Share

Bab 823

Author: Hazel
"Eh? Dia wakil kepala kepolisian? Dia masih sangat muda." Yanti melirik Susanti lagi setelah mendengar penjelasan itu. Makin dilihat makin familier.

Tiba-tiba, ekspresinya berubah drastis. "Oh! Bukannya dia polwan yang kemarin sama bocah itu?"

'Sial! Kenapa aku malah lupa sama Susanti?' Tirta yang menguping di kamar sontak merasa bersalah.

"Bocah? Maksudmu Tirta?" tanya Arum saat melihat Yanti begitu terkejut. Lagi pula, kemarin Tirta terus bersama Susanti.

"Tirta .... Benar! Namanya Tirta. Arum, kamu kenal dia?" Yanti sontak terbelalak. Napasnya menjadi cepat. Payudaranya sampai berguncang.

"Kenal. Ini klinik Tirta. Oh ya, ini bibi Tirta, ini kakak ipar Tirta. Kalau polwan itu, dia pacar Tirta. Aku kokinya." Arum memperkenalkan satu per satu.

"Apa? Klinik ini punya Tirta? Benar juga, aku baru ingat dia bilang dia bisa pengobatan tradisional." Wajah Yanti tiba-tiba memerah.

"Terus, di mana dia sekarang? Hais, sudahlah. Arum, nanti kamu yang catat informasi pribadinya ya. Aku masih ada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 824

    "Ini ... bukan salahku. Ini gara-gara Kak Arum suruh aku menghabiskan sebaskom besar sup ikan!" Tirta terpaksa menjelaskan karena ketiga wanita ini mendesaknya."Setelah membereskan kasus Dhio, aku pinjam toilet rumahnya karena nggak tahan lagi. Aku nggak lihat Bu Yanti di dalam dan langsung pipis. Tapi, aku benaran nggak sengaja.""Pantas saja, Bu Yanti langsung kabur waktu mendengar namamu." Ketiga wanita itu akhirnya memahami apa yang terjadi. Ketika membayangkannya, mereka merasa sangat canggung."Dasar kamu ini. Biasanya matamu sangat jeli. Kenapa malah melakukan hal sekonyol ini? Cukup kita yang tahu masalah ini. Kalau nggak, nanti Bu Yanti malu!" Mereka yakin Tirta tidak serendahan itu. Hanya saja, ketika memikirkan Tirta melihat tubuh Yanti dan Yanti melihat kemaluan Tirta, hati mereka menjadi tidak nyaman."Uhuk, uhuk. Aku pasti nggak bakal beri tahu siapa pun soal ini. Kalau kalian nggak tanya, aku juga nggak bakal kasih tahu," ujar Tirta dengan tidak berdaya sambil mengangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 825

    Kemudian, Arum berkata, "Ehem. Bi Ayu, Kak Melati, aku pergi mandi dulu. Terus, aku mau tidur.""Oke.""Kamu tidur sama Bu Susanti dulu ya. Setelah vila siap, kami buatkan kamar besar untukmu."Setelah menanggapi ucapan Arum, Ayu dan Melati pun masuk ke kamar untuk beristirahat.Setelah berdiskusi sejenak, mereka memutuskan untuk tidak meminta maaf kepada Yanti tentang masalah itu dan bersikap seolah-olah tidak tahu apa pun. Dengan begini, situasi tidak akan canggung saat mereka bertemu.....Selesai mandi, Arum mengelap tubuhnya dan membalut tubuhnya dengan handuk. Kemudian, dia berbaring di samping Susanti dengan perlahan.Hari ini, Arum sangat lelah karena mengikuti Yanti. Tidak berselang lama, dia pun tertidur. Namun, tengah malam, Arum membalikkan tubuhnya karena merasa tidak nyaman.Tiba-tiba, kakinya menimpa tubuh Susanti, lebih tepatnya di tulang kemaluan Susanti. Susanti pun mengernyit dan menjerit, "Aduh!"Keduanya sama-sama terbangun. Arum buru-buru menyingkirkan kakinya dan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 826

