Semua Bab Pengantin Kedua Janardana : Bab 101 - Bab 110

143 Bab

Bab 101 - Bergunalah Jadi Orang!

Pengalaman mengasuh Kayden semalaman ternyata membuat Zivara ketagihan. Di hari-hari berikutnya, dia merengek pada Arudra untuk menjemput bocah laki-laki itu Kendatipun sudah berulang kali menolak dengan alasan tidak bisa mengganggu sahabatnya, tetapi akhirnya Arudra mengalah. Siang itu, dia memberanikan diri mengungkapkan keinginan sang istri pada Emris, ketika mereka bertemu pada rapat di kantor Mahendra. Pria berkemeja krem berpindah duduk ke samping kiri lelaki berlesung pipi. Arudra berbasa-basi menanyakan kabar keluarga, sebelum mengungkapkan keinginan Zivara pada sahabatnya.Pria berhidung bangir, mengulum senyuman kala Emris terkekeh. Demikian pula dengan Fairel dan Farisyasa yang turut mendengarkan percakapan itu. "Omongin aja ke anaknya. Kalau Kay mau, besok bisa diangkut," terang Emris setelah tawanya menghilang. "Besok kami ke rumah," jelas Arudra. "Ya, kita sekalian makan siang bareng teman-teman dari Jakarta dan Bogor," balas Emris. "Siapa yang masak?" "Aku pesan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-13
Baca selengkapnya

Bab 102 - Perisai hatiku

Hari berganti. Pagi itu, Lanika terbangun sembari meringis. Bagian pinggang dan pinggul kembali berdenyut, padahal kemarin malam rasa sakit itu sudah menghilang. Lanika membatin jika dia harus mengonsumsi obat pereda nyeri kembali. Dia juga mengingatkan diri agar menemui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sekian menit berlalu, Lanika terkejut melihat cairan merah di celana dalam. Dia mulai panik dan berniat langsung berangkat ke dokter secepatnya. Lanika mencuci pakaian dalam dan menjemurnya di gantungan. Kemudian dia segera membersihkan diri, lalu keluar dari toilet. Tidak berselang lama Lanika telah tampil rapi. Dia mengayunkan tungkai keluar kamar sambil menelepon rekannya di kantor, untuk menyampaikan permohonan cuti sehari. Belasan menit terlewati, Lanika telah berada di mobil taksi. Dia tidak sanggup menyetir sendiri, karena khawatir rasa sakit di bagian bawah badan akan kian menghebat. Lanika mengunyah roti dan meneguk teh yang sempat dibelinya di mesin khusus di lobi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-15
Baca selengkapnya

Bab 103 - Tega Banget Semuanya Sama Aku!

103Ketibaan Fatih dan Yolla siang itu, melegakan hati Faruq yang tetap menemani Lanika sejak kemarin. Pria berparas separuh Timur Tengah menceritakan kondisi Lanika pada Fatih, lalu dia menemani pria itu ke ruang kerja dokter, untuk mendapatkan informasi lebih akurat. Yolla membantu Lanika ke kamar mandi. Tanpa rasa jijik sedikit pun, dia membersihkan tubuh sang teteh yang kian kurus. Yolla membatin jika Lanika ternyata tengah menderita sakit sejak sebulan terakhir, tetapi diabaikan perempuan tersebut. Kala Yolla memapah Lanika ke ranjang, seorang perempuan memasuki ruangan sambil membawa tas travel hitam. Cornelia memperkenalkan diri pada Yolla, kemudian dia turut membantu menyisiri Lanika yang mengeluh rambutnya kusut. Ketiga perempuan tersebut serentak menoleh ketika mendengar dering ponsel Yolla. Perempuan berambut sebahu berpindah ke meja dan mencabut kabel pengisi daya. Yolla menekan tanda hijau pada layar, lalu menempelkan ponsel ke telinga kanan. "Waalaikumsalam." Yolla
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-16
Baca selengkapnya

