Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 811 - Chapter 820

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 811 - Chapter 820

941 Chapters

Bab 811

"Tirta, gimana kalau kamu juga istirahat sebentar di sini? Setelah dia bangun, aku akan traktir kalian makan," ucap Naura, sengaja ingin memancing informasi dari Tirta. Sambil berkata begitu, dia sudah membuka pintu vila dan hendak membantu Aiko masuk."Eh ... nggak, deh. Aku masih ada urusan lain. Kalau ada waktu, aku baru cari kalian lagi," balas Tirta sambil mengalihkan pandangannya.Jika Naura di sini, Tirta tidak mungkin bisa melakukan apa pun dengan Aiko. Lagi pula, Aiko sendiri juga sudah kelelahan. Masih ada kesempatan di lain hari.Mendengar Tirta ingin pergi, Aiko buru-buru mengumpulkan fokusnya dan berucap, "Naura, aku nggak takut sendirian, kok. Kamu nggak perlu temanin. Aku akan ke rumahmu setelah aku bangun, gimana?"Melihat reaksi Tirta dan Aiko, Naura mulai menebak sesuatu. Dia mendekat dan berbisik di telinga sepupunya, "Kak Aiko, kenapa kamu niat banget buat mengusirku? Jangan-jangan kamu menyuruhku pergi supaya bisa nakal sama Tirta, ya?""Bukan begitu. Naura, jangan
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 812

Sekitar satu jam kemudian, Tirta tiba di klinik. Namun, dia sedikit heran karena tidak melihat mobil polisi Susanti.Apa Susanti tahu dirinya tidak berada di tempat, jadi wanita itu pergi menyelidiki ke rumah sakit kota sendiri? Sambil membawa pertanyaan di hatinya, Tirta berjalan masuk ke klinik."Bibi, Kak Melati, kenapa kalian duduk di depan pintu? Apa kalian kangen karena nggak melihatku semalaman?" tanya Tirta sambil tersenyum jahil.Melihat ekspresi muram keduanya, Tirta mengira mereka marah karena dia pergi di tengah aktivitas mereka semalam."Tirta, aku minta maaf. Aku sudah membuat Susanti marah. Dia bilang ... dia bilang dia nggak mau ketemu kamu lagi ...," ucap Melati dengan terisak-isak. Dia sama sekali tidak berani menatap Tirta saat bicara."Kak Melati buat Susanti marah?" tanya Tirta sontak mengernyit. Dia memeluk bahu Melati dan menghiburnya, "Jangan menangis lagi, Kak Melati. Ceritakan pelan-pelan kejadiannya, jangan panik dulu."Melihat sikap Tirta yang tidak menyalah
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 813

"Tirta, orang di kantor bilang kalau Susanti kembali beberapa saat lalu. Suasana hatinya juga sepertinya sangat buruk. Dia mengambil sesuatu, lalu segera pergi lagi. Mereka nggak tahu dia pergi ke mana," jelas Mauri dengan canggung."Begitu, ya. Apa Pak Mauri tahu alamat rumah Susanti?" tanya Tirta lagi.Tirta tidak menemukan Susanti di sekitar area Desa Persik. Dia menduga Susanti sudah pulang ke rumahnya sendiri.Mauri memikirkannya sejenak, lalu berucap, "Tahu, aku akan kirimkan alamatnya ke ponselmu. Aku juga akan membantumu menghubungi Susanti. Seharusnya nggak lama lagi sudah ada berita.""Oke, maaf merepotkan Pak Mauri. Kalau ada waktu luang, ayo kita kumpul-kumpul," sahut Tirta sebelum menutup telepon.Tak lama, Mauri mengirimkan pesan berisikan alamat rumah Susanti. Lokasinya berada di jalan dekat pinggiran kota. Tirta segera mengemudi menuju lokasi yang diberikan. Setengah jam kemudian, dia tiba di sana.Dari kejauhan,  Tirta melihat mobil polisi Susanti terparkir di depan ho
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 814

