Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 731 - Bab 740

945 Bab

Bab 731

Saat ini, Saad, Mauri, Chandra, Budi, dan lainnya segera maju dan memberi hormat kepada Saba. Mereka mempersilakannya untuk duduk. Di aula utama, mereka sudah menyiapkan tempat duduk untuk Saba. Tidak ada tamu yang berani mengganggu."Hehe, oke. Tirta, kamu duduk juga." Saba mengangguk dan tersenyum, lalu mengajak Tirta duduk bersamanya.Setelah Tirta duduk, Shinta menghampirinya dan bertanya, "Kak Tirta, bukannya kamu sudah punya pacar? Apa hubunganmu dengan Bu Irene?"Aiko yang duduk di dekat Tirta mendengar pertanyaan Shinta. Dia sontak memasang telinga untuk menyimak jawaban Tirta."Kami cuma teman biasa. Jangan sembarangan bicara. Nanti aku nggak kasih Pil Kecantikan lho!" ancam Tirta yang mencoba mengelabui Shinta."Huh! Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Dasar playboy! Tenang saja, aku nggak tertarik dengan urusan pribadimu. Cepat kasih aku Pil Kecantikan!" Shinta mencebik dan menjulurkan tangannya."Ketinggalan di ruang privat. Nanti kuambilkan ya?" Tirta menepuk kepalanya."Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Bab 732

"Huhu .... Kenapa memangnya kalau kecil?" Shinta memegang kepalanya yang diketuk oleh Tirta, lalu melirik dadanya yang rata. Hatinya seolah-olah terluka karena ucapan Tirta."Bukannya lucu kalau kecil? Kalaupun kecil, nanti bisa tumbuh besar! Kak Tirta, kamu picik sekali! Aku membencimu!" Shinta menangis. Usai berbicara, dia hendak berbalik dan pergi."Jangan bicara omong kosong! Kamu dengar ucapanku tadi nggak? Kamu nggak boleh kasih tahu Kak Irene apa-apa!" ancam Tirta sambil memelotot dan menarik Shinta."Nggak mau! Kamu mengejekku! Aku bakal kasih tahu semua orang! Aku mau seluruh dunia tahu kamu ini playboy! Aku mau kamu menderita untuk seumur hidup!" timpal Shinta dengan kesal sambil membusungkan dadanya.Suara Shinta cukup kuat. Tirta pun ketakutan hingga buru-buru menutup mulutnya dan mengalah. "Sstt! Tutup mulutmu! Kalau kamu teriak lagi, semua orang benaran bakal tahu!""Ya sudah, aku yang salah. Aku minta maaf. Aku nggak seharusnya bicara begitu. Kumohon, jangan sampai ada y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 733

Saat ini, Agatha masih tertidur lelap. Setelah mendengar suara Tirta, dia membuka matanya yang masih mengantuk."Loh ... Tirta, di mana Bu Naura dan lainnya? Kapan mereka keluar? Kenapa kamu nggak membangunkanku?" Agatha memandang ke sekeliling, lalu bangkit dari sofa."Eee ... kulihat kamu tidur sangat nyenyak tadi. Aku nggak tega membangunkanmu," timpal Tirta yang merasa agak bersalah."Hehe. Aku tahu kamu paling menyayangiku. Ayo, kita ke tempat Bu Naura dan lainnya!" Karena merasa senang, Agatha pun mengecup pipi Tirta, lalu menggandeng tangannya.'Cih ....' Shinta menghina Tirta dalam hatinya. Benar-benar tidak tahu malu. Bagaimana bisa Tirta mengelabui para wanita cantik? Dasar pria berengsek!"Loh, siapa adik kecil ini, Tirta?" Setelah mendengar suara, Agatha baru memperhatikan Shinta yang berdiri di depan pintu."Huh! Aku bukan adik kecil! Namaku Shinta! Aku teman Tirta! Aku mau ambil Pil Kecantikan!" jawab Shinta sebelum Tirta bersuara. Kini, dia paling tidak suka mendengar ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

