Share

Bab 97

Author: Hazel
last update Last Updated: 2024-05-28 11:07:12
Tirta memasukkan uang beberapa juta ke dalam saku Nabila, lalu bertanya kepada Agus, "Pak Agus, ada urusan apa kamu mencari Kak Nabila?"

"Ah, bukan apa-apa. Ada tamu di rumah, jadi aku ingin suruh Nabila pulang. Karena sedang membantumu, dia pulangnya nanti saja. Kalian bisa lanjutkan. Aku masih ada urusan, jadi duluan ya," jelas Agus. Ekspresinya sudah berubah total. Kini, dia tampak tersenyum lebar dan buru-buru pulang.

Setelah ayahnya pergi, Nabila mengembalikan uang itu kepada Tirta seraya menolak, "Tirta, kenapa kamu memberiku uang? Ini semua hasil kerja kerasmu, aku nggak bisa menerimanya."

"Aku adalah priamu. Sekarang, aku bisa menghasilkan uang. Memangnya kenapa kalau kasih kamu uang jajan?" tanya Tirta sambil mengedipkan mata.

"Kamu ... jangan asal bicara. Kak Melati dan Bibi Ayu masih ada di sini!" ujar Nabila yang segera tersipu.

Ayu menimpali dengan gembira, "Dasar kamu ini. Kalau dikasih uang, terima saja. Kenapa harus malu-malu?"

Melati juga berkata sambil tersenyum, "Ben
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Uwi Rully Yusriandy
dengan 14 koin babnya terlalu singkat,kalau ceritanya bertele kita pindah ke aplikasi lain
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 98

    "Ternyata kamu," ucap Susanti. Polisi cantik itu juga mengenali Tirta sekarang. Ketika mengingat usulan pria ini untuk mengobati payudaranya, dia pun merasa sedikit malu. Segera setelah itu, Susanti bertanya, "Kamu bilang aku ditipu, apa maksudnya?"Tirta menjelaskan, "Aku mengobati sesuai dengan kondisi pasien dan kasih obat sesuai kebutuhan, tanpa meminta tambahan uang. Bahkan terhadap orang yang nggak punya uang pun, aku kasih pengobatan secara gratis. Mana mungkin aku akan melakukan penipuan?""Apa kamu benar-benar begitu baik hati hingga memberikan pengobatan gratis?" tanya polisi di belakang Susanti yang tampak tidak percaya."Kami bisa bersaksi, apa yang dikatakan Tirta memang benar." Nabila dan Melati segera membelanya.Ayu buru-buru menimpali, "Benar, Bu Polisi. Kalian harus pastikan dulu sebelum tangkap orang. Tirta adalah orang yang jujur. Dia sama sekali nggak mungkin melakukan penipuan."Susanti berpikir sejenak, lalu memberi tahu polisi di belakangnya, "Pergilah ke desa s

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 99

    Dalam video tersebut, bukan hanya ada adegan Boris yang membuat keributan, tetapi juga ada adegan di mana warga desa sekitar berdiri bersama untuk membela Tirta.Setelah Susanti dan sekelompok polisi menonton video itu, mereka pun percaya pada ucapan Tirta. Susanti segera mengayunkan tangannya. Dua polisi pria yang berbadan kekar langsung mendekati Boris.Susanti berucap, "Kamu diduga melanggar hukum dan mengganggu ketertiban umum. Sekarang, kami harus menahanmu untuk diinterogasi selama lebih dari tujuh hari. Tolong ikut dengan kami!"Berhubung polisi akan menangkap orang, ibu-ibu lainnya pun ketakutan dan melarikan diri. Mereka meninggalkan Boris yang bengong di tempatnya.Di sisi lain, Boris sangat kesal. Bukan hanya gagal memberi pelajaran kepada Tirta, sebaliknya dia malah ditangkap. Dia pun memaki, "Bajingan, tunggu sampai aku keluar. Aku pasti akan bikin perhitungan denganmu!"Susanti memarahi, "Kenapa kamu berteriak? Mau bikin perhitungan apa? Kamu kira ini dunia hitam? Kamu me