"Anu ... sebenarnya kemarin malam aku ...." Tirta mengernyit, lalu tiba-tiba menghela napas dan berdiri dari duduknya. Dia berucap, "Sudahlah, kamu nggak akan percaya biarpun aku jelaskan padamu. Lebih baik aku pergi saja.""Tunggu ... ceritakan padaku. Aku percaya padamu. Kamu bisa pergi setelah selesai cerita," ujar Susanti sambil meraih tangan Tirta, tidak ingin pria itu pergi.Bagaimanapun, Susanti masih belum rela melepaskan Tirta. Jika tidak, dia tidak akan minum-minum hingga mabuk untuk meredakan kekesalannya, lalu membiarkan pria itu mengantarnya pulang."Oke ... kalau begitu aku akan jujur padamu," ucap Tirta. Dia duduk lagi, lalu menceritakan kejadian kemarin malam apa adanya. Tentu saja, dia melewatkan detail tentang apa yang dilakukannya bersama Aiko."Sejujurnya aku nggak tertarik pada Aiko. Dia yang salah paham kalau aku menyukainya. Aku juga nggak pandai menolak orang, jadi ...," jelas Tirta, sengaja tidak melanjutkan akhir kalimatnya.Tirta lantas melanjutkan, "Susanti,
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 815

Tirta langsung melancarkan aksinya tanpa peringatan. Susanti seketika tidak mampu melanjutkan perkataannya.Segera setelahnya, Tirta terus bergerak tanpa kenal lelah. Susanti sama sekali tidak mampu bertahan, apalagi punya kesempatan untuk bicara!Perlahan-lahan, Susanti mulai terbuai dengan sentuhan Tirta. Dia bahkan lupa apa yang hendak dikatakannya barusan.Sesuai perkiraan Tirta, dengan koneksi mendalam seperti ini, amarah Susanti perlahan reda. Bukan hanya itu, perasaan wanita itu padanya juga makin bertambah besar! Setelah merasakan manisnya sentuhan Tirta, Susanti bahkan mulai berinisiatif mengimbangi aksi pria itu.....Belasan menit kemudian, pasangan paruh baya dengan wajah yang mirip Susanti menghampiri pintu. Mereka mendengar suara-suara mencurigakan di dalam ruangan.Yuli, ibu Susanti adalah seorang wanita paruh baya yang cantik. Dia berucap dengan ekspresi rumit pada pria di sebelahnya, "Sayang, kamu dengar sesuatu, nggak?"Pria itu adalah ayah Susanti, Anton. Dia mendeng
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 816

"Apa? Orang tuamu di luar?" Hasrat Tirta sontak padam. Dia memasang ekspresi serius saat berkata, "Susanti, jangan panik. Aku berani mempertanggungjawabkan perbuatanku. Aku nggak bakal sembunyi. Aku bantu kamu pakai pakaianmu. Kamu istirahat saja di ranjang.""Aku yang bakal menemui orang tuamu dan memberi penjelasan. Nggak masalah kalau mereka memukulku. Kamu juga tahu aku kebal terhadap semua serangan. Aku nggak bakal terluka."Sambil berbicara, Tirta membantu Susanti memakai pakaian dengan lembut. Kemudian, dia juga buru-buru memakai pakaiannya.Setelah ragu-ragu sejenak, Susanti berkata dengan ekspresi rumit, "Benar juga. Tapi, gimana kamu akan menjelaskan sendiri? Lebih baik aku ikut. Terus, kamu jangan sakit hati kalau orang tuaku bicaranya agak kasar."Usai berbicara, Susanti hendak turun dari ranjang. Namun, Tirta menyiksanya di ranjang selama 4 jam. Seluruh tulangnya seolah-olah remuk. Bagaimana bisa dia turun?"Aku sudah meniduri putri kesayangan mereka. Kenapa aku harus mara
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 817

Benar juga, mungkin bocah ini punya kehebatan! Jika tidak, bagaimana mungkin putrinya tertarik?Dengan menaruh harapan besar, Yuli bertanya kepada Tirta, "Namamu Tirta, 'kan? Kamu orang mana? Apa kerjaanmu? Apa kerjaan orang tuamu?"Jika jawaban Tirta bisa memuaskannya, Yuli akan menerimanya sebagai calon menantu. Namun, jawaban Tirta malah membuatnya sangat kecewa, bahkan marah!"Bibi, aku dari Desa Persik. Sekarang aku belum punya kerjaan. Orang tuaku meninggal waktu aku masih kecil. Tapi, aku ...."Sebelum Tirta menyelesaikan ucapannya, Yuli sontak bangkit dan menunjuk Tirta. "Apa? Kamu anak yatim piatu dari desa? Kerjaan saja nggak punya?""Ya Tuhan! Gimana bisa bocah sepertimu mengejar putriku? Putriku harus menikah dengan keluarga kaya! Kamu sudah mencelakai putriku! Aku mau lapor polisi! Aku mau menuntutmu karena telah melecehkan putriku! Kamu harus mendekam di penjara!"Yuli yang tidak bisa menerima kenyataan ini pun tidak ingin melihat Tirta lagi meskipun hanya untuk sedetik.
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 818

