Share

Bab 80

Author: Hazel
last update Last Updated: 2024-05-28 11:07:12
"Kak, ini sudah bawaan lahir, nggak bisa diobati. Kecuali ...." Sesudah dipertimbangkan, Tirta memilih untuk tidak mengatakannya.

"Apa? Cepat katakan!" Irene merasa tidak nyaman. Dia tidak ingin melakukan itu setiap malam lagi. Meskipun rasanya sangat menyenangkan, ini bukan solusi jangka panjang. Terutama setelah Tirta mengetahui rahasianya ini.

"Kecuali kamu mencari pria yang sangat perkasa. Dia bisa memuaskanmu setiap malam, jadi kamu nggak perlu melelahkan diri sendiri lagi setiap malam," sahut Tirta yang memaksakan diri.

"Cih, omong kosong macam apa itu? Kamu bilang pria normal nggak akan bisa memuaskanku, jadi di mana aku bisa menemukan pria sehebat itu?" Irene menginjak rem. Napasnya menjadi agak berat sekarang. Topik ini sangat pribadi sehingga membuatnya sulit untuk fokus.

"Tentu saja aku ...," gumam Tirta dengan lirih sambil mengangkat alis. Melati dan Agatha memang cantik dan seksi, tetapi kedua wanita ini tidak tahan dengan energi Tirta. Tirta sampai tidak berani mengerahka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Cak Cahyo
tirta gue banget
goodnovel comment avatar
Pico saja
terlalu panjang bab nya
goodnovel comment avatar
Ariel Sakti
Tirta menang banyak nih, crat crot dimana mana
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 81

    Namun, dia tetap saja sulit untuk menenangkan diri."Baiklah," jawab Tirta menyetujuinya. Irene malah tidak marah sama sekali. Tirta jadi merasa dirinya punya kesempatan untuk meniduri Irene kelak!"Tirta, apa kamu benar-benar nggak sedang bercanda saat mengatakan mau mengobatiku?" tanya Irene dengan wajah serius menatap Tirta. Tiba-tiba, dia mulai merasa menderita sekarang!"Tentu saja Kak, aku nggak akan membohongimu. Bagaimana kalau kita coba sekarang?" tanya Tirta sambil menelan ludah. Irena adalah wanita yang paling kaya dan elegan yang pernah ditemuinya selama ini. Tentu saja Tirta jadi bersemangat untuk menaklukkannya!"Nggak ... aku cuma tanya. Kamu jangan pikir berlebihan." Irene melirik Tirt sekilas, lalu mengalihkan pandangannya dengan ketakutan. Irene pada dasarnya memang ingin mendekatkan diri dengan Tirta. Namun, dia tidak menyangka perkembangannya akan secepat ini sampai membahas masalah menidurinya."Oh, oke Kak. Aku nggak berpikir macam-macam kok," balas Tirta dengan s

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 82

    Setelah bicara demikian, Tirta berjalan ke hadapan Ayu. Dia memegang tangan Ayu dan memeriksa luka di dada Ayu. Kulitnya yang putih mulus terlihat sangat kontras dengan noda darah. Seketika, Tirta merasa sangat kasihan melihatnya."Ah, Tirta, minggir kamu. Suruh Melati saja yang periksa. Kalau kamu yang periksa, Bibi jadi malu!" Wajah Ayu memerah karena malu."Wah, panjang sekali lukanya, mungkin ada 10 cm! Bibi, aku nggak bisa obati ini, sebaiknya suruh Tirta saja," balas Melati sambil melambaikan tangannya. Dia sudah tahu mengenai masalah Tirta dan Ayu, tentu saja merasa bukan masalah besar jika Tirta memegang dada Ayu. Lagi pula, Melati memang benar-benar tidak tahu bagaimana membalut luka seperti ini."Hah? Lukanya separah itu?" Mendengar luka sepanjang 10 cm, ekspresi Ayu langsung berubah drastis. Dalam hatinya terus bergumam karena khawatir akan meninggalkan bekas yang jelek."Kak Melati, tolong ambilkan sebaskom air dan handuk bersih. Aku harus hentikan pendarahannya dulu." Tanp

