Home / Rumah Tangga / Pengantin Kedua Janardana / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Pengantin Kedua Janardana : Chapter 121 - Chapter 130

143 Chapters

Bab 121 - Ditunda

Kedatangan Arudra dan Zivara, Jumat sore itu disambut hangat keluarga Janardana. Dalam waktu singkat, Keef sudah berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya. Ruslita yang turut mengantarkan putrinya, berbincang serius dengan Indriati dan Yani, tentang kebiasaan cucu pertama mereka yang sangat lucu. Para Bapak yang berkumpul di ruang tamu, sibuk bercakap-cakap tentang berbagai hal. Sementara Arudra dan yang muda-muda memenuhi gazebo belakang rumah, sembari menikmati hidangan yang disediakan. "Aku deg-degan. Baru kali ini jadi qori," tutur Alsaki, Adik sepupu Arudra. "Kamu pasti bisa. Sudah biasa ngaji sama Ustaz Wahyu," balas Bhadra. "Hmm, ya, semoga nggak malu-maluin," papar Alsaki. "Yang jadi satitilawah, siapa?" tanya Soraya, sepupu Zivara yang ikut berkunjung ke kediaman Rahmadi. "Isfani," jawab Zivara. "Nanti habis magrib dia ke sini sama teman-teman. Mau nginap dan bantu-bantu, katanya," lanjutnya. "Bantu ngapain? Nyapu ngepel?" seloroh Casugraha. "Entar, kan, pemasanga
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Bab 122 - Jangan Ditunda Lagi

Zivara mengusap sudut matanya dengan tisu. Dia kesulitan menahan tawa hingga akhirnya berurai air mata, akibat menyaksikan adu panco para Bapak di bawah tenda. Baik yang sudah punya anak ataupun belum, beradu otot demi mendapatkan calon menantu. Selain tangan, kaki dan mulut mereka juga tidak berhenti bergerak. Pertandingan panco antara Alvaro melawan Giandra, menjadi lomba paling kocak. Keduanya berganti pose setiap satu menit, hingga adu panco tak kunjung usai. "Var, ngalah!" desis Giandra. "Kagak ada," balas Alvaro sembari menambah kekuatan tangannya. "Aku lebih tua." "Kagak ngaruh. Pokoknya siapa pun yang terkuat, berhak jadi calon besan Wirya." "Jarak Juna ke anak Wirya yang kedua, terlalu jauh. Mending sama anakku, cuma beda setahun." "Anakku yang kedua, bakal seumuran sama adiknya Bayazid." "Ehh, May lagi hamil?" "Hu um." "Apa!" pekik Yanuar dari belakang Alvaro. "Bang, beneran May hamil?" tanyanya sambil berpindah ke kiri sahabatnya. "Ya," sahut Alvaro. "Kok, elu
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Bab 123 - Demam Panggung

Grup Sundanese Arya : Gaes, jika ada waktu, dua minggu lagi datang ke Yogyakarta. Farisyasa : Ada acara apa, @Mas Arya? Arya : InsyaAllah, saya akan menikah. Emris : Alhamdulillah. Kasyafani : Sama Mbak Ayu, @Mas Arya? Arya : Ya. Enggak ada lagi perempuan yang mau menerima duda beranak tiga. Wirya : Alhamdulillah. Aku terharu banget. Zulfi : Wirya nangis, Gaes. Hendri : Jadi cengeng dia sekarang. Zein : Dimaklumi aja. Bawaan bayi, jadi gampang terenyuh.Alvaro : @Mas Arya, berarti acaranya awal bulan, ya? Arya : Betul, @Alvaro. Tepatnya tanggal 10. Alvaro : Oke, berarti beres acara Mbak Indah. Arya : Aku lupa, acaranya Indah, tanggal berapa? Alvaro : Tanggal 3. Arya : Aku kayaknya nggak datang. Nitip kado aja. Alvaro : Boleh. Lewat tim PC. Biasanya siapa yang pegang? Zafran : Aku, @Bang Varo. Alvaro : Sekalian tagih buat kadonya Mas Arya. Biar mereka sekalian transfer. Zafran : Siap! Samajdani : Aku mungkin nggak bisa datang ke Yogyakarta, @Mas Arya. Acaranya bentr
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Bab 124 - Giliranmu Akan Tiba

