Home / Rumah Tangga / Pengantin Kedua Janardana / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pengantin Kedua Janardana : Chapter 51 - Chapter 60

143 Chapters

Bab 51 - Supaya Tidak Ada Penyesalan

Selama beberapa hari berikutnya, dunia Arudra terasa gelap. Dia lebih sering melamun dan sulit berkonsentrasi. Bahkan, selera makannya menghilang, hingga perlahan tubuhnya kian kurus.Arudra tetap tinggal di rumah Zivara. Dia akan memeluk baju terakhir yang dikenakan perempuan tersebut, nyaris sepanjang waktu tidurnya. Bilal dan Bhadra serta Casugraha telah membujuk Arudra untuk mau pindah ke rumah Rahmadi. Namun, sang presdir Janardana tetap bersikeras tinggal di rumah penuh kenangannya bersama Zivara. Arudra dan keluarganya tidak berhasil menghubungi gadis itu, karena nomor telepon Zivara tidak aktif. Arudra juga sudah mendatangi kediaman Thamrin, tetapi rumah itu telah kosong. Siang itu, Arudra menemui Zein di kantor HWZ. Dia menceritakan semuanya dan meminta bantuan pria tersebut untuk mencarikan Zivara. "Aku sudah nyoba nanya ke orang proyek, kata mereka, Zivara nggak ada berkunjung ke sana, setelah pulang denganmu tempo hari," ungkap Zein. "Dia cuma sekali nelepon Izra, dan
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Bab 52 - Deja Vu

Kabar terbaru tentang Indriati membuat Zivara gelisah. Dia mengkhawatirkan kondisi perempuan tua yang sangat baik padanya. Zivara terbayang berbagai obrolannya bersama Indriati, jika kebetulan dia tengah mengunjungi Mama Arudra tersebut. Zivara gundah, dan sangat ingin bertemu dengan Indriati, yang sedang dirawat intensif di rumah sakit terkenal di Bandung. Hari berganti hari. Setiap sore Evan akan berkunjung bersama kedua sepupunya, Dirga dan Kalya. Mereka melakukan itu agar Zivara tidak kesepian. Kali itu, Evan datang sendirian dengan wajah semringah. Dia mengabarkan informasi jika Dirga berhasil mendapat lowongan pekerjaan buat Zivara, di kantor yang sama sang sepupu."Besok pagi, kujemput. Kamu harus interview paling awal. Itu permintaan Dirga sama atasannya," cakap Evan. "Sip. Malam ini aku siapkan semua berkasnya," sahut Zivara. "Ijazahnya, dibawa?" "Ya. Semuanya komplet. Sengaja diangkut dari rumah Ayah, karena aku memang berencana untuk menetap di sini." "Yakin?" "Hu u
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Bab 53 - Buang Sial

Lanika merobek-robek surat panggilan dari pengadilan agama Bandung, yang diteruskan pihak kantor pusat ke cabang Bogor. Lanika menggertakkan gigi. Dia kesal pada Arudra yang benar-benar sudah tidak peduli padanya. Jangankan berkunjung untuk menyerahkan Lanika kembali ke keluarga, Arudra bahkan tega mengemasi barang-barang milik Lanika yang belum terangkut. Kemudian Arudra mengirimkan benda-benda itu ke kediaman keluarga Kabir.Hal itu jelas menimbulkan gosip dari tetangga yang kebanyakan merupakan kerabat Lanika. Ditambah lagi, Fatih mengomeli perempuan tersebut, sesaat setelah pria itu pulang dari Bandung tempo hari. Hasilnya, Lanika sukses menjadi buah bibir orang-orang sekitar. Kedua orang tua Lanika akhirnya memutuskan untuk pergi dan menetap di rumah lama di pinggir kota. Mereka tidak sanggup menjadi bahan gunjingan. Selain itu, Kabir dan sang istri juga malu dengan tingkah laku putri keduanya, yang dibongkar tuntas oleh Fatih. Putra sulung keluarga Kabir, akhirnya mempercepat
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Bab 54 - Aku ... Kangen

