Share

Bab 101

Author: Hazel
"Tentu saja ini asli! Kelihatannya bahkan lebih mahal dari gelang emas di tanganmu itu!" ujar Betari.

"Ibu, jangan ngomong lagi. Cepat kembalikan padaku," desak Nabila yang merasa bersalah. Dia benar-benar takut Joan bisa melihat bahwa giok itu palsu.

"Kalau begitu, kebetulan sekali. Lukas dulu adalah penjual giok. Sayang, coba kamu lihat ini giok asli atau bukan?" Melihat ekspresi Nabila yang aneh, Joan segera menyuruh Lukas untuk menilainya. Jika giok ini terbukti palsu, dia bisa mentertawakan Nabila.

"Mana mungkin orang desa bisa punya uang untuk beli giok sebesar ini. Menurutku, sepertinya ini palsu," sergah Lukas setelah meliriknya sekilas.

"Palsu? Nggak mungkin, ini pasti asli! Nak, beri tahu mereka apakah ini giok palsu atau bukan?" Betari mulai mendesak Nabila.

"I ... ini asli," jawab Nabila bersikeras.

"Masih mau mengeyel? Lukas, lihat yang baik! Kalau giok ini asli, aku akan makan meja ini!" tantang Joan sambil menunjuk meja di sebelahnya.

"Baiklah, kalau begitu aku lihat den
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 102

    Rekan Lukas juga berkata dengan iri, "Nggak kusangka Lukas jadi sesukses ini setelah nggak kerja lagi. Kamu bisa beli kalung seharga miliaran begitu saja. Coba infokan aku juga usaha yang bisa buat sukses?"Wajah Lukas tampak sangat canggung. Ingin sekali rasanya dia melarikan diri. Mana mungkin dia sanggup membeli giok ini? Setelah berbasa-basi sejenak, Lukas langsung menutup telepon itu. Sementara itu, ekspresi Joan sudah terlihat sangat muram. Mungkin dalam seumur hidup ini dia tidak akan bisa sanggup mengenakan kalung seharga miliaran.Betari terlihat sangat bangga. "Memang selera Nabila sangat bagus. Belum bertunangan saja sudah dapat hadiah kalung senilai miliaran! Kalau sudah menikah nanti, bukannya dia akan dihadiahkan vila di kota atau mobil mewah?"Tentu saja, saat mengatakan hal ini, Betari sedang membual. Namun, perkataannya membuat Lukas dan Joan merasa sangat terganggu. Hanya sebuah kalung giok saja sudah mengalahkan mobil, rumah, dan mahar yang dibanggakannya. Jika merek

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 103

    "Aku saja nggak ngeluh kamu nggak belikan aku giok! Nggak bisa, aku berubah pikiran sekarang. Kalau kamu nggak belikan aku giok, kita nggak usah nikah!"Lukas langsung memelototinya dan berkata, "Beli giok apanya! Kamu ini nggak tahu bersyukur. Aku sudah belikan rumah, mobil, dan berikan mahar padamu. Utangku sudah ratusan juta, mana ada lagi uang untuk beli giok!"Joan bersikeras, "Itu urusanmu! Kalau nggak beli giok, nggak usah menikah denganku!"Lukas tidak bisa bersabar lagi, "Ya sudah! Nggak menikah juga nggak apa-apa! Aku sudah muak dengan sikapmu yang suka pamer dan temperamenmu yang rendahan! Sekarang kembalikan maharku, mobil dan rumahnya juga segera balikkan ke namaku. Kita putus sekarang juga!"Joan langsung tercengang mendengarnya. Tanpa Lukas, dia bukanlah siapa-siapa. Namun, Joan tidak ingin kalah di hadapan Nabila dan keluarganya. Akhirnya, dia tetap tidak mau mengalah, "Oke, kamu nggak mau menikahiku, 'kan? Aku juga nggak mau nikah lagi! Jangan mengira nggak ada yang me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 104