Acara lamaran di kediaman Kabir, Sabtu pagi menjelang siang, berlangsung khidmat dan penuh haru. Hampir semua orang mengingat sosok almarhumah Desti, yang tidak bisa menyaksikan putri bungsunya dipinang lelaki pujaan hati. Seusai penyematan cincin, Bilal dan Yolla diminta berpose oleh Jauhari serta Yusuf, yang menjadi fotografer dan kameraman. Kilatan lampu blitz mewarnai ruangan yang cukup luas selama beberapa saat. Kemudian semua orang kembali ke tempat masing-masing. Selanjutnya, semua orang dipersilakan Fatih untuk menikmati hidangan. Sementara para orang tua dan Bilal serta Yolla, berpindah ke ruang santai di lantai dua untuk meneruskan perbincangan, mengenai tanggal pasti pernikahan. Kabir menyampaikan keinginan Lanika, agar pernikahan digelar sebulan ke depan. Bilal dan keluarganya menerima hal itu, sebab mereka sudah menyiapkan segala sesuatunya sejak lama. "Keef sama aku aja. Biar maminya bebas makan," tutur Lanika sembari mengambil bayi berbaju sage yang serupa dengan y
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 125 - Keluarga Baru

Jalinan waktu terus bergulir. Bila Keef sedang tidur, Zivara akan mulai mengecek laporan keuangan di beberapa proyek yang dipegangnya. Kendatipun masih cuti, tetapi Zivara berusaha untuk terus memantau pergerakan di tempat proyek. Hal itu dilakukannya agar tidak kaget bila harus bekerja setelah cuti. Pagi itu, Zivara diantarkan Nirwan ke kantor HWZ. Kedatangannya disambut sukacita rekan-rekannya, terutama karena mereka memperebutkan Keef. Zivara meninggalkan putranya di divisi keuangan bersama Nirwan. Sementara Zivara menaiki tangga untuk menyambangi para manajer dan direksi. "Loh, anakku, mana? Enggak diajak?" tanya Gwen saat beradu pipi dengan Zivara. "Di bawah, sama Nirwan dan tim Mirna," jelas Zivara sambil berpindah menyalami Gunther, Izra dan Emyr. "Kuambil, ahh." "Kita bukannya mau meeting?" Gwen terdiam sejenak, kemudian dia mendengkus pelan. "Lupa aku kalau hari ini ada rapat tim proyek." "Suami dan istri sama-sama pelupa," ledek Izra. "Kenzie, kan, dari dulu memang
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 126 - Macam-macam, Tak Sikat!

Seunit mobil MPV hitam berhenti di depan gedung Cyrus Grup siang itu. Kedua penumpangnya turun, lalu lari sekencang mungkin menuju lobi utama. Sang sopir kembali melajukan kendaraan keluar area parkir. Pria berkemeja putih hendak mengantarkan Nyonya Arudra dan Keef, serta Nini ke kediaman Delany di Pasar Minggu. Arudra dan Farisyasa tiba di lantai 9. Mereka bergegas keluar dari lift untuk menuju ruang rapat di ujung koridor. Seorang staf membukakan pintu agar keduanya bisa segera masuk. "Maaf, kami terlambat," tutur Arudra sembari menyalami Tristan Cyrus. "Enggak apa-apa. Rapat baru dimulai 5 menit," terang Tristan sambil beralih bersalaman dengan Farisyasa. "Silakan duduk. Kita lanjutkan rapatnya," bebernya. Arudra dan Farisyasa menghampiri kedua kursi di ujung kiri. Mereka duduk, lalu menyalami Heru, Baskara, Dante dan Ivan secara bergantian. Selama puluhan menit berikutnya, semua peserta rapat mendengarkan penuturan Varen, Adik sepupu Tristan, yang menjabat sebagai direktur o
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Bab 127 - Beda Kasusnya