    "Kalau begitu, kenapa awalnya sakit? Kenapa pelan-pelan jadi enak?" Setelah termangu sesaat, Arum menggigit bibirnya dan bertanya.Faktanya, Arum sedang berpikir, apakah berhubungan badan terasa lebih nyaman dari pijatan Tirta?"A ... aku juga nggak tahu. Kamu harus merasakannya sendiri supaya tahu. Sudah dulu ya, besok aku masih harus kerja. Aku tidur dulu. Kamu juga tidur lagi." Susanti sungguh kehabisan kata-kata saat melihat Arum yang begitu penasaran. Kemudian, dia tidak menjawab pertanyaan Arum lagi tidak peduli bagaimana Arum mendesaknya.'Seperti ada mekanisme baru yang aktif ... seluruh tubuh seperti terbang ... Tirta sangat jago ... Ingin terus bersatu dengan Tirta ... harus merasakannya sendiri ....' Dengan begitu, Arum tidak bisa tidur. Kata-kata ini terus terngiang di benaknya.Makin dipikirkan, tubuhnya terasa makin panas, seolah-olah ada api yang membakar dirinya. Dia seperti harus melakukan sesuatu untuk memadamkan api itu. Tiba-tiba, sebuah pemikiran yang berani muncul

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 827

    Jadi, bisa dibilang mereka adalah keluarga. Ayu dan Melati tidak mungkin mengabaikannya begitu saja."Tenang saja. Selama ada Tirta, semua bakal baik-baik saja. Dia pasti melindungiku," sahut Susanti dengan wajah memerah. Dia tahu mereka sudah tahu dirinya berhubungan badan dengan Tirta."Benar juga. Kalau begitu, cepat pulang setelah semuanya beres ya. Kalian pasti capek karena sibuk dua hari ini," pesan Ayu sambil mengangguk."Oke, kami pasti cepat pulang kalau sudah selesai." Usai mengatakan itu, Tirta menaiki mobil polisi bersama Susanti. Karena Susanti belum pulih sepenuhnya, Tirta yang berkemudi.....Setengah jam kemudian, mereka tiba di depan rumah sakit. Meskipun terlihat agak kumuh, ini satu-satunya rumah sakit umum di sini.Sejak klinik kecil tanpa izin operasional itu ditutup, penduduk di sekitar selalu datang kemari untuk berobat. Mereka tidak berani pergi ke rumah sakit kota besar karena mahal. Makanya, banyak orang yang tertipu."Susanti, kalau kita langsung masuk untuk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 828

    Tirta merasa tidak nyaman mendengar nada bicaranya yang begitu menyudutkan. Memangnya orang miskin bukan manusia? Memangnya orang miskin hanya bisa menunggu ajal kalau sakit? Bagaimana bisa biaya pendaftaran semahal itu? Tidak masuk akal sekali!Jelas, rumah sakit ini tak tertolong lagi. Tirta harus mengambil tindakan untuk membereskan semuanya!"Nggak mengobati orang miskin ya? Kak, dari sudut pandang mana kamu merasa aku miskin? Asal kamu tahu, aku punya ratusan kerbau. Aku nggak kekurangan uang. Aku cuma nggak yakin dengan dokter di sini. Kalau dokternya nggak tahu apa penyakitku, bukankah uangku bakal sia-sia?"Sebelum datang ke rumah sakit, Tirta sempat singgah ke bank untuk menarik uang sebesar puluhan juta. Saat ini, Tirta pun meletakkan uangnya di atas konter dan bersikap seolah-olah dirinya adalah anak juragan sapi yang bodoh."Apa? Kamu punya ratusan ekor sapi? Ya ampun, dokter kami sudah yang terhebat di dunia. Kamu nggak salah pilih tempat. Begini saja, aku atur supaya dire

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 829

    Wanita itu sedang memegang hasil pemeriksaan. Dia bertanya dengan terkejut, "Pak Suwanto, dadaku cuma agak sakit dan sesak. Selain itu, aku nggak merasakan apa pun lagi. Mana mungkin aku mengidap kanker payudara? Apa ada kesalahan?"Mungkin karena terlalu terkejut dengan hasil pemeriksaan, wanita itu sama sekali tidak menyadari kehadiran Tirta."Dik, manusia bisa berbohong, tapi data yang terdeteksi peralatan medis nggak mungkin berbohong. Hasil seperti itu nggak mungkin bisa dipalsukan." Suwanto tentu menyadari kedatangan Tirta. Untuk sekarang, fokusnya hanya pada Tirta, makanya dia menyahut wanita itu dengan tidak acuh."Kamu memang mengidap kanker payudara. Hanya saja, baru stadium awal, jadi gejalanya belum terlalu jelas. Kalau gejalanya sudah parah, itu sudah terlambat! Kusarankan kamu ke Rumah Sakit Seroja di kota besar untuk melakukan operasi. Kalau ditunda, kamu yang bakal rugi."Entah sudah berapa kali Suwanto mengatakan hal ini. Setelah mendengarnya, kebencian dalam hati Tirt