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 100

    Agus dan Betari keluar dari kamar. Begitu mendengar ucapan Joan, mereka merasa sangat malu."Kenapa kamu bilang begitu?" tanya Nabila yang wajahnya sudah memerah. Ini jelas adalah bentuk penghinaan. Dia menambahkan, "Pacarku juga jago mencari uang. Dia bisa menghasilkan puluhan juta dalam setengah hari.""Berapa banyak yang bisa didapat pacarmu dalam sebulan? Menghasilkan puluhan juta di tempat terpencil ini? Kamu lagi mimpi, ya?" tanya Joan yang tertawa terbahak-bahak.Lukas yang berdiri di sebelahnya juga mencemooh, "Sekalipun mahasiswa di kota, mereka cuma bisa menghasilkan lebih dari 20 juta dalam sebulan. Pacarmu bisa menghasilkan beberapa puluh juta dalam setengah hari? Jangan-jangan, dia seorang pencuri?""Percaya atau nggak, terserah kalian. Aku nggak suruh kalian percaya juga!" marah Nabila.Betari tidak tahan lagi sehingga berucap, "Sudahlah, jangan mengobrol lagi. Ayo, kita makan sekarang. Lauknya sudah hampir dingin."Joan memeluk lengan Lukas, lalu berbicara dengan nada ma

    Last Updated : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 101

    "Tentu saja ini asli! Kelihatannya bahkan lebih mahal dari gelang emas di tanganmu itu!" ujar Betari."Ibu, jangan ngomong lagi. Cepat kembalikan padaku," desak Nabila yang merasa bersalah. Dia benar-benar takut Joan bisa melihat bahwa giok itu palsu."Kalau begitu, kebetulan sekali. Lukas dulu adalah penjual giok. Sayang, coba kamu lihat ini giok asli atau bukan?" Melihat ekspresi Nabila yang aneh, Joan segera menyuruh Lukas untuk menilainya. Jika giok ini terbukti palsu, dia bisa mentertawakan Nabila."Mana mungkin orang desa bisa punya uang untuk beli giok sebesar ini. Menurutku, sepertinya ini palsu," sergah Lukas setelah meliriknya sekilas."Palsu? Nggak mungkin, ini pasti asli! Nak, beri tahu mereka apakah ini giok palsu atau bukan?" Betari mulai mendesak Nabila."I ... ini asli," jawab Nabila bersikeras."Masih mau mengeyel? Lukas, lihat yang baik! Kalau giok ini asli, aku akan makan meja ini!" tantang Joan sambil menunjuk meja di sebelahnya."Baiklah, kalau begitu aku lihat den

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 102

    Rekan Lukas juga berkata dengan iri, "Nggak kusangka Lukas jadi sesukses ini setelah nggak kerja lagi. Kamu bisa beli kalung seharga miliaran begitu saja. Coba infokan aku juga usaha yang bisa buat sukses?"Wajah Lukas tampak sangat canggung. Ingin sekali rasanya dia melarikan diri. Mana mungkin dia sanggup membeli giok ini? Setelah berbasa-basi sejenak, Lukas langsung menutup telepon itu. Sementara itu, ekspresi Joan sudah terlihat sangat muram. Mungkin dalam seumur hidup ini dia tidak akan bisa sanggup mengenakan kalung seharga miliaran.Betari terlihat sangat bangga. "Memang selera Nabila sangat bagus. Belum bertunangan saja sudah dapat hadiah kalung senilai miliaran! Kalau sudah menikah nanti, bukannya dia akan dihadiahkan vila di kota atau mobil mewah?"Tentu saja, saat mengatakan hal ini, Betari sedang membual. Namun, perkataannya membuat Lukas dan Joan merasa sangat terganggu. Hanya sebuah kalung giok saja sudah mengalahkan mobil, rumah, dan mahar yang dibanggakannya. Jika merek

