Share

Bab 89

Author: Hazel
"Jangan mimpi. Sekarang ini masih siang, nanti kelihatan orang lain. Bukannya kamu mau mempromosikan klinik? Aku ikut denganmu. Malam nanti baru aku pergi mencarimu," bisik Nabila setelah memastikan tidak ada orang lain di sekitar mereka.

Setelah berkata demikian, wajahnya menjadi tersipu malu.

"Hehe, Kak Nabila memang paling baik padaku. Ayo, kita ke desa sebelah."

Di sekitar Desa Persik, ada beberapa desa lainnya lagi. Desa pertama yang akan dikunjungi oleh Tirta, berjarak setengah jam perjalanan dari Desa Persik. Pengeras suara Tirta cukup kuat, tetapi tetap tidak bisa menarik perhatian terlalu banyak orang.

Nabila mencari cara lain. Dia merekam suaranya ke mesin pengeras suara itu. Suara Nabila sangat merdu dan jernih, sehingga bisa menarik perhatian banyak orang dalam waktu singkat.

"Cantik sekali gadis ini."

"Klinik yang baru dibuka ya? Di mana letaknya? Nanti kami akan bawa teman ke sana untuk berkunjung."

Tak diragukan lagi, semua orang ini terpesona karena daya tarik Nabila. B
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
hans
***** semakin seru cerita pak dokter lanjut
goodnovel comment avatar
Iron Mustapa
lanjut bray
goodnovel comment avatar
Bukhari Kamaruzama
sebab nak suruh beli poin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 90

    "Coba ulurkan tanganmu dulu, biar kuperiksa." Tirta berencana untuk menunjukkan kemampuannya di hadapan begitu banyak orang. Wanita itu langsung menggulung lengan bajunya tanpa ragu-ragu dan berjalan ke hadapan Tirta."Coba periksa. Kalau kamu bisa mendiagnosis penyakitku, aku akan membantumu mempromosikan klinikmu ini."Semua orang yang mengerumuni mereka juga ikut bergumam, "Nggak bisa hamil itu termasuk penyakit rumit. Apa anak muda ini bisa?""Dengarkan saja dulu apa katanya nanti."Tirta meletakkan jarinya ke pergelangan tangan wanita itu dan langsung bisa mengetahui kondisinya."Kak, tubuhmu baik-baik saja. Seharusnya itu masalah suamimu. Apa dia kurang perkasa?" Wajah wanita itu langsung tersipu seperti tidak bisa berkata-kata. Tebakan Tirta memang benar, tapi dia malu untuk mengakuinya."Kalau lahannya nggak bermasalah, berarti pembajaknya yang bermasalah!""Bokong kakak ini besar sekali, orang biasa mungkin nggak bisa tahan. Nggak bisa salahkan suaminya nggak sanggup juga!"Be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 91

    "Kalau nggak ada hasil, silakan datang untuk meminta uangmu kembali," ujar Tirta dengan raut wajah datar. Resep obat yang diberikannya bisa menyembuhkan impoten. Jadi, harga yang diberikannya tidak termasuk mahal."Oke. Ayo, kita pulang dan masak obatnya." Pria paruh baya itu segera menarik istrinya dan pergi dengan tergesa-gesa."Wah! Ini konsultasi pertama, tapi kamu sudah menghasilkan begitu banyak uang. Tirta, kamu luar biasa!" puji Melati dengan penuh semangat.'Ternyata Tirta hebat juga. Itu artinya, Tirta bisa menghidupiku kelak!' batin Nabila dengan bangga. Hanya Ayu yang khawatir resep dari Tirta tidak bisa menyembuhkan pasien. Namun, setelah Tirta menenangkannya, Ayu pun percaya dan merasa jauh lebih tenang."Nak, apa kamu punya salep untuk meredakan sakit pinggang?" Seorang pria tua berusia 70 atau 80 tahun menghampiri dengan tubuh bergetar. Seluruh telapak tangannya dipenuhi kapalan. Dia pasti sering melakukan pekerjaan kasar."Aku nggak punya salep, tapi aku bisa mengobati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 92