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 83

    Melati sudah dua hari tidak merasakan kenikmatan dari Tirta. Begitu disentuh oleh Tirta sekarang, tubuhnya langsung terasa lemas. Lantaran takut Ayu akan menyadari keanehan ini, Melati tidak lupa mengucapkan sesuatu untuk mengalihkan perhatian."Lain kali harus hati-hati. Kalau nggak, masih harus diakupunktur lagi. Aku nggak mau mengulang ini sekali lagi," kata Ayu dengan ketakutan."Bibi, nggak bisa begitu. Lukamu parah sekali, besok harus diobati sekali lagi. Kalau nggak, bakal meninggalkan bekas," timpal Tirta sambil memijat Ayu."Hah? Mau sekali lagi? Baiklah kalau begitu ...." Ekspresi Ayu terlihat muram. Apa dia masih bisa bertahan jika harus mengulangi pengobatan ini sekali lagi? Bulu kuduknya telah merinding duluan saat memikirkannya.Namun demi tidak meninggalkan bekas, Ayu terpaksa menyetujuinya. Saat teringat kembali dengan perasaan tadi, sepertinya tidak terlalu buruk juga. Sebaliknya, malah terasa agak kebas hingga membuat tubuhnya merinding.Ayu tahu bahwa semua itu adala

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 84

    Tirta memijat Ayu dengan serius. Namun, semakin lama dia memijat wanita cantik ini, hatinya jadi semakin resah. Tirta pernah berhubungan dengan banyak wanita cantik sebelumnya. Namun, yang paling menggoda di antaranya, tetap adalah Ayu. Tirta mengurangi tenaganya, lalu tangannya perlahan-lahan merambat ke bagian lainnya."Tirta, kamu mau ganggu Bibi lagi ya. Jangan usil ...." Ayu yang merasakan perubahan pada pijatan Tirta, langsung merasa malu. Padahal dia bisa merasakan dengan jelas Tirta sedang menggodanya, tetapi dia malah tidak menyingkirkan tangan Tirta."Aku nggak usil kok Bibi. Aku cuma mau memijatmu saja, jangan terlalu emosi," pinta Tirta dengan tebal muka."Tirta, Kakak juga nggak enak badan. Bagaimana kalau kamu bantu Kakak juga?" Melati yang menyaksikan semua itu dari samping, juga jadi ikut tergoda."Kak Melati, Kakak tunggu dulu sebentar. Luka Bibi sangat parah, biar kubantu untuk meredakannya dulu." Tirta terkekeh-kekeh pada Melati dan menyuruhnya untuk bersabar."Mau t

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 85

    Wanita sebaik ini malah rela menemaninya sampai sekarang. Tirta merasa dirinya seperti hidup dalam sebuah mimpi. Setelah Irene mengirimkan uangnya nanti, Tirta harus membeli rumah besar di kota untuk bibinya, mengendarai mobil yang bagus dan membuat bibinya hidup bahagia. Selain itu, dia juga akan mengobati mata bibinya!"Bibi, dari mana kalung ini? Cantik sekali!" Tiba-tiba pada saat ini, Melati telah bangun. Dia terkejut saat melihat kalung giok yang dikenakan Ayu."Ini hadiah dari Tirta, tapi cuma giok palsu seharga ratusan ribu," jawab Ayu dengan hati yang hangat."Palsu? Sepertinya nggak mirip palsu. Ini pasti giok asli, harganya juga pasti sangat mahal!" ujar Melati dengan yakin. Dia pernah pergi ke kota untuk berbelanja di toko giok bersama kakak keduanya. Melati pernah melihat giok asli dan tentunya dia sangat menyukainya.Hanya saja, saat itu dia tidak punya uang, jadi hanya bisa sekadar melihat-lihat. Kini setelah melihat giok yang dikenakan Ayu, dia bisa mengenali bahwa bend