bab 734

"Hahaha! Sebentar lagi aku bisa pamer!" Shinta tidak bisa menutup mulutnya saat membayangkan dirinya memiliki payudara besar yang bisa berguncang waktu berjalan."Eee ... Tirta, Shinta cuma makan Pil Kecantikan. Kenapa sampai sesenang ini?" Agatha merasa bingung. Dia tidak memahami sikap Shinta yang terlihat berlebihan."Entahlah, mungkin dia nggak pernah melihat benda sehebat itu. Makanya, dia seheboh ini." Tirta menggeleng dan merasa lucu."Huh! Kalian nggak ngerti apa-apa! Cepat, kita pergi makan!" Shinta tersadar dari lamunannya, tetapi tetap tidak bisa menahan senyuman. Kedua tangannya diletakkan di belakang punggung. Dia melompat-lompat dengan girang."Ayo, kita juga pergi makan. Biarkan saja dia." Tirta menggeleng, lalu menggandeng tangan Agatha....."Tirta, kalian tiba tepat waktu. Aku baru mau pergi panggil kalian tadi," ucap Naura sambil bangkit dan tersenyum saat melihat Tirta. Kebetulan, setelah Tirta dan lainnya kembali, semua tamu telah datang dan hidangan sedang disajik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 735

"Jangan sembarangan bicara, Naura. Tirta, nanti malam aku pulang ke ibu kota provinsi. Aku nggak bakal lupa janjiku kok. Nanti kamu cari aku di ibu kota provinsi saja!" Setelah menegur Naura, Aiko berkata dengan serius kepada Tirta."Tenang saja, Kak Aiko. Nggak usah mencemaskan masalah uang. Aku bakal atur semuanya nanti." Tirta mengangguk sambil tersenyum. Kemudian, Naura mengemudikan mobilnya untuk membawa Saad dan Mauri pulang."Kak Agatha, Kak Irene, aku antar kalian pulang ya. Aku juga sudah harus pulang." Tirta berniat membawa kedua wanita itu pulang. Kemudian, dia akan diam-diam pergi ke rumah Irene tanpa sepengetahuan Agatha.Saat ini, Chandra dan Budi tiba-tiba menghampiri. Di dekat mereka, Ada Tabir dan Aaris yang hendak menghadiahkan Tirta kaligrafi. Namun, ketika melihat Chandra menghampiri Tirta, mereka tidak berani mengganggu."Tirta, maaf sudah menyinggungmu waktu itu. Aku benaran nggak tahu kejadiannya. Kalau nggak, aku nggak mungkin mengutus orang untuk menangkapmu."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 736

"Hais, kalau tahu Tirta sehebat ini, aku nggak bakal menyinggungnya hari itu. Kalau aku lebih dewasa hari itu, kita pasti berteman dengan Tirta sekarang."Setelah mendengar penjelasan Tabir, Aaris pun menyadari betapa besarnya kesenjangan di antaranya dengan Tirta. Dia tak kuasa merasa frustrasi. Ketika melihat mobil Tirta menghilang dari pandangan mereka, Aaris dan Tabir hanya bisa meninggalkan hotel dengan kecewa.....Di perjalanan pulang, Agatha tidak bisa menahan rasa penasarannya saat teringat pada semua hal yang terjadi di hotel. Dia bertanya, "Tirta, sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa jadi saudara angkat Pak Saba?""Hehe. Pak Saba sakit dan aku menyembuhkannya. Karena dia senang, dia pun mengangkatku jadi saudaranya." Tirta menceritakan apa yang terjadi secara singkat."Rupanya begitu. Kamu hebat sekali. Pak Saba bisa hidup tujuh hingga delapan tahun lagi berkat kamu. Pantas saja, Pak Saba begitu menghargaimu." Irene tak kuasa berdecak kagum."Tentu saja. Di ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 737

Ketika menyadari perubahan pada ekspresi Tirta, Irene jelas merasa cemburu."Ya, aku menyesal sekali. Aku seharusnya membawamu ke rumah Kak Agatha supaya kita bertiga bisa bersenang-senang. Lain kali kalau ingin ketemu, aku juga nggak perlu sembunyi-sembunyi lagi," timpal Tirta yang menghela napas sambil menggeleng."Cih, jangan mimpi! Kamu mau bersenang-senang dengan kami berdua sekaligus? Memangnya aku sendiri nggak cukup untuk memuaskanmu?" Irene tahu seperti apa karakter Tirta sehingga dia sama sekali tidak marah. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan, lalu merangkul leher Tirta. Bibir ranum melumat telinga Tirta."Ah ... geli sekali. Hentikan, Kak. Aku lagi nyetir lho. Nanti kita bisa nabrak!" Tirta tak kuasa merinding saat napas hangat Irene mengenai telinganya. Dia hampir tidak bisa memegang setirnya."Hehe. Aku tahu kamu lagi nyetir. Tapi, kamu lambat sekali. Gimana kalau kamu tukar mobil saja? Nanti harus nyetir lebih cepat ya!" Irene tersenyum manis sambil menjulurkan tangannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 738

