All Chapters of Pengantin Kedua Janardana : Chapter 71 - Chapter 80

143 Chapters

Bab 71 - Makan Orang

Jalinan waktu terus bergulir. Arudra dan Zivara pagi itu mendatangi kepala KUA di rumahnya, bersama Thamrin dan Tarmizi beserta istri masing-masing. Arudra meminta pada sang kepala KUA untuk membantu proses pengulangan akad, yang akan dilaksanakan Sabtu pekan depan. Setelah mendapatkan persetujuan itu, mereka berpamitan untuk kembali ke rumah masing-masing. Arudra dan Zivara memisahkan diri dari kelompok keluarga. Mereka bergerak menuju kantor cabang EO GIC di kawasan Lodaya.Cyra, istri Zafran, yang menjabat sebagai manajer area Bandung, menyambut kedatangan pasangan tersebut dengan senyuman. Cyra mengajak kedua rekannya ke ruangan pribadi di lantai atas untuk mendiskusikan dekorasi buat resepsi. "Yang dulu, nuansa biru dan putih. Yang sekarang, aku pengen nuansanya pink dan ungu muda," pinta Zivara, sesaat setelah mereka berbincang basa-basi. "Model dekorasinya, sudah punya bayangan kayak gimana?" tanya Cyra. "Belum. Bingung aku." "Bisa pilih dari 3 model ini," tutur Cyra sambi
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 72 - Graaoo!

Rinai hujan mengiringi acara pemakaman Ibu Lanika. Meskipun ada tenda, tetap banyak pelayat yang mengembangkan payung supaya tidak basah. Lanika bergenggaman tangan dengan Yolla dan Neni. Sementara Fatih memegangi ayahnya yang tampak lemas. Hadirin terharu ketika semua anggota keluarga besar almarhumah Desti mengucapkan salam perpisahan, sebelum makamnya ditutup tanah. Kepala Lanika tiba-tiba pusing dan membuatnya limbung. Yolla dan Neni memegangi Lanika yang terkulai lemas. Demikian pula dengan Sheila yang datang bersama teman-teman kerja Lanika di kantor lama. Fatih mendatangi adiknya, dan menggendong Lanika. Pria berbaju koko hitam jalan secepatnya menuju mobil sang ayah, yang posisinya paling dekat dengan makam. Yolla dan Neni membuntuti Fatih, kemudian mereka mengoleskan minyak angin ke pelipis dan hidung Lanika. Fatih kembali ke dekat ayahnya untuk menyaksikan prosesi pemakaman hingga usai. Fatih terkejut ketika ditepuk dari belakang dan segera berbalik. Pria berkulit kuni
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 73 - Tim Gambus

Grup Pengantar Pengantin PriaYusuf : Gaes, posisi? Zulfi : ZH. Di belakang mobil pengantin. Jauhari : JD. Masih di posisi semula. Yoga : YP. Aku masih setia di mobil keempat. Aditya : AF. Mobilku mundur, gara-gara diserobot Mas Yon. Haryono : Opo, toh? Sopirmu aja yang lemot, @Aditya. Harun : HR. Lupa, ini mobil urutan ke berapa. Andri : AK. Harun ketularan pikun bosnya. Riaz : RV. Aku tetap di posisi ke-9..Chan : CG. Di mobil Mayuree.Rusdi : RB. Masih mendampingi Mas Justin yang jadi sopir. Ilyas : IR.. Rusdi pelanggaran! Tuan Muda disuruh nyetir. Irwin : IG. Aku duduk manis di samping Bro Radeya. Hans : HB. Pasukan pengawal Pangestu kacau semua. Syahrul : SJ. Di sini, Teh Varsa yang maksa nyetir. Padahal sudah dicegah Bapak Linggha. Zein : ZA. Varsa mau nunjukin kepiawaiannya jadi pembalap formula 9.Gunther : GD. Ngeri aku, Neng Varsa sudah menyalip beberapa mobil. Hendri : HD. Mantap memang anak sulung Mas Linggha. Emyr : EY. Aku ngakak, dipelototin Teh Monica d
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 74 - Apes