"Paman, gimana kalau putrimu nggak bohong dan aku benaran punya aset senilai puluhan triliun? Apa kalian akan menyetujui hubunganku dengan Susanti?" tanya Tirta sambil menatap Anton.Tirta mengerti bahwa setiap orang tua ingin putrinya mendapat pasangan yang baik, tetapi sikap yang ditunjukkan oleh Yuli membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Jika tidak menghormati mereka, Tirta mungkin sudah membawa Susanti pergi sejak tadi dan tidak akan berlama-lama di sini."Jangankan punya aset puluhan triliun. Kalau kamu bisa mengeluarkan uang ratusan juga dan membeli rumah, aku juga akan merestui hubungan kalian. Tapi, dengan kondisimu, takutnya nggak bisa," sahut Anton dengan yakin sambil menggeleng."Ya! Kamu saja nggak punya kerjaan. Kamu juga anak yatim piatu dari desa. Mana mungkin kamu punya uang ratusan juta? Kamu kira uang itu daun? Cepat lepaskan putriku! Pergi dari sini!" hardik Yuli sambil menunjuk pintu."Paman, ini cek senilai 40 triliun. Lihat baik-baik. Kamu pasti tahu aku bohong a
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 819

"Apa? Ternyata yang dibilang Susanti benaran? Dia benaran punya aset puluhan triliun? Ya ampun ...." Yuli menatap Tirta dengan tatapan tidak percaya. Di tidak percaya Tirta memiliki kemampuan sehebat itu.Yuli sendiri tidak akan bisa menghasilkan uang sebesar itu sekalipun bekerja untuk seumur hidup, apalagi menghamburkannya. Siapa sangka, anak yatim piatu seperti Tirta ternyata adalah orang kaya misterius!"Susanti, Ibu minta maaf karena mendorongmu tadi. Jangan marah ya. Dasar kamu ini. Kenapa nggak bilang sejak awal kalau Tirta begitu kaya? Ibu sampai salah paham padanya!" Yuli tersenyum lebar sambil mengeluh kepada Susanti."Ibu, aku sudah bilang tadi. Memangnya kamu percaya? Kalau Tirta nggak mengeluarkan cek itu, kamu nggak bakal percaya untuk selamanya, 'kan?" sahut Susanti. Seketika, Yuli tidak bisa berkata-kata."Pak Tirta, ini salahku. Kalau aku mengenalimu sejak tadi, kesalahan seperti ini nggak bakal terjadi. Kukembalikan cekmu ini. Tolong jangan bersikap perhitungan pada k
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 820

"Oke. Beberapa hari lagi, vilaku bakal siap. Nanti, kamu boleh tinggal selama mungkin di sana." Tirta langsung menyetujuinya.Kemudian, dia melirik Susanti dengan nakal dan meneruskan, "Tapi ....""Tapi apa? Bicara jangan setengah-setengah! Apa ada yang harus kuperhatikan? Beri tahu saja aku," balas Susanti sambil mengernyit."Bukan begitu. Aku cuma takut tubuhmu yang lemah ini nggak sanggup menahan terlalu lama." Sambil berbicara, Tirta menjulurkan tangannya untuk mencubit wajah Susanti."Cih! Memangnya kamu bisa melakukannya setiap hari?" Susanti menepis tangan Tirta dengan tidak berdaya, lalu mengerlingkan matanya."Hehe. Sepertinya nggak perlu kujelaskan lagi. Kalau orang tuamu nggak datang, aku mungkin akan menyiksamu semalaman! Jangan lupa, aku cuma mengerahkan 30% tenagaku, tapi kamu sudah memohon ampun," tutur Tirta dengan percaya diri."Aku ...." Susanti seketika tidak bisa membantah. Ketika Tirta melepaskan pakaian tadi, Susanti terkejut hingga wajahnya memucat. Kedua kakinya
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
PREV
1
...
8081828384
...
95
DMCA.com Protection Status