Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 111 - Chapter 120

933 Chapters

Bab 111

Dede tidak ingin dipermalukan seperti ini."Berkelahi denganmu? Lupakan saja. Bahkan kalau aku mengalah sekalipun, kamu nggak akan bisa menang," jawab Tirta sambil mengedikkan bahunya. Kini Tirta sudah banyak meniduri wanita, kekuatan fisiknya tidak bisa dibandingkan dengan manusia biasanya. Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa Tirta kini sanggup menghancurkan sebuah batu dengan tangan kosong."Jangan banyak bicara. Aku harus menghabisimu hari ini!" Dede benar-benar naik pitam dipermalukan seperti ini oleh seorang pemuda kampungan. Setelah berteriak keras, dia langsung menyerbu ke arah Tirta.Bruk!Tirta tidak mengalah sama sekali. Hanya dengan sekali tendangan, tubuh Dede telah terpelanting hingga beberapa meter jauhnya. Dengan kondisi tubuh Dede, dia bahkan tidak sanggup berdiri sama sekali."Kalau memang nggak bisa menang, akui saja. Kenapa malah bilang aku menyerang diam-diam?" ujar Tirta dengan tenang."Kamu ... akan kuhabisi kamu!" teriak Dede dengan jengkel. Baru saja dia hend
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 112

Mendengar perkataan Naura, Tirta terkejut sejenak. Wali kota mengelola semua desa dan kota kecil di sekitarnya, bahkan sampai daerah penting di kota ini. Tidak mungkin dibandingkan dengan kepala desa biasa seperti Agus. Bagi seorang warga biasa seperti Tirta, status wali kota benar-benar merupakan posisi yang tidak terjangkau.Tirta tidak pernah menyangka bahwa Naura, putri wali kota, akan berlutut di depannya."Nona, Anda ini putri yang sangat berharga. Kenapa berlutut pada orang desa seperti dia ini? Cepat berdiri!" Dede ketakutan melihat Naura berlutut di hadapan Tirta. Dia buru-buru ingin segera memapah Naura."Kalau dia bisa menolong ayahku, aku rela berlutut padanya. Memangnya putri wali kota berhak merendahkan semua orang? Kalaupun dokter ajaib nggak mau mengobati ayahku nanti, aku hanya akan menganggap ini sebagai permintaan maaf. Nggak memalukan sama sekali," balas Naura dengan tegas.Dede kehabisan kata-kata melihat sikap Naura."Nona Naura, kamu berdiri dulu. Aku bisa ikut p
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 113

Dede juga merasa bahwa Tirta hanya bermimpi bisa mendapatkan vila seperti ini."Untuk apa repot-repot? Kalau kamu bisa menyembuhkan ayahku, vila ini bisa kuberikan padamu sebagai hadiah," ujar Naura yang berdiri di sampingnya."Nona, waktu itu kamu menghabiskan 10 miliar untuk membeli vila ini! Bukankah biaya pengobatan ini terlalu mahal?" protes Dede sambil mengernyit."Nggak usah, Nona Naura. Aku masih punya uang untuk membangun vila. Sebaiknya kamu cepat bawa aku temui pasien saja. Hari sudah mau malam, aku masih harus kembali ke desa untuk tidur," balas Tirta dengan ekspresi datar setelah melirik Dede sekilas.Naura merasa agak terkejut. Tirta malah menolak vila senilai puluhan miliar ini begitu saja? Tampaknya, kepribadian pria ini lumayan bagus. Tanpa sadar, penilaian Naura terhadap Tirta jadi semakin tinggi."Baiklah, kalau begitu silakan ikut aku." Naura tidak tahu bahwa Tirta telah memiliki aset ratusan miliar. Puluhan miliar tidak berarti apa pun baginya. Setelah berkeliling
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 114

