Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 741 - Chapter 750

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 741 - Chapter 750

945 Chapters

Bab 741

Bagaikan orang yang tertangkap basah, Melati merasa bersalah dan malu. Dia bahkan tidak berani menatap langsung ke arah Ayu."Aku memang mau tidur. Tapi dengan keributan sebesar itu, mana mungkin aku bisa tidur! Entah apa yang akan dipikirkan Tirta kalau dia tahu soal ini," ujar Ayu sambil memeluk kedua tangannya.Siapa suruh Melati mengejeknya duluan!"Duh .... Jangan beri tahu Tirta soal masalah ini. Kalau nggak ... aku akan melawanmu habis-habisan!" ancam Melati dengan marah sambil mencubit bagian sensitif Ayu."Hebat sekali kamu. Begini caramu mohon sama seseorang? Huh! Aku sengaja mau kasih tahu Tirta. Lihat saja gimana kamu mau hadapi Tirta ke depannya!" balas Ayu yang tak mau kalah.Pada akhirnya, Melati yang menyerah. Bagaimanapun, Ayu memegang kelemahannya, sedangkan dia tidak punya keuntungan apa pun."Bi Ayu, aku bersalah, cepat lepaskan tanganmu .... Aku janji nggak akan tertawain kamu lagi ke depannya!" mohon Melati yang telah kalah."Baguslah kalau kamu tahu salah. Kalau
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 742

"Tenang saja, aku sudah ingat semua 30-an gaya itu. Kujamin sekarang aku lebih hebat daripada kamu ...." Mendengar itu, ekspresi wajah Ayu berubah menjadi sedikit malu-malu, tetapi dia tetap menjawab dengan suara pelan."Baguslah. Kalau begitu, semuanya tergantung pada kemampuanmu untuk benar-benar menaklukkan Tirta!" jawab Melati dengan wajah merona.Ternyata, kedua wanita itu beranggapan bahwa alasan Tirta sering pergi keluar adalah karena ada terlalu banyak wanita muda dan cantik di luar sana. Menurut mereka, usia mereka yang lebih tua membuat mereka kurang menarik bagi Tirta.Karena itu, mereka memutuskan untuk mencoba cara baru. Mereka berencana untuk menggunakan kemahiran di atas ranjang untuk mengikat hati Tirta agar dia lebih sering menghabiskan waktu bersama mereka berdua.Saat Tirta tidak berada di desa, Ayu dan Melati diam-diam pergi ke kota untuk membeli sebuah buku yang berisi cara-cara meningkatkan hubungan pasangan. Setelah membawanya pulang, Melati memutuskan untuk memb
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 743

Tirta tentu bisa merasakan perhatian Ayu. Di hatinya, dia merasa sangat hangat sekaligus sedikit merasa bersalah. Tanpa banyak bicara, dia memeluk pinggang ramping Ayu dan langsung membawanya masuk ke klinik.Setelah pakaian Ayu basah oleh hujan, lekuk tubuhnya yang menawan, pinggulnya yang luar biasa, dan dadanya yang indah terlihat sempurna. Pemandangan itu langsung menyalakan api gelora dalam hati Tirta."Tirta, pelan-pelan saja, nggak perlu buru-buru," ujar Melati yang mengikuti mereka sambil membawa payung dan tersenyum kecil."Dasar anak nakal, kamu gendong Bibi begini, nggak takut Melati cemburu?"Dipeluk dengan penuh dominasi seperti itu, hati Ayu terasa manis dan puas.Namun, saat baru saja ingin menikmati momen itu lebih lama, dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang menekan tubuhnya dan membuatnya tidak nyaman. Wajahnya langsung memerah dan dia buru-buru mendorong Tirta dengan lembut serta turun dari pelukannya."Kenapa aku harus cemburu? Kalau Tirta punya lebih banyak tangan, d
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 744

Dalam perjalanannya ke sini, Tirta telah menghubungi Keluarga Gumarang di provinsi. Dia meminta mereka untuk mentransfer 6 triliun dari total 20 triliun langsung ke perusahaan milik orang tua Aiko.Dia yakin, masalah itu akan selesai sepenuhnya besok. Oleh karena itu, Tirta juga tidak banyak bertanya lagi terhadap Aiko. Semenntara itu, Tirta tahu bahwa Bella masih dalam tahap pemulihan di rumah sakit. Luka-lukanya cukup serius sehingga butuh waktu cukup lama untuk sembuh sepenuhnya.Meskipun fasilitas medis rumah sakit cukup baik, tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan metode Tirta yang unik. Dengan begitu, Bella mungkin tidak akan buru-buru memanggil Tirta dan Ayu untuk bertemu di ibu kota provinsi.Artinya, Tirta memiliki waktu senggang selama beberapa hari ke depan. Selama tidak ada kejadian tak terduga, dia bisa menemani Ayu dan Melati selama 10 hari atau bahkan setengah bulan.Selain itu, dia juga bisa menyempatkan waktu untuk pergi ke kota untuk menemani Agatha dan Irene. Hidu
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 745

