Share

Bab 74

Author: Hazel
"Hehe. Sudah nggak mengerti apa-apa, tapi masih berani sombong? Kamu memang harus diberi pelajaran dulu. Ayo, cepat potong ketiga batu itu," ujar Gilang sembari tersenyum lebar. Dia yakin bahwa Tirta akan merasa malu sebentar lagi.

"Ini namanya buang-buang waktu!" Para staf mengejek Tirta dengan kesal. Kemudian, salah satunya mulai memotong batu pilihan Tirta.

Tirta sama sekali tidak terlihat murung, melainkan menyeringai. Sebentar lagi, dia akan memperoleh giok berkualitas tinggi. Dia benar-benar senang memikirkannya.

Begitu dipotong sekitar satu sentimeter, staf sontak membelalakkan mata sembari berseru takjub, "Buset! Benar-benar ada giok di dalamnya! Kelihatannya gioknya nggak kecil!"

Gilang memelotot. Dalam sekejap, ekspresinya menjadi masam. "Batu jelek seperti ini juga terdapat giok di dalam? Nasibmu memang bagus."

"Sebentar lagi, kamu akan tahu ini karena nasib atau kemampuan." Tirta terkekeh-kekeh.

Gilang menenangkan diri, lalu menimpali, "Jangan bangga dulu, mungkin saja hany
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
hans
***** bagus lanjut
goodnovel comment avatar
edwartz27
buset! jadi lebay ...
goodnovel comment avatar
Maulana Cahyadi
semakin kesana semakin ngawur alur ceritanya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 75

    "Benar. Kalau nggak, mana mungkin aku memilih batu-batu itu?" balas Tirta dengan santai."Jangan mimpi, nggak mungkin ada giok di kedua batu itu!" tegur Gilang sambil mengepalkan tangan dengan erat. Dia yakin Tirta tidak akan seberuntung itu."Kenapa diam saja? Cepat dipotong!" perintah Irene yang sudah tidak sabar. Dia sudah tidak sabar untuk melihat isinya.Staf menuruti perkataan Tirta dengan hanya memotong sedikit. Alhasil, terlihat begitu banyak giok di dalamnya. Kualitasnya bahkan tidak main-main!"Buset! Ternyata omongannya memang benar!""Semua ini giok berkualitas tinggi!""Gila! Dia ini manusia atau dewa?""Ini bukan mimpi, 'kan?"Para staf seketika menjadi heboh. Mereka tidak bisa memercayai penglihatan sendiri. Sementara itu, Gilang berkata dengan wajah pucat dan bercucuran keringat, "Nggak mungkin, ini nggak mungkin!"Semua ini adalah batu mentah pilihannya. Gilang gagal menyadari kehebatan ketiga batu itu, tetapi Tirta malah berhasil menyadarinya. Ini adalah kenyataan yan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 76

    "Aku nggak menipumu. Seluruh asetku hanya bisa membeli satu batu mentah itu!" sahut Gilang sambil tersenyum getir. Saat ini, dia merasa sungguh hancur. Dia sudah berkecimpung di industri ini bertahun-tahun, tetapi malah kalah dari seorang pemuda."Kalau nggak ada uang, ngapain kamu mengajakku bertaruh!" maki Tirta dengan kesal. Sia-sia dia merasa senang tadi."Tirta, jangan marah. Gilang memang nggak punya uang sebanyak itu, tapi aku bisa membantumu di sini. Aku bisa memberimu ketiga batu mentah itu," ujar Irene tiba-tiba. Dia membuat pengorbanan besar kali ini. Ketiga batu mentah itu memang berharga, tetapi Tirta jauh lebih berharga."Sialan, aku bisa menggila dibuat situasi ini!" Para staf yang berkerumun dipenuhi antusiasme. Dalam waktu kurang dari 30 menit, Tirta berhasil menghasilkan 600 miliar. Manusia biasa tidak akan bisa memiliki pencapaian semenakutkan ini."Bu, aku yang salah. Kamu nggak perlu membantuku menanggung semuanya. Setelah pulang nanti, aku akan menjual mobil dan r

