Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 751 - Chapter 760

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 751 - Chapter 760

945 Chapters

Bab 751

Tirta pun berbalik masuk ke dapur."Bukan Kak Arum meremehkanmu, tapi masakanmu benar-benar nggak enak. Sebaiknya Kak Arum saja yang masak," ujar Arum mentertawakannya dari belakang. Kini setelah flunya sembuh dan tahu bahwa dirinya tidak mengidap kanker serviks, hatinya menjadi lebih lega dan ceria."Baiklah, kalau begitu maaf merepotkan Kak Arum. Aku keluar untuk jalan-jalan dulu. Setelah kamu selesai masak nanti, aku juga pasti sudah pulang."Dia memastikan pintu klinik tertutup rapat untuk mencegah ada yang melihat Arum sedang berganti pakaian. Setelah itu, dia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar desa. Tirta juga berniat untuk mampir dan melihat progres pembangunan vila milik Farida.Namun saat baru berjalan beberapa langkah, terlihat beberapa mobil polisi yang mendekat dari kejauhan tiba-tiba menghentikannya. Pintu mobil yang berada di paling depan barisan itu terbuka. Susanti yang sudah lama tidak dijumpainya itu bergegas turun dari mobil."Tirta ... sejak kapan kamu pulan
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 752

"Kasus apa sampai harus kubantu untuk menyelesaikannya? Mendesak nggak? Kalau mendesak, aku perlu pamit dulu ke Bibi," tanya Tirta setelah menurunkan Susanti."Nggak mendesak, bukan kasus besar. Nggak perlu pamit sama bibimu dulu," jelas Susanti sambil merapikan pakaiannya yang berantakan karena Tirta."Beberapa waktu lalu saat aku patroli di sekitar Desa Persik, aku mendengar suara tembakan dari bukit belakang. Menurutku, ada dua kemungkinan: entah itu kasus kriminal atau ada warga desa yang berburu secara ilegal di gunung.""Jadi, aku mau kamu ikut aku ke sana untuk menyelidiki, biar kita tahu apa yang sebenarnya terjadi."Mendengar penjelasan Susanti, Tirta merasa lega. Dia tidak ingin baru saja kembali ke desa sudah harus ikut keluar untuk urusan jauh. Jika penyelidikannya hanya di sekitar Desa Persik, dia masih bisa menerimanya."Oh, cuma itu. Kukira ada kasus besar apaan," ucap Tirta setelah berpikir sejenak. "Karena nggak mendesak, kita pergi ke gunung setelah aku selesai makan
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 753

"Jadi kamu pikir tubuh kecilmu itu bisa bertahan seharian? Setengah hari saja mungkin sudah ngos-ngosan. Nanti pas di bukit, kamu bakal tahu rasanya capek," ujar Tirta sambil mengangkat alis, mengingat pengalaman sebelumnya.Dia teringat saat Melati ikut ke bukit untuk mencari tanaman obat dengannya. Karena terlalu lelah, Melati hampir tidak bisa berjalan dan akhirnya Tirta harus menggendongnya turun gunung.Namun, percakapan ini terdengar berbeda di telinga Arum yang sedang sibuk di dapur."Uh ... sampai pulangnya nggak bisa jalan? Jadi benar seperti yang kupikirkan ... Bu Susanti dan Tirta pasti mau melakukan 'itu' di bukit .... Dasar Tirta nggak tahu diri! Baru semalam sudah heboh, hari ini malah mikir mau 'itu' lagi .... Kalau terus begini, tubuhnya pasti bakal rusak!"Dengan pikiran itu, Arum segera memutuskan untuk memasak beberapa hidangan tambahan agar mereka punya cukup energi. Setelah hampir satu jam, makanan pun selesai dimasak.Arum membawa dua piring lauk ke meja makan sam
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 754