Bab 104 - Nyai Tulang Lunak

104 Arudra tiba di rumah sore itu dengan langkah tergesa-gesa. Dia mencari sang istri yang tengah berkebun di belakang, kemudian Arudra mengajak Zivara segera berkemas. "Mau ke mana, sih?" tanya Zivara sembari mencuci tangannya di keran belakang. "Aku lupa, undangannya Adik Bang Ilyas itu, nanti malam, bukan besok sore," jelas Arudra sambil membuka kancing kemejanya. "Aduh, aku ada acara juga besok." "Acara apaan?" "Akikahan anaknya Kak Wati, staf marketing kantor." "Jam berapa?" "Dari jam 10 sampai jam 1 siang." "Bisa kita ngejar pulang ke sini." Nirwan muncul sambil membawa tas travel milik sang bos. "Mas, di sini cuma ada kemeja putih sama dasi dan celana," paparnya. "Kamu yang pakai itu. Nanti tambahkan jasku," tukas Arudra yang mengejutkan ajudannya. "Aku pakai baju Mas?" "Ya, sekalian buatmu. Belum pernah kupakai itu, cuma dicuci, doang." "Ehm, aku pakai kemejaku aja." "Itu buat pulang besok." Arudra memandangi lelaki berusia 24 tahun yang tengah mengambil sesuatu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-17
Baca selengkapnya

Bab 105 - Tersesat GPS

"Ya, ampun. Pipiku keram ketawa terus," keluh Zivara sembari membuka dan menutup mulutnya, untuk mengurangi rasa tidak nyaman di kedua pipi. "Makin ke sini, lawakan tim PBK makin kacau," papar Arudra. "Bang Ari pakai gaun gitu, cantik." "Mukanya memang imut. Kulitnya putih juga. Jadi pas kalau berlakon sebagai bences." "Tapi dadanya berbulu. Apalagi Bang Yan." "Segitu pasti sudah mereka cukur. Bang Yan aslinya itu bulu sampai ke dekat udel." Zivara mengamati suaminya. "Mas, kok, nggak berbulu dadanya?" "Beda orang, ya, beda juga. Aku bulunya di tangan dan kaki. Dada, nggak ada." Arudra mengingat-ingat tubuh kedua adiknya. "Bhadra, dada dan kakinya berbulu. Kalau Casugraha, cuma tangan aja," lanjutnya. "Di-waxing, biar mulus.""Sakit, atuh." "Sebentar, doang." "Kamu, sering di-waxing?" "Ya, tapi cuma kaki." "Segitiga Bermuda, coba di-wax juga." Zivara spontan menepuk paha suaminya. "Enggak mau. Entar kayak Mbak Sarah, dia nyoba wax bagian itu, jadinya alergi." "Alergi gim
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-18
Baca selengkapnya

Bab 106 - Setelah Badai Berlalu

Hari berganti. Siang itu, Zivara tengah menikmati kudapan manis kiriman Arudra, ketika mendengar namanya dipanggil. Zivara melirik ke kiri kemudian dia mengamgguk saat Zein memberi kode dengan tangan, agar Zivara mengikutinya keluar. Sekian menit berlalu, keduanya telah duduk saling berhadapan di set sofa abu-abu tua berbentuk huruf L, di ruang kerja komisaris satu HWZ.Zivara mendengarkan penuturan Zein, sambil mencatat beberapa hal penting. Perempuan bersetelan blazer sage menggigit bibir bawah, ketika menyadari bila dia harus melimpahkan banyak pekerjaan ke staf lain. "Cari orang buat gantiin kamu, Zi. Persiapan dari jauh-jauh hari, lebih bagus daripada mepet waktu," ujar Zein sembari menyandar ke belakang. "Ya, Bang," sahut Zivara. "Rini masuk, kamu cuti panjang. Ditambah Gunther juga cuti buat nikah dan honeymoon. Izra juga repot ngurus bayinya yang akan lahir bulan depan. Tinggal Kenzie, Gilang dan Emyr yang bisa keluyuran ke luar kota. Gwen stand by di sini," lanjutnya. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-19
Baca selengkapnya

Bab 107 - Menetap di Hati Siapa Pun Yang Mau

Hari berganti. Pagi itu, Arudra berpamitan pada Zivara untuk berangkat ke Jakarta, buat menghadiri rapat bulanan PG dan PC. Arudra berlutut dengan kedua kaki, kemudian mengusap perut istrinya sembari berbincang satu arah dengan anaknya, yang membalas dengan gerakan keras yang menjadikan Arudra tersenyum. Pria berkemeja abu-abu muda menciumi perut Zivara, kemudian berdiri dan mendekap istrinya dengan hati-hati. Arudra membaca doa selamat dalam hati, lalu mengecup puncak kepala kekasih hati. Tidak berselang lama, Arudra telah berada di mobilnya yang dikemudikan Nirwan. Mereka hendak menjemput Bhadra terlebih dahulu, kemudian bergabung dengan rekan-rekan Arudra di kantor cabang PC. Zivara berpamitan pada Nini, lalu dia menaiki mobil taksi. Sejak kandungannya kian membesar, Arudra melarang Zivara mengemudi sendiri. Sebab Nirwan mengawal suaminya, perempuan tersebut terpaksa menumpang di taksi. Puluhan menit terlewati, Arudra dan rekan-rekannya telah berangkat menggunakan beberapa mob
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-20
Baca selengkapnya

