aku melarikan dari dari tahanan, tapi aku tidak bisa ikut bersama mereka. Aku mengingatnya.Aku mulai gemetaran di kursiku seraya ingatanku mulai kembali bersama dengan rasa cemas, takut, dan panik. Apakah wanita itu tidak berhasil melarikan diri bersama putriku? Apakah Richard berhasil menyusul me
”Oh, sayang, maafkan aku,” katanya, memelukku dan mencium pipiku. “Namun, kamu bukan satu-satunya yang bisa disalahkan atas kematian putrimu. Maksudku, bagaimana bisa kamu memercayai wanita jalang seperti Suzy padahal dialah yang menculik Anna untukku demi seonggok uang? Wanita itu adalah pencari kesempatan. Dia tahu bahwa Anna adalah orang yang sangat berharga untukku, jadi dia menculiknya lagi untuk mendapatkan lebih banyak uang. Apa artinya 750 juta rupiah jika aku bisa memberinya belasan miliar rupiah untuk nyawa anak kita? Lagi pula, aku selalu bersedia untuk melakukan apa pun untuk memastikan keamanan dan kenyamananmu dan Anna. Kamulah yang bodoh karena telah memercayainya dan sekarang anak kita telah tiada. Ini semua salahmu, sayangku,” katanya, memelukku dan mengelus tubuhku yang terikat.Aku sangat terguncang sampai aku tidak mampu memikirkan tindakannya yang menjijikkan. Aku bahkan tidak memiliki tenaga untuk menyalahkannya karena telah mengambil hal terpenting dalam hidupku
Suzy“Dengar, Tama, aku serius. Kamu tidak perlu berusaha sekeras ini hanya karena kamu merasa itu adalah hal yang benar, oke? Tolong hentikan itu. Ini semua sangat memalukan bagiku, aku tidak bisa menerima rumah ini begitu saja dan berpura-pura semuanya baik-baik saja,” kataku pada Tama setelah dia menawarkan untuk membelikan rumah untukku dan putriku.“Namun, kenapa kamu berkata begitu? Niatku baik …,” ujarnya, tapi pada saat itu, Fia dan Laura memasuki ruangan. Kedua wanita itu sedang membawa buket bunga tulip yang mirip.“Apa itu? Apakah kedua wanita kaya ini berbelanja di toko bunga yang sama?” tanyaku sambil tertawa mengejek. Lagi pula, apa artinya itu? Apakah mereka berdua berteman lagi dan memutuskan untuk membawa buket bunga konyol ini bersama untukku?Laura memandang buket bunga di tangannya, lalu menggumamkan sesuatu yang tidak terdengar seakan-akan dia telah melupakannya. Fia melempar buket bunga itu ke sebuah pojokan dan langsung berlari ke arah suaminya, memegang peru
Laura“Menarik sekali bagaimana kamu terburu-buru melindungi wanita itu dan tidak memihakku, padahal aku selalu berada di sisimu sejak awal, Laura. Ternyata, kamu tidak tahu berterima kasih, ya?” Di tengah-tengah perdebatan, Fia melontarkan hal itu padaku.“Apa yang kamu bicarakan, Fia?” Aku ingin tahu, tidak paham apa yang dia maksud dengan hal itu. “Apakah aku tidak berterima kasih padamu? Apa yang kulakukan hingga membuatmu berpikir aku tidak berterima kasih padamu?”“Jangan melucu, Laura. Itu tidak cocok denganmu,” katanya sambil memasang raut wajah jijik.“Apakah kamu berpikir aku berutang sesuatu padamu?” tanyaku. Mungkin itu karena dia terus berada di sisiku selama masa pascaperpisahan yang kulakui setelah aku bercerai dengan Jason, saat-saat ketika dia meminjamkan uang padaku supaya aku bisa bertahan hidup dalam tahun-tahun pertama itu dan tidak pernah mau menerima uangnya kembali, meskipun aku menghindarinya dan tidak pernah berbagi banyak hal dengannya. Mungkin juga karen