    Tirta terkekeh-kekeh sambil merangkul pinggang Melati yang ramping, "Memang Kak Melati yang paling baik padaku. Selain Bibi, di dunia ini cuma Kak Melati yang tulus memperlakukanku dengan baik."Tirta dan Melati sudah terbiasa saling menggoda sembari mempersiapkan makan. Tirta juga tidak terlalu kaku lagi sekarang. Dia telah bersiap untuk menaklukkan Melati kapan saja.Melati merasa kegirangan. "Duh sayangku, Kakak rela memperlakukanmu dengan baik! Hidup Kakak sangat bahagia bersamamu setiap hari. Entah bagaimana aku bisa hidup kalau meninggalkanmu!"Tidak ada seorang pun wanita yang bisa menolak pesona Tirta saat sedang melancarkan serangannya. Melati adalah seorang wanita yang tidak berpengalaman, tapi dia langsung berhadapan dengan Tirta yang perkasa. Bisa dibilang, dia selalu kalah setiap kali dari Tirta. Namun, Melati tetap sukarela disiksa oleh Tirta.Melihat kondisi Melati yang tidak tahan lagi, Tirta baru menghentikan serangannya. "Sudahlah, Kak. Kamu istirahat dulu, biar aku s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 105

    Setelah Susanti melepas pakaiannya, dia masih merasa agak malu. Baru kali ini dia menunjukkan tubuhnya di hadapan seorang pria. Sekujur tubuhnya bahkan terasa gemetaran. Kulitnya yang mulus itu terkesan semakin cerah di bawah sorotan lampu di klinik.Tirta membelalakkan matanya dan menelan ludah dengan gugup. "Kak, mohon jangan meragukan kepribadianku. Tolong singkirkan tanganmu dan biarkan aku melihat bagian yang perlu diobati."Di bawah desakan Tirta, Susanti akhirnya melepas kedua tangannya dengan enggan. Kemudian, dia memejamkan matanya dan berbisik, "Lihat saja. Kalau sudah selesai, tolong obati ...."Begitu Susanti melepas kedua tangannya, payudaranya yang tidak seimbang itu langsung terpampang di hadapan Tirta. Tirta mendekatinya perlahan dan mencium sebuah aroma yang sangat menggoda."Kak, kamu mau jadikan lebih kecil seperti yang kiri, atau jadikan besar seperti yang kanan?"Tanpa ragu-ragu, Susanti menjawab, "Tentu saja aku mau yang besar!"Sudah sampai tahap seperti ini, Sus

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 106

    Tirta berkata dengan tak berdaya, "Kak Polisi, sekarang masih sedang terapi. Kenapa kamu malah pakai baju? Kalau jarumnya terjatuh satu, semuanya jadi sia-sia. Kalau nggak, kamu tahan saja dulu."Begitu perasaan itu melanda, Susanti tidak bisa lagi menahannya. Namu, Tirta sudah bilang bahwa jarumnya tidak boleh jatuh satu pun. Setelah beberapa saat, Susanti akhirnya tidak tahan lagi dan celananya basah tanpa sadar.Susanti merasa sangat malu, tetapi gejolak dalam hatinya sangat kuat. Setelah beberapa menit, dia akhirnya tidak tahan lagi dan jatuh pingsan. Tirta menghela napas tak berdaya. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa mencabut jarumnya dan meletakkan Susanti ke ranjang."Katanya wanita terbuat dari air, sepertinya ungkapan itu ada benarnya."Begitu terbangun, Susanti merasa sangat malu. Lantaran tak berdaya, dia akhirnya bersembunyi di dalam selimut. Tirta yang sudah sering menghadapi situasi seperti ini terlihat sangat tenang."Kak, coba lihat, apakah kondisinya sudah membaik

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 107

    "Jadi pacarmu? Kalau nggak mau, kamu mau menangkapku? Kak, bisa nggak kamu lebih masuk akal? Aku bukannya melakukan kejahatan besar." Tirta merasa kebingungan. Dia juga bukannya tidak suka terhadap Susanti. Susanti memang cantik, kekurangannya satu-satunya juga sudah disembuhkan oleh Tirta. Kini, dia adalah wanita cantik yang sempurna.Namun, Susanti adalah seorang polisi. Tirta tidak ingin berpacaran dengan polisi. Jika sampai ketahuan berselingkuh, bukankah dia akan dihabisi Susanti?"Nggak masuk akal gimana? Kamu kira aku ingin menjadikanmu pacarku? Kalau bukan karena kamu sudah melihat seluruh tubuhku ....""Kak, sudah kubilang bukan, aku ini dokter. Aku nggak membedakan pria atau wanita di sini. Kalau memang nggak mau, aku lepas pakaianku untuk kamu lihat. Kita anggap impas saja ya?" tanya Tirta.Sambil berbicara, Tirta telah hampir melepas pakaiannya."Nggak bisa! Cepat pakai kembali pakaianmu! Pria melihat wanita dan wanita melihat pria itu berbeda! Sebelum mengobatiku tadi, kam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 108

