Share

Bab 830

Author: Hazel
"Eee ... aku bukan dokter baru. Aku pasien. Aku cuma memahami sedikit keterampilan medis. Kebetulan, aku tahu masalahmu. Penyakitmu cuma penyakit ringan. Nggak perlu menghamburkan banyak uang kok. Datang saja ke tempatku malam ini. Aku masih punya urusan." Tirta memberi Nia kartu namanya sambil tersenyum.

"Terima kasih banyak. Aku pasti ke tempatmu malam ini." Nia menatap Tirta dengan penuh rasa syukur. Kemudian, dia melemparkan hasil pemeriksaan di tangannya ke wajah Suwanto.

"Dasar dokter nggak berhati nurani! Kalau aku nggak bertemu dokter ini, aku pasti sudah tertipu! Lain kali aku nggak mau kemari lagi! Cepat atau lambat, rumah sakit ini bakal bangkrut kalau kalian terus menipu orang!" Nia baru lulus kuliah sehingga belum terlalu pintar memaki orang. Setelah melampiaskan emosinya, dia mengucapkan terima kasih kepada Tirta dan pergi.

"Anak Muda, sebenarnya kamu mau berobat atau bukan? Kalaupun kamu tertarik padanya, kamu nggak perlu memutarbalikkan fakta, 'kan? Gara-gara kamu, seor
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 831

    Berdasarkan apa yang Tirta katakan sebelumnya, Suwanto berpura-pura memasang wajah serius setelah menganalisis situasinya. Dia mengernyit seolah-olah situasinya sangat mendesak, lalu berujar demikian dengan nada menakut-nakuti."Aduh ...." Mendengar ucapan itu, Tirta pun menghela napas kecewa. Awalnya, dia berniat menguji kemampuan Suwanto. Setelah mendengar diagnosisnya, dia akan membongkar kebohongan itu satu per satu.Namun setelah mendengar omong kosongnya sekarang, Tirta kehilangan minat untuk melanjutkan ujiannya. Dia sangat yakin akan kondisi tubuhnya sendiri, termasuk betapa kuat ginjalnya.Tirta tidak lagi berpura-pura. Dia menatap tajam ke arah Suwanto, lalu berbicara dengan nada dingin dan penuh tekanan, "Pak Suwanto, sebenarnya kamu sama sekali nggak paham ilmu kedokteran, 'kan?""Aku benaran nggak habis pikir. Orang sepertimu yang bahkan nggak punya sedikit pun pengetahuan dasar, kenapa bisa berani menipu orang? Katakan, berapa banyak orang di rumah sakit ini yang bekerja

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 832

    "Oke. Selama kamu jujur dan mengakuinya, mungkin hukumanmu bisa diringankan beberapa tahun. Tapi, itu cuma berarti kamu akan menghabiskan lebih sedikit waktu di penjara," jelas Tirta.Tirta tertawa sinis sebelum melanjutkan, "Jangan harap bisa lolos begitu saja. Pasien-pasien yang sudah kamu tipu nggak akan membiarkan itu terjadi!"Suwanto menimpali, "Ya, aku ngaku. Aku akan mengungkapkan semuanya ...."  Kini, raut wajahnya sudah berubah suram.Dengan suara gemetar dan penuh ketakutan, Suwanto mulai berbicara, "Aku memang nggak punya keahlian medis. Dulunya, aku cuma seorang pemalas yang nggak guna dan menghabiskan waktu tanpa tujuan. Sampai adikku, Hera, menikah dengan Direktur Rumah Sakit Kecamatan, Leonel ...."Suwanto menambahkan, "Leonel itu orang yang serakah. Adikku bilang, setiap bulan dia bisa mendapatkan setidaknya 20 miliar dari rumah sakit ini. Karena lihat aku nganggur, dia bujuk Leonel untuk kasih aku jabatan sebagai kepala departemen di sini."Suwanto melanjutkan, "Awaln

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 833

    "Begitu waktunya tiba, aku pasti segera mempromosikanmu jadi kepala departemen," janji Leonel sambil mengelus kepala dokter wanita itu dengan senyum di wajahnya."Um ... Pak Leonel, maksudmu mau main-main sama aku lebih lama lagi, 'kan? Ya sudah, aku nurut saja," balas Joan dengan nada menggoda. Dia langsung memahami maksud tersembunyi Leonel.Namun, Joan sendiri sebenarnya telah mendapatkan banyak keuntungan dari hubungannya dengan Leonel. Tanpa banyak berpikir, dia langsung menyetujui permintaan itu.Berdasarkan pemahaman wanita modern saat ini, apa yang dilakukan Joan hanyalah memanfaatkan kemampuan sendiri untuk bertukar keuntungan yang setara agar bisa mandiri secara finansial."Ah ... ini baru namanya menikmati hidup," ucap Leonel sambil menunjukkan ekspresi puas. Dia menekan kepala Joan dengan gerakan kasar.Sejak berhasil meraih posisi direktur rumah sakit dengan segala tipu daya, entah sudah berapa banyak dokter wanita dan suster yang Leonel jadikan pelampiasan nafsunya.Tok,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 834