Ruang pertemuan di hotel Janitra-Aryeswara, siang itu terlihat ramai. Tamu undangan datang silih berganti. Para pejabat dan banyak konglomerat turut hadir untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai. Dekorasi ruangan serba putih dan hijau, menjadi pemandangan yang menyegarkan mata. Tim WO Jeehan dan Mutiara bekerja keras menampilkan dekorasi terbaik, sekaligus termewah khusus untuk Fendi dan Indah. Kedua mempelai terlihat semringah di pelaminan. Senyuman nyaris tidak lepas dari wajah keduanya. Begitu pula dengan keluarga besar mereka. Setelah acara berlangsung selama satu jam, lampu utama diredupkan. Satu per satu lampu sorot menyala dan mengarah ke tirai merah tebal di sisi kanan ruangan. Band pengiring berganti personel dengan beberapa anggota PG dan PC. Sekali lagi, Linggha dan Hadrian berduet memainkan gitar. Giandra membalas dengan bunyi bas yang pas. Panglima menggebuk drum dengan semangat. Diiringi denting keyboard yang dimainkan Trevor, dan ditambah alunan saksofon yan
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Bab 128 - Mungkin Ada Yang Dengki

Sepanjang perjalanan pulang ke Bandung, Zivara terlelap sambil menyandarkan kepala ke bantal yang ditempelkan di kaca. Keef yang digendong papinya di kursi depan, juga tidur nyenyak hingga nyaris tidak terjaga sedikit pun. Nini yang sempat terlelap di awal perjalanan, akhirnya menghabiskan waktu dengan memandangi jalanan yang telah jauh berubah, semenjak dia terakhir kali ke Jakarta beberapa tahun silam. Arudra yang menemani sopir mengobrol, berusaha menahan rasa kantuk yang menggelayuti mata. Dia tidak tega membiarkan Nirwan sendirian mengemudi tanpa ada yang mengajak sang ajudan bicara.Setibanya di kediaman Arudra, semua orang turun. Zivara membantu Nirwan dan Nini mengangkat semua tas ke dalam rumah. Sementara Arudra langsung memasuki kamar untuk beristirahat. Nini bergegas menyapu dan mengepel lantai. Kemudian dia berpamitan pada Zivara untuk pulang ke rumahnya. Nirwan telah memasuki kamar depan sejak tadi. Pria muda tersebut kelelahan dan langsung tertidur tanpa berganti p
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Bab 129 - Bacang, Beruang dan Berang-berang

Arudra menciumi pipi Keef berulang kali, sebelum dia memberikan sang bayi ke Zivara. Arudra beralih mencium dahi istrinya, lalu mengusap rambut Zivara dengan pelan. Tidak berselang lama, Arudra telah berada di mobil jemputan tim PC. Dia melambaikan tangan yang dibalas Zivara dan Nirwan dengan hal yang sama. Kala mobil MPV hitam menjauh, Keef merengek dan segera diayun Zivara sembari membujuk anaknya untuk segera diam. Nirwan berpindah ke carport untuk memanaskan mobil SUV putih. Dia menunggu Zivara dan Keef menaiki kendaraan, kemudian Nirwan memundurkan mobil ke jalan depan rumah. Nirwan menekan klakson, lalu segera melajukan kendaraan dengan kecepatan rendah. Nini bergegas menutup dan mengunci pagar. Kemudian dia kembali ke dalam rumah untuk melanjutkan pekerjaan. Nirwan menghentikan mobil di depan deretan rumah toko di tepi jalan raya utama. Divia dan putrinya segera memasuki kendaraan, yang kembali melaju ke jalanan. "Kita ke Jakarta, Jumat pagi, Zi," tukas Divia yang berada
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

Bab 130 - Boy Band

Ruang pertemuan besar di hotel milik Hatim Grup, Sabtu siang terlihat ramai. Perhelatan akbar pernikahan Arya dan Dahayu berlangsung meriah. Pasangan pengantin terlihat semringah. Mereka menyambut ucapan selamat dari semua tamu, dengan sangat ramah.Arya yang memang murah senyum, nyaris tidak berhenti mengukir senyumannya. Demikian pula dengan Dahayu yang tampil sangat cantik dan anggun. Gaun pengantin sage bertabur permata asli buatannya, menjadikan Dahayu benar-benar memesona. Ditambah dengan riasan wajah hasil penata rias ternama, menjadikan tampilan wajahnya terlihat makin menawan. Arya yang mengenakan setelan jas sage yang serupa dengan gaun Dahayu, terlihat berulang kali menatap pengantinnya dengan sorot mata memuja. Hal itu ternyata tertangkap jelas oleh rekan-rekan Arya yang berada di tempat VIP sisi kiri pelaminan. Mereka memvideokan tingkah sang pengantin pria, kemudian mengirimkannya ke grup PC dan PG utama. Tepat pukul 2, semua lampu utama diredupkan. Beberapa lampu s
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status