Home / Pernikahan / Kembalilah Padaku / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Kembalilah Padaku: Chapter 131 - Chapter 140

269 Chapters

Bab 131

Aku akhirnya bisa bernafas lega walaupun bahuku berdenyut kesakitan. Aku menyadari bahwa ban belakang mobilku kempes, mungkin Richard sialan itu telah menembak bannya juga, tapi aku tidak bisa berhenti sekarang sampai aku yakin bahwa dia tidak mengikuti kami.“Anna? Anna, sayang,” panggilku padanya yang masih terbaring dengan tidak berdaya di kursi penumpang. Aku bahkan belum memasangkan sabuk pengaman padanya karena aku terburu-buru untuk kabur dari Richard. Aku menjulurkan tanganku dan membetulkan posisi duduknya, lalu aku memasangkan sabuk pengaman padanya dengan kesusahan karena aku harus mengendalikan setir mobil dengan tanganku yang kesakitan. Rasanya sakit sekali, seperti bahuku sedang terbakar.“Kamu harus hidup, aku tidak bisa hidup dengan rasa bersalah ini, tolonglah,” kataku, melihat gadis itu yang masih memejamkan matanya dan terdiam, dengan kepalanya jatuh ke depan tanpa keseimbangan apa pun. Aku meluruskan kepalanya dan menepuk pundaknya sambil melaju dalam kecepatan pe
Read more

Bab 132

JasonAku sedang mencari Laura dan putriku seperti orang gila. Apakah itu benar? Seseorang tidak akan menghilang seperti itu tanpa meninggalkan jejak. Ketika aku menelepon sekolah Anna, mereka bilang bahwa ibunya telah mengirimkan seseorang untuk menjemputnya lebih cepat, tapi bahkan jika Laura sudah pergi, dia pasti akan memberi tahu Fia yang merupakan sahabatnya, tapi dia bahkan tidak memberi tahu Fia. Aku tidak mengetahui apa-apa yang membuat semuanya tidak masuk akal.“Sejujurnya, tidak ada hal yang menyanggah bahwa dia memutuskan untuk pergi,” komentar Tama melalui telepon denganku.“Astaga, Tama, diamlah,” kataku, benar-benar frustrasi. Aku tidak ingin memikirkan kemungkinan mengerikan bahwa Laura akan meninggalkan aku dan pergi bersama Anna.Aku tidak ingin memikirkan kemungkinan itu karena kemungkinan besar bahwa itu memang benar. Maksudku, sejak kami kembali bersama, Laura dan aku tidak pernah berhenti memiliki masalah. Dia telah memaafkan masa laluku, tapi walaupun begitu
Read more

Bab 133

JasonTiga jam telah berlalu sejak aku mengetahui kebenaran mengenai hilangnya Laura dan Anna. Mereka telah diculik oleh Richard yang penakut itu dan sekarang hanya Langit yang tahu apa yang sedang mereka lalui. Aku telah mengumpulkan seluruh pasukan polisi yang bisa kukumpulkan dalam kurun waktu yang singkat dan mereka sekarang sedang melacak keberadaan Richard.Masalahnya adalah psikopat sialan itu benar-benar teliti dan tampaknya dia telah merencanakan penculikan itu dari lama. Bajingan berengsek. Segalanya begitu sempurna dan tertata dengan rapi sehingga para profesional kesulitan melakukan pekerjaan mereka.“Ponsel pelaku menunjukkan bahwa dia sedang berada di Bali sekarang,” kata seorang agen sambil memandang layar komputer.“Bagaimana dia bisa berada di Bali sekarang jika siang ini dia menculik putriku dari sekolah?” tanyaku, benar-benar kebingungan. Aku hampir tidak bisa menahan amarahku. Aku tidak sabar ingin menghajar pria berengsek itu.“Dia mungkin tidak menculik anak
Read more