    Tirta menatap Leonel sambil bertepuk tangan dengan sinis. Dia berujar, "Hebat! Padahal anakmu menyediakan senjata ilegal dan suruh orang lain berburu satwa liar yang dilindungi. Masa cuma perlu beberapa hari untuk keluar dari penjara?"Tirta lanjut menyindir, "Pak Leonel memang luar biasa. Kamu benar-benar nggak tahu aturan!"Leonel jelas kesal dengan ejekan Tirta yang terlihat masih begitu muda. Dia mendengus dingin sebelum bertanya, "Siapa kamu? Beraninya datang ke kantorku untuk bikin keributan!"Namun saat matanya menangkap sosok Susanti di samping Tirta, ekspresi Leonel langsung berubah. Dia berseru dengan nada terkejut dan panik, "Polisi? Suwanto, kenapa kamu bawa polisi ke sini?"Ekspresi Hera yang berdiri di sampingnya juga tidak kalah muram. Dia langsung menanyai Suwanto dengan nada tajam, "Suwanto, kenapa kamu nggak kasih tahu Leonel dulu kalau mau bawa polisi ke sini? Apa sebenarnya yang kamu rencanakan?"Sebagai pasangan yang menyimpan banyak rahasia kelam, mereka jelas ket

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 835

    Susanti segera maju dengan ekspresi serius, lalu berujar sambil tersenyum dingin, "Kalian berdua nggak perlu terus berpura-pura. Cuma dari laporan pasien yang ditipu oleh rumah sakit kalian, aku sudah menemukan dua orang korban.""Tunggu sampai kami menemukan bukti uang hasil korupsi itu, kalian bakal punya banyak waktu untuk bicara." Setelah berucap demikian, Susanti duduk di sebuah kursi dan bersiap menunggu dengan sabar."Minggir, jangan menghalangi jalanku," ujar Tirta dengan nada dingin. Tanpa basa-basi dia mendorong tubuh Leonel ke samping, lalu duduk di kursi direktur yang biasa digunakan Leonel. Dengan santainya, Tirta menyilangkan kakinya dan terlihat tak peduli.Leonel diam saja, tetapi raut wajahnya sangat muram. Dia menatap Tirta dengan tatapan tajam, tetapi orang itu sama sekali tidak menghiraukannya.Tubuh Hera bergetar karena ketakutan. Dia menarik suaminya ke sudut ruangan dan bertanya dengan cemas, "Sayang ... sekarang apa yang harus kita lakukan?"Leonel menahan amara

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 836

    "Eh, mungkin kamu nggak punya gambaran soal uang. Uang 600 miliar itu jumlah yang sangat besar," ujar Leonel dengan nada persuasif, meski raut wajahnya sempat menegang.Leonel memicingkan mata dan mencoba membujuk lebih lanjut, "Bayangkan, kalau kamu dan polisi wanita ini masing-masing mendapat separuh, itu sudah cukup untuk memastikan hidup kalian nyaman selamanya.""Mobil mewah, rumah megah, semuanya bisa kamu miliki. Bahkan, kamu akan dikelilingi wanita-wanita cantik yang akan bersimpuh di kakimu sambil memanjakanmu," tambah Leonel.Leonel melanjutkan, "Sebaliknya kalau kamu bersikeras menjebloskan aku dan istriku ke penjara, apa untungnya bagimu? Nggak ada! Paling-paling kamu cuma dapat sedikit pengakuan palsu sebagai pahlawan. Coba kamu pertimbangkan lagi.""Ya, benar banget. Nggak ada salahnya kamu berpikir lebih matang. Lagian, di sini nggak ada orang lain. Nggak akan ada yang tahu soal kesepakatan kita," tambah Hera dengan nada mendukung. Dia jelas juga berusaha membujuk.Tirta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 837

