Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 761 - Chapter 770

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 761 - Chapter 770

945 Chapters

Bab 761

"Dik, Ini bahaya sekali. Sebaiknya kita pergi saja." Rauf dan Dhio adalah pelaku yang melukai harimau besar itu. Kini, mereka ketakutan hingga bercucuran keringat dingin saat melihat keganasan harimau. Apalagi, mereka tidak punya senjata sekarang."Kalian menjauh sedikit. Biar aku saja yang maju." Tirta bisa melihat bahwa cedera yang dialami harimau besar itu sangat parah. Dia merasa cemas. Kemudian, dia masuk dengan perlahan."Hati-hati ya, Tirta. A ... aku ikut kamu masuk deh." Susanti khawatir terjadi sesuatu pada Tirta. Dia memberanikan dirinya dan memegang pistolnya, lalu perlahan-lahan berjalan masuk. Dia tidak percaya Tirta mengenal harimau besar itu. Jika Tirta masuk sembarangan, harimau itu bisa saja memakannya!"Sebaiknya ... sebaiknya kita jangan masuk. Kita sembunyi saja ....""Ya, kalau terjadi sesuatu, kita juga jangan kabur. Kita bantu mereka ...."Rauf dan Dhio sungguh ketakutan. Mereka buru-buru bersembunyi di balik batu besar sambil menyaksikan pemandangan di depan sa
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 762

"Tirta, nggak ada alat di sini. Kamu mau pakai apa untuk mengeluarkan pelurunya? Apa aku perlu cari pisau di mobil?" tanya Susanti yang memberanikan diri untuk mendekat sedikit."Nggak usah. Kalau kamu pergi, setidaknya butuh dua sampai tiga jam untuk kembali. Kamu nggak usah repot-repot. Aku bisa mengatasi semua ini sendiri." Tirta menggeleng.Saat berikutnya, Tirta perlahan-lahan meletakkan tangannya di atas bagian tubuh harimau yang terluka. Seketika, aliran energi perak mengalir masuk ke area luka. Energi itu membalut bola baja hingga akhirnya mengeluarkannya dari tubuh harimau.Kemudian, Tirta tidak membuang-buang waktu dan langsung mengeluarkan bola baja yang ada di kaki belakang harimau. Seluruh proses ini hanya memakan waktu beberapa detik. Harimau itu pun hanya mengernyit sesaat."Sudah beres?" Susanti sulit memercayainya."Ya, sudah. Nanti tinggal ditutup dengan herbal. Dia bakal sembuh dalam waktu singkat." Tirta mengangguk."Apa? Pelurunya sudah dikeluarkan?""Tapi, bukanny
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 763

iTirta tertawa terbahak-bahak, lalu menggendong ketiga anak harimau itu keluar dari gua. Harimau besar dan induk harimau mengikuti di belakang."Eee ... ini benar-benar sulit dipercaya. Jangan-jangan Tirta sebenarnya adalah siluman harimau? Kalau nggak, kenapa mereka begitu nurut padanya?"Ini adalah satu-satunya penjelasan yang bisa dipikirkan Susanti. Meskipun demikian, hal ini tidak memengaruhi niatnya untuk menjadi kekasih Tirta. Sekalipun Tirta adalah siluman harimau, dia tetap menyukai Tirta!Sementara itu, Dhio dan Rauf yang bersembunyi di luar gua sungguh mengagumi Tirta. Tirta bukan hanya mengangkut para harimau itu, tetapi juga membuat mereka bekerja untuknya.Tirta ini tidak ada bedanya dengan dewa yang hidup! Namun, mereka tidak berani terlalu dekat dengan Tirta karena takut diterkam oleh harimau!....Setelah Tirta menemukan tumbuhan obat dan membalut luka harimau itu, dia membawa mereka ke Desa Persik.Sekarang sudah pukul tiga sore. Ayu dan Melati tentu sudah bangun. Mer
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 764