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 103

    "Aku saja nggak ngeluh kamu nggak belikan aku giok! Nggak bisa, aku berubah pikiran sekarang. Kalau kamu nggak belikan aku giok, kita nggak usah nikah!"Lukas langsung memelototinya dan berkata, "Beli giok apanya! Kamu ini nggak tahu bersyukur. Aku sudah belikan rumah, mobil, dan berikan mahar padamu. Utangku sudah ratusan juta, mana ada lagi uang untuk beli giok!"Joan bersikeras, "Itu urusanmu! Kalau nggak beli giok, nggak usah menikah denganku!"Lukas tidak bisa bersabar lagi, "Ya sudah! Nggak menikah juga nggak apa-apa! Aku sudah muak dengan sikapmu yang suka pamer dan temperamenmu yang rendahan! Sekarang kembalikan maharku, mobil dan rumahnya juga segera balikkan ke namaku. Kita putus sekarang juga!"Joan langsung tercengang mendengarnya. Tanpa Lukas, dia bukanlah siapa-siapa. Namun, Joan tidak ingin kalah di hadapan Nabila dan keluarganya. Akhirnya, dia tetap tidak mau mengalah, "Oke, kamu nggak mau menikahiku, 'kan? Aku juga nggak mau nikah lagi! Jangan mengira nggak ada yang me

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 104

    Tirta terkekeh-kekeh sambil merangkul pinggang Melati yang ramping, "Memang Kak Melati yang paling baik padaku. Selain Bibi, di dunia ini cuma Kak Melati yang tulus memperlakukanku dengan baik."Tirta dan Melati sudah terbiasa saling menggoda sembari mempersiapkan makan. Tirta juga tidak terlalu kaku lagi sekarang. Dia telah bersiap untuk menaklukkan Melati kapan saja.Melati merasa kegirangan. "Duh sayangku, Kakak rela memperlakukanmu dengan baik! Hidup Kakak sangat bahagia bersamamu setiap hari. Entah bagaimana aku bisa hidup kalau meninggalkanmu!"Tidak ada seorang pun wanita yang bisa menolak pesona Tirta saat sedang melancarkan serangannya. Melati adalah seorang wanita yang tidak berpengalaman, tapi dia langsung berhadapan dengan Tirta yang perkasa. Bisa dibilang, dia selalu kalah setiap kali dari Tirta. Namun, Melati tetap sukarela disiksa oleh Tirta.Melihat kondisi Melati yang tidak tahan lagi, Tirta baru menghentikan serangannya. "Sudahlah, Kak. Kamu istirahat dulu, biar aku s

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 105

    Setelah Susanti melepas pakaiannya, dia masih merasa agak malu. Baru kali ini dia menunjukkan tubuhnya di hadapan seorang pria. Sekujur tubuhnya bahkan terasa gemetaran. Kulitnya yang mulus itu terkesan semakin cerah di bawah sorotan lampu di klinik.Tirta membelalakkan matanya dan menelan ludah dengan gugup. "Kak, mohon jangan meragukan kepribadianku. Tolong singkirkan tanganmu dan biarkan aku melihat bagian yang perlu diobati."Di bawah desakan Tirta, Susanti akhirnya melepas kedua tangannya dengan enggan. Kemudian, dia memejamkan matanya dan berbisik, "Lihat saja. Kalau sudah selesai, tolong obati ...."Begitu Susanti melepas kedua tangannya, payudaranya yang tidak seimbang itu langsung terpampang di hadapan Tirta. Tirta mendekatinya perlahan dan mencium sebuah aroma yang sangat menggoda."Kak, kamu mau jadikan lebih kecil seperti yang kiri, atau jadikan besar seperti yang kanan?"Tanpa ragu-ragu, Susanti menjawab, "Tentu saja aku mau yang besar!"Sudah sampai tahap seperti ini, Sus