"Dasar nakal! Kamu kasar sekali! Pintu rumahku sampai rusak lho ...." Ketika melihat Tirta begitu tidak sabar, Irene seketika agak panik."Aku cuma bercanda tadi. Nanti kamu harus lebih lembut ya .... Kalau nggak, aku bakal kesakitan ...." Nada bicara Irene pun terdengar memohon."Sekarang kamu sudah takut? Hehe. Sudah terlambat! Kalau hari ini aku nggak membuatmu kapok, bisa-bisa aku yang ditindas lain kali!" Tirta tertawa nakal. Mereka melewati halaman, lalu langsung masuk ke ruang tamu."Kak, kemarikan kunci kamarmu. Kita bakal bersenang-senang sekarang!" Tirta mengambil kunci dari Irene, lalu langsung membuka pintu. Kemudian, dia tidak lupa untuk mengunci pintu.Tirta menggendong Irene ke kamar mandi. Tanpa memberi Irene kesempatan untuk bereaksi, Tirta langsung merobek terusannya. Seketika, pemandangan indah terpampang di hadapan Tirta! Sungguh menggoda!"Dasar berengsek! Tenagamu besar sekali ...." Entah mengapa, Irene justru tidak marah diperlakukan seperti ini oleh Tirta. Dia j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 739

Ternyata dugaan Irene salah besar! Sebelumnya ketika dia mengajari Tirta berkemudi, Tirta belum mengerahkan seluruh kekuatannya. Kini, Tirta pun membuatnya terbang ke awang-awang.Namun, Tirta sama sekali tidak punya niat untuk berhenti. Dia terus menabrak dengan kuat. Irene merasa hidupnya tidak sia-sia!Masalahnya adalah sekarang Irene sudah kewalahan. Dia sampai punya pemikiran untuk memanggil Agatha lain kali. Jika tidak, takutnya dia yang tidak bisa tahan!Kring, kring, kring! Ketika Irene hampir kehilangan kesadarannya, tiba-tiba ponsel Tirta berdering.Saat melihat nama penelepon, Tirta buru-buru menutup mulut Irene supaya tidak ada suara. Dia menjawab panggilan."Tirta, sekarang sudah jam 8 lewat. Kenapa belum pulang?" Yang menelepon tidak lain adalah Ayu. Nada bicaranya terdengar agak kesal.Faktanya, Ayu telah menunggu sejak pukul 6 malam. Saat ini, dia merasa cemas sehingga menelepon Tirta."Bibi, aku lagi siap-siap untuk pulang. Aku baru saja mau meneleponmu. Kamu malah men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 740

Tidak lama setelah Tirta meninggalkan vila Irene, hujan turun makin deras. Saking derasnya, pandangan para pengemudi pasti kabur. Namun, hal ini tidak akan memengaruhi Tirta yang punya mata tembus pandang.Ketika berkemudi, Tirta meluangkan waktu untuk menelepon Agatha, memberi tahu dirinya sudah sampai di rumah. Kemudian, dia menelepon Ayu lagi."Tirta, hujannya deras sekali. Jangan telepon dulu. Fokus nyetir. Tutup teleponnya sekarang juga!" bentak Ayu yang masih menunggu di klinik."Nggak apa-apa, Bi. Aku jago nyetir. Aku kangen sama kamu, makanya ...." Tirta terkekeh-kekeh. Faktanya, Tirta belum merasa puas setelah bermain dengan Irene. Makanya, dia menggoda Ayu dengan harapan Ayu akan berhasrat hingga becek.Dengan begitu, Tirta tidak perlu repot-repot lagi setelah sampai di klinik. Namun, Ayu malah menyelanya, "Kamu ini benaran nakal sekarang. Kubilang nyetir yang benar. Jangan pikir yang aneh-aneh dulu! Kalau kamu bandel, jangan harap bisa menyentuhku atau Melati malam ini!""Ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7273747576
...
95
DMCA.com Protection Status