Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 831 - Bab 840

941 Bab

Bab 831

Berdasarkan apa yang Tirta katakan sebelumnya, Suwanto berpura-pura memasang wajah serius setelah menganalisis situasinya. Dia mengernyit seolah-olah situasinya sangat mendesak, lalu berujar demikian dengan nada menakut-nakuti."Aduh ...." Mendengar ucapan itu, Tirta pun menghela napas kecewa. Awalnya, dia berniat menguji kemampuan Suwanto. Setelah mendengar diagnosisnya, dia akan membongkar kebohongan itu satu per satu.Namun setelah mendengar omong kosongnya sekarang, Tirta kehilangan minat untuk melanjutkan ujiannya. Dia sangat yakin akan kondisi tubuhnya sendiri, termasuk betapa kuat ginjalnya.Tirta tidak lagi berpura-pura. Dia menatap tajam ke arah Suwanto, lalu berbicara dengan nada dingin dan penuh tekanan, "Pak Suwanto, sebenarnya kamu sama sekali nggak paham ilmu kedokteran, 'kan?""Aku benaran nggak habis pikir. Orang sepertimu yang bahkan nggak punya sedikit pun pengetahuan dasar, kenapa bisa berani menipu orang? Katakan, berapa banyak orang di rumah sakit ini yang bekerja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 832

"Oke. Selama kamu jujur dan mengakuinya, mungkin hukumanmu bisa diringankan beberapa tahun. Tapi, itu cuma berarti kamu akan menghabiskan lebih sedikit waktu di penjara," jelas Tirta.Tirta tertawa sinis sebelum melanjutkan, "Jangan harap bisa lolos begitu saja. Pasien-pasien yang sudah kamu tipu nggak akan membiarkan itu terjadi!"Suwanto menimpali, "Ya, aku ngaku. Aku akan mengungkapkan semuanya ...."  Kini, raut wajahnya sudah berubah suram.Dengan suara gemetar dan penuh ketakutan, Suwanto mulai berbicara, "Aku memang nggak punya keahlian medis. Dulunya, aku cuma seorang pemalas yang nggak guna dan menghabiskan waktu tanpa tujuan. Sampai adikku, Hera, menikah dengan Direktur Rumah Sakit Kecamatan, Leonel ...."Suwanto menambahkan, "Leonel itu orang yang serakah. Adikku bilang, setiap bulan dia bisa mendapatkan setidaknya 20 miliar dari rumah sakit ini. Karena lihat aku nganggur, dia bujuk Leonel untuk kasih aku jabatan sebagai kepala departemen di sini."Suwanto melanjutkan, "Awaln
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 833

"Begitu waktunya tiba, aku pasti segera mempromosikanmu jadi kepala departemen," janji Leonel sambil mengelus kepala dokter wanita itu dengan senyum di wajahnya."Um ... Pak Leonel, maksudmu mau main-main sama aku lebih lama lagi, 'kan? Ya sudah, aku nurut saja," balas Joan dengan nada menggoda. Dia langsung memahami maksud tersembunyi Leonel.Namun, Joan sendiri sebenarnya telah mendapatkan banyak keuntungan dari hubungannya dengan Leonel. Tanpa banyak berpikir, dia langsung menyetujui permintaan itu.Berdasarkan pemahaman wanita modern saat ini, apa yang dilakukan Joan hanyalah memanfaatkan kemampuan sendiri untuk bertukar keuntungan yang setara agar bisa mandiri secara finansial."Ah ... ini baru namanya menikmati hidup," ucap Leonel sambil menunjukkan ekspresi puas. Dia menekan kepala Joan dengan gerakan kasar.Sejak berhasil meraih posisi direktur rumah sakit dengan segala tipu daya, entah sudah berapa banyak dokter wanita dan suster yang Leonel jadikan pelampiasan nafsunya.Tok,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 834