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 830

    "Eee ... aku bukan dokter baru. Aku pasien. Aku cuma memahami sedikit keterampilan medis. Kebetulan, aku tahu masalahmu. Penyakitmu cuma penyakit ringan. Nggak perlu menghamburkan banyak uang kok. Datang saja ke tempatku malam ini. Aku masih punya urusan." Tirta memberi Nia kartu namanya sambil tersenyum."Terima kasih banyak. Aku pasti ke tempatmu malam ini." Nia menatap Tirta dengan penuh rasa syukur. Kemudian, dia melemparkan hasil pemeriksaan di tangannya ke wajah Suwanto."Dasar dokter nggak berhati nurani! Kalau aku nggak bertemu dokter ini, aku pasti sudah tertipu! Lain kali aku nggak mau kemari lagi! Cepat atau lambat, rumah sakit ini bakal bangkrut kalau kalian terus menipu orang!" Nia baru lulus kuliah sehingga belum terlalu pintar memaki orang. Setelah melampiaskan emosinya, dia mengucapkan terima kasih kepada Tirta dan pergi."Anak Muda, sebenarnya kamu mau berobat atau bukan? Kalaupun kamu tertarik padanya, kamu nggak perlu memutarbalikkan fakta, 'kan? Gara-gara kamu, seor

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 831

    Berdasarkan apa yang Tirta katakan sebelumnya, Suwanto berpura-pura memasang wajah serius setelah menganalisis situasinya. Dia mengernyit seolah-olah situasinya sangat mendesak, lalu berujar demikian dengan nada menakut-nakuti."Aduh ...." Mendengar ucapan itu, Tirta pun menghela napas kecewa. Awalnya, dia berniat menguji kemampuan Suwanto. Setelah mendengar diagnosisnya, dia akan membongkar kebohongan itu satu per satu.Namun setelah mendengar omong kosongnya sekarang, Tirta kehilangan minat untuk melanjutkan ujiannya. Dia sangat yakin akan kondisi tubuhnya sendiri, termasuk betapa kuat ginjalnya.Tirta tidak lagi berpura-pura. Dia menatap tajam ke arah Suwanto, lalu berbicara dengan nada dingin dan penuh tekanan, "Pak Suwanto, sebenarnya kamu sama sekali nggak paham ilmu kedokteran, 'kan?""Aku benaran nggak habis pikir. Orang sepertimu yang bahkan nggak punya sedikit pun pengetahuan dasar, kenapa bisa berani menipu orang? Katakan, berapa banyak orang di rumah sakit ini yang bekerja

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1219

    Tirta menyeringai, lalu segera mengambil sepotong abalone yang sudah dikupas dan memberikannya kepada Ayu.Saat Ayu masih ragu-ragu apakah dia harus meniru cara Tirta menyedot jus abalone, Tirta sudah mengambil potongan lain dan memberikannya kepada Bella."Bella, kamu juga coba. Abalone ini bisa menyeimbangkan energi tubuh, mempercantik kulit, dan sangat baik untuk kesehatan. Makan yang banyak ya!""A ... aku coba sedikit dulu ...." Bella menatap abalone yang gemuk dan berair itu, wajahnya sontak memerah. Setelah mengumpulkan keberanian, dia meniru cara Tirta dan mendekatkan bibirnya ke celah tengah abalone dan mulai menyedot."Ya, begitu caranya, Bella! Sedot yang kuat. Kalau nggak, jusnya nggak akan habis! Aduh, jusnya terlalu banyak! Cepat, Bella, sedot lagi, jangan sampai terbuang sia-sia!" Tirta memberi arahan dengan penuh semangat. Entah kenapa, melihat Bella menyedot abalone dengan begitu serius, darahnya langsung bergejolak dan tenggorokannya terasa kering."Hmm ... rasanya be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1218

    "Jadi, ini yang disebut abalone? Kenapa orang-orang di dunia fana ini makan sesuatu yang aneh seperti ini? Aku nggak bisa memakannya. Lebih baik kita cari tempat lain saja."Elisa hanya melirik sebentar, lalu menampilkan ekspresi aneh dan menggeleng untuk menolak. Ini adalah pertama kalinya dia melihat makanan seperti abalone. Entah kenapa ... sama sekali tidak membangkitkan selera makannya."Meskipun terlihat aneh, abalone ini sebenarnya sangat lezat! Dagingnya lembut, kenyal, dan sangat berair. Kalau nggak percaya, coba satu! Aku nggak bohong!"Tirta sebenarnya sudah cukup lama merindukan rasa abalone, terutama yang pernah dimasak oleh Farida. Rasanya sangat lezat dan penuh dengan jus segar.Selain itu, dia ingin melihat ekspresi Bella, Ayu, dan Elisa saat makan abalone. Pasti sangat menarik!"Kalau Tirta ingin kamu mencobanya, kenapa nggak mencoba sedikit? Kalau kamu nggak suka, kita masih bisa pesan makanan lain." Melihat mulut Tirta yang hampir meneteskan air liur, Ayu pun ikut me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1217

