Share

Bab 79

Author: Hazel
"Sepertinya, kamu mengira profesi dokter nggak bisa menghasilkan uang, ya? Atau kamu merasa ilmu medisku kurang hebat?" Tirta terkekeh-kekeh.

"Aku merasa setiap manusia memiliki kelebihan tersendiri. Kamu begitu ahli dalam menilai batu mentah, jadi aku merasa ilmu medismu seharusnya biasa-biasa saja." Irene tersenyum.

"Kalau begitu, aku akan memeriksa kondisi tubuhmu." Hal yang paling dibanggakan oleh Tirta tentu saja adalah ilmu medisnya. Dia merasa kurang puas melihat Irene meragukan kemampuan medisnya.

"Kamu mau memeriksaku? Oke, coba periksa. Tapi, kita ini teman, 'kan? Aku nggak bakal membayar biaya konsultasi lho!" Irene bercanda.

Seminggu lalu, Irene baru pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan seluruh badan. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada masalah pada tubuhnya. Namun, dia tidak akan menolak kalau Tirta ingin memeriksanya.

"Kak, sebenarnya kamu punya masalah yang sangat serius. Tapi, aku nggak tahu hal ini seharusnya dikatakan atau nggak," ujar Tirta dengan ekspresi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Wan Iwan
bagus dan lanjutkan
goodnovel comment avatar
hans
***** bagus lanjut
goodnovel comment avatar
Abu Hasan
iklan iklan dan iklan silit kebo
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 80

    "Kak, ini sudah bawaan lahir, nggak bisa diobati. Kecuali ...." Sesudah dipertimbangkan, Tirta memilih untuk tidak mengatakannya."Apa? Cepat katakan!" Irene merasa tidak nyaman. Dia tidak ingin melakukan itu setiap malam lagi. Meskipun rasanya sangat menyenangkan, ini bukan solusi jangka panjang. Terutama setelah Tirta mengetahui rahasianya ini."Kecuali kamu mencari pria yang sangat perkasa. Dia bisa memuaskanmu setiap malam, jadi kamu nggak perlu melelahkan diri sendiri lagi setiap malam," sahut Tirta yang memaksakan diri."Cih, omong kosong macam apa itu? Kamu bilang pria normal nggak akan bisa memuaskanku, jadi di mana aku bisa menemukan pria sehebat itu?" Irene menginjak rem. Napasnya menjadi agak berat sekarang. Topik ini sangat pribadi sehingga membuatnya sulit untuk fokus."Tentu saja aku ...," gumam Tirta dengan lirih sambil mengangkat alis. Melati dan Agatha memang cantik dan seksi, tetapi kedua wanita ini tidak tahan dengan energi Tirta. Tirta sampai tidak berani mengerahka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 81

    Namun, dia tetap saja sulit untuk menenangkan diri."Baiklah," jawab Tirta menyetujuinya. Irene malah tidak marah sama sekali. Tirta jadi merasa dirinya punya kesempatan untuk meniduri Irene kelak!"Tirta, apa kamu benar-benar nggak sedang bercanda saat mengatakan mau mengobatiku?" tanya Irene dengan wajah serius menatap Tirta. Tiba-tiba, dia mulai merasa menderita sekarang!"Tentu saja Kak, aku nggak akan membohongimu. Bagaimana kalau kita coba sekarang?" tanya Tirta sambil menelan ludah. Irena adalah wanita yang paling kaya dan elegan yang pernah ditemuinya selama ini. Tentu saja Tirta jadi bersemangat untuk menaklukkannya!"Nggak ... aku cuma tanya. Kamu jangan pikir berlebihan." Irene melirik Tirt sekilas, lalu mengalihkan pandangannya dengan ketakutan. Irene pada dasarnya memang ingin mendekatkan diri dengan Tirta. Namun, dia tidak menyangka perkembangannya akan secepat ini sampai membahas masalah menidurinya."Oh, oke Kak. Aku nggak berpikir macam-macam kok," balas Tirta dengan s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 82