    Plak! Terdengar tamparan yang nyaring. Hanya saja, bukan Utari yang menampar Tirta, melainkan Tirta yang menampar Utari. Wanita itu sampai mundur beberapa langkah dan terduduk di lantai."Be ... beraninya kamu menamparku!" Utari menatap Tirta sambil memegang pipinya dengan tidak percaya.Plak! Tirta menamparnya lagi, lalu membalas, "Memangnya kenapa kalau aku menamparmu? Atas dasar apa aku nggak boleh menamparmu? Aku justru merasa wajahmu telah mengotori tanganku. Kamu harus tahu, aku nggak bakal meniduri wanita sepertimu sekalipun dibayar! Menjijikkan!""Benar, pemuda ini benar sekali! Aku salut padanya!""Tamparan yang bagus! Kami semua mendukungmu!"Para penduduk desa bertepuk tangan sambil mengkritik perbuatan Utari yang kurang ajar."Berengsek, matilah kamu!" Wajah Utari memerah. Dia sontak berdiri, lalu menyerbu ke arah Tirta dengan galak."Minggir!" Tirta menendang perut Utari hingga membuatnya terhempas.Kali ini, Utari tidak bisa berkutik lagi. Dia hanya bisa berkata, "Aku aka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 93

    "Dia bukan anak kandungmu, dasar bodoh! Kamu membesarkan anak orang lain selama belasan tahun dan membiarkan jalang ini menyiksa ayahmu! Kamu memang pantas dihajar!" pekik Tirta."Istriku, apa yang dia katakan benar?" tanya Fajar dengan suara bergetar dan sempoyongan. Semua orang menatap Tirta dengan penasaran. Mereka tidak mengerti bagaimana Tirta bisa tahu tentang masalah ini?"Fajar, kamu nggak punya otak, ya? Selain tidur denganmu, aku bisa tidur dengan siapa lagi? Kalau bukan anakmu, dia anak siapa? Jangan dengarkan omong kosongnya!" sahut Utari dengan galak."Hehe. Kalau begitu, kamu berani melakukan tes DNA di rumah sakit kota nggak?" tanya Tirta yang terkekeh-kekeh sinis."Sialan, ngapain kamu ikut campur urusan rumah tangga orang! Suamiku, kita pergi dari sini. Jangan dengarkan omong kosongnya!" Ekspresi Utari tampak panik. Dia tidak ingin mencari masalah lagi, hanya ingin meninggalkan tempat ini secepat mungkin."Jangan pergi. Beri tahu aku kebenarannya, ini anakku atau bukan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 94

    "Berengsek! Beraninya kamu menyerangku! Kamu kira dirimu sudah hebat, ya? Cepat berlutut! Kalau nggak, aku akan menceraikanmu!" pekik Utari. Kemudian, dia hendak membalas tendangan Fajar tanpa merasa takut sedikit pun.Dulu setiap kali Utari mengancam ingin bercerai, Fajar pasti akan langsung mengalah dan bersikap patuh. Namun, kali ini Fajar tidak bisa menerima Utari lagi. Dia sontak berteriak, "Silakan! Kamu kira aku takut? Aku sudah cukup dibohongi jalang sepertimu! Mati saja kamu!"Fajar menarik rambut Utari, lalu menamparnya dari kiri dan kanan. Setiap tamparan itu benar-benar kuat. Tidak berselang lama, wajah Utari membengkak dan memerah. Namun, Fajar masih tidak berhenti. Dia merobek pakaian Utari di depan umum."Kamu suka mencari pria, 'kan? Kamu suka ditiduri, 'kan? Hari ini, aku mengizinkanmu melakukan semua itu! Di sini ada banyak pria! Ayo, lakukan sesuka hatimu!" Saking gusarnya, Fajar menginjak-injak bokong Utari.Kerumunan menjadi heboh kembali. "Dokter Ajaib sudah bilan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 95