Bab 134

”Baguslah, kita mendapatkannya! Kita harus pergi ke sana sekarang,” kata detektif yang memimpin.“Aku ikut denganmu. Aku akan mengikutimu dengan helikopterku,” kataku.“Tuan Santoso, mungkin saja akan ada baku tembak di sana, akan sangat berbahaya,” kata detektif itu.“Aku tidak peduli. Kita sedang membicarakan istriku dan anakku!” teriakku marah.Pria itu mengangguk. “Baiklah, kalau begitu. Ayo pergi,” katanya, menggerakkan semua garda terdepan.Untuk keamanan, mereka mengenakan rompi antipeluru dan sekarang kami sedang melayang di atas Jakarta. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari bawah sana, yang mana aku hanya bisa melihat lautan dan ujung pepohonan. Fajar terus membentang dan aku merasa sedikit lagi kami akan menemukan Laura dan Anna. Rasa gelisah menggerogotiku dengan dahsyat.Segera ketika helikopter mendarat di ruang terbuka di depan sebuah rumah kayu, polisi mengatur penyerangan, mengacungkan senjata mereka dan menunggu perintah dari atasan mereka. Ada cahaya redu
Read more

Bab 135

SuzyAku berdiri di depan rumah besar yang sangat mewah, terkagum melihat tempat itu. “Ini tempat tinggalmu?” tanyaku, masih terpaku.“Iya, tapi rumah kami ada di sebelah sana,” kata Anna. Kami berdua masih di dalam mobil dan aku khawatir mobil tuaku tidak akan dibiarkan masuk oleh para satpam karena mobilku tidak cocok dengan tempat itu.“Wah, beruntungnya dirimu, Anna, pewaris miliarder,” komentarku, menyalakan mobil dan melaju menuju rumah mewah itu.Rumah Anna adalah rumah besar berwarna putih dan dari tampilannya saja, aku yakin mereka tidak makan pasta dan sosis untuk makan malam. Sekarang sudah pukul 4:45 pagi dan hari mulai cerah. Anna masih sedikit mengomel mengenai kakinya walaupun aku sudah memberinya obat pereda sakit dan bahuku rasanya makin parah. Aku turun dari mobil dengan kesulitan dan beranjak untuk membukakan pintu Anna, menggendongnya di tanganku karena anak itu tidak bisa berjalan sendiri.“Ayo, Anna. Mari kita pergi ke papamu,” kataku, menghampiri rumah utama
Read more

Bab 136

”Kamulah yang menculik putriku, ‘kan, dasar jalang?” tanya pria itu dengan alisnya yang membentuk huruf V. Mata cokelatnya terlihat membara dan dia tidak terlihat sedang bercanda.Dia mencengkeram leherku dengan begitu kencang sampai jika dia terus melakukan itu sedikit lagi, dia pasti akan mencekikku. Aku mulai kehabisan nafas. Aku mencoba menepis tangan dan lengannya, ingin dia melepaskan aku , tapi pria itu pasti ingin membunuhku.“Tidak, Papa. Jangan lukai dia. Dia adalah temanku,” pinta Anna, memegang lengan ayahnya ketakutan. Dia datang berlari ke ruangan itu untuk membantuku.“Dia menculikmu, Anna. Dia pantas untuk mati,” tuntut pria itu, mengencangkan cengkeramannya pada leherku. Pandanganku mulai berkunang-kunang.“Namun, hanya dialah yang bisa membantu Mama,” pinta Anna lagi, menangis. Baru saat itulah pria itu melepaskan aku, membuat tubuhku menghantam ranjang dengan kasar. Aku mulai terbatuk dan bernafas dengan keras. Dasar berengsek… Dia benar-benar ingin membunuhku.
Read more

Bab 137

Laura“Hei, sayang, bangunlah sebelum kita terlambat,” kata seseorang seraya bahuku terasa digoyangkan. Aku perlahan membuka mataku, hanya untuk mendapati wajah Richard sangat dekat denganku. Aku menjauh darinya, menggunakan seluruh kekuatan yang kumiliki, tapi dia memegangku dengan erat dan menarikku ke pelukannya. “Semangatlah. Kamu tidak perlu bersikap seperti itu,” katanya.“Tolong lepaskan aku,” pintaku dengan suara yang lemah, tapi dia tidak mendengarkan. Dia membawaku turun dari ranjang dan beranjak ke lantai bawah sambil masih memegangiku dengan erat, lalu kami beranjak keluar rumah itu, yang mana kami bertemu dengan seorang pria dengan sebuah amplop di tangannya di sana.“Masuklah ke dalam mobil, sayang, aku hanya akan mengobrol sebentar dengan temanku di sini,” kata Richard, tersenyum padaku. Aku bergidik ngeri karena sikapnya yang sinis, benar-benar merasa jijik, lalu aku beranjak ke arah mobil, tapi pria yang memegang amplop di tangannya itu menghentikan aku.“Tunggu se
Read more

