"Aku nggak tertarik sedikit pun," tolak Tirta sambil menggeleng tanpa ragu sedikit pun."Kamu nggak berani, ya? Kamu pasti nggak mengerti apa-apa tentang batu mentah, jadi takut kalah. Benar begitu?" Gilang sengaja memprovokasi Tirta."Kata siapa? Apa gunanya taruhan ini? Apa yang bisa kudapat kalau menang?" tanya Tirta sesudah terkekeh-kekeh."Kalau kamu menang, aku akan menghadiahkanmu batu yang kamu pilih," sahut Gilang. Kemudian, dia tertawa terbahak-bahak. Dia tahu bahwa Tirta tidak bisa dibandingkan dengan dirinya yang telah berkecimpung di industri ini selama 30-an tahun."Baiklah. Tapi, kalau aku kalah, aku nggak punya uang untuk menghadiahkanmu batu mentah lho," balas Tirta sambil tersenyum."Oh, itu nggak perlu. Kalau kamu kalah, langsung tinggalkan tempat ini saja," ucap Gilang dengan penuh percaya diri."Oke. Pilihlah, aku sudah memilih batu yang kumau." Tirta tampak menunjuk beberapa batu secara asal-asalan. Dia sudah melihat banyak batu bagus sejak tadi, tetapi tidak tahu
Baca selengkapnya