Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 821 - Bab 830

941 Bab

Bab 821

"Tirta sudah jelasin semuanya kepadaku. Aku nggak marah lagi. Kalau nggak, aku nggak bakal ikut dia pulang.""Oh .... Kalau begitu, ayo masuk. Kalian sudah makan belum?" Melati melirik Tirta. Saat melihat Tirta mengangguk, dia baru merasa lega dan bertanya dengan penuh perhatian, "Aku masak untuk kalian ya?""Ya. Kalau kalian belum makan, aku dan Melati bisa masak untuk kalian," ucap Ayu yang juga merasa lega."Nggak usah repot-repot. Aku sudah capek. Aku mau tidur saja. Aku juga nggak lapar kok." Ekspresi Susanti tampak kelelahan. Kemudian, dia berbalik dan bertanya kepada Tirta, "Malam ini aku tidur di mana?""Hm .... Sepertinya kamu tidur sama Kak Arum saja. Ranjangnya baru dan lebih besar. Jadi, lebih nyaman dari ranjang lama," timpal Tirta setelah berpikir sejenak dan melirik sekeliling.Susanti mengangguk dan bertanya lagi, "Gimana denganmu? Kamu tidur di mana?""Aku bisa tidur di mobil kok. Aku sering tidur begitu. Kalau nggak, besok aku ke kota beli ranjang baru," sahut Tirta d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 822

"Ada apa, Tirta? Kamu kenal kepala desa baru kita?""Kenapa reaksimu berlebihan sekali?"Ayu dan Melati bertanya dengan penasaran."Eee ... nggak kenal. Tapi, kami pernah bertemu. Aku ke kamar sebentar. Kalian nggak usah hiraukan aku." Usai berbicara, Tirta langsung melarikan diri ke kamar dan menutup pintu.Ternyata, kepala desa baru itu adalah wanita berdada besar yang tidak sengaja disembur oleh Tirta kemarin, Yanti!Jika tidak, Tirta tidak akan bersembunyi seperti ini. Ini sungguh di luar dugaannya. Bagaimana bisa wanita itu dipindahkan ke Desa Persik untuk jadi kepala desa?Kelak, mereka pasti akan sering bertemu. Bukankah situasi ini sangat mencanggungkan? Bagaimana jika Yanti menceritakan masalah itu kepada Ayu dan lainnya? Bagaimana dia harus menjelaskan? Begitu memikirkannya, Tirta merasa sangat pusing."Aum ...." Di dalam sana, lima ekor harimau mengelilingi Tirta, seolah-olah bertanya kenapa Tirta terlihat panik?"Sstt, diam ...." Tirta meletakkan jarinya di depan mulut, men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 823

"Eh? Dia wakil kepala kepolisian? Dia masih sangat muda." Yanti melirik Susanti lagi setelah mendengar penjelasan itu. Makin dilihat makin familier.Tiba-tiba, ekspresinya berubah drastis. "Oh! Bukannya dia polwan yang kemarin sama bocah itu?"'Sial! Kenapa aku malah lupa sama Susanti?' Tirta yang menguping di kamar sontak merasa bersalah."Bocah? Maksudmu Tirta?" tanya Arum saat melihat Yanti begitu terkejut. Lagi pula, kemarin Tirta terus bersama Susanti."Tirta .... Benar! Namanya Tirta. Arum, kamu kenal dia?" Yanti sontak terbelalak. Napasnya menjadi cepat. Payudaranya sampai berguncang."Kenal. Ini klinik Tirta. Oh ya, ini bibi Tirta, ini kakak ipar Tirta. Kalau polwan itu, dia pacar Tirta. Aku kokinya." Arum memperkenalkan satu per satu."Apa? Klinik ini punya Tirta? Benar juga, aku baru ingat dia bilang dia bisa pengobatan tradisional." Wajah Yanti tiba-tiba memerah."Terus, di mana dia sekarang? Hais, sudahlah. Arum, nanti kamu yang catat informasi pribadinya ya. Aku masih ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 824

