Home / Rumah Tangga / Pengantin Kedua Janardana / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Pengantin Kedua Janardana : Chapter 131 - Chapter 140

143 Chapters

Bab 131 - Hadiahnya Adalah

"Ni hao ma?" tanya Yanuar yang menciptakan tawa hadirin. "Alhamdulillah, semuanya sehat. Buktinya, kalian tertawa, padahal saya cuma menyapa dalam bahasa Zimbabwe," kelakarnya seraya tersenyum. 'Baiklah. Karena waktunya mepet, saya langsung memperkenalkan diri," cakap Yanuar. "Nama lengkap saya plus julukan dari teman-teman, adalah Yanuar Kaisar Ming Sipitih. Usia saya, di bawah Mas Arya. Enggak beda jauh sama Aldi dan Aldo," candanya yang kian mengencangkan tawa penonton. "Saat ini, saya menjabat sebagai direktur utama PB, alias anak buahnya Abang bule ini." Yanuar menunjuk ke kiri. "Selain itu, kami adalah ipar, karena saya menikahi Adik istrinya, dan Bang Varo menikahi Kakak istri saya," pungkasnya. "Selain dirut PB, saya jaga menjabat sebagai komisaris di BPAGK, PBK, dan ZAMRUD. Sementara di SG dan PG, saya adalah anggota paling manis, imut dan ngangenin," sambung Yanuar. "Lanjut!" seru Alvaro. "Yanuar kalau nggak dipotong gini, bakal ngoceh sampai magrib," ledeknya yang memb
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Bab 132 - Pasukan, Maju!

Minggu malam, Arudra tiba di kediamannya dengan diantarkan Yudha, tim PBK yang bertugas menjemput para bos dari bandara Bandung. Nirwan membukakan pintu pagar. Kemudian dia membantu Arudra mengangkut dua tas sarat souvenir, yang diberikan Arya dan Dahayu pada semua tamu dari PG, PC serta PBK. Keef yang tengah digendong Zivara, mengamati pria yang telah memanggilnya. Keef segera bergerak-gerak dan mengulurkan tangan untuk meminta digendong, saat mengenali orang itu adalah papinya. "Papi kangen," tutur Arudra seusai menciumi pipi anaknya berulang kali. "Keef juga nyariin Papi," balas Zivara yang sedang berjongkok di dekat Nizwar yang tengah membuka tas berisi oleh-oleh. "Iyakah?" tanya Arudra sembari duduk di sofa ruang tamu. "Hu um. Tiap bangun tidur, dia celingukan. Habis itu kayak bingung karena nggak ada Papi." Arudra menempelkan bibirnya ke puncak kepala sang putra. "Bakal sulit pisah kalau begini." "Nanti dia juga terbiasa nggak ada Papi." "Hmm, ya. Apalagi aku bakal seri
last updateLast Updated : 2024-08-15
Read more

Bab 133- Gendang, Ceret, Dandang

Belasan motor besar meluncur membelah jalan raya di Sabtu pagi. Di belakang kelompok motor, puluhan unit mobil SUV dan MPV berbagai warna mengekori dengan mempertahankan jarak aman. Tiba di perempatan jalan, muncul seunit mobil bak terbuka dari barisan belakang. Semua orang memandangi sekelompok laki-laki berpakaian serba putih, yang sedang bermain rebana, dengan diiringi nyanyian lagu kasidah dari pengeras suara. Tawa penonton menguar kala mobil bak terbuka kedua menyusul mobil pertama. Para petinggi PBK berjoget dengan semangat, sembari sekali-sekali melemparkan aneka bunga ke mobil-mobil pengantar pengantin. "Astagfirullah. Enam komandan, benar-benar gila!" seru Nirwan yang mengemudikan mobil Rahmadi di belakang mobil pengantin. "Sarap!" pekik Arudra sembari memerhatikan rekan-rekannya yang masih semangat berjoget. "Yang main rebana, siapa?" tanya Zivara yang berada di kursi tengah bersama kedua mertua dan putranya. "Bang Yanuar bawa tim khusus dari gang-nya Emak Elis," jelas
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Bab 134 - Jurig Butut!