Untungnya, suara Tirta sangat lirih saat mengatakan hal ini. Ditambah lagi Ayu dan lainnya sangat ketakutan dengan kedua ekor harimau di belakang, jadi mereka pun tidak mendengarnya. Jika tidak, Tirta pasti sudah diberi pelajaran."Bi Ayu, Kak Melati, Kak Arum, Tirta membawa harimau-harimau ini turun gunung untuk menjaga rumah. Mereka sangat patuh, jadi nggak bakal menggigit manusia. Kalian nggak usah takut," ucap Susanti untuk menenangkan ketiga wanita itu. Setelah berinteraksi dengan para harimau, Susanti pun tidak begitu takut lagi sekarang."Apa? Tirta membawa harimau-harimau ini untuk menjaga rumah? Bu Susanti, kamu nggak bercanda?" Ayu sungguh tercengang mendengarnya. Dia sampai mengira ada yang salah dengan pendengarannya."Harimau adalah binatang buas. Gimana bisa mereka menjaga rumah? Sudah syukur mereka nggak memakanku. Tirta, sebaiknya suruh mereka pergi ...." Arum ketakutan hingga wajahnya memucat dan suaranya bergetar.Hanya Melati yang menatap harimau besar itu dengan ten
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 765

"Kata orang kita nggak boleh sentuh bokong harimau. Sepertinya itu cuma rumor." Usai berbicara, Melati memberanikan diri untuk menghampiri induk harimau itu dan menyentuh bokongnya.Induk harimau itu sama sekali tidak melawan ataupun marah. Begitu melihatnya, Ayu dan Arum pun tidak begitu takut lagi. Mereka jadi ingin mencoba. Mereka masih ingin mencoba, tetapi masih tidak berani."Bi Ayu, Kak Arum, kalian coba raba saja. Bulu mereka halus sekali lho!" Tirta mendekat, lalu menurunkan ketiga ekor anak harimau itu.Ketiga anak harimau itu pun tidak kabur setelah diturunkan. Mereka berlari mengelilingi Tirta sambil mengaum. Sesekali, mereka akan menggoyangkan kepala mereka. Sungguh menggemaskan!"Wow! Aku benaran menyentuh harimau! Harimau hidup!" Arum yang tidak bisa menahan godaan pada akhirnya memberanikan diri untuk menggendong salah satu anak harimau itu, lalu mengelusnya."Aku juga mau coba ...." Ketika melihat kedua wanita itu mengelus harimau, Ayu pun tidak mau kalah. Dia berjongk
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 766

"Oke, Tirta. Aku akan segera menelepon Clara dan mengundangnya ke rumahku!" ucap Dhio sambil menghela napas panjang. Dia berusaha menenangkan diri, lalu segera menelepon Clara.Dhio memberi tahu, "Nona Clara, anak harimau yang kamu minta sudah kudapatkan. Bukan cuma satu, tapi tiga ekor. Semuanya sangat sehat tanpa luka sedikit pun. Sekarang, mereka ada di rumahku. Apa kamu punya waktu untuk datang sekarang?""Kerja bagus, Dhio. Aku benaran nggak nyangka, ternyata kamu punya kemampuan juga!" Di ujung telepon, suara seorang wanita muda terdengar jelas meskipun bercampur dengan dentuman musik yang sangat bising.Clara menjelaskan, "Tapi, aku lagi sibuk main di kota sama teman-teman. Mungkin aku baru bisa datang sekitar satu jam lagi. Kamu tunggu saja di rumah!""Oke, Nona Clara ...," timpal Dhio buru-buru. Sebelum dia selesai berbicara, panggilan sudah terputus.Dhio menyampaikan informasi dengan jujur, "Tirta, Bu Susanti, Clara bilang dia lagi main di kota sama teman-temannya. Mungkin b
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 767

Sejak kejadian terakhir, Aaris selalu murung dan tidak bersemangat. Untuk mengusir kebosanan, dia memutuskan untuk mengajak wanita baru yang dia dekati belakangan ini, yaitu Clara untuk keluar bersama. Tujuannya sederhana, hanya untuk bersantai dan melepas penat.Namun setelah mendengar bahwa Clara berhasil mendapatkan tiga ekor anak harimau, tiba-tiba muncul ide di kepalanya untuk kembali mendekati Tirta.Aaris memberi tahu, "Clara, tiga ekor anak harimau itu sebenarnya sangat berguna untukku. Berikan semuanya padaku. Aku berencana menjadikannya sebagai hadiah untuk seorang tokoh besar!"Aaris berpikir jika bisa memberikan anak-anak harimau itu kepada Tirta, dia pasti bisa menjalin hubungan baik dengannya. Dengan begitu, di kota ini tidak akan ada lagi yang berani macam-macam dengannya. Posisinya juga akan menjadi makin kuat."Um ... Kak Aaris, kamu pasti mau kasih anak harimau itu pada Naura, 'kan?" Mendengar itu, Clara langsung menebak maksudnya. Dia pun menunjukkan ekspresi kesal s
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 768