    Setelah bicara demikian, Tirta berjalan ke hadapan Ayu. Dia memegang tangan Ayu dan memeriksa luka di dada Ayu. Kulitnya yang putih mulus terlihat sangat kontras dengan noda darah. Seketika, Tirta merasa sangat kasihan melihatnya."Ah, Tirta, minggir kamu. Suruh Melati saja yang periksa. Kalau kamu yang periksa, Bibi jadi malu!" Wajah Ayu memerah karena malu."Wah, panjang sekali lukanya, mungkin ada 10 cm! Bibi, aku nggak bisa obati ini, sebaiknya suruh Tirta saja," balas Melati sambil melambaikan tangannya. Dia sudah tahu mengenai masalah Tirta dan Ayu, tentu saja merasa bukan masalah besar jika Tirta memegang dada Ayu. Lagi pula, Melati memang benar-benar tidak tahu bagaimana membalut luka seperti ini."Hah? Lukanya separah itu?" Mendengar luka sepanjang 10 cm, ekspresi Ayu langsung berubah drastis. Dalam hatinya terus bergumam karena khawatir akan meninggalkan bekas yang jelek."Kak Melati, tolong ambilkan sebaskom air dan handuk bersih. Aku harus hentikan pendarahannya dulu." Tanp

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 83

    Melati sudah dua hari tidak merasakan kenikmatan dari Tirta. Begitu disentuh oleh Tirta sekarang, tubuhnya langsung terasa lemas. Lantaran takut Ayu akan menyadari keanehan ini, Melati tidak lupa mengucapkan sesuatu untuk mengalihkan perhatian."Lain kali harus hati-hati. Kalau nggak, masih harus diakupunktur lagi. Aku nggak mau mengulang ini sekali lagi," kata Ayu dengan ketakutan."Bibi, nggak bisa begitu. Lukamu parah sekali, besok harus diobati sekali lagi. Kalau nggak, bakal meninggalkan bekas," timpal Tirta sambil memijat Ayu."Hah? Mau sekali lagi? Baiklah kalau begitu ...." Ekspresi Ayu terlihat muram. Apa dia masih bisa bertahan jika harus mengulangi pengobatan ini sekali lagi? Bulu kuduknya telah merinding duluan saat memikirkannya.Namun demi tidak meninggalkan bekas, Ayu terpaksa menyetujuinya. Saat teringat kembali dengan perasaan tadi, sepertinya tidak terlalu buruk juga. Sebaliknya, malah terasa agak kebas hingga membuat tubuhnya merinding.Ayu tahu bahwa semua itu adala

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 84

    Tirta memijat Ayu dengan serius. Namun, semakin lama dia memijat wanita cantik ini, hatinya jadi semakin resah. Tirta pernah berhubungan dengan banyak wanita cantik sebelumnya. Namun, yang paling menggoda di antaranya, tetap adalah Ayu. Tirta mengurangi tenaganya, lalu tangannya perlahan-lahan merambat ke bagian lainnya."Tirta, kamu mau ganggu Bibi lagi ya. Jangan usil ...." Ayu yang merasakan perubahan pada pijatan Tirta, langsung merasa malu. Padahal dia bisa merasakan dengan jelas Tirta sedang menggodanya, tetapi dia malah tidak menyingkirkan tangan Tirta."Aku nggak usil kok Bibi. Aku cuma mau memijatmu saja, jangan terlalu emosi," pinta Tirta dengan tebal muka."Tirta, Kakak juga nggak enak badan. Bagaimana kalau kamu bantu Kakak juga?" Melati yang menyaksikan semua itu dari samping, juga jadi ikut tergoda."Kak Melati, Kakak tunggu dulu sebentar. Luka Bibi sangat parah, biar kubantu untuk meredakannya dulu." Tirta terkekeh-kekeh pada Melati dan menyuruhnya untuk bersabar."Mau t