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 86

    Jika wanita lain yang berada di posisi ini dan mengetahui harga kalung ini, mereka sudah pasti akan buru-buru menyimpannya. Namun, Melati malah bersikeras menolaknya."Kak, kamu ini bodoh sekali. Kamu ini wanitaku, kenapa kamu malah nggak mau terima hadiah dariku? Kalau kamu nggak mau terima, akan kusetubuhi kamu sampai minta ampun!" ancam Tirta sambil memukul bokong Melati. Seketika, bokongnya yang sintal itu bergetar."Ah, Tirta, hal yang paling nggak kusesali seumur hidup ini adalah bersamamu! Kamu setubuhi saja aku sampai puas!" Mata Melati sampai berkaca-kaca dan berinisiatif memeluk Tirta. Mana pernah ada yang memperlakukannya dengan sebaik ini? Saat ini, Melati telah menganggap Tirta lebih berharga daripada nyawanya sendiri."Kak, nggak bisa. Kalau kita berhubungan badan lagi malam ini, kamu pasti akan kelelahan. Lain kali saja." Tirta merasa tidak tega. Bagaimanapun, Tirta adalah tipe yang semakin bersemangat setiap kali berhubungan badan. Orang awam tidak akan bisa mengimbangi

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 87

    "Mau hancurkan klinikku? Boris, coba saja kalau kamu berani!" Awalnya Tirta tidak ingin menggubris ejekan mereka. Namun, ucapan mereka benar-benar keterlaluan, sehingga Tirta pun menghentikan langkahnya.Orang yang memakinya tadi bernama Boris. Saat mendengar Tirta mengancamnya, dia langsung berteriak, "Kamu masih berani mengancamku? Cepat singkirkan pengeras suaramu itu. Jangan ganggu orang tidur! Kalau nggak, aku benar-benar akan hancurkan klinikmu!""Tirta, kamu kerja saja yang benar. Nggak ada gunanya kamu buka klinik itu lagi.""Iya, apa kamu sendiri nggak tahu sejauh mana kemampuanmu?""Kalaupun klinik dibuka kembali, nggak akan ada orang yang mau berobat ke tempatmu itu. Apa kamu masih bisa menghasilkan uang?"Beberapa wanita paruh baya yang menyaksikan keributan ini juga ikut mentertawakan Tirta.Sebenarnya sejak orang tua Tirta meninggal, sudah jarang ada yang menghargai Tirta di desa ini. Jika Tirta masih seperti dulu, mungkin dia akan melarikan diri setelah ditindas oleh ora

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 88

    Nabila hari ini mengenakan riasan tipis yang membuatnya terlihat sangat menawan. Sebenarnya, Nabila memang sudah tahu masalah peresmian klinik Tirta, sehingga dia sengaja berdandan untuk datang membantunya. Namun saat tiba di klinik, Nabila malah tidak melihat sosok Tirta. Oleh karena itulah, dia keluar untuk mencari Tirta."Tentu saja, mana mungkin aku akan melupakan Kak Nabila."Tirta tersenyum perlahan, lalu merangkul pinggang Nabila yang ramping dan mencubit bokongnya."Jangan sentuh-sentuh. Semalam kamu bilang mau memberiku hadiah. Mana hadiahnya?" tanya Nabila dengan wajah tersipu setelah memelototi Tirta sejenak. Dia telah menunggu Tirta seharian semalam, tapi malah tidak bertemu dengan Tirta."Duh, lihat saja ingatanku ini. Kak Nabila, kamu tutup dulu matamu. Setelah kusuruh buka nanti, kamu baru buka," perintah Tirta."Kamu mau beri aku kejutan?" Nabila mulai memejamkan matanya dengan penasaran. Ini adalah pertama kalinya Tirta memberinya hadiah! Pasti dia sudah memilihnya den