Fazwan meneguhkan hati agar tetap terlihat tenang, meskipun dirinya tengah dipandangi sang direktur utama PBK dengan saksama. Pria muda berkemeja hitam pas badan, sudah menduga jika dirinya akan didatangi Wirya. Sebab itu Fazwan sudah bersiap-siap menghadapi atasannya yang berada di kursi seberang. "Kenapa kamu tidak mau membantu Arudra agar bisa menemui Zivara, Wan?" tanya Wirya. "Saya hanya tidak mau, Adik saya terbuai lagi dan dibohongi orang itu, Ndan," jelas Fazwan. "Mereka saling menyayangi. Semua orang yang dekat dengan mereka, bisa melihat itu." "Saya nggak yakin si brengsek itu tulus pada Adik saya." "Coba kamu kesampingkan dulu emosi. Buka hatimu, pasti akan terasa." "Saya sedang tidak ingin melihatnya. Apalagi ngobrol. Malas." "Dia rekan bisnis Mas Leandru. Suatu saat kalian akan berhadapan lagi." "Dan jika saat itu tiba, saya akan mengabaikannya." Wirya mendengkus pelan. "Kamu sama kerasnya dengan dia." Fazwan tidak menjawab dan tetap diam. Dia sebetulnya ingin
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Bab 55 - Berapa Tarifmu?

Sinar terang yang menyorot langsung ke mata, menyebabkan Lanika menutupi wajahnya dengan tangan kiri. Perempuan berkulit putih mengerjap-ngerjapkan mata sesaat untuk membiasakan diri dengan cahaya yang berasal dari matahari, yang terpancar dari jendela yang gordennya terbuka. Lanika meraba bagian kanan tempat tidur yang ternyata telah kosong. Dia memindai sekitar, lalu bangkit duduk dengan bertumpu pada kedua siku. Lanika merapikan selimut yang menutupi tubuh polosnya, sambil bertanya-tanya dalam hati ke mana gerangan pria yang telah menghabiskan malam dengannya. Perempuan berbibir penuh mengeluh pelan, karena ternyata teman kencannya pria yang egois. Lanika tidak berhasil mencapai puncak dan terpaksa menelan kekecewaan. Bunyi sesuatu memancing Lanika menoleh ke kanan. Sosok Fendi muncul dengan setelan kasual Pria tersebut meletakkan handuk ke tepi kasur, lalu dia berpindah ke depan cermin untuk berias "Mas, mau ke mana?" tanya Lanika. "Ke rumah orang tua saya," jelas Fendi ta
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Bab 56 - Orang Ketiga, Keempat, Kelima

Jalinan waktu terus bergulir. Pagi menjelang siang itu, Ruslita terkejut karena kedatangan teman-teman Zivara. Perempuan tua berparas manis sangat senang, karena ada yang menemaninya di rumah selama lebih dari 1 jam. Sarah dan ketiga rekannya sengaja mengajak Ruslita berbincang tak tentu arah. Supaya perempuan tua tersebut tidak mencurigai kedatangan mereka yang tiba-tiba. "Bu, boleh nggak, aku minta alamat Zivara?" tanya Sarah. "Buat apa, Neng?" tanya Ruslita. "Pengen ketemu, Bu. Kangen pisan." "Tapi, ayahnya melarang Ibu buat ngasih tahu alamatnya ke siapa pun." "Kami, kan, sahabat Zi dari dulu, Bu," sela Isfani. "Ya, Bu. Lagi pula, kami nggak akan ngasih info ini ke orang lain," imbuh Dina. "Terutama cowok itu Penipu. Benci aku!" geram Wenda. Dia sengaja berakting membenci Arudra, supaya Ruslita percaya padanya."Saha?" tanya Ruslita. "Lakinya itu, Bu. Bisa-bisanya dia jadiin sahabatku sebagai yang kedua. Kurang ajar," desis Wenda. "Urang oge hayang nampol," sahut Isfani
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Bab 57 - Ngelamar?

Hari berganti. Jumat siang menjelang sore, rombongan pimpinan Zein berangkat menuju Tasikmalaya. Mereka menggunakan beberapa mobil MPV yang sarat penumpang. Arudra yang berada di mobil ketiga, sama sekali tidak curiga diajak berwisata ke sana, sesuai rencana kelompok Bandung. Arudra juga tidak curiga karena petinggi PBK ikut serta. Dia mengira jika itu adalah bentuk kekompakan para pengawal. Selain Arudra, kedua adiknya juga turut serta. Mereka menumpang di mobil yang dikemudikan Riaz. Bhadra dan Casugraha telah mengetahui rencana Wirya, dan mereka sangat bersemangat untuk membantu menyukseskan acara itu. "Hotel sudah oke," tutur Yanuar, seusai membaca pesan dari ketua security PB yang bertugas di Tasikmalaya. "Sama yang buat kelompok Sarah?" tanya Wirya. "Iya. Komplet semua" Yanuar mengalihkan pandangan pada sahabatnya yang berada di sebelah kanan. "Kamu kayaknya tegang banget, W," lanjutnya. "Aku deg-degan, ngeri Zivara nggak mau ikut sama Sarah," terang Wirya. "Kalau dia ng
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Bab 58 - Cuma Kamu, dan Hanya Kamu