    Tirta segera memapah kedua orang itu untuk berdiri dan menyahut, "Aku nggak ingin balasan apa pun. Aku cuma nggak tahan melihat wanita itu menindas orang tua. Kamu hanya perlu berbakti kepada ayahmu.""Baik. Kalau begitu, aku akan pergi ke pengadilan untuk menuntut jalang itu dulu. Aku pasti akan membalas kebaikanmu nanti!" Fajar menyuruh ayahnya pulang dulu, lalu membawa Utari dan anak laki-laki itu pergi."Tirta, kamu hebat sekali!""Kamu benar-benar pria sejati!"Melati, Nabila, dan Ayu memuji keberanian dan kehebatan Tirta. Para penduduk desa ikut memuji."Pria ini masih muda, tapi sudah menguasai kemampuan medis yang begitu luar biasa!""Benar, dia juga sangat baik hati!""Aku nggak bakal ke kota lagi kalau sakit. Aku mau ke klinik ini saja!""Pak Tirta, aku sakit. Tolong periksa aku!""Aku juga! Aku mau diobati Dokter Ajaib!"Orang-orang terus mengerumuni dan meminta diperiksa Tirta. Tirta seketika menjadi sangat sibuk sehingga hanya bisa meminta Melati dan Nabila untuk mengatur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 96

    "Boris, bukannya kamu mau menghancurkan klinikku? Coba saja kalau berani," tantang Tirta sambil mengangkat alisnya. Dia sungguh emosi karena Boris benar-benar mengajak sekelompok orang untuk membuat keributan di sini."Klinik Pak Tirta mau dihancurkan? Aku orang pertama yang nggak setuju!""Aku juga nggak setuju!"Berhubung Tirta mengatakan bahwa Boris ingin menghancurkan kliniknya, sekelompok warga desa yang datang untuk berobat sontak murka. Mereka hampir saja berkelahi dengan kelompok Boris. Orang-orang yang datang bersama Boris terkejut melihat situasi ini. Dengan kemampuan pengobatan Tirta yang payah, bagaimana bisa dia membuat begitu banyak orang rela membelanya?Boris pun menghasut, "Dia bahkan nggak punya surat izin praktik. Kliniknya ini ilegal. Apa kalian yakin mau berobat di sini? Cepat bawa pulang uang kalian, jangan buang waktu lagi di sini!"Boris tidak suka melihat Tirta yang selalu didukung oleh banyak orang, bahkan menghasilkan cukup banyak uang. Itu sebabnya, dia ber

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 97

    Tirta memasukkan uang beberapa juta ke dalam saku Nabila, lalu bertanya kepada Agus, "Pak Agus, ada urusan apa kamu mencari Kak Nabila?""Ah, bukan apa-apa. Ada tamu di rumah, jadi aku ingin suruh Nabila pulang. Karena sedang membantumu, dia pulangnya nanti saja. Kalian bisa lanjutkan. Aku masih ada urusan, jadi duluan ya," jelas Agus. Ekspresinya sudah berubah total. Kini, dia tampak tersenyum lebar dan buru-buru pulang.Setelah ayahnya pergi, Nabila mengembalikan uang itu kepada Tirta seraya menolak, "Tirta, kenapa kamu memberiku uang? Ini semua hasil kerja kerasmu, aku nggak bisa menerimanya.""Aku adalah priamu. Sekarang, aku bisa menghasilkan uang. Memangnya kenapa kalau kasih kamu uang jajan?" tanya Tirta sambil mengedipkan mata."Kamu ... jangan asal bicara. Kak Melati dan Bibi Ayu masih ada di sini!" ujar Nabila yang segera tersipu.Ayu menimpali dengan gembira, "Dasar kamu ini. Kalau dikasih uang, terima saja. Kenapa harus malu-malu?"Melati juga berkata sambil tersenyum, "Ben

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status