    Last Updated : 2024-05-28

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 933

    Tirta berpikir sejenak, lalu tersenyum licik dan berucap, "Kalau kamu benar-benar merasa bersalah, kamu kabulkan satu keinginanku saja. Anggap sebagai kompensasi."Agatha segera mengangguk seraya menyahut, "Apa keinginanmu? Kamu bilang saja. Asalkan aku bisa melakukannya, aku pasti kabulkan keinginanmu."Tirta mengedipkan matanya, lalu menimpali, "Nanti kita baru bicarakan di mobil. Sekarang kita bicarakan masalah bibit pohon buah dengan bos toko dulu.""Oh. Kalau begitu, nanti kita baru bicarakan di mobil," balas Agatha. Dia merasa Tirta berniat jahat, tetapi dia tidak keberatan.Anak bos toko sudah tertidur setelah minum susu. Bos toko keluar dari kamar. Dia membawa sepiring buah yang sudah dicuci.Bos toko berujar, "Kalian sudah menunggu lama. Istirahat dulu dan makan buah.""Terima kasih, Bu," sahut Tirta. Dia tidak sungkan lagi dan langsung duduk di bangku. Tirta mengambil buah pir dan memakannya.Agatha dan Nia juga mengambil buah, lalu duduk di samping Tirta sambil memakan buahn

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 932

    "Aduh, maaf ... aku ...," ucap bos toko. Dia baru tersadar. Bos toko segera merapikan pakaiannya dengan ekspresi malu.Bos toko berniat mengambil tisu untuk menyeka punggung Tirta, tetapi dia mengkhawatirkan keselamatan anaknya. Dia merasa bersalah dan juga ragu. Bos toko berputar-putar di tempat.Agatha segera mengambil tisu di mobil, lalu berujar, "Tirta, biar aku yang menyeka punggungmu."Agatha merasa bersalah karena tadi dia salah paham kepada Tirta. Dia menyeka punggung Tirta.Tirta sedang sibuk menyelamatkan anak itu sehingga tidak menanggapi ucapan Agatha. Setelah ditepuk-tepuk Tirta beberapa saat, anak itu memuntahkan potongan buah. Kemudian, kondisinya perlahan menjadi normal kembali.Tirta baru mengembuskan napas lega. Dia menyerahkan anak itu kepada bos dan berpesan, "Bu, sekarang anakmu baik-baik saja. Dia masih terlalu kecil, nggak bisa konsumsi makanan yang terlalu keras. Ingat, ke depannya jangan beri dia makanan yang keras lagi supaya kejadian begini nggak terulang."B

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 931

    Dada wanita itu pun terlihat. Masalahnya, anak itu tetap menangis meski telah diberi susu. Sepertinya tidak tampak tanda-tanda tangisannya akan mereda.Tirta melihat anak itu. Dia baru menyadari ada yang tidak beres. Ternyata, ada potongan buah yang tersangkut di tenggorokan anak itu.Alhasil, anak itu kesulitan bernapas. Itulah sebabnya dia tidak berhenti menangis. Jika tidak segera ditangani, nyawa anak itu akan terancam.Saat Tirta hendak meminta bos toko untuk menyerahkan anaknya, tiba-tiba Agatha mencubit pinggangnya dan menegur, "Tirta, apa yang kamu lihat? Bos itu lagi menyusui anaknya! Cepat kembali ke mobil!"Agatha berbicara sambil mendorong Tirta ke mobil. Dia merasa Tirta makin keterlaluan. Bisa-bisanya dia diam-diam melihat wanita yang sedang menyusui anaknya!Tirta yang hendak keluar dari mobil buru-buru menjelaskan, "Bukan ... Kak Agatha, kamu salah paham. Aku nggak diam-diam melihat bos itu. Aku lagi lihat anaknya. Dia bukan lapar, tapi ada makanan yang tersangkut di te

