Home / Rumah Tangga / Pengantin Kedua Janardana / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Pengantin Kedua Janardana : Chapter 91 - Chapter 100

143 Chapters

Bab 91 - Oh, Begitu?

Grup PC UtamaHaikal : Assalamualaikum, Gaes. Ada undangan dari Mas Chandra. Akikahan anak keduanya. Adwaya : Waalaikumsalam. Mas Chandra PG, ya, @Bang Hai? Haikal : Yups. Joshua : Acaranya kapan dan di mana?" Haikal : Sabtu ini. Di rumah mertuanya di Bogor. Pengajian, jam 10. Acara bebas sampai jam 3 sore. Kasyafani : Waalaikumsalam. InsyaAllah, tim Bogor semuanya datang. Arya : Waalaikumsalam. Saya akan datang. Kebetulan, Jumat nanti mau ke Jakarta. Hans : @Arya, pasti ngapelin Yayank. Drew : Uhuy! Bhagawanta : Eeeaaa! Zulfi : Aku jadi senyum-senyum. Bram : Stop, @Zulfi! Kamu senyum tipis, aku terbanting. Arudra : Tikusruk. Wirya : Tisoledad. Ekyavan : Tigebrus. Aaron : Tijengkang. Emris : Tikosewad. Zein : Tijungkel. Farisyasa : Tiseureuleu. Zafran : Tigubrak. Valerio : Ticengklak. Enver : Tigedebur. Hendri : Tigorolong. Farzan : Tikucuprak. Samudera : Tigulitik. Harry : Tigurawil.Hamiz : Tigatruk..Jevera : Tigolepak. Mark : Tijalikeuh. Fathan : Tijungk
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 92 - No Debat!

Hari berganti dengan kecepatan maksimal. Minggu terlewati hingga bulan berikutnya tiba. Pagi itu, Arudra telah berada di kantor GANK, anak perusahaan Pangestu Grup. Dia melenggang memasuki lobi bersama Dirga dan Nirwan, ajudan baru pengganti Bilal yang tengah bertugas sebagai asisten Jauhari di Jakarta. Mereka diarahkan petugas keamanan menuju lift, dan diantarkan ke lantai 5. Keempatnya keluar dari eskalator, kemudian jalan menyusuri koridor yang lengang. Sang sekuriti membukakan pintu ruang rapat. Arudra dan Dirga memasuki ruangan ramai orang. Sedangkan Nirwan menunggu di ruang tamu bersama beberapa ajudan lainnya. "Kamu baru lulus diklat pengawal 1, Wan?" tanya Ghani, ajudan Linggha. "Ya, Komandan," jawab Nirwan. "Panggil Abang aja. Komandan itu khusus buat para petinggi PBk." "Siap." "Umurmu berapa, Wan?" desak Iqbal, ajudan baru Leandru. "22 tahun, Bang," terang Nirwan. "Beda setahun denganku dan Laksman." Iqbal menunjuk rekannya yang menempati kursi ujung kanan. "Kal
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 93 - Menggetayangi VS Menggerayangi

Satu nomor telepon yang tidak terdaftar telah berulang kali menghubungi Zivara. Terdorong rasa penasaran, akhirnya Arudra mengangkat panggilan tersebut. Sapaan salam seorang pria dari seberang telepon, menyebabkan Arudra mengerutkan dahi, karena merasa mengenali suara tersebut. Setelah sang penelepon menjelaskan identitasnya, barulah Arudra merasa tenang, dan balas menyapa dengan ramah."Apa kabar?" tanya Arudra. "Alhamdulillah, kabarku, baik," jawab Evan. "Syukurlah." "Aku dengar kabar dari Dirga, kalau Zivara sedang hamil. Betulkah?" "Ya." Arudra melirik istrinya yang tengah tidur. "Baru 6 minggu usia kandungannya. Lagi mabuk parah dia," terangnya. "Aku ikut senang. Semoga masa-masa awal kehamilan yang berat bisa segera lewat." "Makasih, doanya." "Kalau mau, boleh dicoba kasih air jahe, Mas. Buatan sendiri lebih bagus. Jangan yang kemasan." "Oke, besok kubuatin. Ada tips lain?" "Ehm, sediakan aroma yang dia sukai. Itu bisa membantu meredakan rasa mual." "Besok kutanyain k
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bab 94 - Pelabuhan Hati Terakhir