    Bella belum menjawab pertanyaan Tirta. Namun, Elisa sudah lebih dulu menatapnya dengan heran dan mengungkapkan kebingungannya. Bella tersenyum lembut sambil menggandeng lengan Tirta, lalu menyahut, "Karena aku menyukainya. Dia telah menyelamatkan hidupku dan memberiku kesempatan kedua untuk hidup.""Kalau bukan karena Tirta, aku mungkin nggak bisa berdiri di sini dan berbicara dengan kalian. Selain itu, aku bisa merasakan Tirta tulus mencintaiku.""Selama kami saling mencintai, aku nggak peduli berapa banyak wanita yang pernah ada dalam hidupnya. Yang penting, sekarang dia hanya milikku.""Hehe, Bella, kamu benar-benar baik." Tirta tertawa canggung, merasa agak tidak enak hati.Namun, tiba-tiba Elisa melontarkan pertanyaan yang membuat Tirta sontak terdiam dan membeku di tempat, "Kalau begitu, apa kamu keberatan kalau dia masih punya banyak wanita sekarang?"Bahkan, Ayu yang berada di sampingnya langsung panik. Jantungnya berdebar kencang, seolah-olah sudah mau copot!'Gawat! Aku lupa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1216

    "Nggak kok! Saat kalian mandi, aku di kamarku. Mana mungkin aku melakukan hal yang lebih buruk dari binatang itu!"Jantung Tirta sontak berdetak kencang. Dia tidak berani menunjukkan ekspresi mencurigakan dan segera memasang wajah polos seolah-olah tidak bersalah.Padahal, kenyataannya dia telah diam-diam mengintip mereka mandi selama hampir satu jam. Dia bahkan bisa mengingat dengan jelas bagaimana bentuk tubuh Ayu dan Elisa!"Oh ya?" Ayu tampak tidak begitu percaya. Namun, dia ingat bahwa saat membuka pintu waktu itu, dia memang tidak melihat Tirta di dalam kamar."Bocah! Kalau kamu nggak mengintip kami mandi atau ganti baju, gimana kamu tahu aku memakai pakaian dalam kakakku?" Elisa bahkan lebih curiga, wajahnya langsung memerah karena malu dan marah. Begitu terpikir bahwa Tirta mungkin telah melihat seluruh tubuhnya tanpa sehelai benang, dia merasa ingin mati saja!"Tirta, sebenarnya apa yang terjadi? Jangan-jangan kamu benaran ...." Bella mengernyit, jelas sangat ingin mendengar j

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1215

    Apa yang membuat Bella begitu memihak dan melindungi Tirta?"Permintaan kalian memang sederhana, tapi itu tergantung pada siapa orangnya. Tirta adalah tunanganku. Kalian nggak berhak menyuruhnya meminta maaf, ngerti?""Membuat kalian bangkrut itu hanya pelajaran kecil. Kalau kalian berdua masih terus mengganggu, aku nggak akan ragu untuk membuat kalian lenyap dari dunia ini!" Mendengar ini, wajah Bella tampak dingin dan matanya menyiratkan ancaman yang menusuk tulang."Apa?""Di ... dia tunangan Bu Bella? Dia yang membuat Gubernur dan para keluarga besar mengeluarkan 100 triliun, juga yang membuat tokoh besar minta maaf? Tirta?"Begitu mengetahui identitas Tirta dari mulut Bella, semua orang di tempat itu langsung terkejut. Mereka secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menciptakan jarak. Itu adalah bentuk ketakutan dan kehormatan yang mereka tunjukkan kepada Tirta!"Ayah, kita harus segera pergi! Dia tunangan Nona Bella, kita nggak bisa menang melawannya ...." Doddy biasanya han