    Mendengar hal itu, Susanti jadi semakin malu. Dia berteriak marah, "Pergi sana! Pergi!"Setelah payudaranya disembuhkan, tubuh Susanti jadi tampak semakin menawan."Ini klinikku, aku berhak untuk tinggal di sini. Kalaupun kamu mau menangkapku, tetap saja nggak ada hak untuk mengusirku," balas Tirta dengan tak acuh. Dia memang ingin membuat Susanti jengkel agar Susanti tidak menyuruhnya Tirta untuk menjadi pacarnya lagi."Oke, aku pakai ini. Aku akan keluar sekarang juga dan nggak akan pernah datang mencarimu lagi!" Susanti menangis karena kesal. Air matanya berderai dengan deras. Saat mengenakan pakaian itu, Tirta masih tetap berdiri di tempatnya."Aku mau pakai baju, apa kamu nggak bisa menghindar dulu?" tanya Susanti.Tirta mencibir, "Lagi pula aku sudah melihat semuanya, apa bedanya aku keluar atau nggak?""Oke, terserah kamu saja. Lihat saja sampai puas. Suatu hari nanti kamu akan menyesal!" maki Susanti sambil menggertakkan giginya. Dia berhenti menangis, lalu membuka selimutnya d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 109

    Tirta langsung menggendongnya dengan erat. Wajah Nabila telah merah padam saat berkata, "Tirta, kamu jangan terburu-buru. Ini masih di klinikmu, gawat kalau sampai ada yang melihatnya ....""Nggak masalah, Kak. Aku sudah kunci pintunya, nggak akan ada yang bisa masuk. Kak Nabila, kamu berbalik dan sedikit membungkuk ...." Tirta sudah tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Nabila. Dia merasa kegirangan dan segera membalikkan badan Nabila, lalu membuat kedua tangannya bertopang dan membungkukkan badan membelakanginya."Kak Nabila cantik sekali. Aku nggak bisa puas melihatnya!" Mata Tirta telah membelalak.Nabila merasa malu dan kesal. "Tirta, jangan lakukan di sini ya? Kalau nggak, nanti malam aku akan pergi mencarimu." Nabila benar-benar malu saat ini. Selain itu, ini adalah pertama kalinya berhubungan badan dengan pria. Tentu saja hatinya merasa sangat panik."Kak Nabila, kamu terlalu cantik. Aku nggak sanggup tahan lagi! Aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik kelak!" Saat ini, Ti

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1129

    "Aku masih harus mengunjungi temanku yang ada di ibu kota. Mungkin nggak akan secepat itu kembali ke desa. Aku khawatir kalian kangen berat, makanya pulang malam-malam hanya untuk menemani kalian," jelas Tirta."Huh! Rupanya kamu punya hati nurani juga. Tapi, kamu nggak boleh pergi begitu saja. Temani kami sebentar lagi dong ...," pinta Arum yang tidak rela berpisah sambil menatap Tirta."Tirta, temani kami sebentar lagi. Selama kamu pergi, aku nggak bisa tidur nyenyak lho," ujar Melati sambil melemparkan diri ke pelukan Tirta. Dia mencoba memulai pertempuran lagi.Ketika melihatnya seperti itu, Tirta pun tidak ingin pergi secepat itu. Setelah melihat jam, dia lantas membuat keputusan."Di mana Kak Farida? Aku cari dia dulu. Kita lanjutkan pertempuran kita. Nanti sore aku baru balik!"....Lagi-lagi, pertempuran yang panjang dan melelahkan terjadi. Melati dan Arum pun tidak meminta Tirta untuk tinggal lagi. Bahkan, mereka berharap Tirta pergi secepat mungkin."Hehe, kalian istirahatlah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1128

    Kini, Ayu sedang tidak berada di sini. Agatha dan Susanti juga pergi sehingga tidak ada gangguan apa pun.Sebagai kepala keluarga, Tirta tentu adalah penguasa di sini. Tidak ada yang boleh membantahnya!Meskipun tertangkap basah oleh Melati dan Arum, Tirta tidak menjelaskan terlalu banyak. Bahkan, dia meminta mereka untuk bergabung dalam permainan!Dengan demikian, terjadi pertempuran sengit di dalam vila. Tirta berhasil menaklukkan tiga wanita dengan kemampuannya sendiri. Untungnya, tenaganya tidak ada habisnya. Semakin bermain, dia justru semakin bersemangat. Dia sungguh tak terkalahkan!Sementara itu, Farida masih harus bekerja setelah matahari terbit. Dia juga sudah kelelahan karena ini adalah ronde kedua. Jadi, dia kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Tersisa Arum dan Melati yang masih berada di medan tempur. Mereka berdua tentu bukan lawan Tirta sehingga hanya bisa memohon ampun.Sayangnya, Tirta bukan orang yang punya belas kasihan. Dia tidak peduli pada permohonan kedua wan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1127

