Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 91 - Bab 100

1205 Bab

Bab 91

"Kalau nggak ada hasil, silakan datang untuk meminta uangmu kembali," ujar Tirta dengan raut wajah datar. Resep obat yang diberikannya bisa menyembuhkan impoten. Jadi, harga yang diberikannya tidak termasuk mahal."Oke. Ayo, kita pulang dan masak obatnya." Pria paruh baya itu segera menarik istrinya dan pergi dengan tergesa-gesa."Wah! Ini konsultasi pertama, tapi kamu sudah menghasilkan begitu banyak uang. Tirta, kamu luar biasa!" puji Melati dengan penuh semangat.'Ternyata Tirta hebat juga. Itu artinya, Tirta bisa menghidupiku kelak!' batin Nabila dengan bangga. Hanya Ayu yang khawatir resep dari Tirta tidak bisa menyembuhkan pasien. Namun, setelah Tirta menenangkannya, Ayu pun percaya dan merasa jauh lebih tenang."Nak, apa kamu punya salep untuk meredakan sakit pinggang?" Seorang pria tua berusia 70 atau 80 tahun menghampiri dengan tubuh bergetar. Seluruh telapak tangannya dipenuhi kapalan. Dia pasti sering melakukan pekerjaan kasar."Aku nggak punya salep, tapi aku bisa mengobati
Baca selengkapnya

Bab 92

Plak! Terdengar tamparan yang nyaring. Hanya saja, bukan Utari yang menampar Tirta, melainkan Tirta yang menampar Utari. Wanita itu sampai mundur beberapa langkah dan terduduk di lantai."Be ... beraninya kamu menamparku!" Utari menatap Tirta sambil memegang pipinya dengan tidak percaya.Plak! Tirta menamparnya lagi, lalu membalas, "Memangnya kenapa kalau aku menamparmu? Atas dasar apa aku nggak boleh menamparmu? Aku justru merasa wajahmu telah mengotori tanganku. Kamu harus tahu, aku nggak bakal meniduri wanita sepertimu sekalipun dibayar! Menjijikkan!""Benar, pemuda ini benar sekali! Aku salut padanya!""Tamparan yang bagus! Kami semua mendukungmu!"Para penduduk desa bertepuk tangan sambil mengkritik perbuatan Utari yang kurang ajar."Berengsek, matilah kamu!" Wajah Utari memerah. Dia sontak berdiri, lalu menyerbu ke arah Tirta dengan galak."Minggir!" Tirta menendang perut Utari hingga membuatnya terhempas.Kali ini, Utari tidak bisa berkutik lagi. Dia hanya bisa berkata, "Aku aka
Baca selengkapnya

Bab 93

"Dia bukan anak kandungmu, dasar bodoh! Kamu membesarkan anak orang lain selama belasan tahun dan membiarkan jalang ini menyiksa ayahmu! Kamu memang pantas dihajar!" pekik Tirta."Istriku, apa yang dia katakan benar?" tanya Fajar dengan suara bergetar dan sempoyongan. Semua orang menatap Tirta dengan penasaran. Mereka tidak mengerti bagaimana Tirta bisa tahu tentang masalah ini?"Fajar, kamu nggak punya otak, ya? Selain tidur denganmu, aku bisa tidur dengan siapa lagi? Kalau bukan anakmu, dia anak siapa? Jangan dengarkan omong kosongnya!" sahut Utari dengan galak."Hehe. Kalau begitu, kamu berani melakukan tes DNA di rumah sakit kota nggak?" tanya Tirta yang terkekeh-kekeh sinis."Sialan, ngapain kamu ikut campur urusan rumah tangga orang! Suamiku, kita pergi dari sini. Jangan dengarkan omong kosongnya!" Ekspresi Utari tampak panik. Dia tidak ingin mencari masalah lagi, hanya ingin meninggalkan tempat ini secepat mungkin."Jangan pergi. Beri tahu aku kebenarannya, ini anakku atau bukan
Baca selengkapnya