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1214

    Salman datang ke mal untuk melakukan inspeksi seperti biasa. Tak disangka, begitu tiba, dia langsung mendengar kabar bahwa putranya telah dipukuli. Dia bergegas kemari untuk melihat apa yang terjadi.Di perjalanan, kebetulan dia bertemu dengan Bella yang sedang mencari Tirta. Seluruh bangunan mal ini adalah properti milik Keluarga Purnomo. Jadi, begitu ada masalah, Bella pun ikut datang untuk memeriksa keadaan.Begitu tiba di depan toko perhiasan emas, wajah Salman langsung memerah karena marah melihat keadaan mengenaskan Doddy! Jadi, meskipun melihat Bella cukup akrab dengan Tirta, dia tetap tidak peduli dan ingin menuntut pertanggungjawaban Tirta!"Pertanggungjawaban? Pertanggungjawaban seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Bella yang disela. Wajahnya langsung menunjukkan ekspresi dingin. Dia menatap Salman dengan senyuman tipis penuh ejekan.Jika Tirta tidak menjelaskan apa yang terjadi, Bella pasti sudah murka sejak tadi. Dia dan Tirta memilih untuk tidak mempermasalahkan tindakan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1213

    "Bibi Elisa, biar aku saja yang menghajar sampah ini. Kamu nggak perlu turun tangan. Nanti tanganmu kotor kalau sampai menyentuhnya." Saat Elisa hendak maju untuk menghajar Doddy lagi, Tirta langsung melangkah lebih dulu. Dia berdiri tepat di depan Doddy."Ka ... kamu ... mau apa? Pergi! Aaahhhh!" Di bawah tatapan ketakutan Doddy, Tirta mengangkat kakinya dan menendang langsung ke selangkangan Doddy dengan marah.Terdengar suara retakan yang mengerikan. Bukan lagi suara sesuatu yang pecah, tetapi suara tulang yang remuk. Tulang panggul Doddy hancur dan terdorong masuk hampir 10 sentimeter!Kini, dia benar-benar bukan pria lagi. Namun, jika mau menjadi wanita, mungkin akan lebih mudah."Sepertinya tendangan Bibi Elisa tadi belum cukup untuk memberimu pelajaran. Dengan wajahmu itu, anjing pun nggak mau dekat-dekat sama kamu!""Masih berani menargetkan kedua bibiku? Rumahmu nggak punya cermin ya? Becermin dulu lain kali! Memangnya kamu pantas?"Sebelum Doddy bisa menjerit kesakitan, Tirta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1212

    "Gila .... Wanita ini kelihatannya cantik, tapi kejam banget!""Aku bahkan bisa mendengar suara sesuatu pecah tadi. Untung tadi aku nggak coba mendekatinya!""Cuma kejam nggak cukup. Yang dia pukul itu Doddy.""Ayahnya punya saham di semua toko emas lantai ini. Dia kaya dan punya pengaruh besar!""Aku ingat, sebulan yang lalu ada gadis cantik datang ke sini untuk beli emas. Dia menolak Doddy, lalu menamparnya sekali. Tapi, akhirnya Doddy tetap menodainya.""Sekarang wanita ini malah menyerang Doddy. Aku rasa mereka bertiga nggak bakal bisa keluar dari mal ini dengan selamat!"Jeritan Doddy segera menarik perhatian banyak orang untuk melihat keributan. Banyak dari mereka mengenali Doddy sehingga mulai merasa kasihan pada Ayu dan Elisa."Benar-benar sampah. Bibi Elisa, kamu melakukan hal yang benar!" Mendengar perbincangan itu, Tirta tetap tenang. Dia menatap Doddy dengan senyuman penuh ejekan."Yang menodai kehormatan wanita pantas mati!" Begitu mendengar tentang apa yang telah dilakuka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1211

    Saat berjalan melewati toko perhiasan emas, mata Elisa tertuju pada etalase yang dipenuhi dengan berbagai perhiasan emas yang berkilauan, dengan desain yang beragam dan memikat.Tanpa perlu isyarat dari Ayu, Tirta langsung maju dan berkata dengan santai, "Bibi, suka perhiasan yang mana? Pilih saja sesukamu, aku akan membelikannya untukmu.""Nggak perlu, perhiasan emas itu mahal ...." Elisa refleks menolak. "Aku cuma ingin lihat-lihat. Kalaupun mau, aku bisa membelinya sendiri."Di dunia misterius, perhiasan emas biasanya dianggap sebagai simbol cinta. Itu sebabnya, Elisa enggan menerima emas dari Tirta."Mana bisa begitu? Tirta saja yang belikan. Lagian, emas bukan barang mahal untuknya. Asalkan kamu suka, aku bisa suruh Tirta membeli seluruh lantai ini untukmu!"Ayu tentu tidak memahami hal itu. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa bertemu dengan adik kandungnya. Dia tentu ingin memberikan hadiah yang disukai adiknya."Benar, apa yang dikatakan Bi Ayu itu benar. Kalau kamu suka, aku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status