    Di atas tempat tidur yang empuk dan luas, Melati berbaring sendirian, memegang ponselnya. Dia gelisah, terus membolak-balikkan tubuhnya, tidak bisa tidur sama sekali.“Andai aku tahu Tirta akan pergi begitu lama, aku pasti ikut dengannya. Aku nggak akan seperti sekarang, hanya bisa diam-diam menonton video Tirta untuk mengobati rasa rindu."Melati sudah menonton video sejak tadi. Tubuhnya terasa semakin panas, bahkan keringat mulai bermunculan."Nggak bisa. Kalau begini terus, besok aku nggak akan punya tenaga untuk kerja. Sebaiknya aku mandi air dingin dan cepat tidur."Melati mematikan ponselnya, lalu berjalan ke luar kamar. Dia berniat menghirup udara malam sebelum mandi.Namun, saat dia sampai di ujung ruang tamu, di balkon yang diterangi cahaya bulan samar, dia melihat sosok lain yang juga berdiri sendirian."Arum? Kenapa kamu belum tidur tengah malam begini?" Ketika melihat bahwa itu adalah Arum, Melati maju dan bertanya dengan penasaran."Kak Melati, vila ini terlalu luas dan se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1126

    "Hahaha ...."Begitu wanita paruh baya itu selesai berbicara, para pekerja langsung tertawa terbahak-bahak. Namun, mereka hanya bercanda karena melihat hubungan Tirta dan Farida yang tampak tidak biasa."Kak, jangan sembarangan bicara! Tirta sudah punya pacar! Kalau omonganmu ini sampai menyebar, aku memang nggak akan marah.""Tapi, kalau pacar Tirta tahu dan minta putus, Tirta bisa marah. Mungkin, kamu harus menyerahkan putrimu sebagai ganti pacarnya nanti."Wajah Farida langsung merona. Dia buru-buru memperingatkan para pekerja, terutama wanita paruh baya itu."Aduh, anak perempuanku cantik sekali! Kalau Bos benar-benar tertarik padanya, aku pasti akan tertawa bahagia seumur hidupku!" Wanita paruh baya itu malah semakin tergelak dan terus menggoda Farida."Hahaha, Kak, sudahlah. Jangan bercanda dengan Kak Farida lagi! Kamu nggak takut dia mengadu nanti karena kamu berkata yang bukan-bukan?"Setelah bercanda sebentar, para pekerja segera bersikap serius dan berjanji kepada Tirta dan F

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1125

    Setelah keluar dari Desa Persik, kesadaran Filda mulai pulih. Dia duduk di kursi belakang sambil terus menyeringai dingin menatap Tirta."Kamu terlalu banyak bicara! Kamu pikir aku akan memberimu kesempatan untuk melapor polisi?" Tirta tiba-tiba menginjak rem, menghentikan mobilnya.Kemudian, dia turun dan menarik Filda keluar dari kursi belakang. Tepat di sebelah mereka adalah sebuah waduk besar!Melihat waduk itu serta ekspresi dingin Tirta, Filda benar-benar panik! Dia menggigil dan bertanya dengan suara gemetar, "Kamu mau apa? Kamu nggak boleh membunuhku! Itu melanggar hukum! Hentikan!""Membunuhmu? Jangan mimpi! Membunuhmu hanya akan mengotori tanganku!" cela Tirta dengan dingin. Kemudian, dia mengeluarkan jarum perak dari saku.Dengan menggunakan teknik akupuntur untuk menghilangkan ingatan, Tirta menghapus ingatan Filda tentang kejadian malam ini. Sebentar lagi, Filda akan melupakan segalanya.Setelah mencabut jarum perak, Tirta segera melangkah ke mobil. Sebelum kesadaran Filda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1124