Lanika memandangi foto-foto kiriman Yolla. Perempuan berambut panjang menyunggingkan senyuman. Dia turut senang dengan pernikahan ulang yang dilakukan Arudra dan Zivara tadi pagi. Sebenarnya Lanika telah diundang pasangan tersebut. Bahkan Arudra meneleponnya Jumat malam dan memintanya hadir. Namun, Lanika memutuskan untuk tidak datang agar tidak menodai kesakralan acara itu. Lanika meletakkan ponsel ke meja. Dia mengalihkan pandangan ke luar jendela untuk mengamati langit gelap. Lanika menghela napas berat, kemudian dia memutar badan untuk melanjutkan aktivitas berbenah. Ketukan di pintu mengalihkan perhatian Lanika. Dia jalan ke depan dan mengintip melalui lubang kecil. Lanika membulatkan mata menyaksikan sosok pria di luar. Dia segera membukakan pintu dan mempersilakan sang tamu memasuki ruangan. "Jadi, kamu benar-benar mau pindah?" tanya Fendi sambil memerhatikan sekeliling. "Ya," sahut Lanika. "Saya belum ACC permohonanmu untuk berhenti kerja." "Ehm, tidak apa-apa. Aku juga
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more

Bab 75 - No Action, Talk Only

Jalinan waktu terus bergulir. Pagi itu Arudra berpamitan pada Zivara dan keluarganya, untuk berangkat menuju Surabaya.Zivara melambaikan tangan melepas suaminya yang berada di mobil yang dikemudikan Gilang, yang hendak mengantarkan beberapa bos PC ke bandara. Tidak berselang lama, Fazwan berangkat menuju kantor Janardana, untuk mengantarkan mobil Adik iparnya. Zivara enggan menggunakan mobil itu. Dia memilih mobil SUV putih untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tepat pukul 8, Zivara memasuki mobilnya yang telah dinyalakan mesinnya sejak tadi. Seusai memasang sabuk pengaman, perempuan bersetelan blazer ungu muda membaca doa, lalu melajukan kendaraan keluar dari pekarangan rumah orang tuanya. Sementara itu, Arudra dan rekan-rekannya telah berada di ruang tunggu bandara. Para lelaki berbeda tampilan tengah sibuk dengan ponsel masing-masing. Terutama untuk memantau perusahaan mereka.Setelahnya, Arudra mengecek semua pesan yang masuk. Dia terkejut melihat ada grup baru yang telah men
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Bab 76 - Kembali

Pagi itu, Lanika keluar dari rumah ayahnya sambil menjinjing kantung sampah. Dia jalan keluar dari pekarangan, lalu berbelok ke kanan untuk menuju tong sampah. Lanika membuka tutup tong dan hendak melemparkan kantung, tetapi dibatalkannya karena melihat benda yang sepertinya tidak asing. Perempuan berambut panjang mengambil dompet serut merah dari dalam tong, lalu membuka isinya. Lanika terperanjat menyaksikan benda yang sudah dibuangnya ternyata kembali. Dia memasukkan kantung plastik ke tong, kemudian jalan cepat menuju rumah. Langkah Lanika terhenti di pagar, karena dompet serut di tangannya bergerak-gerak. Perempuan berbaju hijau memindai sekitar, lalu dia menyelipkan benda itu ke belakang ban mobilnya. Perempuan berbibir penuh bergegas memasuki rumah. Dia mencuci tangan, kemudian menuju kamarnya untuk berganti pakaian, sekaligus mengemasi beberapa helai baju yang dimasukkannya ke tas travel hitam. Tidak berselang lama Lanika sudah berada di teras rumah. Kabir yang turut meng
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Bab 77 - Suruhan Siapa, Kamu?

Jalinan waktu terus bergulir. Arudra mulai senewan karena belum bisa mencurahkan cinta pada Zivara. Meskipun sang istri tidak menolak untuk bercumbu setiap malam, tetap saja Arudra belum puas. Hampir 3 minggu pernikahan mereka, Arudra kian kesulitan menahan hasrat. Terutama karena Zivara tidur menggunakan daster yang sering tersingkap, hingga mempertontonkan bagian bawah tubuhnya. Jumat pagi, Arudra berangkat ke kantor dengan kurang bersemangat. Pasalnya, Zivara akan berangkat ke Garut bersama Zein dan kedua staf HWZ. Meskipun yakin istrinya akan aman dari gangguan lawan jenis, tetap saja hal itu membuat pikiran Arudra bercabang-cabang. Rapat pertama yang dilakukan bersama keempat manajer dan direktur lainnya, nyaris tidak disimak Arudra. Dia lebih sering mengecek arloji untuk memastikan waktu ketibaan sang istri di tempat proyek. Menjelang pukul 11, Bhadra membubarkan rapat. Dia sejak tadi mengamati sang mas yang terlihat gelisah. Pria yang badannya lebih tinggi sedikit dari Arud
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 78 - Menguji