Setelah Wardah mengatakan hal itu, suasana di ruangan itu menjadi hening seketika. Raut wajah semua orang menjadi sangat masam, termasuk Tirta."Bibi, apa kamu punya bukti menuduhku malpraktik?" tanya Tirta. Penampilan wanita ini memang lumayan cantik, tetapi Tirta tidak bisa bersabar jika wanita ini terus memfitnahnya. Dia langsung berjalan ke arah wanita itu dan menanyakannya."Orang kampungan, kamu panggil aku apa tadi?" Wardah tampaknya tidak berniat untuk menjawab pertanyaannya, melainkan malah berbalik membentak Tirta. Dia merasa panggilan "Bibi" ini terlalu kampungan dan tidak pernah membayangkan akan ada orang luar yang memanggilnya dengan panggilan seperti itu."Kamu jauh lebih tua dariku, memangnya salah aku memanggilmu Bibi? Kalau nggak, bagaimana kalau aku memanggilmu Nenek?" Tirta menggaruk telinganya dan memasang ekspresi yang berlebihan."Orang kampungan, apa kamu tahu tempat apa ini? Kamu tahu aku siapa? Berani-beraninya kamu berbuat onar di sini. Sepertinya kamu masih
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 115

Wardah tidak percaya bahwa Tirta bisa sehebat itu. Namun, karena merasa bersalah, dia tetap tidak akan membiarkan Tirta mengujinya."Nggak berani, 'kan?" Tirta terkekeh-kekeh, lalu berjalan ke hadapan Wardah. Sebelum Wardah sempat bereaksi, Tirta telah menancapkan jarum itu ke titik meridian di kepala Wardah. Seketika, Wardah langsung berdiri terpaku di tempat dengan bengong bagaikan boneka.Melihat hal itu, Saad marah besar karena mengira Tirta telah membuat istrinya menjadi bodoh. Dia langsung membentak Naura dengan kasar, "Sialan, lihat saja orang seperti apa yang kamu bawa ini! Sekarang juga, cepat tangkap dan penjarakan dia. Kalau nggak, aku akan anggap nggak punya putri sepertimu!""Pak Saad, bisa nggak beri aku sedikit waktu?" tanya Tirta dengan tenang. Tanpa menunggu jawaban dari Saad, Tirta langsung mengajukan pertanyaan pada Wardah, "Coba kamu bilang sendiri, kamu berselingkuh nggak?"Wardah menjawab dengan kaku, "Aku memang berselingkuh setiap ada kesempatan. Salah satunya a
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 116

Saad tampak diliputi amarah. Pria ini pasti tidak akan melepaskan Wardah begitu saja. Naura juga menatap Wardah dengan ekspresi dingin. Dia ingin wanita ini mendapat pelajaran!"Suamiku, aku salah bicara tadi. Aku nggak punya hubungan apa pun dengan siapa pun. Semua ini fitnah! Tolong percaya padaku sekali saja. Aku benaran nggak bohong!" jelas Wardah buru-buru saat menyadari dirinya salah berbicara.Saad makin murka. Dengan wajah memerah, dia bertanya dengan geram, "Kamu kira aku masih bisa percaya pada omong kosongmu? Siap-siap mendekam di penjara! Kalau aku menemukan sesuatu, kamu pasti bakal menanggung konsekuensinya!"Kemudian, Saad menyuruh orang untuk membawa Wardah dan anak laki-laki itu pergi. Wardah terus meronta-ronta sampai celananya lepas karena ditarik orang. Sebelumnya dia terlihat sangat arogan di hadapan Tirta, tetapi sekarang terlihat sangat menyedihkan.Tirta tentu merasa puas melihatnya. Saad tersenyum getir sambil berucap kepada Tirta, "Pak, maaf sudah membuat keri
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 117

"Lihat baik-baik. Jarum ini seharusnya ditancapkan di sini. Ini juga ...." Tirta melakukan akupunktur untuk Saad sambil menjelaskan kepada Aiko.Aiko awalnya mengira Tirta hanya ingin mempermalukannya. Namun, setelah melihat keterampilan Tirta, Aiko merasa sangat takjub. "Ternyata begitu, ini ajaran mana?"Aiko tidak pernah melihat teknik akupunktur yang digunakan Tirta. Seiring berjalannya waktu, rona wajah Saad pun membaik. Ini membuat tatapan Aiko saat menatap Tirta menjadi sangat rumit."Sudah. Dua hari lagi, Pak Saad harus menjalani terapi akupunktur kembali. Setelah itu, kondisinya akan makin baik," ucap Tirta kepada Naura sambil menepuk-nepuk tangan. Dia meneruskan, "Tolong suruh orang antar aku pulang. Sudah malam, aku mau istirahat."Naura merasa jauh lebih lega sekarang. Dia tersenyum kepada Tirta sambil bertanya, "Pak, sekarang sudah malam. Gimana kalau kamu menginap di rumah kami semalam? Aku akan menjamumu.""Nggak perlu repot-repot. Sebaiknya antar aku pulang saja," tolak
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 118