Bab 108 - Chopper, Koper, Helikopter

Zivara tergelak seusai menonton video kiriman Arudra. Begitu pula dengan Casugraha, Rahmadi dan Indriati yang turut menyaksikan tayangan itu dari laptop sang menantu. Zivara diminta Indriati menginap selama Arudra tidak berada di Bandung. Perempuan tua khawatir menantunya kenapa-kenapa bila tetap tinggal di rumahnya. Meskipun akan ditemani Nini dan kedua anaknya, tetap saja Indriati khawatir. Sang menantu menuruti permintaan mertuanya, semata-mata agar Indriati merasa senang. Selain itu, Zivara juga jadi memiliki teman mengobrol yang seru, yaitu Adik iparnya. Kendatipun usia Casugraha masih muda, tapi cara berpikirnya cukup dewasa. Zivara seolah-olah merasa memiliki Adik yang tidak pernah dipunyainya. "Mama jadi pengen ke Belitung," tutur Indriati, sesaat setelah tontonan usai. "Jauh, Ma. Repot juga, dua kali naik pesawat," sahut Casugraha. 'Tapi, resornya bagus." "Iya. Kalau Mama sanggup turun naik pesawat, sih, boleh kita ke sana." "Tunggu Zi beres lahiran," sela Rahmadi. "A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-24
Baca selengkapnya

Bab 109 - Jangan Mencela, Anak Ira

Kelas materi terakhir baru saja usai. Seluruh peserta diklat jalan keluar ruang pertemuan di belakang resor, yang menghadap ke pantai. Satu per satu orang keluar dan menuruni tangga. Mereka berpencar ke kanan dan kiri, sesuai dengan arah masing-masing cottage. Arudra tiba di cottage nomor 8 sisi kiri. Dia menempati ruangan luas itu bersama sembilan anggota kelompoknya, yang merupakan gabungan dari anggota PG dan PC. Kendatipun ruangan itu luas, tetapi karena dipenuhi extra bed, jadi terkesan sempit. Kasur ukuran besar di kamar belakang, ditempati Bryan dan Hugo. Sementara Arudra menghuni kamar depan bersama Joshua. Sisanya, memenuhi ruangan depan. "Mau mandi duluan, Ra?" tanya Joshua, sesaat setelah keduanya memasuki kamar. "Mas duluan aja. Aku mau rebahan bentar," sahut Arudra sambil berbaring di kasur pertama. "Aku juga mau istirahat dulu. Capek." Joshua tengkurap di kasur kedua. "Enggak kerasa, ini sudah hari terakhir." "Hu um. Jadwalnya padat. Tahu-tahu sudah jam 5." "Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-25
Baca selengkapnya

Bab 110 - Juara Terbaik Adalah

"Posisi terbaik 15, diraih oleh Leandru Mahendra dari PG," ujar Gustavo, yang disambut seruan penonton. "Terbaik 14, adalah Arkhan Maheswara dari PC," lanjutnya. "Juara 13, ini sebenarnya nggak disangka-sangka, karena orangnya baru bergabung selama beberapa bulan. Yakni, Zijl Naratama dari PC," sela Tio yang menyebabkan rekan-rekan Zijl di tim 11 berseru kegirangan. "Pemenang 12, Kasyafani Suwardana dari PC," imbuh Gustavo. "Urutan 11, Atalaric Dewawarman dari PG," sambungnya. "Sekarang kita lanjut ke posisi 10 terbaik," timpal Tio sembari berpindah ke dekat kedua pelatih utama. "Silakan, Mas Helmy dan Mas Indra," bebernya. "Posisi top 10 diraih oleh Luthfan Baihaqi dari PC," terang Helmy, prajurit KOPASSUS yang selalu menjadi pelatih khusus diklat PBK khusus para bos. "Top 9, dimenangkan oleh Arudra Janardana dari PC," jelas Indra, rekan Helmy di KOPASSUS. "Lanjut, W," pinta Tio sambil mendatangi rekannya. "Top 8, ditempati oleh Emris Rafardhan dari PC!" seru Wirya. "Ayah, si
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status