Bab 94

"Berengsek! Beraninya kamu menyerangku! Kamu kira dirimu sudah hebat, ya? Cepat berlutut! Kalau nggak, aku akan menceraikanmu!" pekik Utari. Kemudian, dia hendak membalas tendangan Fajar tanpa merasa takut sedikit pun.Dulu setiap kali Utari mengancam ingin bercerai, Fajar pasti akan langsung mengalah dan bersikap patuh. Namun, kali ini Fajar tidak bisa menerima Utari lagi. Dia sontak berteriak, "Silakan! Kamu kira aku takut? Aku sudah cukup dibohongi jalang sepertimu! Mati saja kamu!"Fajar menarik rambut Utari, lalu menamparnya dari kiri dan kanan. Setiap tamparan itu benar-benar kuat. Tidak berselang lama, wajah Utari membengkak dan memerah. Namun, Fajar masih tidak berhenti. Dia merobek pakaian Utari di depan umum."Kamu suka mencari pria, 'kan? Kamu suka ditiduri, 'kan? Hari ini, aku mengizinkanmu melakukan semua itu! Di sini ada banyak pria! Ayo, lakukan sesuka hatimu!" Saking gusarnya, Fajar menginjak-injak bokong Utari.Kerumunan menjadi heboh kembali. "Dokter Ajaib sudah bilan
Baca selengkapnya

Bab 95

Tirta segera memapah kedua orang itu untuk berdiri dan menyahut, "Aku nggak ingin balasan apa pun. Aku cuma nggak tahan melihat wanita itu menindas orang tua. Kamu hanya perlu berbakti kepada ayahmu.""Baik. Kalau begitu, aku akan pergi ke pengadilan untuk menuntut jalang itu dulu. Aku pasti akan membalas kebaikanmu nanti!" Fajar menyuruh ayahnya pulang dulu, lalu membawa Utari dan anak laki-laki itu pergi."Tirta, kamu hebat sekali!""Kamu benar-benar pria sejati!"Melati, Nabila, dan Ayu memuji keberanian dan kehebatan Tirta. Para penduduk desa ikut memuji."Pria ini masih muda, tapi sudah menguasai kemampuan medis yang begitu luar biasa!""Benar, dia juga sangat baik hati!""Aku nggak bakal ke kota lagi kalau sakit. Aku mau ke klinik ini saja!""Pak Tirta, aku sakit. Tolong periksa aku!""Aku juga! Aku mau diobati Dokter Ajaib!"Orang-orang terus mengerumuni dan meminta diperiksa Tirta. Tirta seketika menjadi sangat sibuk sehingga hanya bisa meminta Melati dan Nabila untuk mengatur
Baca selengkapnya

Bab 96

"Boris, bukannya kamu mau menghancurkan klinikku? Coba saja kalau berani," tantang Tirta sambil mengangkat alisnya. Dia sungguh emosi karena Boris benar-benar mengajak sekelompok orang untuk membuat keributan di sini."Klinik Pak Tirta mau dihancurkan? Aku orang pertama yang nggak setuju!""Aku juga nggak setuju!"Berhubung Tirta mengatakan bahwa Boris ingin menghancurkan kliniknya, sekelompok warga desa yang datang untuk berobat sontak murka. Mereka hampir saja berkelahi dengan kelompok Boris. Orang-orang yang datang bersama Boris terkejut melihat situasi ini. Dengan kemampuan pengobatan Tirta yang payah, bagaimana bisa dia membuat begitu banyak orang rela membelanya?Boris pun menghasut, "Dia bahkan nggak punya surat izin praktik. Kliniknya ini ilegal. Apa kalian yakin mau berobat di sini? Cepat bawa pulang uang kalian, jangan buang waktu lagi di sini!"Boris tidak suka melihat Tirta yang selalu didukung oleh banyak orang, bahkan menghasilkan cukup banyak uang. Itu sebabnya, dia ber
Baca selengkapnya

Bab 97

Tirta memasukkan uang beberapa juta ke dalam saku Nabila, lalu bertanya kepada Agus, "Pak Agus, ada urusan apa kamu mencari Kak Nabila?""Ah, bukan apa-apa. Ada tamu di rumah, jadi aku ingin suruh Nabila pulang. Karena sedang membantumu, dia pulangnya nanti saja. Kalian bisa lanjutkan. Aku masih ada urusan, jadi duluan ya," jelas Agus. Ekspresinya sudah berubah total. Kini, dia tampak tersenyum lebar dan buru-buru pulang.Setelah ayahnya pergi, Nabila mengembalikan uang itu kepada Tirta seraya menolak, "Tirta, kenapa kamu memberiku uang? Ini semua hasil kerja kerasmu, aku nggak bisa menerimanya.""Aku adalah priamu. Sekarang, aku bisa menghasilkan uang. Memangnya kenapa kalau kasih kamu uang jajan?" tanya Tirta sambil mengedipkan mata."Kamu ... jangan asal bicara. Kak Melati dan Bibi Ayu masih ada di sini!" ujar Nabila yang segera tersipu.Ayu menimpali dengan gembira, "Dasar kamu ini. Kalau dikasih uang, terima saja. Kenapa harus malu-malu?"Melati juga berkata sambil tersenyum, "Ben
Baca selengkapnya