Tirta menatap Leonel sambil bertepuk tangan dengan sinis. Dia berujar, "Hebat! Padahal anakmu menyediakan senjata ilegal dan suruh orang lain berburu satwa liar yang dilindungi. Masa cuma perlu beberapa hari untuk keluar dari penjara?"Tirta lanjut menyindir, "Pak Leonel memang luar biasa. Kamu benar-benar nggak tahu aturan!"Leonel jelas kesal dengan ejekan Tirta yang terlihat masih begitu muda. Dia mendengus dingin sebelum bertanya, "Siapa kamu? Beraninya datang ke kantorku untuk bikin keributan!"Namun saat matanya menangkap sosok Susanti di samping Tirta, ekspresi Leonel langsung berubah. Dia berseru dengan nada terkejut dan panik, "Polisi? Suwanto, kenapa kamu bawa polisi ke sini?"Ekspresi Hera yang berdiri di sampingnya juga tidak kalah muram. Dia langsung menanyai Suwanto dengan nada tajam, "Suwanto, kenapa kamu nggak kasih tahu Leonel dulu kalau mau bawa polisi ke sini? Apa sebenarnya yang kamu rencanakan?"Sebagai pasangan yang menyimpan banyak rahasia kelam, mereka jelas ket
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 835

Susanti segera maju dengan ekspresi serius, lalu berujar sambil tersenyum dingin, "Kalian berdua nggak perlu terus berpura-pura. Cuma dari laporan pasien yang ditipu oleh rumah sakit kalian, aku sudah menemukan dua orang korban.""Tunggu sampai kami menemukan bukti uang hasil korupsi itu, kalian bakal punya banyak waktu untuk bicara." Setelah berucap demikian, Susanti duduk di sebuah kursi dan bersiap menunggu dengan sabar."Minggir, jangan menghalangi jalanku," ujar Tirta dengan nada dingin. Tanpa basa-basi dia mendorong tubuh Leonel ke samping, lalu duduk di kursi direktur yang biasa digunakan Leonel. Dengan santainya, Tirta menyilangkan kakinya dan terlihat tak peduli.Leonel diam saja, tetapi raut wajahnya sangat muram. Dia menatap Tirta dengan tatapan tajam, tetapi orang itu sama sekali tidak menghiraukannya.Tubuh Hera bergetar karena ketakutan. Dia menarik suaminya ke sudut ruangan dan bertanya dengan cemas, "Sayang ... sekarang apa yang harus kita lakukan?"Leonel menahan amara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 836

"Eh, mungkin kamu nggak punya gambaran soal uang. Uang 600 miliar itu jumlah yang sangat besar," ujar Leonel dengan nada persuasif, meski raut wajahnya sempat menegang.Leonel memicingkan mata dan mencoba membujuk lebih lanjut, "Bayangkan, kalau kamu dan polisi wanita ini masing-masing mendapat separuh, itu sudah cukup untuk memastikan hidup kalian nyaman selamanya.""Mobil mewah, rumah megah, semuanya bisa kamu miliki. Bahkan, kamu akan dikelilingi wanita-wanita cantik yang akan bersimpuh di kakimu sambil memanjakanmu," tambah Leonel.Leonel melanjutkan, "Sebaliknya kalau kamu bersikeras menjebloskan aku dan istriku ke penjara, apa untungnya bagimu? Nggak ada! Paling-paling kamu cuma dapat sedikit pengakuan palsu sebagai pahlawan. Coba kamu pertimbangkan lagi.""Ya, benar banget. Nggak ada salahnya kamu berpikir lebih matang. Lagian, di sini nggak ada orang lain. Nggak akan ada yang tahu soal kesepakatan kita," tambah Hera dengan nada mendukung. Dia jelas juga berusaha membujuk.Tirta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 837

Menurut prosedur normal, segala urusan besar maupun kecil di rumah sakit, termasuk pelanggaran hukum dan kasus korupsi, seharusnya berada di bawah pengawasan langsung Dinas Kesehatan.Oleh karena itu, Baron sama sekali tidak gentar terhadap Susanti. Bahkan setelah Baron tiba di lokasi, dia yakin 100% bisa langsung mengusir polisi wanita itu tanpa ampun."Oke. Pak Baron, kalau begitu aku akan menunggu kedatanganmu. Setelah masalah ini selesai, aku akan kasih kamu hadiah besar sebagai ucapan terima kasih!" ujar Leonel sambil menghela napas lega.Baron tidak memberikan tanggapan lebih lanjut dan langsung menutup telepon. Dia segera bersiap dan bergegas menuju Rumah Sakit Kecamatan.Sementara itu, Susanti mendengar seluruh percakapan tadi. Dia mendekat dengan wajah penuh amarah, lalu berujar, "Dengan terang-terangan cari bantuan di hadapan polisi dan berusaha kabur dari jerat hukum?""Pak Leonel, kamu sama sekali nggak menganggap hukum penting. Hari ini, aku tetap akan menangkapmu nggak pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 838