"Ini ... bukan salahku. Ini gara-gara Kak Arum suruh aku menghabiskan sebaskom besar sup ikan!" Tirta terpaksa menjelaskan karena ketiga wanita ini mendesaknya."Setelah membereskan kasus Dhio, aku pinjam toilet rumahnya karena nggak tahan lagi. Aku nggak lihat Bu Yanti di dalam dan langsung pipis. Tapi, aku benaran nggak sengaja.""Pantas saja, Bu Yanti langsung kabur waktu mendengar namamu." Ketiga wanita itu akhirnya memahami apa yang terjadi. Ketika membayangkannya, mereka merasa sangat canggung."Dasar kamu ini. Biasanya matamu sangat jeli. Kenapa malah melakukan hal sekonyol ini? Cukup kita yang tahu masalah ini. Kalau nggak, nanti Bu Yanti malu!" Mereka yakin Tirta tidak serendahan itu. Hanya saja, ketika memikirkan Tirta melihat tubuh Yanti dan Yanti melihat kemaluan Tirta, hati mereka menjadi tidak nyaman."Uhuk, uhuk. Aku pasti nggak bakal beri tahu siapa pun soal ini. Kalau kalian nggak tanya, aku juga nggak bakal kasih tahu," ujar Tirta dengan tidak berdaya sambil mengangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 825

Kemudian, Arum berkata, "Ehem. Bi Ayu, Kak Melati, aku pergi mandi dulu. Terus, aku mau tidur.""Oke.""Kamu tidur sama Bu Susanti dulu ya. Setelah vila siap, kami buatkan kamar besar untukmu."Setelah menanggapi ucapan Arum, Ayu dan Melati pun masuk ke kamar untuk beristirahat.Setelah berdiskusi sejenak, mereka memutuskan untuk tidak meminta maaf kepada Yanti tentang masalah itu dan bersikap seolah-olah tidak tahu apa pun. Dengan begini, situasi tidak akan canggung saat mereka bertemu.....Selesai mandi, Arum mengelap tubuhnya dan membalut tubuhnya dengan handuk. Kemudian, dia berbaring di samping Susanti dengan perlahan.Hari ini, Arum sangat lelah karena mengikuti Yanti. Tidak berselang lama, dia pun tertidur. Namun, tengah malam, Arum membalikkan tubuhnya karena merasa tidak nyaman.Tiba-tiba, kakinya menimpa tubuh Susanti, lebih tepatnya di tulang kemaluan Susanti. Susanti pun mengernyit dan menjerit, "Aduh!"Keduanya sama-sama terbangun. Arum buru-buru menyingkirkan kakinya dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 826

"Kalau begitu, kenapa awalnya sakit? Kenapa pelan-pelan jadi enak?" Setelah termangu sesaat, Arum menggigit bibirnya dan bertanya.Faktanya, Arum sedang berpikir, apakah berhubungan badan terasa lebih nyaman dari pijatan Tirta?"A ... aku juga nggak tahu. Kamu harus merasakannya sendiri supaya tahu. Sudah dulu ya, besok aku masih harus kerja. Aku tidur dulu. Kamu juga tidur lagi." Susanti sungguh kehabisan kata-kata saat melihat Arum yang begitu penasaran. Kemudian, dia tidak menjawab pertanyaan Arum lagi tidak peduli bagaimana Arum mendesaknya.'Seperti ada mekanisme baru yang aktif ... seluruh tubuh seperti terbang ... Tirta sangat jago ... Ingin terus bersatu dengan Tirta ... harus merasakannya sendiri ....' Dengan begitu, Arum tidak bisa tidur. Kata-kata ini terus terngiang di benaknya.Makin dipikirkan, tubuhnya terasa makin panas, seolah-olah ada api yang membakar dirinya. Dia seperti harus melakukan sesuatu untuk memadamkan api itu. Tiba-tiba, sebuah pemikiran yang berani muncul
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 827

Jadi, bisa dibilang mereka adalah keluarga. Ayu dan Melati tidak mungkin mengabaikannya begitu saja."Tenang saja. Selama ada Tirta, semua bakal baik-baik saja. Dia pasti melindungiku," sahut Susanti dengan wajah memerah. Dia tahu mereka sudah tahu dirinya berhubungan badan dengan Tirta."Benar juga. Kalau begitu, cepat pulang setelah semuanya beres ya. Kalian pasti capek karena sibuk dua hari ini," pesan Ayu sambil mengangguk."Oke, kami pasti cepat pulang kalau sudah selesai." Usai mengatakan itu, Tirta menaiki mobil polisi bersama Susanti. Karena Susanti belum pulih sepenuhnya, Tirta yang berkemudi.....Setengah jam kemudian, mereka tiba di depan rumah sakit. Meskipun terlihat agak kumuh, ini satu-satunya rumah sakit umum di sini.Sejak klinik kecil tanpa izin operasional itu ditutup, penduduk di sekitar selalu datang kemari untuk berobat. Mereka tidak berani pergi ke rumah sakit kota besar karena mahal. Makanya, banyak orang yang tertipu."Susanti, kalau kita langsung masuk untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 828