Bab 98

"Ternyata kamu," ucap Susanti. Polisi cantik itu juga mengenali Tirta sekarang. Ketika mengingat usulan pria ini untuk mengobati payudaranya, dia pun merasa sedikit malu. Segera setelah itu, Susanti bertanya, "Kamu bilang aku ditipu, apa maksudnya?"Tirta menjelaskan, "Aku mengobati sesuai dengan kondisi pasien dan kasih obat sesuai kebutuhan, tanpa meminta tambahan uang. Bahkan terhadap orang yang nggak punya uang pun, aku kasih pengobatan secara gratis. Mana mungkin aku akan melakukan penipuan?""Apa kamu benar-benar begitu baik hati hingga memberikan pengobatan gratis?" tanya polisi di belakang Susanti yang tampak tidak percaya."Kami bisa bersaksi, apa yang dikatakan Tirta memang benar." Nabila dan Melati segera membelanya.Ayu buru-buru menimpali, "Benar, Bu Polisi. Kalian harus pastikan dulu sebelum tangkap orang. Tirta adalah orang yang jujur. Dia sama sekali nggak mungkin melakukan penipuan."Susanti berpikir sejenak, lalu memberi tahu polisi di belakangnya, "Pergilah ke desa s
Baca selengkapnya

Bab 99

Dalam video tersebut, bukan hanya ada adegan Boris yang membuat keributan, tetapi juga ada adegan di mana warga desa sekitar berdiri bersama untuk membela Tirta.Setelah Susanti dan sekelompok polisi menonton video itu, mereka pun percaya pada ucapan Tirta. Susanti segera mengayunkan tangannya. Dua polisi pria yang berbadan kekar langsung mendekati Boris.Susanti berucap, "Kamu diduga melanggar hukum dan mengganggu ketertiban umum. Sekarang, kami harus menahanmu untuk diinterogasi selama lebih dari tujuh hari. Tolong ikut dengan kami!"Berhubung polisi akan menangkap orang, ibu-ibu lainnya pun ketakutan dan melarikan diri. Mereka meninggalkan Boris yang bengong di tempatnya.Di sisi lain, Boris sangat kesal. Bukan hanya gagal memberi pelajaran kepada Tirta, sebaliknya dia malah ditangkap. Dia pun memaki, "Bajingan, tunggu sampai aku keluar. Aku pasti akan bikin perhitungan denganmu!"Susanti memarahi, "Kenapa kamu berteriak? Mau bikin perhitungan apa? Kamu kira ini dunia hitam? Kamu me
Baca selengkapnya

Bab 100

Agus dan Betari keluar dari kamar. Begitu mendengar ucapan Joan, mereka merasa sangat malu."Kenapa kamu bilang begitu?" tanya Nabila yang wajahnya sudah memerah. Ini jelas adalah bentuk penghinaan. Dia menambahkan, "Pacarku juga jago mencari uang. Dia bisa menghasilkan puluhan juta dalam setengah hari.""Berapa banyak yang bisa didapat pacarmu dalam sebulan? Menghasilkan puluhan juta di tempat terpencil ini? Kamu lagi mimpi, ya?" tanya Joan yang tertawa terbahak-bahak.Lukas yang berdiri di sebelahnya juga mencemooh, "Sekalipun mahasiswa di kota, mereka cuma bisa menghasilkan lebih dari 20 juta dalam sebulan. Pacarmu bisa menghasilkan beberapa puluh juta dalam setengah hari? Jangan-jangan, dia seorang pencuri?""Percaya atau nggak, terserah kalian. Aku nggak suruh kalian percaya juga!" marah Nabila.Betari tidak tahan lagi sehingga berucap, "Sudahlah, jangan mengobrol lagi. Ayo, kita makan sekarang. Lauknya sudah hampir dingin."Joan memeluk lengan Lukas, lalu berbicara dengan nada ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
121
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status