Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 81 - Chapter 90

921 Chapters

Bab 81

Namun, dia tetap saja sulit untuk menenangkan diri."Baiklah," jawab Tirta menyetujuinya. Irene malah tidak marah sama sekali. Tirta jadi merasa dirinya punya kesempatan untuk meniduri Irene kelak!"Tirta, apa kamu benar-benar nggak sedang bercanda saat mengatakan mau mengobatiku?" tanya Irene dengan wajah serius menatap Tirta. Tiba-tiba, dia mulai merasa menderita sekarang!"Tentu saja Kak, aku nggak akan membohongimu. Bagaimana kalau kita coba sekarang?" tanya Tirta sambil menelan ludah. Irena adalah wanita yang paling kaya dan elegan yang pernah ditemuinya selama ini. Tentu saja Tirta jadi bersemangat untuk menaklukkannya!"Nggak ... aku cuma tanya. Kamu jangan pikir berlebihan." Irene melirik Tirt sekilas, lalu mengalihkan pandangannya dengan ketakutan. Irene pada dasarnya memang ingin mendekatkan diri dengan Tirta. Namun, dia tidak menyangka perkembangannya akan secepat ini sampai membahas masalah menidurinya."Oh, oke Kak. Aku nggak berpikir macam-macam kok," balas Tirta dengan s
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 82

Setelah bicara demikian, Tirta berjalan ke hadapan Ayu. Dia memegang tangan Ayu dan memeriksa luka di dada Ayu. Kulitnya yang putih mulus terlihat sangat kontras dengan noda darah. Seketika, Tirta merasa sangat kasihan melihatnya."Ah, Tirta, minggir kamu. Suruh Melati saja yang periksa. Kalau kamu yang periksa, Bibi jadi malu!" Wajah Ayu memerah karena malu."Wah, panjang sekali lukanya, mungkin ada 10 cm! Bibi, aku nggak bisa obati ini, sebaiknya suruh Tirta saja," balas Melati sambil melambaikan tangannya. Dia sudah tahu mengenai masalah Tirta dan Ayu, tentu saja merasa bukan masalah besar jika Tirta memegang dada Ayu. Lagi pula, Melati memang benar-benar tidak tahu bagaimana membalut luka seperti ini."Hah? Lukanya separah itu?" Mendengar luka sepanjang 10 cm, ekspresi Ayu langsung berubah drastis. Dalam hatinya terus bergumam karena khawatir akan meninggalkan bekas yang jelek."Kak Melati, tolong ambilkan sebaskom air dan handuk bersih. Aku harus hentikan pendarahannya dulu." Tanp
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 83

Melati sudah dua hari tidak merasakan kenikmatan dari Tirta. Begitu disentuh oleh Tirta sekarang, tubuhnya langsung terasa lemas. Lantaran takut Ayu akan menyadari keanehan ini, Melati tidak lupa mengucapkan sesuatu untuk mengalihkan perhatian."Lain kali harus hati-hati. Kalau nggak, masih harus diakupunktur lagi. Aku nggak mau mengulang ini sekali lagi," kata Ayu dengan ketakutan."Bibi, nggak bisa begitu. Lukamu parah sekali, besok harus diobati sekali lagi. Kalau nggak, bakal meninggalkan bekas," timpal Tirta sambil memijat Ayu."Hah? Mau sekali lagi? Baiklah kalau begitu ...." Ekspresi Ayu terlihat muram. Apa dia masih bisa bertahan jika harus mengulangi pengobatan ini sekali lagi? Bulu kuduknya telah merinding duluan saat memikirkannya.Namun demi tidak meninggalkan bekas, Ayu terpaksa menyetujuinya. Saat teringat kembali dengan perasaan tadi, sepertinya tidak terlalu buruk juga. Sebaliknya, malah terasa agak kebas hingga membuat tubuhnya merinding.Ayu tahu bahwa semua itu adala
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 84