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 77

    "Aku bisa memberimu berapa pun gaji yang kamu mau. Kamu juga boleh mengubahnya menjadi komisi. Gilang bisa membantumu nanti," ujar Irene."Tirta, kamu boleh meminta bantuan apa pun dariku," ucap Gilang yang tidak lagi bersikap sombong kepada Tirta."Staf pembelian? Nggak ada gunanya gaji tinggi, lupakan saja," tolak Tirta sembari menggeleng. Dia lebih memilih berada di sisi Ayu dan lainnya. Lagi pula, uang 600 miliar sudah cukup baginya untuk dihamburkan seumur hidup."Eee ...." Irene mengira Tirta akan menyetujuinya, tetapi ternyata tidak. Seketika, dia mulai merasa panik."Kak, aku tahu kamu sangat baik. Tapi, aku sudah terbiasa hidup bebas, jadi nggak suka dikekang seperti ini. Kalau kamu nggak keberatan, kita bisa menjadi teman. Hubungi saja aku kalau butuh bantuan," jelas Tirta."Baiklah kalau begitu. Aku juga nggak bakal membuat jerih payahmu sia-sia." Irene merasa lega saat mendengar janji Tirta kepadanya. Dia tidak menyangka dirinya akan meminta bantuan seorang pria yang berasa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 78

    Sesampainya di toko giok, Tirta memilih empat kalung giok bernilai 2 miliar lebih. Setiap desain kalung itu sangat unik. Wanita mana pun akan jatuh hati melihatnya.Tirta awalnya merasa tidak enak hati memilih kalung semahal itu, tetapi Irene bersikeras memaksa. Tirta tidak berkesempatan untuk menolak. Kejadian ini membuat para staf toko menjadi heboh."Astaga, apa aku sedang bermimpi?""Mereka cuma keluar bersama beberapa jam, tapi Bu Irene sudah bersikap begitu baik pada pria itu, bahkan menghadiahkannya giok semahal itu!""Harga semua kalung giok itu setidaknya mencapai 8 miliar. Aku nggak mungkin bisa menghasilkan uang sebanyak itu dalam hidupku ini!"Semua orang menatap Tirta dengan sorot mata heran. Apa mungkin bos mereka menyukai pria ini? Sepertinya, tampan juga berguna.Sesudah meninggalkan toko giok, Irene mengemudikan mobilnya untuk mengantar Tirta pulang ke Desa Persik. Mobil yang dikemudikan Irene adalah Mercedes-Benz Maybach dengan kelas tertinggi. Harganya tentu fantasti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 79

    "Sepertinya, kamu mengira profesi dokter nggak bisa menghasilkan uang, ya? Atau kamu merasa ilmu medisku kurang hebat?" Tirta terkekeh-kekeh."Aku merasa setiap manusia memiliki kelebihan tersendiri. Kamu begitu ahli dalam menilai batu mentah, jadi aku merasa ilmu medismu seharusnya biasa-biasa saja." Irene tersenyum."Kalau begitu, aku akan memeriksa kondisi tubuhmu." Hal yang paling dibanggakan oleh Tirta tentu saja adalah ilmu medisnya. Dia merasa kurang puas melihat Irene meragukan kemampuan medisnya."Kamu mau memeriksaku? Oke, coba periksa. Tapi, kita ini teman, 'kan? Aku nggak bakal membayar biaya konsultasi lho!" Irene bercanda.Seminggu lalu, Irene baru pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan seluruh badan. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada masalah pada tubuhnya. Namun, dia tidak akan menolak kalau Tirta ingin memeriksanya."Kak, sebenarnya kamu punya masalah yang sangat serius. Tapi, aku nggak tahu hal ini seharusnya dikatakan atau nggak," ujar Tirta dengan ekspresi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 80