    Last Updated : 2024-07-05

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 937

    Kemudian, Ayu kembali sibuk di dapur. Agatha keluar dari klinik, lalu bertanya kepada Tirta, "Tirta, Bibi Ayu bilang apa denganmu? Kenapa kalian kelihatan misterius?"Tirta menjawab dengan tenang, "Nggak apa-apa. Bibi Ayu tanya kenapa Kak Nia tiba-tiba tinggal di klinik.""Oh. Kamu cepat lihat dulu, nanti malam Kak Nia tidur di mana?" timpal Agatha. Dia menarik Tirta masuk ke klinik, lalu melanjutkan dengan ekspresi khawatir, "Selain itu, kita bertiga ... kita tidur di mana? Nggak ada tempat lagi."Nia yang berdiri di depan pintu klinik berujar dengan canggung, "Tirta, apa aku merepotkan kalian? Kalau nggak, aku tinggal di hotel saja."Tirta menepuk dadanya sambil menjamin, "Nggak usah, Kak Nia. Aku sudah atur semuanya. Klinik ini cukup untuk ditempati kita semua.""Kalau begitu, kamu lakukan akupunktur pada Kak Nia. Aku lihat Bibi Ayu butuh bantuan atau nggak," ucap Agatha. Selesai bicara, dia masuk ke dapur.Tirta menutup pintu klinik, lalu mengambil jarum dan berkata kepada Nia, "Ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 936

    Tirta memang kuat. Kalau tidak, dia juga tidak bisa mengancam Agatha. Melihat Agatha sudah setuju, Tirta langsung mengangguk dan berujar, "Kak Agatha, kamu tenang saja. Aku pasti akan membereskan Susanti dan nggak akan membuatmu merasa nggak nyaman."Agatha mendengus, lalu membalas sembari memelototi Tirta, "Cuma kali ini, ya. Ke depannya aku nggak mau melakukannya bersama Susanti."Agatha melepaskan dirinya dari pelukan Tirta, lalu berjalan ke mobil terlebih dahulu. Tirta yang merasa puas segera mengikuti Agatha kembali ke mobil.Nia bertanya, "Agatha, apa perutmu masih sakit?"Agatha berusaha tenang saat menjawab, "Nggak, Kak Nia. Setelah kita kembali, suruh Tirta lakukan akupunktur padamu untuk menyembuhkan sesak napasmu."Nia menyahut seraya mengangguk, "Oke."....Setengah jam kemudian, mereka kembali ke klinik. Kala ini, Ayu, Melati, dan Arum sedang sibuk di dapur. Ayu penasaran ketika melihat Nia juga turun dari mobil dan membawa banyak keperluan sehari-hari.Ayu menarik Tirta k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 935

    Tirta langsung berbicara terus terang. Sebelum dia melanjutkan perkataannya, Agatha mencebik dan berujar, "Tirta, kamu memang berengsek! Kamu nggak pernah tiduri aku di klinik. Kamu lebih suka tiduri Susanti atau aku?"Tirta menyahut, "Tentu saja aku lebih suka tiduri kamu. Dadamu lebih besar, bokongmu lebih montok, kakimu ramping, kulitmu mulus, sifatmu juga baik ...."Dalam situasi seperti ini, tentu saja Tirta tahu siapa yang lebih baik. Dia terus memuji Agatha.Agatha memutar bola matanya, tetapi dia tidak terlalu marah lagi. Agatha menyela, "Cukup, kamu itu munafik. Jelas-jelas punya Susanti hampir sama denganku, kamu terlalu berlebihan."Agatha bertanya, "Jadi, apa semua ini ada hubungannya dengan keinginanmu?"Tirta mengusap tangannya seraya menjawab, "Tentu saja ada. Bukannya malam ini Kak Agatha mau tinggal di klinik? Susanti juga pulang ke klinik, kalian ....""Tunggu!" sergah Agatha. Dia merasa ada yang tidak beres. Agatha menegaskan, "Malam ini aku nggak mau tinggal di klin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 934