Hera berujar dengan antusias, "Baguslah! Dia bukan siapa-siapa. Aku sudah nggak tahan lihat dia berlagak di sini!""Kalian mau suruh orang lemah itu beri aku pelajaran? Jangan harap!" balas Tirta. Dia tersenyum sinis dan sama sekali tidak menganggap serius ucapan Hera.Sekitar setengah jam kemudian, polisi yang diutus Susanti menelepon. Mereka menemukan uang tunai sebanyak 200 miliar lebih di rumah Leonel.Selain itu, mereka juga menemukan brankas yang dipenuhi emas batangan. Setidaknya nilai semua emas batangan itu tidak kurang dari 100 miliar.Susanti berucap sembari mengernyit, "Seharusnya harta di rumah Leonel bukan cuma itu. Coba kalian cari lagi."Begitu Susanti mengakhiri panggilan telepon, terdengar suara langkah kaki dari luar. Sekelompok orang bergegas masuk ke ruangan kantor.Dua pria memimpin sekelompok orang itu. Pria paruh baya yang memakai jas putih di sebelah kiri adalah direktur Rumah Sakit Seroja, Wiksa.Sementara itu, pria paruh baya di sampingnya yang memakai seraga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

Bab 839

Melihat masalahnya sudah selesai, Wiksa menghampiri Leonel dan berbisik, "Pak Leonel, kali ini aku sudah bersusah payah bawa Pak Byakta kemari. Nanti kamu harus beri aku dan Pak Byakta imbalan."Leonel menimpali dengan terang-terangan, "Pak Wiksa, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan lupakan kebaikanmu dan Pak Byakta. Aku akan berusaha memenuhi permintaan kalian.""Kalian benar-benar licik," ujar Susanti dengan geram. Namun, ucapan Byakta memang benar. Leonel berasal dari Kabupaten Tamas dan sekarang Byakta yang menjabat sebagai kepala kepolisian Kabupaten Tamas sudah datang.Sudah seharusnya Susanti menyerahkan kasus Leonel kepada Byakta. Namun, Susanti tahu Leonel belum tentu dihukum jika dibawa pergi oleh Byakta."Susanti, kamu nggak usah cemas. Biarkan dia bawa pergi Leonel," hibur Tirta sambil menepuk bahu Susanti.Tirta melanjutkan, "Dia itu cuma kepala kepolisian Kabupaten Tamas. Kalau dia berani membebaskan Leonel, aku tetap punya cara untuk memberi mereka pelajaran!""Siapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

Bab 840

"Apa? Besok Pak Mauri akan dipindahkan ke ibu kota provinsi?" kata Susanti. Ekspresinya berubah drastis setelah mendengar ucapan Byakta.Mauri juga tidak memberi tahu Susanti, jadi ini adalah pertama kalinya Susanti mendengar kabar ini. Tentu saja Susanti sangat terkejut.Namun, Byakta malah mengira Susanti takut padanya. Dia memandangi Susanti sambil membatin, 'Polisi wanita ini cantik sekali! Kalau ada kesempatan, aku harus menaklukkannya!'Wiksa yang mendengar kabar gembira ini berseru, "Wah, ternyata besok Pak Byakta akan mengambil alih kantor polisi di daerah kami! Baguslah! Ke depannya kita punya banyak kesempatan untuk makan dan minum-minum bersama!"Leonel memanfaatkan kesempatan ini untuk menyanjung Byakta, "Pak Byakta baru berusia 40-an tahun, tapi sudah mengurus 2 kantor polisi. Masa depanmu pasti sangat cerah! Ke depannya, kamu pasti bisa naik pangkat lagi."Leonel memutuskan kelak dia harus mendekatkan hubungannya dengan Byakta. Kemudian, Byakta menanggapi ucapan Wiksa dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8283848586
...
95
DMCA.com Protection Status