Tirta memijat Ayu dengan serius. Namun, semakin lama dia memijat wanita cantik ini, hatinya jadi semakin resah. Tirta pernah berhubungan dengan banyak wanita cantik sebelumnya. Namun, yang paling menggoda di antaranya, tetap adalah Ayu. Tirta mengurangi tenaganya, lalu tangannya perlahan-lahan merambat ke bagian lainnya."Tirta, kamu mau ganggu Bibi lagi ya. Jangan usil ...." Ayu yang merasakan perubahan pada pijatan Tirta, langsung merasa malu. Padahal dia bisa merasakan dengan jelas Tirta sedang menggodanya, tetapi dia malah tidak menyingkirkan tangan Tirta."Aku nggak usil kok Bibi. Aku cuma mau memijatmu saja, jangan terlalu emosi," pinta Tirta dengan tebal muka."Tirta, Kakak juga nggak enak badan. Bagaimana kalau kamu bantu Kakak juga?" Melati yang menyaksikan semua itu dari samping, juga jadi ikut tergoda."Kak Melati, Kakak tunggu dulu sebentar. Luka Bibi sangat parah, biar kubantu untuk meredakannya dulu." Tirta terkekeh-kekeh pada Melati dan menyuruhnya untuk bersabar."Mau t
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 85

Wanita sebaik ini malah rela menemaninya sampai sekarang. Tirta merasa dirinya seperti hidup dalam sebuah mimpi. Setelah Irene mengirimkan uangnya nanti, Tirta harus membeli rumah besar di kota untuk bibinya, mengendarai mobil yang bagus dan membuat bibinya hidup bahagia. Selain itu, dia juga akan mengobati mata bibinya!"Bibi, dari mana kalung ini? Cantik sekali!" Tiba-tiba pada saat ini, Melati telah bangun. Dia terkejut saat melihat kalung giok yang dikenakan Ayu."Ini hadiah dari Tirta, tapi cuma giok palsu seharga ratusan ribu," jawab Ayu dengan hati yang hangat."Palsu? Sepertinya nggak mirip palsu. Ini pasti giok asli, harganya juga pasti sangat mahal!" ujar Melati dengan yakin. Dia pernah pergi ke kota untuk berbelanja di toko giok bersama kakak keduanya. Melati pernah melihat giok asli dan tentunya dia sangat menyukainya.Hanya saja, saat itu dia tidak punya uang, jadi hanya bisa sekadar melihat-lihat. Kini setelah melihat giok yang dikenakan Ayu, dia bisa mengenali bahwa bend
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 86

Jika wanita lain yang berada di posisi ini dan mengetahui harga kalung ini, mereka sudah pasti akan buru-buru menyimpannya. Namun, Melati malah bersikeras menolaknya."Kak, kamu ini bodoh sekali. Kamu ini wanitaku, kenapa kamu malah nggak mau terima hadiah dariku? Kalau kamu nggak mau terima, akan kusetubuhi kamu sampai minta ampun!" ancam Tirta sambil memukul bokong Melati. Seketika, bokongnya yang sintal itu bergetar."Ah, Tirta, hal yang paling nggak kusesali seumur hidup ini adalah bersamamu! Kamu setubuhi saja aku sampai puas!" Mata Melati sampai berkaca-kaca dan berinisiatif memeluk Tirta. Mana pernah ada yang memperlakukannya dengan sebaik ini? Saat ini, Melati telah menganggap Tirta lebih berharga daripada nyawanya sendiri."Kak, nggak bisa. Kalau kita berhubungan badan lagi malam ini, kamu pasti akan kelelahan. Lain kali saja." Tirta merasa tidak tega. Bagaimanapun, Tirta adalah tipe yang semakin bersemangat setiap kali berhubungan badan. Orang awam tidak akan bisa mengimbangi
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 87

"Mau hancurkan klinikku? Boris, coba saja kalau kamu berani!" Awalnya Tirta tidak ingin menggubris ejekan mereka. Namun, ucapan mereka benar-benar keterlaluan, sehingga Tirta pun menghentikan langkahnya.Orang yang memakinya tadi bernama Boris. Saat mendengar Tirta mengancamnya, dia langsung berteriak, "Kamu masih berani mengancamku? Cepat singkirkan pengeras suaramu itu. Jangan ganggu orang tidur! Kalau nggak, aku benar-benar akan hancurkan klinikmu!""Tirta, kamu kerja saja yang benar. Nggak ada gunanya kamu buka klinik itu lagi.""Iya, apa kamu sendiri nggak tahu sejauh mana kemampuanmu?""Kalaupun klinik dibuka kembali, nggak akan ada orang yang mau berobat ke tempatmu itu. Apa kamu masih bisa menghasilkan uang?"Beberapa wanita paruh baya yang menyaksikan keributan ini juga ikut mentertawakan Tirta.Sebenarnya sejak orang tua Tirta meninggal, sudah jarang ada yang menghargai Tirta di desa ini. Jika Tirta masih seperti dulu, mungkin dia akan melarikan diri setelah ditindas oleh ora
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 88