    "Kak, ini sudah bawaan lahir, nggak bisa diobati. Kecuali ...." Sesudah dipertimbangkan, Tirta memilih untuk tidak mengatakannya."Apa? Cepat katakan!" Irene merasa tidak nyaman. Dia tidak ingin melakukan itu setiap malam lagi. Meskipun rasanya sangat menyenangkan, ini bukan solusi jangka panjang. Terutama setelah Tirta mengetahui rahasianya ini."Kecuali kamu mencari pria yang sangat perkasa. Dia bisa memuaskanmu setiap malam, jadi kamu nggak perlu melelahkan diri sendiri lagi setiap malam," sahut Tirta yang memaksakan diri."Cih, omong kosong macam apa itu? Kamu bilang pria normal nggak akan bisa memuaskanku, jadi di mana aku bisa menemukan pria sehebat itu?" Irene menginjak rem. Napasnya menjadi agak berat sekarang. Topik ini sangat pribadi sehingga membuatnya sulit untuk fokus."Tentu saja aku ...," gumam Tirta dengan lirih sambil mengangkat alis. Melati dan Agatha memang cantik dan seksi, tetapi kedua wanita ini tidak tahan dengan energi Tirta. Tirta sampai tidak berani mengerahka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 81

    Namun, dia tetap saja sulit untuk menenangkan diri."Baiklah," jawab Tirta menyetujuinya. Irene malah tidak marah sama sekali. Tirta jadi merasa dirinya punya kesempatan untuk meniduri Irene kelak!"Tirta, apa kamu benar-benar nggak sedang bercanda saat mengatakan mau mengobatiku?" tanya Irene dengan wajah serius menatap Tirta. Tiba-tiba, dia mulai merasa menderita sekarang!"Tentu saja Kak, aku nggak akan membohongimu. Bagaimana kalau kita coba sekarang?" tanya Tirta sambil menelan ludah. Irena adalah wanita yang paling kaya dan elegan yang pernah ditemuinya selama ini. Tentu saja Tirta jadi bersemangat untuk menaklukkannya!"Nggak ... aku cuma tanya. Kamu jangan pikir berlebihan." Irene melirik Tirt sekilas, lalu mengalihkan pandangannya dengan ketakutan. Irene pada dasarnya memang ingin mendekatkan diri dengan Tirta. Namun, dia tidak menyangka perkembangannya akan secepat ini sampai membahas masalah menidurinya."Oh, oke Kak. Aku nggak berpikir macam-macam kok," balas Tirta dengan s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 82

    Setelah bicara demikian, Tirta berjalan ke hadapan Ayu. Dia memegang tangan Ayu dan memeriksa luka di dada Ayu. Kulitnya yang putih mulus terlihat sangat kontras dengan noda darah. Seketika, Tirta merasa sangat kasihan melihatnya."Ah, Tirta, minggir kamu. Suruh Melati saja yang periksa. Kalau kamu yang periksa, Bibi jadi malu!" Wajah Ayu memerah karena malu."Wah, panjang sekali lukanya, mungkin ada 10 cm! Bibi, aku nggak bisa obati ini, sebaiknya suruh Tirta saja," balas Melati sambil melambaikan tangannya. Dia sudah tahu mengenai masalah Tirta dan Ayu, tentu saja merasa bukan masalah besar jika Tirta memegang dada Ayu. Lagi pula, Melati memang benar-benar tidak tahu bagaimana membalut luka seperti ini."Hah? Lukanya separah itu?" Mendengar luka sepanjang 10 cm, ekspresi Ayu langsung berubah drastis. Dalam hatinya terus bergumam karena khawatir akan meninggalkan bekas yang jelek."Kak Melati, tolong ambilkan sebaskom air dan handuk bersih. Aku harus hentikan pendarahannya dulu." Tanp

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status