Jalinan waktu terus bergulir. Siang itu, Indah dikejutkan dengan kedatangan Fendi ke ruang kerjanya. Direktur keuangan Pramudya Grup, terkesiap ketika Fendi mengajaknya menemui seseorang. "Ehm, aku banyak kerjaan, Mas," tolak Indah dengan halus. "Sebentar saja, Dek. Paling lama satu jam," bujuk Fendi. Indah mendengkus pelan. "Oke, satu jam. Setelah itu, aku mau ke kantor PBK." "Baik, nanti saya antarkan. Sekalian saya mau ketemu Varo." Indah berdiri dan memasukkan ponselnya ke baugette bag putih. Dia berpindah ke depan cermin besar di dekat pintu untuk mengecek penampilan. Fendi mengamati perempuan berparas manis yang telah mencuri perhatiannya selama beberapa bulan terakhir. Fendi sudah sering menemui Indah dengan berbagai alasan. Bahkan, hampir tiap hari dia akan menelepon perempuan tersebut hanya untuk sekadar melepas rindu. Sekian menit berlalu, keduanya sudah jalan menyusuri koridor. Indah mengabaikan senyuman para staf yang berulang kali menggodanya, bila didatangi Fendi.
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Bab 95 - Ngidam

Hari berganti. Malam itu, Zivara tiba di rumah dengan diantar Nirwan. Seusai membawakan kardus ke ruang tengah, sang ajudan berpamitan untuk pulang ke mess pengawal area Bandung. Tidak berselang lama terdengar suara motor menjauhi kediaman Zivara. Perempuan berbaju salem menutup dan mengunci pintu depan, kemudian jalan memasuki ruang tengah. Zivara menyalami suaminya dengan takzim, lalu ikut duduk di samping kanan Arudra yang tengah mengunyah singkong goreng garing buatan Nini. Zivara mengambil kudapan dari meja dan menikmatinya dengan santai. "Mas, dapat salam dari Teh Lanika dan Yolla," tutur Zivara di sela-sela mengunyah. "Waalaikumsalam," sahut Arudra. "Dia, sehat?" tanyanya. "Ya, tapi kurusan. Pipinya tirus banget." "Mungkin dia kecapean." "Ehm, minggu depan dia mau pindah ke Singapura." Arudra tertegun kemudian dia menoleh ke kanan. "Pindah?" "Hu um. Sepupunya Pak Budi yang punya cabang perusahaan di sana, nawarin Teh Lanika buat ngisi jabatan manajer operasional.""Oh
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 96 - Diterima

Lanika membulatkan mata ketika Yolla memasuki kamarnya, dan mengabarkan jika ada Arudra dan Zivara di ruang tamu. Lanika bergegas berganti pakaian dengan yang lebih sopan, kemudian merias dirinya sedikit agar tidak terlihat pucat. Perempuan bergaun panjang kuning muda motif bunga-bunga kecil, keluar dari kamarnya dan mengayunksn tungkai ke ruang tamu. Lanika menyalami pasangan tersebut yang datang bersama Zein dan Bayu. Lanika duduk di antara Kabir dan Yolla. Mereka membahas tentang berbagai hal random. Sebelum Arudra menerangkan maksud kedatangannya dan Zein, serta Bayu. Wajah Lanika seketika semringah. Dia langsung menyetujui permintaan sang mantan suami, yang kemudian mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tasnya, untuk diberikan pada Lanika. "Kamu pelajari dulu, Lan. Santai saja. Tidak perlu buru-buru," tukas Arudra. "Pahami baik-baik semua poinnyq. Jika sudah mantap, baru tanda tangani," lanjutnya. "Ya, Mas. Nanti aku baca dan pahami," jawab Lanika. Dia mengalihkan niatnya
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 97 - Hajar! Serang! Serbu!

Grup Power Rangers Putih dan Biru Nanang : Bagosss! Tikung aja terus! Farraz : Why, oh, why? Yusuf : Kemaren, dilewatin Bilal. Sekarang, Fazwan. Dimas : Aku nggak bisa berkiti-kiti. Jauhari : Aku pasrah ajalah. Robi : Terima nasib dilangkahi junior. Kimora : Kang @Fazwan mau nikah, ya? Jeffrey : Ya, @Kimora. Ini orangnya di depanku. Ibrahim : Cengengesan mulu dia. Bikin kesal! Hisyam : Selamat buat @Fazwan. Beni : Acaranya kapan? Jeffrey : Setelah tugasnya selesai. Sekitar 7 bulan lagi. Wahyudi : Berarti sebelum puasa tahun depan. Lazuardi : Habis lebaran aja. Biar aku dan tim London bisa hadir. Riaz : Betul. Sekalian sama Kang @Bilal. Diatur aja waktunya. Mukti : Hajatan lagi kita, Gaes. Fazwan : Makasih, @Bang Hisyam. Buat para senior, hampura. Urang ngelewatin. Nawang : Aku, sih, nggak apa-apa ditikung juga. Umur Kang @Fazwan, lebih tua dariku. Fikri : Yoih. Fazwan memang angkatan pengawal baru. Tapi umurnya sama denganku. Bilal juga. Sony : Ada kabar apa, Teman
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 98 - Jika Aku Berpulang