Kehadiran Wirya dan Delany dari pintu utama ruang pertemuan, benar-benar mengejutkan Zivara. Dia bertambah kaget ketika Hendri dan Irshava muncul bersama Zein serta Divia.Zivara terperangah kala mendengar lagu kesukaannya dilantunkan penyanyi dari band di dekat pelaminan. Rasa kaget Zivara bertambah saat anak-anak para bos mendatanginya sambil membawa buket bunga. Perempuan bergaun panjang krem merunduk untuk menerima buket bunga dari semua bocah. Dia menciumi pipi mereka satu per satu, sebelum menegakkan badan dan memindai sekitar. Zivara terkesiap, saat semua tamu membuka masker. Dia nyaris tidak percaya dengan penglihatannya, karena ternyata hadirin adalah orang-orang yang dikenalnya sebagai bos PG dan petinggi PBK beserta keluarga masing-masing. Sarah menghampiri sahabatnya untuk mengambil buket bunga, dan meneruskannya pada Isfani. Kemudian Sarah menggandeng Zivara dan mengarahkannya ke dekat pelaminan. "Mbak, sebenarnya ada apa ini?" tanya Zivara. "Aku nggak bisa jawab, Z
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Bab 59 - Usai

Evan jalan mondar-mandir sepanjang halaman depan indekost Zivara. Pria berkemeja abu-abu, benar-benar bingung karena sejak siang tadi Zivara tidak bisa dihubungi. Selain Evan, kedua sepupunya dan Fitri juga sudah mencoba menelepon Zivara, tetapi tidak ada satu pun panggilan yang tersambung. Jarum jam bergerak naik. Evan akhirnya terpaksa pulang ke indekost-an Dirga. Sebab malam telah larut, dia tidak mungkin pergi ke rumah pamannya di pinggir kota. Fitri memandangi pria yang diyakininya mencintai Zivara, hingga Evan memasuki mobilnya. Perempuan berambut pendek merasa kasihan pada Evan, yang kentara sekali mengkhawatirkan Zivara. Setelah memasuki kamarnya, Fitri kembali mencoba menelepon sahabatnya. Kala terdengar bunyi sambungan masuk, Fitri spontan mengusap dada."Assalamualaikum," sapa Zivara dari seberang telepon. "Waalaikumsalam," balas Fitri. "Zi, kamu di mana?" tanyanya. "Di Santika." Fitri mengerutkan dahi. "Bukannya temanmu nginapnya di Aston Inn?" "Dia pindah ke sini,
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Bab 60 - Sekarang Saja Kubuka Segelnya

Seusai santap malam, rombongan pimpinan Jauhari bergerak memasuki kendaraan. Arudra, Zivara, Bilal dan Riaz menunggu hingga semua kendaraan menjauh, kemudian mereka menaiki mobil SUV biru yang disewa selama beberapa hari ke depan. Wirya sengaja menempatkan Riaz untuk mendampingi Arudra, karena dia khawatir jika rekannya tersebut akan terlibat konflik dengan Evan dan keluarganya. Mobil yang dikemudikan Bilal melaju menembus jalan raya yang tidak terlalu padat. Mereka sempat berhenti di sebuah toko, untuk membeli pakaian ganti buat ketiga lelaki tersebut. Sesampainya di tempat tujuan, suasana sangat sepi. Zivara melangkah menuju kamarnya, lalu membuka kunci dan mendorong pintu lebar-lebar. Arudra ikut masuk, sedangkan Bilal dan Riaz menunggu di teras. Beberapa orang mengintip dari balik jendela, kemudian salah seorang dari mereka memberanikan diri keluar untuk menyambangi Zivara yang sedang berbenah. "Zi, kamu ditanyain Ibu kost," tukas Sari, kemudian dia mengamati Arudra yang seda
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status