LauraAku mengambil kesempatan untuk mandi dan berganti pakaian di rumah Jason, lalu aku pergi ke rumah sakit tempat Suzy sedang dirawat. Setelah banyak berdiskusi, Jason tidak mau membiarkan aku membawa Anna ke rumah sakit.“Ada banyak kontaminasi di rumah sakit. Putri kita bisa masuk ke tempat itu dalam keadaan sehat dan pulang dalam keadaan sakit. Lagi pula, setelah apa yang terjadi kemarin, Anna mungkin akan merasa terpengaruh ketika dia mengunjungi kembali lingkungan itu dan mengingat momen ketika dia diculik oleh kakakmu,” katanya padaku.“Jangan sebut Graham kakakku. Dia bukan kakakku. Kalaupun dia sebelumnya memang kakakku, maka dia bukan kakakku lagi,” kataku padanya, menegurnya.Dia mengangkat bahunya. “Terserah. Daripada membawa Anna ke rumah sakit, bagaimana kalau kamu membawa dia ke pusat perbelanjaan atau taman hiburan? Kamu tidak pernah melakukan itu untuknya,” kritiknya padaku.Aku tertawa skeptis. “Tentu saja aku melakukan itu, Jason. Kenapa kamu mencoba membuatku
Suzy“Apa? Kamu mau membelikanku rumah karena putriku?” tanyaku pada Tama ketika dia memberitahuku hal itu.“Iya, aku berencana begitu. Kamu tidak memiliki sumber pendapatan yang jelas. Kamu harus mengatur kehidupan finansialmu terlebih dulu, tapi sekarang Emy dan kamu membutuhkan dukungan. Akan lebih logis bagimu untuk menerima penawaranku,” jelasnya sambil mengangkat bahunya seolah-olah itu adalah hal yang sudah jelas.Seperti yang diharapkan, para dokter menyerahkan putriku padaku siang itu, jadi sekarang aku bisa menggendongnya di pelukanku dan melihatnya dari dekat. Dia begitu manis, sangat menggemaskan. Rambut dan matanya sejernih Tama, tapi aku juga bisa melihat beberapa detail diriku pada anak itu.Anehnya, Tama terus berada di rumah sakit itu sampai sekarang. Sejak kemarin, dia hanya pergi ke apartemen Laura untuk mengambilkan barang-barang yang putriku dan aku perlukan, lalu dia dengan cepat kembali. Aku tidak bisa tidak berterima kasih dan mengatakan bahwa bantuannya san
TamaAku masih terkejut oleh perkataan Jason. Aku tidak mengerti kenapa dia terus mendesak percintaan di antara aku dan Suzy meskipun dia tahu aku sudah menikah dan, maka dari itu, kendati segalanya, aku masih mencintai istriku.Setelah itu, aku pergi ke apartemen Laura. Ketika aku tiba di sana, aku melihat bahwa ada petugas polisi dan penjaga keamanan dengan pakaian polos. Aku telah mendengar seseorang ditemukan meninggal di tempat itu, tapi para forensik telah pergi dengan tubuh korban tersebut dan tidak ada penyelidikan yang benar karena rekaman kamera pengawas menunjukkan bahwa Graham adalah pembunuhnya.Begitu aku diperbolehkan memasuki rumahnya, aku mencari kamar Suzy dan mengambil perlengkapan bayi yang Suzy bilang sudah dia persiapkan untuk kelahiran putri kami. Kemudian, aku kembali ke mobil dengan kekhawatiran lainnya. Aku menelan perasaanku dan menelepon Jason meskipun aku tahu aku baru saja meneriakinya.“Ada apa? Kenapa kamu meneleponku setelah kamu mematikan telepon t
TamaSehari sebelumnya, segala hal begitu kacau ketika Suzy harus segera dirawat di ruang gawat darurat dan harus melahirkan. Selain itu, dia harus berjuang mempertahankan hidupnya, jadi dia bahkan tidak dapat mempersiapkan dirinya dengan baik untuk keseluruhan proses melahirkan itu. Putri kami akan meninggalkan tempat penitipan bayi dalam beberapa jam lagi dan kami bahkan belum menyiapkan popok. Bagian terburuknya adalah Suzy masih belum sehat. Dia hampir tidak bisa berdiri karena operasi caesar yang telah dilakukannya dan lain sebagainya.“Apa-apaan! Seharusnya tidak seperti ini. Aku sudah mempersiapkan segalanya untuk tanggal jatuh tempo kelahiran Emy yang seharusnya masih tiga minggu lagi,” komentarnya, merasa frustrasi. Semuanya benar-benar kacau. Bahkan Clara, temannya, tidak dapat membantunya pada saat itu karena luka yang dia terima dari penculikan Lukman dan para bawahannya.“Emy? Apakah itu nama yang kamu pilih untuk putri kita?” tanyaku dengan penasaran.Dia terkekeh mes