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 930

    Tirta yang berdiri di luar kamar pas bergumam setelah mendengar percakapan Agatha dan Nia, "Aneh, apa setiap wanita yang dadanya kecil berharap dadanya membesar?"Tirta berpikir ukuran dada wanita sama pentingnya dengan ukuran alat kelamin pria. Tentu saja pria tidak ingin mempunyai alat kelamin yang kecil. Bahkan, Agus meminta resep kepada Tirta untuk memperbesar alat kelaminnya.Tirta membatin, 'Nanti waktu melakukan akupunktur pada Kak Nia, aku sekalian bantu Kak Nia perbesar ukuran dadanya.'Tak lama kemudian, Agatha dan Nia keluar dari kamar pas. Agatha menunjukkan pakaian dalam renda yang seksi kepada Tirta, lalu berujar sembari mengerjap, "Tirta, aku sudah selesai pilih. Ukurannya sudah pas, kamu langsung bayar. Malam ini aku nggak pulang lagi."Nia paham maksud Agatha. Dia langsung bergeser ke samping. Sementara itu, Tirta berdeham dan menyahut, "Oke. Aku bayar sekarang."Namun, Tirta merasa khawatir. Malam ini Susanti kembali ke klinik. Pasti akan terjadi keributan lagi. Nanti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 929

    Susanti melihat Harto dan lainnya dengan ekspresi dingin. Niko menyahut, "Oke, Bu Susanti!"Kemudian, Niko memerintah bawahan untuk menangkap Harto dan lainnya. Susanti menghampiri Agatha dan Nia, lalu bertanya, "Bu Agatha, Bu Nia, apa kalian disakiti?""Nggak. Tapi, kalau nggak ada Tirta, kami pasti celaka," sahut Agatha yang masih merasa takut.Susanti mengeluarkan pena dan catatan, lalu mencari tahu seluk-beluk kejadiannya. Dia berkata, "Yang penting kalian baik-baik saja. Aku butuh pengakuan kalian. Waktu mengurus kasus, aku butuh ...."Setelah selesai bertanya kepada Agatha dan Nia, Susanti berpamitan dengan Tirta dan buru-buru pergi. Sudah jelas Susanti makin sibuk sejak Mauri dipindahkan. Yang mengejutkan Tirta adalah kali ini Susanti dan Agatha tidak berdebat.Agatha melihat Susanti turun ke lantai bawah, lalu menghampiri Tirta dan merangkul lengannya sembari bertanya, "Tirta, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Tirta merangkul pinggang Agatha dan menjawab, "Lanjut beli paka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 928

    Tendangan Tirta sangat kuat. Wajah Karsa babak belur dan tulangnya patah. Karsa merasakan sakit kepala hebat. Dia berteriak, "Lihat saja nanti! Ayah angkatku pasti akan membalas dendam untukku setelah tahu masalah ini!""Berisik!" seru Tirta. Dia menendang Karsa lagi. Kali ini, Karsa tidak bersuara.Harto berucap dengan geram seraya menatap Tirta, "Kak Karsa .... Dasar bocah sialan! Kamu bunuh kakakku! Polisi sudah datang, mereka pasti nggak akan lepaskan kamu!"Tirta melempar parang, lalu menimpali, "Kamu salah. Aku cuma membantu masyarakat untuk membasmi orang jahat. Polisi nggak akan mempersulitku.""Lagi pula, aku ini dokter. Aku tahu batasan saat bertindak. Paling-paling kakakmu cuma jadi orang cacat selamanya dan hidup menderita. Nggak adil kalau orang jahat sepertinya langsung mati," lanjut Tirta.Tirta tersenyum sinis dan menambahkan, "Tentu saja, nasibmu hampir saja dengan dia."Harto ketakutan, tetapi dia tetap memarahi Tirta, "Kamu itu memang gila!"Namun, Tirta tidak memedu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 927