    Tirta menegaskan, "Bu, sudah kubilang kamu nggak usah sungkan. Kebetulan aku ada di sini, jadi aku bisa menyelamatkan anakmu. Untuk urusan bisnis, semuanya tetap harus diperhitungkan dengan jelas. Kalau aku kurang bayar 1 miliar, takutnya kamu nggak dapat keuntungan. Kalau kamu nggak mau terima, aku nggak beli lagi."Bos toko bersikeras berkata, "Jangan begitu. Aku juga nggak marah biarpun kamu nggak beli. Aku cuma punya 1 anak, dia lebih berharga dari nyawaku. Kamu menyelamatkan anakku dan memesan begitu banyak bibit pohon buah dariku. Aku sangat berterima kasih padamu, mana mungkin aku membiarkan kamu menghabiskan begitu banyak uang?"Bos toko menambahkan, "Lagi pula, setelah kamu bayar 3 miliar, aku sudah bisa dapatkan keuntungan 1 miliar lebih. Aku nggak rugi."Tirta terpaksa menanyakan pendapat Agatha dan Nia, "Kak Agatha, Kak Nia, bagaimana menurut kalian?"Agatha bertatapan dengan Nia, lalu menyahut sembari tersenyum, "Tirta, bos mau berterima kasih padamu dan kita memang kekura

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 933

    Tirta berpikir sejenak, lalu tersenyum licik dan berucap, "Kalau kamu benar-benar merasa bersalah, kamu kabulkan satu keinginanku saja. Anggap sebagai kompensasi."Agatha segera mengangguk seraya menyahut, "Apa keinginanmu? Kamu bilang saja. Asalkan aku bisa melakukannya, aku pasti kabulkan keinginanmu."Tirta mengedipkan matanya, lalu menimpali, "Nanti kita baru bicarakan di mobil. Sekarang kita bicarakan masalah bibit pohon buah dengan bos toko dulu.""Oh. Kalau begitu, nanti kita baru bicarakan di mobil," balas Agatha. Dia merasa Tirta berniat jahat, tetapi dia tidak keberatan.Anak bos toko sudah tertidur setelah minum susu. Bos toko keluar dari kamar. Dia membawa sepiring buah yang sudah dicuci.Bos toko berujar, "Kalian sudah menunggu lama. Istirahat dulu dan makan buah.""Terima kasih, Bu," sahut Tirta. Dia tidak sungkan lagi dan langsung duduk di bangku. Tirta mengambil buah pir dan memakannya.Agatha dan Nia juga mengambil buah, lalu duduk di samping Tirta sambil memakan buahn

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 932

    "Aduh, maaf ... aku ...," ucap bos toko. Dia baru tersadar. Bos toko segera merapikan pakaiannya dengan ekspresi malu.Bos toko berniat mengambil tisu untuk menyeka punggung Tirta, tetapi dia mengkhawatirkan keselamatan anaknya. Dia merasa bersalah dan juga ragu. Bos toko berputar-putar di tempat.Agatha segera mengambil tisu di mobil, lalu berujar, "Tirta, biar aku yang menyeka punggungmu."Agatha merasa bersalah karena tadi dia salah paham kepada Tirta. Dia menyeka punggung Tirta.Tirta sedang sibuk menyelamatkan anak itu sehingga tidak menanggapi ucapan Agatha. Setelah ditepuk-tepuk Tirta beberapa saat, anak itu memuntahkan potongan buah. Kemudian, kondisinya perlahan menjadi normal kembali.Tirta baru mengembuskan napas lega. Dia menyerahkan anak itu kepada bos dan berpesan, "Bu, sekarang anakmu baik-baik saja. Dia masih terlalu kecil, nggak bisa konsumsi makanan yang terlalu keras. Ingat, ke depannya jangan beri dia makanan yang keras lagi supaya kejadian begini nggak terulang."B