    Menurut prosedur normal, segala urusan besar maupun kecil di rumah sakit, termasuk pelanggaran hukum dan kasus korupsi, seharusnya berada di bawah pengawasan langsung Dinas Kesehatan.Oleh karena itu, Baron sama sekali tidak gentar terhadap Susanti. Bahkan setelah Baron tiba di lokasi, dia yakin 100% bisa langsung mengusir polisi wanita itu tanpa ampun."Oke. Pak Baron, kalau begitu aku akan menunggu kedatanganmu. Setelah masalah ini selesai, aku akan kasih kamu hadiah besar sebagai ucapan terima kasih!" ujar Leonel sambil menghela napas lega.Baron tidak memberikan tanggapan lebih lanjut dan langsung menutup telepon. Dia segera bersiap dan bergegas menuju Rumah Sakit Kecamatan.Sementara itu, Susanti mendengar seluruh percakapan tadi. Dia mendekat dengan wajah penuh amarah, lalu berujar, "Dengan terang-terangan cari bantuan di hadapan polisi dan berusaha kabur dari jerat hukum?""Pak Leonel, kamu sama sekali nggak menganggap hukum penting. Hari ini, aku tetap akan menangkapmu nggak pe

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 838

    Hera berujar dengan antusias, "Baguslah! Dia bukan siapa-siapa. Aku sudah nggak tahan lihat dia berlagak di sini!""Kalian mau suruh orang lemah itu beri aku pelajaran? Jangan harap!" balas Tirta. Dia tersenyum sinis dan sama sekali tidak menganggap serius ucapan Hera.Sekitar setengah jam kemudian, polisi yang diutus Susanti menelepon. Mereka menemukan uang tunai sebanyak 200 miliar lebih di rumah Leonel.Selain itu, mereka juga menemukan brankas yang dipenuhi emas batangan. Setidaknya nilai semua emas batangan itu tidak kurang dari 100 miliar.Susanti berucap sembari mengernyit, "Seharusnya harta di rumah Leonel bukan cuma itu. Coba kalian cari lagi."Begitu Susanti mengakhiri panggilan telepon, terdengar suara langkah kaki dari luar. Sekelompok orang bergegas masuk ke ruangan kantor.Dua pria memimpin sekelompok orang itu. Pria paruh baya yang memakai jas putih di sebelah kiri adalah direktur Rumah Sakit Seroja, Wiksa.Sementara itu, pria paruh baya di sampingnya yang memakai seraga

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1215

    Apa yang membuat Bella begitu memihak dan melindungi Tirta?"Permintaan kalian memang sederhana, tapi itu tergantung pada siapa orangnya. Tirta adalah tunanganku. Kalian nggak berhak menyuruhnya meminta maaf, ngerti?""Membuat kalian bangkrut itu hanya pelajaran kecil. Kalau kalian berdua masih terus mengganggu, aku nggak akan ragu untuk membuat kalian lenyap dari dunia ini!" Mendengar ini, wajah Bella tampak dingin dan matanya menyiratkan ancaman yang menusuk tulang."Apa?""Di ... dia tunangan Bu Bella? Dia yang membuat Gubernur dan para keluarga besar mengeluarkan 100 triliun, juga yang membuat tokoh besar minta maaf? Tirta?"Begitu mengetahui identitas Tirta dari mulut Bella, semua orang di tempat itu langsung terkejut. Mereka secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menciptakan jarak. Itu adalah bentuk ketakutan dan kehormatan yang mereka tunjukkan kepada Tirta!"Ayah, kita harus segera pergi! Dia tunangan Nona Bella, kita nggak bisa menang melawannya ...." Doddy biasanya han

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1214

    Salman datang ke mal untuk melakukan inspeksi seperti biasa. Tak disangka, begitu tiba, dia langsung mendengar kabar bahwa putranya telah dipukuli. Dia bergegas kemari untuk melihat apa yang terjadi.Di perjalanan, kebetulan dia bertemu dengan Bella yang sedang mencari Tirta. Seluruh bangunan mal ini adalah properti milik Keluarga Purnomo. Jadi, begitu ada masalah, Bella pun ikut datang untuk memeriksa keadaan.Begitu tiba di depan toko perhiasan emas, wajah Salman langsung memerah karena marah melihat keadaan mengenaskan Doddy! Jadi, meskipun melihat Bella cukup akrab dengan Tirta, dia tetap tidak peduli dan ingin menuntut pertanggungjawaban Tirta!"Pertanggungjawaban? Pertanggungjawaban seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Bella yang disela. Wajahnya langsung menunjukkan ekspresi dingin. Dia menatap Salman dengan senyuman tipis penuh ejekan.Jika Tirta tidak menjelaskan apa yang terjadi, Bella pasti sudah murka sejak tadi. Dia dan Tirta memilih untuk tidak mempermasalahkan tindakan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1213