    Tirta membentak, "Cepat bilang! Kalau nggak, aku lumpuhkan kalian!"Seorang bawahan didorong oleh orang di belakangnya. Dia langsung berlutut di depan Tirta saking takutnya, lalu menyahut sembari menangis, "Kak, kami nggak berani bilang. Kami cuma bawahan rendahan, kami nggak ingin singgung tokoh hebat itu."Bawahan itu menambahkan, "Lagi pula, kamu sudah tahu. Jangan tanya kami lagi. Kalau nggak, kami bisa mati."Tirta mendengus dan memarahi, "Kalian juga berengsek! Kalian pantas mati! Cepat berlutut!"Tirta berpikir nanti dia akan memberi tahu masalah ini kepada Saba setelah Saba dan Shinta datang. Jadi, Saba bisa mengutus orang untuk membereskan wali Kota Hamza.Para bawahan tidak berani melawan Tirta. Mereka langsung berlutut dan berujar, "Oke ... kami berlutut."Sementara itu, Agatha sudah melepaskan pipa besi yang dipegangnya. Dia dan Nia bergegas menghampiri Tirta. Agatha bertanya, "Tirta, apa sekarang aku perlu telepon Bu Susanti supaya dia bisa bawa anggotanya kemari?""Tunggu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 926

    Tirta tertawa sinis, lalu berkata, "Baguslah kalau kamu maju. Aku memang berniat membuat perhitungan denganmu!"Tirta mengerahkan kekuatan Tinju Harimau Ganas sampai maksimal. Energi tinjuannya benar-benar dahsyat dan menimbulkan suara yang memekakkan telinga, seperti suara auman harimau!Semua orang di lantai 2 menutup telinga mereka. Kala ini, mereka sangat ketakutan. Bahkan, tubuh mereka lemas.Ini adalah kekuatan Tinju Harimau Ganas tingkat tertinggi. Energinya saja sudah cukup membuat orang gentar. Jika Lutfi berada di sini, dia pasti tercengang.Hal ini karena guru Lutfi juga tidak berhasil mempelajari Tinju Harimau Ganas tingkat tertinggi setelah puluhan tahun. Namun, Tirta bisa menguasai teknik ini setelah mempelajarinya dalam waktu singkat.Parang Karsa menghantam Tinju Harimau Ganas yang dilancarkan Tirta. Parang itu langsung hancur berkeping-keping. Sementara itu, tinjuan Tirta seperti menghancurkan selembar kertas yang tipis.Tirta tidak berhenti melancarkan serangan. Dia l

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 925

    Siapa sangka, terjadi sesuatu yang mengejutkan! Hanya dalam sekejap, sekitar 5 bawahan Karsa terpental karena serangan Tirta. Bahkan, bawahan yang diserang masih terbengong-bengong.Nia yang bersembunyi di sudut bertanya kepada Agatha, "Kak Agatha, kenapa ... Tirta begitu hebat?"Agatha terus memandangi Tirta sambil menyahut, "Aku juga nggak tahu. Tapi, Tirta memang hebat. Seharusnya orang-orang ini nggak bisa melawannya.""Benaran?" tanya Nia dengan ragu-ragu.Saat Agatha dan Nia berbicara, terdengar suara teriakan lagi. Tirta berhasil mengalahkan sekitar 8 bawahan lagi.Kekuatan Tirta yang dahsyat membuat bawahan lain ketakutan. Mereka pun mundur. Harto yang berbaring di lantai mengingatkan, "Kak ... orang ini menguasai ilmu bela diri! Kamu harus hati-hati!""Harto, kamu tenang saja. Biarpun dia itu ahli, hari ini dia tetap akan dicincang!" timpal Karsa dengan santai. Kemudian, dia membentak bawahan, "Dasar orang-orang bodoh! Langsung tebas dia pakai parang!"Karsa menambahkan, "Jang

DMCA.com Protection Status