Ketika melihat Melati begitu berinisiatif dan dipenuhi penantian, Tirta menjadi makin dipenuhi antusiasme. Dia berkata, "Sini."Tirta mulai merasa bergairah. Dia melakukan akupunktur untuk Melati. Entah mengapa, dia merasa nafsu Melati makin lama makin besar. Mungkin ini seperti prinsip bertani. Makin bagus cangkul dan makin sering disiram, maka tanah akan menjadi makin subur."Tirta, aku juga mau." Ketika Tirta keenakan melakukan akupunktur untuk Melati, Ayu yang berada di sebelah tiba-tiba bersuara."Jangan terburu-buru, Bi. Aku akan melakukannya satu per satu," sahut Tirta. Dia berharap dirinya menguasai jurus seribu bayangan supaya bisa merasakan 2 macam kenikmatan sekaligus.Selain itu, ranjang di rumah ini terlalu kecil. Tirta tiba-tiba teringat pada uang 600 miliar dari Irene. Tirta pun memutuskan untuk tidak membuka klinik besok. Dia akan pergi ke kota untuk mengambil sebagian uang itu, lalu membangun rumah besar di desa, membeli ranjang besar dan mobil keren!"Tirta, kamu laya
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 119

Kedua wanita itu berusaha memikirkan cara untuk membuat Tirta senang. Namun, kesedihan semacam itu tidak akan pernah dilupakan oleh Tirta."Bi, Kak, terima kasih sudah memperlakukanku dengan begitu baik. Kalian istirahatlah, sudah malam. Besok aku masih harus ke kota," ujar Tirta.Kemudian, Tirta berbaring dan matanya masih berkaca-kaca. Ini pertama kalinya Melati dan Ayu melihat Tirta begitu sedih. Mereka sampai tidak berniat untuk tidur.Kedua wanita itu tidak berbicara lagi. Mereka sama-sama memeluk Tirta. Sesaat kemudian, Ayu baru menghibur, "Tirta, jangan terlalu dipikirkan. Tidurlah. Aku masih ingat dengan janjiku."Melati tentu tidak berani berbicara begitu terang-terangan. Namun, dia akan menggunakan aksinya untuk membuat Tirta senang.....Keesokan pagi, suasana hati Tirta jauh lebih baik. Dia berkata, "Aku ada urusan di kota hari ini, jadi klinik nggak buka dulu. Kalian istirahat saja di rumah."Setelah berpamitan, Tirta pun bersiap-siap ke kota. Sebelumnya, Tirta sempat meny
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 120

Tirta segera menyingkirkan pikiran kotor itu. Mereka baru bertemu 2 kali. Tanpa mata tembus pandangnya, mana mungkin Irene bersikap sebaik ini padanya?Tirta mungkin terlalu terobsesi pada wanita sehingga berpikiran seperti itu. Dia pun berusaha memperingatkan diri sendiri untuk tidak langsung berniat meniduri seorang wanita hanya karena wanita itu cantik.Setelah memikirkan semua ini, Tirta membuka pintu mobil dan masuk. Sementara itu, Irene merasa heran melihatnya.Tirta jelas-jelas menatapnya dengan penuh nafsu barusan, jadi kenapa tiba-tiba terlihat seperti pria baik-baik sekarang? Jangan-jangan, Tirta tidak tertarik padanya?Irene tidak bisa memercayai hal ini. Dia memiliki paras dan bodi yang luar biasa. Tidak ada pria yang tidak terpesona padanya. Bahkan ketika becermin, Irene tak kuasa takjub dengan penampilannya sendiri.Itu sebabnya, Irene menyimpulkan bahwa Tirta merasa malu. Pria ini bernafsu, tetapi tidak bernyali. Sepertinya, dia harus lebih berinisiatif."Omong-omong, ak
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
94
DMCA.com Protection Status