Nabila hari ini mengenakan riasan tipis yang membuatnya terlihat sangat menawan. Sebenarnya, Nabila memang sudah tahu masalah peresmian klinik Tirta, sehingga dia sengaja berdandan untuk datang membantunya. Namun saat tiba di klinik, Nabila malah tidak melihat sosok Tirta. Oleh karena itulah, dia keluar untuk mencari Tirta."Tentu saja, mana mungkin aku akan melupakan Kak Nabila."Tirta tersenyum perlahan, lalu merangkul pinggang Nabila yang ramping dan mencubit bokongnya."Jangan sentuh-sentuh. Semalam kamu bilang mau memberiku hadiah. Mana hadiahnya?" tanya Nabila dengan wajah tersipu setelah memelototi Tirta sejenak. Dia telah menunggu Tirta seharian semalam, tapi malah tidak bertemu dengan Tirta."Duh, lihat saja ingatanku ini. Kak Nabila, kamu tutup dulu matamu. Setelah kusuruh buka nanti, kamu baru buka," perintah Tirta."Kamu mau beri aku kejutan?" Nabila mulai memejamkan matanya dengan penasaran. Ini adalah pertama kalinya Tirta memberinya hadiah! Pasti dia sudah memilihnya den
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 89

"Jangan mimpi. Sekarang ini masih siang, nanti kelihatan orang lain. Bukannya kamu mau mempromosikan klinik? Aku ikut denganmu. Malam nanti baru aku pergi mencarimu," bisik Nabila setelah memastikan tidak ada orang lain di sekitar mereka.Setelah berkata demikian, wajahnya menjadi tersipu malu."Hehe, Kak Nabila memang paling baik padaku. Ayo, kita ke desa sebelah."Di sekitar Desa Persik, ada beberapa desa lainnya lagi. Desa pertama yang akan dikunjungi oleh Tirta, berjarak setengah jam perjalanan dari Desa Persik. Pengeras suara Tirta cukup kuat, tetapi tetap tidak bisa menarik perhatian terlalu banyak orang.Nabila mencari cara lain. Dia merekam suaranya ke mesin pengeras suara itu. Suara Nabila sangat merdu dan jernih, sehingga bisa menarik perhatian banyak orang dalam waktu singkat."Cantik sekali gadis ini.""Klinik yang baru dibuka ya? Di mana letaknya? Nanti kami akan bawa teman ke sana untuk berkunjung."Tak diragukan lagi, semua orang ini terpesona karena daya tarik Nabila. B
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 90

"Coba ulurkan tanganmu dulu, biar kuperiksa." Tirta berencana untuk menunjukkan kemampuannya di hadapan begitu banyak orang. Wanita itu langsung menggulung lengan bajunya tanpa ragu-ragu dan berjalan ke hadapan Tirta."Coba periksa. Kalau kamu bisa mendiagnosis penyakitku, aku akan membantumu mempromosikan klinikmu ini."Semua orang yang mengerumuni mereka juga ikut bergumam, "Nggak bisa hamil itu termasuk penyakit rumit. Apa anak muda ini bisa?""Dengarkan saja dulu apa katanya nanti."Tirta meletakkan jarinya ke pergelangan tangan wanita itu dan langsung bisa mengetahui kondisinya."Kak, tubuhmu baik-baik saja. Seharusnya itu masalah suamimu. Apa dia kurang perkasa?" Wajah wanita itu langsung tersipu seperti tidak bisa berkata-kata. Tebakan Tirta memang benar, tapi dia malu untuk mengakuinya."Kalau lahannya nggak bermasalah, berarti pembajaknya yang bermasalah!""Bokong kakak ini besar sekali, orang biasa mungkin nggak bisa tahan. Nggak bisa salahkan suaminya nggak sanggup juga!"Be
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more
PREV
1
...
7891011
...
93
DMCA.com Protection Status