Jalinan waktu terus berjalan. Minggu berganti dengan cepat hingga nyaris tidak dirasakan perubahannya oleh makhluk bumi.Sore itu, Lanika mendatangi kediaman Zivara untuk berpamitan. Dia berbincang dengan mantan madu yang terlihat lebih berisi dan kian cantik. Lanika membatin, mungkin itulah yang telah memikat Arudra. Ditambah lagi dengan kebaikan hati Zivara yang sangat menyentuh kalbu orang-orang terdekatnya, termasuk Lanika.Perempuan berkulit putih yang dulunya membenci Zivara, sekarang beralih menyayanginya dan menganggap istri Arudra tersebut sebagai salah satu sahabatnya. "Mas pulang kapan?" tanya Lanika. "Tadi dia bilang lagi di jalan. Mungkin kejebak macet," sahut Zivara. "Kalau gitu, aku boleh numpang salat Magrib? Sudah azan." "Boleh, dong. Bentar, kusiapkan mukena dan sajadah." "Aku bawa mukena sendiri." "Oke." Zivara berdiri untuk menyiapkan perlengkapan salat di musala kecil, yang berada di antara dapur dan ruang keluarga. Lanika mengamati Keef yang masih terlel
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

135 - Bunga dan Anyir

Arudra termangu, sesaat setelah Nirwan menceritakan tentang kejadian kemarin malam di mobil Lanika. Bhadra, Casugraha, Fazwan dan Bilal yang juga berada di ruang kerja sang presdir, saling melirik, sebelum sama-sama mengulum senyuman. Sementara Zein menggeleng pelan seraya tersenyum lebar. Sedangkan Hendti justru bertepuk tangan, kemudian dia menepuk-nepuk pundak Nirwan yang terlihat cengengesan. "Hebat, euy! Bisa ninju kunti," tukas Hendri. "Ini berkat ajaran Akang," balas Nirwan. "Dan Bang Zein, serta teman-teman tim pengejar hantu," lanjutnya sambil memandangi pria berkulit kecokelatan yang balas menatapnya saksama. "Kami cuma melatih sedikit. Hatimu memang kuat, itu yang membuatmu sanggup melawan kuntilanak kiriman Nenek tua itu," jelas Zein. "Kamu ikut latihan olah napas, Wan?" tanya Bilal. "Ya, Bang," jawab Nirwan. "Sudah lama?" "Baru dua bulanan. Itu pun karena diajakin Kang Izra. Dia bilang, auraku kuat. Lebih bagus lagi diarahkan ke ilmu kebatinan." "Aku ingat Izra
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Bab 136 - Apa Dia Lihat Kita?

Embusan angin kencang menerpa apa pun yang berada di bumi. Dedaunan di dahan bergoyang ke sana kemari mengikuti arah sang bayu. Sekali-sekali akan terdengar suara binatang malam. Selebihnya hanya keheningan yang tercipta di sekitar rumah besar, yang berada di tengah-tengah kebun di pinggir Kota Bogor. Jalan depan rumah itu terlihat lengang. Meskipun waktu baru menunjukkan pukul 10, tetapi tidak ada seorang pun yang melintas di sana. Letak bangunan yang berada di perbukitan, ditambah lagi area belakangnya lebih banyak kebun dibandingkan rumah, menjadikan tempat itu seolah-olah terisolir dari dunia luar. Sekelompok orang terlihat jalan cepat di kebun sisi kiri. Sebab sekitarnya gelap, mereka terpaksa menyalakan senter kecil yang tersambung dengan ikat kepala. Sekali-sekali mereka akan berhenti dan berjongkok untuk memindai sekitar. Kemudian mereka melanjutkan langkah hingga tiba di dekat rerimbunan semak di dekat rumah target. Pria terdepan memberi kode dengan tangan. Lima orang be
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more

Bab 137 - Benar-benar Biadap!