    "Bibi Elisa, biar aku saja yang menghajar sampah ini. Kamu nggak perlu turun tangan. Nanti tanganmu kotor kalau sampai menyentuhnya." Saat Elisa hendak maju untuk menghajar Doddy lagi, Tirta langsung melangkah lebih dulu. Dia berdiri tepat di depan Doddy."Ka ... kamu ... mau apa? Pergi! Aaahhhh!" Di bawah tatapan ketakutan Doddy, Tirta mengangkat kakinya dan menendang langsung ke selangkangan Doddy dengan marah.Terdengar suara retakan yang mengerikan. Bukan lagi suara sesuatu yang pecah, tetapi suara tulang yang remuk. Tulang panggul Doddy hancur dan terdorong masuk hampir 10 sentimeter!Kini, dia benar-benar bukan pria lagi. Namun, jika mau menjadi wanita, mungkin akan lebih mudah."Sepertinya tendangan Bibi Elisa tadi belum cukup untuk memberimu pelajaran. Dengan wajahmu itu, anjing pun nggak mau dekat-dekat sama kamu!""Masih berani menargetkan kedua bibiku? Rumahmu nggak punya cermin ya? Becermin dulu lain kali! Memangnya kamu pantas?"Sebelum Doddy bisa menjerit kesakitan, Tirta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1212

    "Gila .... Wanita ini kelihatannya cantik, tapi kejam banget!""Aku bahkan bisa mendengar suara sesuatu pecah tadi. Untung tadi aku nggak coba mendekatinya!""Cuma kejam nggak cukup. Yang dia pukul itu Doddy.""Ayahnya punya saham di semua toko emas lantai ini. Dia kaya dan punya pengaruh besar!""Aku ingat, sebulan yang lalu ada gadis cantik datang ke sini untuk beli emas. Dia menolak Doddy, lalu menamparnya sekali. Tapi, akhirnya Doddy tetap menodainya.""Sekarang wanita ini malah menyerang Doddy. Aku rasa mereka bertiga nggak bakal bisa keluar dari mal ini dengan selamat!"Jeritan Doddy segera menarik perhatian banyak orang untuk melihat keributan. Banyak dari mereka mengenali Doddy sehingga mulai merasa kasihan pada Ayu dan Elisa."Benar-benar sampah. Bibi Elisa, kamu melakukan hal yang benar!" Mendengar perbincangan itu, Tirta tetap tenang. Dia menatap Doddy dengan senyuman penuh ejekan."Yang menodai kehormatan wanita pantas mati!" Begitu mendengar tentang apa yang telah dilakuka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1211

    Saat berjalan melewati toko perhiasan emas, mata Elisa tertuju pada etalase yang dipenuhi dengan berbagai perhiasan emas yang berkilauan, dengan desain yang beragam dan memikat.Tanpa perlu isyarat dari Ayu, Tirta langsung maju dan berkata dengan santai, "Bibi, suka perhiasan yang mana? Pilih saja sesukamu, aku akan membelikannya untukmu.""Nggak perlu, perhiasan emas itu mahal ...." Elisa refleks menolak. "Aku cuma ingin lihat-lihat. Kalaupun mau, aku bisa membelinya sendiri."Di dunia misterius, perhiasan emas biasanya dianggap sebagai simbol cinta. Itu sebabnya, Elisa enggan menerima emas dari Tirta."Mana bisa begitu? Tirta saja yang belikan. Lagian, emas bukan barang mahal untuknya. Asalkan kamu suka, aku bisa suruh Tirta membeli seluruh lantai ini untukmu!"Ayu tentu tidak memahami hal itu. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa bertemu dengan adik kandungnya. Dia tentu ingin memberikan hadiah yang disukai adiknya."Benar, apa yang dikatakan Bi Ayu itu benar. Kalau kamu suka, aku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1210