Laura“Apa yang kamu bicarakan, Jason? Kenapa Anna dan kamu akan mengacaukan sesuatu?” tanyaku padanya, ingin tahu apa yang dia maksud. “Apakah menurutmu aku merasa menyesal karena berbicara dengan pacarku saat Anna dan kamu ada di sini? Mengapa aku harus merasa bersalah? Apa salahku? Aku benar-benar berterima kasih padamu karena telah sangat membantuku kemarin, tapi jangan berpikir macam-macam, Santoso. Kamu tahu betul kisah kita sudah berakhir.” Aku memastikan untuk mengatakan itu padanya.Jakunnya bergerak di tenggorokannya seraya dia menelan ludah, merasa gugup mendengar perkataanku. “Aku tahu kita sudah putus, tapi sejujurnya, aku masih merasa itu sangat disayangkan, Laura. Apakah kamu tahu apa yang Anna katakan padaku kemarin? Dia bilang dia berharap kita tinggal bersama lagi sebagai sebuah keluarga, seperti seharusnya. Tidakkah kamu pikir putri kita pantas mendapatkan itu, Laura?” tanyanya dengan penuh harap, alisnya berkerut dengan ekspresi yang sangat sedih. Jelas sekali dia
Laura“Jason? Apakah dia bersamamu?” Di panggilan telepon itu, Gideon bertanya padaku setelah aku merangkum sedikit mengenai hariku yang rumit kemarin. Aku baru saja menyebutkan Jason di laporanku dan bahkan tidak menyadari bahwa itu dapat membuat Gideon cemburu.Aku menggigit bibirku, merasa gelisah, mengingat bagaimana Jason hampir selalu ada dan membantuku dengan hampir segalanya kemarin. Bukankah itu akan membuat Gideon khawatir karena Jason tetaplah mantan suamiku dan kami masih memiliki masalah yang belum terselesaikan?“Oh, iya. Jason muncul di tengah-tengah semua kebingungan ini dan membantuku. Kamu tahu dia dan aku tinggal di kota yang sama,” jawabku, memperbaiki rambut pirangku yang sudah memudar. Mungkin aku harus kembali mengecatnya dengan warna cokelat seperti dulu.“Sungguh, dia muncul untuk membantumu? Untunglah dia ada di sana untuk membantu. Lagi pula, Anna adalah putrinya juga. Akan aneh jika dia tidak ada di sana dalam situasi yang mengkhawatirkan itu,” katanya,
Laura“Jangan terlalu memercayai Graham, Lau. Kamu tahu dia hanya memberitahumu semua kebohongan itu untuk membuatmu kebingungan dan menculik putrimu,” kata Suzy dari ujung telepon lainnya, menunjukkan bahwa dia tidak percaya kalau dia dan aku bersaudara.Aku tidak bisa menyangkal bahwa aku sedikit kecewa dengan jawabannya karena, jika dipikirkan baik-baik kisah kami dan hal-hal yang kami lalui di masa lalu, ada konsistensi yang kuat bahwa, terlepas dari segalanya, Graham telah mengatakan yang sebenarnya. Sebenarnya, mudah untuk mengakui itu, tapi Suzy bersikap seakan-akan dia tidak ingin hubungan ini ada di antara kami dan aku tidak dapat memahaminya.“Iya, Graham memang sangat jahat, tentunya,” jawabku sambil tertawa pelan. “Namun, dengan begini, kita bisa melakukan tes DNA sederhana hanya untuk memastikannya,” saranku seolah-olah aku tidak menginginkan apa-apa.“Oh, kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu, Laura. Itu tidak penting sekarang. Ada hal-hal yang lebih penting dan mendes