"Kak Arum, sebenarnya aku nggak lapar. Gimana kalau aku nggak usah makan dulu. Selain itu, tubuhku sehat sekali, nggak butuh makanan seperti ini."Melihat sepiring besar tumis kemaluan sapi yang telah dipotong kecil-kecil seukuran kuku, Tirta merasa panik."Nggak bisa, kamu cuma terlihat sehat saja," tolak Arum. "Sebenarnya tubuhmu sudah hampir terkuras habis. Kamu masih muda dan kuat sekarang, jadi nggak terasa. Tapi kalau sudah lewat usia 30-an, mungkin kamu akan mulai merasakan dampaknya. Jadi, kamu harus makan ini dan nggak boleh sisain sedikit pun!""Kalau kamu nggak makan, aku nggak bakal izinin kamu pergi ke bukit sama Bu Susanti untuk urusan apa pun!" tambahnya sambil menatap tajam. "Ini semua untuk kebaikanmu. Ayo duduk dan makan, jangan biarkan Bu Susanti menunggu terlalu lama.""Baiklah, aku makan," kata Tirta pasrah, lalu duduk dengan berat hati dan mengambil sendok."Kamu makan saja dulu, aku ambilkan nasi untukmu," ujar Arum sambil bergegas kembali ke dapur.Dalam hati,
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 755

Susanti mengangguk dan berkata, "Tunggu sebentar, pakai dulu obat anti-nyamuk ini, baru kita naik." Tirta mengeluarkan dua botol kecil dari sakunya dan menyerahkannya kepada Susanti."Wow, baunya enak juga! Omong-omong, kita sudah kenal cukup lama, tapi kamu belum pernah kasih aku hadiah. Aku simpan ini saja, anggap saja sebagai hadiah pertamamu untukku!" kata Susanti setelah membuka botol itu dan mencium baunya."Ini bukan barang istimewa. Tunggu saja, nanti aku kasih kamu hadiah yang benar-benar bagus," jawab Tirta yang merasa bersalah saat melihat Susanti begitu bahagia hanya karena obat sederhana itu.Bagaimanapun, hubungannya dengan Susanti sudah sangat dekat dan bahkan sudah pernah berhubungan badan. Tirta punya banyak harta, tapi belum pernah memberikannya hadiah apa pun. Hanya obat serangga yang sederhana saja sudah membuatnya sebahagia ini."Ah, nggak usah. Aku suka sama hadiah ini. Kalau kamu mau kasih hadiah, tunggu saja pas ulang tahunku," tolak Susanti sambil tersenyum.Se
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 756

"Sekarang kamu juga bisa bersamaku selamanya. Kamu rasa kamu masih bisa lolos dariku?" tanya Tirta sambil meremas bokong besar Susanti."Nggak kok. Tapi, aku nggak punya status apa-apa. Semua wanita bisa mendekatimu. Aku pasti akan cemburu. Aku nggak mau jadi wanita yang kerjaannya cuma marah-marah," sahut Susanti sambil memanyunkan bibirnya dan menghela napas."Kalau begitu ... mumpung nggak ada wanita di sisiku sekarang, gimana kalau kamu menjadi majikan untuk kali ini?" Tirta bisa merasakan perasaan Susanti. Hatinya tergerak. Dia melepaskan Susanti dan memeluknya dengan erat.Tidak ada siapa pun di sini. Wanita cantik di pelukan Tirta. Wajar jika Tirta berhasrat. Jika dipikir-pikir, Tirta belum pernah berhubungan badan di hutan. Rasanya pasti seru!Ketika merasakan hasrat Tirta, wajah Susanti memerah. Dia hampir mengiakan, tetapi akhirnya mendorong Tirta karena merasa malu. Dia berujar, "Cih! Jangan mimpi. Aku nggak mau bercinta di hutan belantara seperti ini.""Kamu ke rumahku saja
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 757

Pria yang satu lagi juga bertubuh gemuk dan setengah botak. Dia tampak menyalakan rokoknya dengan santai. Wajahnya berlemak dan ganas. Bahkan, ada bekas luka seperti lipan di lehernya. Terlihat jelas bahwa mereka bukan orang yang bisa diusik."Hahaha! Benar, satu ekor anak harimau dihargai 2 miliar. Kalau kita bisa menangkap beberapa, kita bakal kaya raya! Ibuku bakal tertolong!" seru pria botak itu."Sstt! Ada orang! Cepat sembunyi!" Pria setengah botak itu tiba-tiba mendengar suara, padahal dia baru ingin mencari mengikuti jejak darah.Ketika mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat, dia buru-buru memberi isyarat tangan. Keduanya pun bersembunyi di semak-semak.Tidak berselang lama, Susanti dan Tirta tiba di tempat keduanya berdiri tadi. Susanti mengamati sekeliling dengan heran, lalu bertanya, "Eh ... tadi aku dengar suara orang. Kenapa orangnya tiba-tiba hilang?""Mereka seharusnya sembunyi karena dengar suara langkah kaki kita. Nggak usah cemas. Orangnya belum pergi jauh kok
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 758