Ruslita memandangi putrinya yang baru tiba dari kantor. Wajah kuyu Zivara membuat sang ibu prihatin. Ruslita menduga jika Zivara kelelahan, karena masih aktif bekerja.Perempuan berjilbab biru menyambangi Zivara yang tengah menjulurkan kaki ke bangku kecil. Ruslita meletakkan dua cangkir teh melati dan sepiring kroket kampung, yang dilengkapi semangkuk kecil saus kacang. Ruslita mengamati sang putri yang langsung menyantap kudapan. Dia menggeleng pelan melihat tingkah Zivara yang seolah-olah sedang kelaparan. "Neng, Sabtu nanti kita bertamu ke rumah Disti," tutur Ruslita. "Besok sore, bisa nemenin Ibu belanja?" tanyanya "Au eana aa?" tanya Zivara dengan mulut penuh kroket. "Telan dulu eta kroket, baru ngomong!" Zivara cepat-cepat mengunyah dan menelan makanannya. "Mau belanja apa?" ulangnya. "Apa, ya? Ibu bingung." Perempuan yang lebih muda meringis, kemudian dia berkata, "Ibu mau bawain buah tangan buat keluarganya, atau Disti?" "Kalau bisa, dua-duanya. Tapi Ibu bingung." Ru
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 99 - Satu Ember

Detik berganti menit. Putaran jam menggerus waktu dengan maksimal. Minggu berubah menjadi bulan. Musim kemarau bergeser ke musim hujan, seiring dengan seringnya mendung yang menggelayut di langit. Usia kandungan Zivara telah mencapai 4 bulan. Sore itu, diadakan pengajian di kediaman orang tuanya, dengan dihadiri ibu-ibu kelompok pengajian masjid kompleks, dan sanak saudara serta kerabat. Arudra duduk berdampingan dengan kedua adiknya, serta Nirwan, Bilal dan Fazwan yang tengah libur seminggu. Beberapa sahabat Arudra turut hadir dalam acara tersebut bersama istri masing-masing. Begitu pula dengan Yolla yang datang bersama Neni. Keduanya sibuk membantu keempat sahabat Zivara yang tengah menyiapkan isi tas berisi nasi kotak, kue dan buah-buahan buat seluruh tamu. Dibantu Disti dan Soraya, sepupu Zivara, para perempuan tersebut bekerja cepat hingga semua tas tersusun rapi di dekat pintu kamar utama.Seusai pengajian, semua tas dibagikan oleh keempat orang tua, beserta Arudra dan Zivar
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Bab 100 - Cokat dan Stobeli

Grup PC Utama Ilyas : Selamat buat @Emris dan Sitha. Arudra : Alhamdulillah. Ponakan baru sudah lahir. Haikal : Barakallah buat baby. Selamat, @Emris dan Sitha.Drew : Yihaaaa! Arnold : Welcome, Baby boy. Zijl : Dedek bayi, selamat datang ke dunia. Hans : Mana fotonya? Farisyasa : Ada di story Kang Emris. Henley HKB : Kirimlah ke sini. Tiga foto bayi berselimut dan bertopi biru muncul di layar ponsel semua anggota grup, yang kemudian berebutan mengetik dan mengirimkannya ke grup beranggotakan 80 orang. Zein : Meni kasep, euy! Hendri : Jiga urang, yak!Wirya : H ngaku-ngaku. Zulfi : Dia memang nggak tahu malu. Haikal : Demennya ngemil paku. Ridwan : Pintu. Hans : Kayu. Yoga : Bolu. Andri : Minumnya kopi susu. Haryono : Baca susu, otakku jadi nganu. Eknath : Astagfirullah, Mas Yon! Arya : @Yono, saya ngakak, dipandangin anak-anak. Bram : Rada sarap emang, @Yono.Hamiz : Eleuh-eleuh, @Mas Yono. Mark : Gusti nu agung! Zavian : Sepertinya Mas Yon kudu diruwat. Adyan
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status