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 931

    Dada wanita itu pun terlihat. Masalahnya, anak itu tetap menangis meski telah diberi susu. Sepertinya tidak tampak tanda-tanda tangisannya akan mereda.Tirta melihat anak itu. Dia baru menyadari ada yang tidak beres. Ternyata, ada potongan buah yang tersangkut di tenggorokan anak itu.Alhasil, anak itu kesulitan bernapas. Itulah sebabnya dia tidak berhenti menangis. Jika tidak segera ditangani, nyawa anak itu akan terancam.Saat Tirta hendak meminta bos toko untuk menyerahkan anaknya, tiba-tiba Agatha mencubit pinggangnya dan menegur, "Tirta, apa yang kamu lihat? Bos itu lagi menyusui anaknya! Cepat kembali ke mobil!"Agatha berbicara sambil mendorong Tirta ke mobil. Dia merasa Tirta makin keterlaluan. Bisa-bisanya dia diam-diam melihat wanita yang sedang menyusui anaknya!Tirta yang hendak keluar dari mobil buru-buru menjelaskan, "Bukan ... Kak Agatha, kamu salah paham. Aku nggak diam-diam melihat bos itu. Aku lagi lihat anaknya. Dia bukan lapar, tapi ada makanan yang tersangkut di te

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 930

    Tirta yang berdiri di luar kamar pas bergumam setelah mendengar percakapan Agatha dan Nia, "Aneh, apa setiap wanita yang dadanya kecil berharap dadanya membesar?"Tirta berpikir ukuran dada wanita sama pentingnya dengan ukuran alat kelamin pria. Tentu saja pria tidak ingin mempunyai alat kelamin yang kecil. Bahkan, Agus meminta resep kepada Tirta untuk memperbesar alat kelaminnya.Tirta membatin, 'Nanti waktu melakukan akupunktur pada Kak Nia, aku sekalian bantu Kak Nia perbesar ukuran dadanya.'Tak lama kemudian, Agatha dan Nia keluar dari kamar pas. Agatha menunjukkan pakaian dalam renda yang seksi kepada Tirta, lalu berujar sembari mengerjap, "Tirta, aku sudah selesai pilih. Ukurannya sudah pas, kamu langsung bayar. Malam ini aku nggak pulang lagi."Nia paham maksud Agatha. Dia langsung bergeser ke samping. Sementara itu, Tirta berdeham dan menyahut, "Oke. Aku bayar sekarang."Namun, Tirta merasa khawatir. Malam ini Susanti kembali ke klinik. Pasti akan terjadi keributan lagi. Nanti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 929

    Susanti melihat Harto dan lainnya dengan ekspresi dingin. Niko menyahut, "Oke, Bu Susanti!"Kemudian, Niko memerintah bawahan untuk menangkap Harto dan lainnya. Susanti menghampiri Agatha dan Nia, lalu bertanya, "Bu Agatha, Bu Nia, apa kalian disakiti?""Nggak. Tapi, kalau nggak ada Tirta, kami pasti celaka," sahut Agatha yang masih merasa takut.Susanti mengeluarkan pena dan catatan, lalu mencari tahu seluk-beluk kejadiannya. Dia berkata, "Yang penting kalian baik-baik saja. Aku butuh pengakuan kalian. Waktu mengurus kasus, aku butuh ...."Setelah selesai bertanya kepada Agatha dan Nia, Susanti berpamitan dengan Tirta dan buru-buru pergi. Sudah jelas Susanti makin sibuk sejak Mauri dipindahkan. Yang mengejutkan Tirta adalah kali ini Susanti dan Agatha tidak berdebat.Agatha melihat Susanti turun ke lantai bawah, lalu menghampiri Tirta dan merangkul lengannya sembari bertanya, "Tirta, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Tirta merangkul pinggang Agatha dan menjawab, "Lanjut beli paka

DMCA.com Protection Status