"Siapa kamu!" bentak Eyang Min, saat seorang pria tua muncul di dekat teras depan rumahnya. "Tidak perlu tahu aku siapa. Yang penting, setelah ini usahamu menyesatkan orang akan berhenti," jawab Mulyadi dengan sangat tenang. Eyang Min maju beberapa langkah sambil mengacungkan tongkatnya yang berbentuk unik. "Oh, ternyata kamu. Orang yang sudah melindungi Lanika." "Betul." "Tapi, percuma saja. Sebentar lagi dia akan mati." "Nyawa manusia adalah milik Allah. Sehebat apa pun ilmumu, jika Allah berkehendak, maka Lanika akan aman." Eyang Min tertawa melengking. Mulyadi tetap diam sambil mengamati beberapa orang yang muncul di belakang perempuan berbaju merah. Zein dan ketiga sahabatnya telah selesai bertempur. Mereka berdiri beberapa meter di belakang Mulyadi sambil memerhatikan sekeliling. Masih ada titik-titik merah yang beterbangan, dan harus terus diawasi. Eyang Min melemparkan tongkatnya yang berubah menjadi ular hitam berukuran besar. Mulyadi spontan mundur sembari memukuli u
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Bab 138 - Kamu Nyindir Aku?

Minggu berganti menjadi bulan. Menjelang keberangkatan ke Kanada, Zivara justru disibukkan dengan persiapan pernikahan Fazwan. Sebab calon pengantin pria sedang sibuk mengikuti Arudra tugas ke luar kota, mau tidak mau Zivara yang menggantikan posisi akangnya untuk membantu Disti. Sore itu sepulang dari kantor, Zivara memacu mobil SUV putih menuju pusat perbelanjaan. Kala berhenti di perempatan lalu lintas, Zivara menyempatkan diri untuk menelepon Nini, yang tengah dijemput Isfani untuk menyusul Zivara, bersama Keef. Setibanya di tempat tujuan, Zivara memarkirkan mobilnya dengan rapi. Dia merapikan penampilan terlebih dahulu, kemudian menyemprotkan sedikit parfum ke baju. Sekian menit berikutnya, Zivara telah berada di dekat pintu utama. Dia menunggu kedatangan taksi yang ditumpangi Nini dan Isfani tiba, kemudian mereka bergegas menuju lantai tiga, di mana Disti dan kakaknya telah menunggu. Keempat perempuan bersalaman sambil beradu pipi. Sementara Nini hanya menyalami calon istri
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more

Bab 139 - Menang Banyak

Sabtu pagi di minggu kedua bulan Agustus, pernikahan Fazwan dan Disti dilangsungkan di gedung pertemuan kawasan Buah Batu. Rombongan keluarga calon pengantin pria tiba belasan menit sebelum acara dimulai. Yudha yang menjadi pemimpin, mengatur barisan bersama teman-teman pasukan pengawal area Bandung. Setelah diberi kode oleh tim panitia pihak perempuan, rombongan berseragam serba krem jalan perlahan menuju pintu utama gedung. Mereka berhenti di bawah tenda untuk menyaksikan sambutan dari kedua orang tua Disti. Susunan acara khas Sunda dilaksanakan dengan khidmat, sebelum akhirnya rombongan dipersilakan masuk. Keluarga inti, para petinggi PBK dan keluarga Janardana, serta Mahendra dan Pangestu, menempati kursi dua deretan terdepan sisi kanan. Di belakang mereka dipenuhi keluarga besar Fazwan, dan semua pengawal lapis satu hingga 12 yang hadir bersama keluarga masing-masing. Tidak berselang lama acara dimulai. Fazwan mendengarkan khotbah nikah dengan serius sambil merekamnya dalam
last updateLast Updated : 2024-08-22
Read more

Bab 140 - Until Jannah

Senin pagi menjelang siang, Arudra dan Zivara beserta yang lainnya bertolak menuju Lombok. Fazwan dan Disti juga ikut dalam rombongan tersebut untuk menikmati bulan madu, sebagai hadiah dari para petinggi Janardana Grup dan Mahendra Grup. Pada awalnya para pria ingin kembali mengunjungi Pulau Komodo. Namun, karena banyak anak-anak yang ikut, akhirnya tempat tujuan diubah supaya cocok dengan anak kecil.Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (Bizam) menjelang pukul 4 sore. Perjalanan itu ditempuh dalam waktu yang cukup lama, karena pesawat harus transit di bandara Bali. Dari bandara menuju hotel milik BPAGK, rombongan tersebut menaiki bus berukuran besar yang disediakan pihak hotel. Agung, ketua pengawal Bali dan Nusa Tenggara, kembali menjadi pemandu wisata dadakan.Seperti biasa, para pengawal muda mengadakan kuis berhadiah kudapan dan minuman ringan. Sebab jumlah bos yang ikut cukup banyak, akhirnya semuanya ikut dan terbagi menj
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status