Hari berganti. Arudra dan Zivara telah berada di Bandung. Liburan singkat akhir pekan kemarin membuat hubungan mereka kian hangat dan romantis. Selain itu, hubungan Arudra dan Thamrin yang sempat kaku, perlahan mencair. Bila sedang berada di rumah, Arudra akan menemani Thamrin berkebun. Seperti sore itu. Arudra pulang lebih awal, karena ingin istirahat untuk mempersiapkan tenaga buat perjalanan esok hari ke Australia. Melihat Thamrin sedang mengurusi tanaman, Arudra bergegas memasuki kamar untuk mengganti pakaian kerja dengan setelan kebangsaan, yakni kaus merah dan celana pendek hitam. Thamrin tertegun saat sang menantu menghampirinya dan duduk di sisi kiri bangku panjang. Thamrin kembali memfokuskan pandangan pada pohon bonsai yang tengah dibetuknya dengan kawat. "Yah," panggil Arudra. "Hmm," balas Thamrin. "Besok aku dan Zivara mau berangkat ke Australia." "Ya." "Beberapa hari lagi, pernikahan kami genap sebulan." "Lalu?" "Berarti aku boleh minta ... ehm ....." "Apa
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 79 - 5 Tahun Lagi

Pagi pertama di Kota Sydney digunakan Zivara untuk melakukan swa foto dan video. Dia berdiri di balkon kamar yang ditempatinya bersama sang suami. Kemudian Zivara memulai syuting dengan ucapan salam dan senyuman mengembang. Arudra yang baru selesai mandi, duduk di tepi kasur sembari mengamati perempuan berbaju putih yang sedang mengoceh dalam bahasa Inggris campur Indonesia. Meskipun tahu jika Zivara bisa berbahasa negeri Pangeran William, tetapi baru kali itu Arudra mendengar celotehan istrinya yang sangat fasih. Seusai mengenakan pakaian, Arudra menyambangi Zivara yang spontan berhenti bermonolog. Perempuan yang menjepit rambutnya tinggi-tinggi, terkejut saat Arudra memeluk dan memintanya merekam hal itu. Arudra menunduk untuk menciumi istrinya yang membalas dengan malu-malu. Zivara menghentikan merekam video saat tungkainya melemah, hingga dia harus berpegangan pada lengan suaminya. "Morning kiss yang paling manis," bisik Arudra, seusai memutuskan keintiman. "Mas bikin aku kag
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Bab 80 - Lambai Sempak

.Penerbangan selama 6 jam lebih dari Sydney ke New Plymouth, menjadikan hampir semua penumpang pesawat memutuskan untuk tidur. Begitu pula dengan Arudra dan Zivara. Keduanya terlelap sambil beradu kepala, karena Zivara menyandar ke lengan kanan suaminya. Bhadra yang berada di kursi paling kiri, juga tertidur selama 4 jam di awal penerbangan. Dia terbangun karena hendak ke toilet, kemudian dia berpindah ke kursi belakang untuk berkumpul dengan para duda dan bujangan. Belasan menit sebelum pesawat mendarat, Bhadra kembali ke kursinya untuk membangunkan Arudra dan Zivara. Bhadra menunjuk ke luar kaca, di mana terlihat pemandangan Pulau Utara New Zealand.Zivara mengambil tisu basah dari tas untuk mengusap wajahnya. Kemudian dia mengambil ponsel untuk memvideokan keindahan kota yang mendapatkan predikat sebagai kota paling layak huni, sekaligus kota terindah di New Zealand. Kala pesawat telah berhenti dan parkir dengan sempurna, Dedi berdiri dan meminta anggota rombongannya untuk tet
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status