Berat badan pria botak itu mencapai 100 kilogram lebih. Lengannya saja lebih tebal dari paha Tirta. Meskipun demikian, Tirta bisa mengangkatnya dengan mudah!"Bu ... bukan kami yang mau memangsa harimau itu, tapi Bu Clara dari kota ...." Pria botak itu tentu menyadari bahwa lawan mereka ini bukan sembarangan orang.Ditambah lagi dirinya melakukan sesuatu yang ilegal, pria botak itu pun menjadi makin panik. Tanpa ragu sedikit pun, dia hendak menjelaskan semuanya.Namun, sebelum temannya selesai bicara, pria setengah botak itu tiba-tiba menyela, "Lepaskan dia. Kalaupun kamu polisi, kamu nggak boleh menghukum kami sembarangan. Kami memang berburu tanpa izin, tapi semua ini atas kehendak kami sendiri. Tangkap saja kami."Jelas sekali, pria setengah botak ini lebih memilih untuk dipenjara daripada membongkar dalang di balik mereka."Hehe. Tenang saja, kalian memang bakal dipenjara." Tirta melepaskan tangannya. Pria botak itu pun terjatuh dan langsung terduduk di tanah."Tapi, kalau kalian b
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 759

"Tapi, kalau kalian bisa bekerja sama dengan polisi dan bersaksi untuk melawan Clara, aku bisa mengajukan permohonan kepada atasan supaya hukuman kalian diringankan. Selain itu, kalau sikap kalian bagus di penjara, kalian juga bisa keluar lebih cepat," jelas Susanti."Masih harus dipenjara ya .... Kalau begitu ... gimana dengan ibuku ...." Dhio hanya bisa termangu di tempatnya. Seluruh energinya seolah-olah terkuras habis."Ayolah, Dhio. Polisi sudah sangat baik pada kita." Rauf membuang rokoknya dan menginjaknya, lalu menarik Dhio dari tanah.Namun, Dhio menolak dan malah bersujud kepada Susanti sambil memohon, "Bu, apa bisa tunggu sebentar? Biarkan aku menemani ibuku dulu.""Tenang saja, aku nggak bakal kabur. Ibuku sakit kanker. Kalau dia tahu aku dipenjara, dia pasti bakal syok!""Eee ...." Susanti tampak dilema. Dia harus menaati hukum, tetapi merasa tidak tega pada Dhio."Kumohon .... Aku bakal menanggung kesalahanku. Permintaanku cuma satu. Aku mau menemani ibuku untuk yang tera
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 760

"Kalau begitu, kita turun gunung sekarang. Setelah bersaksi, aku akan membawamu ke tempat ibuku," ujar Dhio setelah bangkit."Benar. Kalian atur saja semua. Kami bakal mengikuti instruksi kalian," ucap Rauf. Dia bisa melihat bahwa Susanti sangat patuh terhadap Tirta. Selain itu, dia merasa sangat puas karena Tirta bersedia mengobati ibu temannya."Nggak usah terburu-buru. Aku kenal harimau yang kalian tembak tadi. Aku harus periksa lukanya dulu," tutur Tirta setelah berpikir sejenak.Kini, Tirta merasa sangat kesal terhadap rumah sakit di kota itu. Putri direktur rumah sakit ingin memelihara harimau. Selain itu, Arum juga ditipu mereka baru-baru ini.Tirta bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi mereka pelajaran. Akan tetapi, sebelum itu, dia harus menemukan harimau itu dulu supaya harimau itu tidak mati karena kehabisan darah."Hah? Tirta, kamu nggak bercanda? Harimau sangat ganas dan bisa menyerang manusia kapan saja. Gimana kamu bisa mengenal harimau?" tanya Susanti dengan ti
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
1
...
7475767778
...
95
DMCA.com Protection Status