Tirta merasa tidak nyaman mendengar nada bicaranya yang begitu menyudutkan. Memangnya orang miskin bukan manusia? Memangnya orang miskin hanya bisa menunggu ajal kalau sakit? Bagaimana bisa biaya pendaftaran semahal itu? Tidak masuk akal sekali!Jelas, rumah sakit ini tak tertolong lagi. Tirta harus mengambil tindakan untuk membereskan semuanya!"Nggak mengobati orang miskin ya? Kak, dari sudut pandang mana kamu merasa aku miskin? Asal kamu tahu, aku punya ratusan kerbau. Aku nggak kekurangan uang. Aku cuma nggak yakin dengan dokter di sini. Kalau dokternya nggak tahu apa penyakitku, bukankah uangku bakal sia-sia?"Sebelum datang ke rumah sakit, Tirta sempat singgah ke bank untuk menarik uang sebesar puluhan juta. Saat ini, Tirta pun meletakkan uangnya di atas konter dan bersikap seolah-olah dirinya adalah anak juragan sapi yang bodoh."Apa? Kamu punya ratusan ekor sapi? Ya ampun, dokter kami sudah yang terhebat di dunia. Kamu nggak salah pilih tempat. Begini saja, aku atur supaya dire
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 829

Wanita itu sedang memegang hasil pemeriksaan. Dia bertanya dengan terkejut, "Pak Suwanto, dadaku cuma agak sakit dan sesak. Selain itu, aku nggak merasakan apa pun lagi. Mana mungkin aku mengidap kanker payudara? Apa ada kesalahan?"Mungkin karena terlalu terkejut dengan hasil pemeriksaan, wanita itu sama sekali tidak menyadari kehadiran Tirta."Dik, manusia bisa berbohong, tapi data yang terdeteksi peralatan medis nggak mungkin berbohong. Hasil seperti itu nggak mungkin bisa dipalsukan." Suwanto tentu menyadari kedatangan Tirta. Untuk sekarang, fokusnya hanya pada Tirta, makanya dia menyahut wanita itu dengan tidak acuh."Kamu memang mengidap kanker payudara. Hanya saja, baru stadium awal, jadi gejalanya belum terlalu jelas. Kalau gejalanya sudah parah, itu sudah terlambat! Kusarankan kamu ke Rumah Sakit Seroja di kota besar untuk melakukan operasi. Kalau ditunda, kamu yang bakal rugi."Entah sudah berapa kali Suwanto mengatakan hal ini. Setelah mendengarnya, kebencian dalam hati Tirt
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 830

"Eee ... aku bukan dokter baru. Aku pasien. Aku cuma memahami sedikit keterampilan medis. Kebetulan, aku tahu masalahmu. Penyakitmu cuma penyakit ringan. Nggak perlu menghamburkan banyak uang kok. Datang saja ke tempatku malam ini. Aku masih punya urusan." Tirta memberi Nia kartu namanya sambil tersenyum."Terima kasih banyak. Aku pasti ke tempatmu malam ini." Nia menatap Tirta dengan penuh rasa syukur. Kemudian, dia melemparkan hasil pemeriksaan di tangannya ke wajah Suwanto."Dasar dokter nggak berhati nurani! Kalau aku nggak bertemu dokter ini, aku pasti sudah tertipu! Lain kali aku nggak mau kemari lagi! Cepat atau lambat, rumah sakit ini bakal bangkrut kalau kalian terus menipu orang!" Nia baru lulus kuliah sehingga belum terlalu pintar memaki orang. Setelah melampiaskan emosinya, dia mengucapkan terima kasih kepada Tirta dan pergi."Anak Muda, sebenarnya kamu mau berobat atau bukan? Kalaupun kamu tertarik padanya, kamu nggak perlu memutarbalikkan fakta, 'kan? Gara-gara kamu, seor
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8182838485
...
95
DMCA.com Protection Status