"Haha. Tenang saja, Clara. Nanti, aku pasti akan membawamu untuk bertemu dengannya!" balas Aaris, tetapi di matanya tersirat sedikit ejekan.Pria itu menambahkan, "Kalau bukan karena kamu yang mendapatkan anak-anak harimau ini, aku mungkin nggak akan punya kesempatan untuk bertemu Tirta.""Wah, Kak Aaris, kamu baik sekali padaku. Makasih ya!" seru Clara dengan manja. Namun di dalam hatinya, dia sudah memikirkan bagaimana caranya agar bisa menjalin hubungan dengan Tirta setelah bertemu nanti."Kak Aaris, tunggu kami!"Anak-anak muda lainnya bergegas keluar dari ruang VIP dan mengikuti Aaris. Mereka berpikir kalau tidak bisa mendekati orang sehebat Tirta, mendekati Aaris saja sudah cukup bagus.....Pada saat yang sama. Di tepi desa kecil, tepatnya di Desa Atmaja, sebuah mobil polisi melaju pelan di atas jalan beton yang lurus.Dhio duduk di kursi belakang. Dia menunjuk ke arah sebuah rumah dua lantai sederhana yang tidak jauh di depan mereka.Dhio bertanya dengan ragu-ragu, "Tirta, Bu S
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 769

Dhio berujar, "Semua ini salahku yang nggak berguna sebagai anak .... Kalau saja aku punya uang, Ibu nggak akan sampai berpikir untuk mengakhiri hidup ...."Dhio berlutut di lantai sambil memegang erat tangan ibunya yang sudah dingin. Dia menangis tersedu-sedu penuh penyesalan.Seorang kepala desa berusia 30 tahunan, Yanti, menepuk pundak Dhio dan mencoba menghiburnya, "Orang yang sudah meninggal nggak akan bisa hidup kembali. Jangan menangis lagi, Dhio. Lebih baik pikirkan gimana caranya mengurus pemakaman ibumu agar dia bisa pergi dengan tenang."Tubuh dan rambut Yanti basah kuyup karena baru saja menyelamatkan ibu Dhio dari sungai. Dia terlihat sangat lelah. Rambutnya menempel satu per satu di kepalanya.Begitu melihat seorang wanita berseragam polisi masuk ke dalam rumah, Yanti awalnya mengira bahwa Susanti datang untuk menyelidiki kasus bunuh diri ini. Dia pun hendak menjelaskan kejadian tersebut.Namun sebelum sempat bicara, Tirta langsung menyela sambil mengernyit, "Nggak perlu
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 770

"Sebenarnya ... kamu nggak perlu terlalu cepat mengambil kesimpulan. Kalau Tirta bilang dia bisa menyelamatkan orang, berarti dia memang punya cara. Lebih baik kita tunggu dan lihat dulu," ujar Susanti dengan nada selembut mungkin kepada Yanti.Yanti membalas, "Apa? Benar-benar nggak kusangka. Meskipun masih muda, dia ternyata penipu yang sangat cerdik, sampai-sampai bisa menipu polisi juga. Kalau begitu, baiklah. Aku akan buka mataku lebar-lebar dan lihat dengan jelas gimana dia akan menyelamatkan ibu Dhio!"Di dalam hatinya, Yanti sudah melabeli Tirta sebagai seorang penipu. Bahkan, kata-kata Susanti sama sekali tidak memengaruhi pendapatnya.Berhubung Yanti tidak percaya, Rauf mencoba membujuk, "Bu Yanti, anak muda ini jauh lebih hebat daripada yang kamu pikirkan. Jangan terbelenggu oleh pandanganmu sendiri.""Siapa tahu dia benar-benar bisa menyelamatkan ibu Dhio? Dibandingkan dengan nyawa, mengguncang tubuhnya beberapa kali bukan masalah besar, 'kan?" tanya Rauf.Yanti mendengus s
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
7576777879
...
95
DMCA.com Protection Status