    Setelah kebohongannya terbongkar, Filda tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendekati Tirta. Karena itu, dia begitu marah hingga tak bisa menahan diri untuk memaki Farida!"Berhenti! Barusan kamu bilang siapa yang menjijikkan?" Namun, setelah mendengar ucapannya, Tirta segera melangkah ke depan, menghalangi Filda, lalu menatapnya dingin."Kamu benar-benar nggak tahu diri. Justru perempuan seperti kamu yang sebenarnya paling menjijikkan! Kalau nggak minta maaf, jangan harap bisa pergi hari ini!"Sejak tadi, ketika Filda membolak-balikkan fakta, Tirta sudah merasa tidak senang padanya. Kini, setelah semuanya jelas, bukan hanya tidak meminta maaf, Filda malah menghina Farida! Jelas, Tirta tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja!"Aku sudah bilang aku nggak mau kerja lagi! Aku juga sudah kembalikan uang kalian! Aku sudah nggak ada hubungan apa pun dengan kalian, jadi aku nggak akan minta maaf padanya!""Memangnya kamu bisa apa padaku? Jangan kira cuma karena punya uang, kamu bisa bert

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1123

    Wajah Farida kembali merona. Dia menggigit bibirnya, lalu menatap Tirta dan berkata, "Tirta, aku tahu kamu khawatir padaku, tapi aku benaran nggak lelah. Aku bisa bekerja sampai pagi tanpa masalah.""Besok kamu harus kembali ke ibu kota provinsi, lebih baik kamu pergi ke vila dan istirahat. Aku akan tetap di sini untuk menanam beberapa bibit pohon buah lagi. Kalau aku sudah nggak kuat, aku akan diam-diam menyusulmu."Saat mengatakan itu, Farida berbisik di telinga Tirta, "Selama dua hari ini kamu nggak ada, Agatha dan Nabila juga nggak datang. Melati dan Arum hampir sakit karena terlalu rindu padamu. Cepat pergi temui mereka.""Kak Farida, kamu sendiri nggak merindukanku? Aku akan menemanimu dulu, setelah itu baru aku temui mereka." Tirta menggeleng dengan tegas, nada bicaranya terdengar sedikit mendominasi."Ya sudah kalau begitu." Farida lebih tua satu atau dua tahun dari Ayu. Dia sendiri adalah wanita dewasa yang cerdas dan anggun.Namun, saat mendengar ucapan Tirta, dia menjadi beg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1122

    "Tirta, tentu saja aku mengatakan yang sebenarnya." Di bawah cahaya malam yang samar, Filda tidak bisa melihat ekspresi Tirta dengan jelas. Dia terus berakting."Kamu telah menyelamatkan nyawa anak kakakku dan juga membantu mengurus bisnisnya. Kamu begitu baik kepada keluargaku, mana mungkin aku berbohong padamu?""Baiklah, kalau memang Kak Farida seburuk yang kamu katakan, aku pasti akan menyuruhnya minta maaf padamu. Naik mobil, ikut aku ke sana dan kita tanyakan ke Kak Farida langsung!""Tapi kalau ternyata kamu cuma bohong padaku, kamu yang harus memberi penjelasan pada Kak Farida!" Nada suara Tirta mengandung sedikit kemarahan.Menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam nada bicara Tirta, Filda sontak merasa gelisah dan tidak berani naik mobil.“Kenapa malah bengong? Ayo naik mobil," desak Tirta dengan tidak sabar."Tirta, aku ... aku tiba-tiba sakit perut. Gimana kalau kamu saja yang pergi? Beri tahu saja aku cara keluar dari sini. Aku nggak mau ikut. Aku harus cepat pulang ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1121

    Wajahnya langsung memerah, merasa malu sekaligus marah. Filda mengumpulkan keberanian, lalu kembali melangkah ke arah belakang.Kali ini, dia memang tidak kembali ke tempat Farida dan para pekerja, tetapi dia tersesat."Jangan-jangan aku benar-benar mengalami fenomena terjebak di jalur hantu? Saat masuk tadi, semuanya baik-baik saja. Kenapa sekarang malah nggak bisa keluar? Aku harus meminta Kakak datang menjemputku!"Filda gemetar ketakutan. Dia mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon kakaknya, pemilik bibit pohon buah.Tiin! Tiin! Tiba-tiba, dari kejauhan, cahaya lampu yang menyilaukan menerangi tempat itu!Criiit! Suara rem yang tajam terdengar. Sebuah Mercedes-Maybach berhenti tepat di depan Filda.“Bukankah kamu adik pemilik bibit pohon buah? Malam-malam bukannya tidur, kenapa malah berada di sini?" Tirta membuka pintu mobil dan turun. Begitu melihat Filda, dia langsung ingat siapa gadis itu dan bertanya dengan penasaran."Kamu ... kamu Tirta? Syukurlah! Tirta, kamu datang tep

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status