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 85

    Wanita sebaik ini malah rela menemaninya sampai sekarang. Tirta merasa dirinya seperti hidup dalam sebuah mimpi. Setelah Irene mengirimkan uangnya nanti, Tirta harus membeli rumah besar di kota untuk bibinya, mengendarai mobil yang bagus dan membuat bibinya hidup bahagia. Selain itu, dia juga akan mengobati mata bibinya!"Bibi, dari mana kalung ini? Cantik sekali!" Tiba-tiba pada saat ini, Melati telah bangun. Dia terkejut saat melihat kalung giok yang dikenakan Ayu."Ini hadiah dari Tirta, tapi cuma giok palsu seharga ratusan ribu," jawab Ayu dengan hati yang hangat."Palsu? Sepertinya nggak mirip palsu. Ini pasti giok asli, harganya juga pasti sangat mahal!" ujar Melati dengan yakin. Dia pernah pergi ke kota untuk berbelanja di toko giok bersama kakak keduanya. Melati pernah melihat giok asli dan tentunya dia sangat menyukainya.Hanya saja, saat itu dia tidak punya uang, jadi hanya bisa sekadar melihat-lihat. Kini setelah melihat giok yang dikenakan Ayu, dia bisa mengenali bahwa bend

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 86

    Jika wanita lain yang berada di posisi ini dan mengetahui harga kalung ini, mereka sudah pasti akan buru-buru menyimpannya. Namun, Melati malah bersikeras menolaknya."Kak, kamu ini bodoh sekali. Kamu ini wanitaku, kenapa kamu malah nggak mau terima hadiah dariku? Kalau kamu nggak mau terima, akan kusetubuhi kamu sampai minta ampun!" ancam Tirta sambil memukul bokong Melati. Seketika, bokongnya yang sintal itu bergetar."Ah, Tirta, hal yang paling nggak kusesali seumur hidup ini adalah bersamamu! Kamu setubuhi saja aku sampai puas!" Mata Melati sampai berkaca-kaca dan berinisiatif memeluk Tirta. Mana pernah ada yang memperlakukannya dengan sebaik ini? Saat ini, Melati telah menganggap Tirta lebih berharga daripada nyawanya sendiri."Kak, nggak bisa. Kalau kita berhubungan badan lagi malam ini, kamu pasti akan kelelahan. Lain kali saja." Tirta merasa tidak tega. Bagaimanapun, Tirta adalah tipe yang semakin bersemangat setiap kali berhubungan badan. Orang awam tidak akan bisa mengimbangi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 87

    "Mau hancurkan klinikku? Boris, coba saja kalau kamu berani!" Awalnya Tirta tidak ingin menggubris ejekan mereka. Namun, ucapan mereka benar-benar keterlaluan, sehingga Tirta pun menghentikan langkahnya.Orang yang memakinya tadi bernama Boris. Saat mendengar Tirta mengancamnya, dia langsung berteriak, "Kamu masih berani mengancamku? Cepat singkirkan pengeras suaramu itu. Jangan ganggu orang tidur! Kalau nggak, aku benar-benar akan hancurkan klinikmu!""Tirta, kamu kerja saja yang benar. Nggak ada gunanya kamu buka klinik itu lagi.""Iya, apa kamu sendiri nggak tahu sejauh mana kemampuanmu?""Kalaupun klinik dibuka kembali, nggak akan ada orang yang mau berobat ke tempatmu itu. Apa kamu masih bisa menghasilkan uang?"Beberapa wanita paruh baya yang menyaksikan keributan ini juga ikut mentertawakan Tirta.Sebenarnya sejak orang tua Tirta meninggal, sudah jarang ada yang menghargai Tirta di desa ini. Jika Tirta masih seperti dulu, mungkin dia akan melarikan diri setelah ditindas oleh ora

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status