Bab 138

Aku terhuyung tidak berdaya, hampir jatuh ke lantai, tapi dia menangkapku dan menopangku. “Apakah kamu baik-baik saja? Mungkin ini akan membantumu,” katanya, mengambil obat lainnya dari sakunya dan memasukkannya ke dalam mulutku.“Tidak…” Aku menolaknya, mengalihkan wajahku walaupun aku tidak bertenaga, tapi dia memaksaku, mendorong obat itu ke dalam tenggorokanku dan membuatku menelannya, lalu membuka pintu kamar. Ada bau jamur yang tertutupi oleh bau pemutih di seluruh ruangan itu. Dia langsung membawaku ke kamar mandi, menopangku ke wastafel di depan cermin kotor dan mulai menyentuh rambutku sementara tangannya menyeimbangkan badanku supaya aku tidak jatuh ke lantai.“Ah, pada saat itu kukira Suzy akan berguna. Aku tidak pernah mengecat rambutku sebelumnya,” gumamnya, tapi suaranya teredam seolah dia berada di dalam air. Sepertinya aku tertidur saat itu, tapi aku terbangun ketika aku merasakan air dingin di kepalaku dan aku hampir langsung panik, tapi ternyata dia hanya sedang men
Read more

Bab 139

Laura“Dia masih hidup. Walaupun Laura mengira bahwa putrinya sudah mati, dia masih hidup,” kata Richard seraya dia berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Aku bisa melihat dari jam di meja samping kasur bahwa saat itu pukul 3 pagi dan di luar sana masih gelap gulita. Di kamar itu, Richard sedang duduk di kursi dan berbicara pada seseorang yang tidak kukenali, menceritakan semua pencapaiannya dan mengungkapkan rencananya pada orang itu. Kukira aku akan tertidur seperti biasanya, tapi hari ini aku tidak tidur.Terkadang, aku akan tiba-tiba terbangun, benakku melarikan diri dari mimpi buruk yang sedang kualami, hanya untuk menyadari bahwa aku belum mati dan aku masih disekap oleh Richard seraya dia menunggu kesempatan untuk membawaku keluar dari negara ini. Ketika aku terbangun dari tidur lelapku, yang sebagian besar disebabkan oleh obat yang Richard berikan padaku, aku dengan kesusahan menyeret diriku yang hampir tidak bernyawa ke kamar mandi dan hampir meninggal di sana.Aku b
Read more

Bab 140

LauraPenuh oleh adrenalin dan kemurkaan karena telah mengetahui bahwa bajingan itu menyembunyikan kebenaran bahwa anakku masih hidup selama ini supaya dia bisa memanipulasiku, aku memukul belakang kepalanya dengan tongkat itu, menggunakan seluruh kekuatanku dan berteriak. Richard bersungut, badannya condong ke depan, tapi dia tidak jatuh ke lantai. Tentu saja pukulanku tidak cukup kuat untuk membuatnya pingsan.Dia perlahan berbalik ke arahku, terkekeh seolah tongkat itu hanya menggelitikinya. “Apa-apaan, Laura?” tanyanya, merasa aku telah bertindak konyol. Tongkat itu tergelincir dari tanganku ketika aku menyadari bahwa aku tidak akan bisa menggunakannya lagi. Suara besi dari tongkat itu yang mengenai tembok marmer dengan begitu lantang dan memalukan.“Apa yang kamu pikir kamu lakukan?” tanyanya, masih mengejekku, mulai berjalan ke arahku, tapi aku dengan cepat merogoh pistol yang dia tinggalkan di atas konter dan langsung mengacungkannya padanya, membuatnya menjauh.“Jangan berg
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
27
DMCA.com Protection Status