    "Hah? Bu Susanti, nenekmu tinggal di mana? Bukankah perayaan ulang tahun cuma satu atau dua hari? Kenapa kedengarannya seperti akan pergi untuk waktu yang lama?" tanya Melati dengan heran."Hmm, karena rumah nenekku cukup jauh. Dia tinggal di Provinsi Naru, di perbatasan negeri ini. Tempatnya terpencil, transportasi agak merepotkan, bahkan banyak serangga dan hewan kecil. Daerah itu masih sangat kuno dan tertutup.""Aku dan orang tuaku akan pergi ke sana. Untuk kembali, setidaknya akan makan waktu setengah bulan. Jujur saja, Kak Melati, aku nggak takut kamu tertawa. Nenekku adalah seorang dukun di desanya.""Dia bisa mengobati orang, membaca fengsui, juga menguasai ilmu mistis. Dia lebih berkuasa dari kepala suku di sana. Aku sendiri sebenarnya sulit menerima dan memahami semua itu." Susanti tertawa kecil saat mengingat neneknya."Wah, kedengarannya seperti desa yang sangat kuno dan penuh takhayul. Zaman sekarang, masih ada dukun, ilmu mistis, dan kepala suku? Bu Susanti, menurutku itu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1209

    "Malam ini Elisa akan tidur satu kamar denganku. Tolong kabari Bu Bella, sekalian tanyakan kapan dia akan pulang.""Kita sudah sepakat akan pergi jalan-jalan malam ini. Kebetulan, aku bisa memperkenalkan Elisa pada Bu Bella." Mendengar perkataan Tirta, Ayu tidak bisa menahan senyumannya."Bibi Elisa akan tidur sekamar denganmu malam ini? Ya sudah, aku akan telepon Bella sekarang dan memberitahunya." Mendengar ini, Tirta merasa agak kecewa.Elisa bukan Yasmin yang tidurnya sangat lelap. Sebagai seorang pesilat kuno, sedikit gangguan saja pasti akan membuatnya langsung terbangun. Sepertinya, malam ini dia tidak akan bisa sekamar dengan Ayu."Kak, siapa Bu Bella? Apa dia juga kerabatmu di dunia fana?" Saat Tirta sedang menelepon, Elisa bertanya kepada Ayu dengan penasaran."Bu Bella baru saja tunangan dengan Tirta. Jadi, bisa dibilang dia juga kerabatku. Dia sangat cantik dan berasal dari keluarga yang sangat kaya.""Vila yang kita tempati sekarang, termasuk puluhan vila di sekitar, semua

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1208

    "Bocah, lepaskan aku!" Elisa sudah pernah melihat kemaluan Tirta sebelumnya, jadi dia langsung bisa menebak apa yang sedang menempel padanya.Karena malu dan panik, Elisa refleks membalikkan tangannya dan memberi Tirta satu tamparan keras hingga dia terpental!"Aduh ...! Ka ... kamu bukan Bi Ayu? Maaf, aku salah orang." Tirta tentu saja tidak merasa sakit, tetapi tetap berpura-pura terjatuh. Dia memegang pipinya dengan ekspresi kesakitan dan kebingungan.Meskipun dia hanya memeluk Elisa sesaat, sensasi pinggangnya yang ramping dan kulitnya yang lembut membuatnya diam-diam menikmati momen itu dalam hati."Tirta! Kamu baik-baik saja?" Saat Tirta memeluk Elisa, Ayu sebenarnya merasa kesal dan cemburu. Bagaimanapun, yang dipeluk Tirta adalah adiknya, bukan dirinya.Namun, begitu melihat Tirta ditampar hingga jatuh, rasa kesal dan cemburu langsung menghilang. Dia buru-buru memeluk Tirta dan bertanya dengan cemas."Bi, aku nggak apa-apa, sebentar lagi juga baikan. Tapi, kamu dan wanita ini b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1207

    "Nanti saat bertemu Tirta, kita diam saja, biarkan dia menebak sendiri. Aku ingin tahu, apakah Tirta bisa mengenaliku." Ayu tersenyum manis saat berkata demikian, sudut matanya dipenuhi kegembiraan."Kak, tadi kamu bilang ingin aku membantumu menghukumnya. Sekarang kamu malah ingin aku membantumu menggodanya. Aku benar-benar nggak bisa menebak isi pikiranmu."Melihat Ayu begitu senang, Elisa akhirnya mengangguk setuju. Namun, dalam hatinya, dia berpikir, 'Sepertinya kakakku sangat peduli pada si Bocah.''Si Bocah sepertinya juga sangat peduli pada kakakku. Kami cuma mirip, tapi dia tetap membiarkanku memukulnya. Dia sama sekali nggak membalas, malah tersenyum dan menyelamatkanku.''Jangan-jangan, kakakku dan Bocah .... Nggak mungkin! Elisa, apa yang kamu pikirkan? Dia kakakmu lho! Masa kamu berpikir begitu?''Kamu benar-benar nggak tahu malu! Mereka cuma saling bergantung dan memiliki hubungan yang dalam, itu saja!'Elisa buru-buru mengusir pikiran aneh itu dari benaknya. Kemudian, dia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status