Namun, Ayu dan Melati pasti akan merasa malu. Dengan demikian, kesenangannya juga pasti akan berkurang."Oke, coba kamu lihat saja dulu ...," ucap Ayu sambil menganggukkan kepalanya."Oke, Bi, kalian tunggu aku sebentar."Tirta membuka pintu kayu dengan perlahan. Saat berjalan ke hadapan ranjang Arum dan mengamatinya sekilas, Tirta melihat bahwa kedua mata Arum masih terpejam. Anehnya, wajahnya tampak merona dan napasnya juga tidak teratur. Detak jantungnya yang berpacu kencang juga terdengar jelas oleh Tirta."Hm? Kak Arum, kamu belum tidur ya?" bisik Tirta yang menyadari bahwa Arum sedang pura-pura tidur. Saat pertama kali menanyakannya, Arum tidak menjawab."Ehem .... Kak Arum, nggak usah pura-pura. Aku lihat jarimu sedang bergerak. Kalau kamu merasa malu nanti, anggap saja nggak kedengaran apa pun. Aku akan bilang kamu sudah ketiduran. Bibi nggak akan tahu," timpal Tirta sambil berdeham.Berhubung Arum berpura-pura tidur, berarti dia telah mengetahui rencana Tirta untuk bertempur d
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 746

"Ah ... jangan .... Tirta, biarkan Bibi istirahat sebentar ...."Mendengar ucapan Melati, tubuh Ayu langsung merasa panas seketika. Dia menghindari tatapan Tirta karena merasa malu."Bibi, nggak usah gugup. Kak Melati cuma bercanda kok. Aku sayang sekali sama Bibi, mana mungkin aku hukum Bibi?" Tirta sama sekali tidak menyangka bahwa reaksi Ayu akan seperti ini. Dia mengangkat dagu Ayu dengan tangannya, lalu menggodanya."Dasar anak nakal, kamu memang pintar ngerayu wanita .... Tutup matamu, Bibi sudah siap untuk berikan kejutan untukmu. Semoga ... kamu suka!" Ayu menarik napas dalam-dalam untuk memberanikan dirinya.Kedua matanya memancarkan kegugupan dan penantian yang tidak tertahankan. Sambil bicara, dia telah menyusup keluar dari selimut. Tubuhnya yang indah terpampang jelas di hadapan Tirta dan membangkitkan hasrat terkuat dalam hatinya."Hehe, Bibi nggak ngapa-ngapain juga aku sudah senang. Aku paling suka sama Bibi!" Tirta menelan ludah dengan gugup dan memejamkan mata untuk me
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 747

Selain itu, Tirta memang memiliki "modal" yang sangat luar biasa! Bahkan jika Ayu dan Melati berlatih selama 100 tahun lagi, mereka tetap saja tidak akan bisa menyaingi Tirta."Menjadi tak terkalahkan itu ternyata sangat kesepian ...," gumam Tirta sambil memandang kedua wanita yang tertidur pulas. Dia mulai berpikir, kapan dia bisa menemukan lawan yang seimbang, seseorang yang benar-benar bisa menantang batas kemampuannya.Namun, ketika Tirta sedang melamun, tiba-tiba terdengar suara batuk yang pelan dari kamar sebelah. Suara itu terdengar seperti sengaja ditahan. Di kamar sebelah hanya ada Arum yang tidur."Hm? Jangan-jangan Kak Arum ada urusan mencariku?"Setelah berpikir sejenak, Tirta memutuskan untuk mengenakan pakaiannya dan membuka pintu kayu untuk memeriksa situasi di kamar sebelah. Gerakannya sangat berhati-hati, sehingga Ayu dan Melati yang masih tertidur itu tidak terganggu sama sekali."Eh, Kak Arum, ada apa kamu memanggilku?" tanya Tirta. Saat berjalan mendekati tempat tid
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 748

"Tirta ... tunggu! Benaran nggak usah repot-repot! Aku minum obat saja nanti, nggak usah akupunktur lagi. Benaran, kok!" seru Arum dengan wajah memelas. Dia buru-buru mencengkeram erat selimutnya agar Tirta tidak bisa menyibaknya."Kak Arum, kamu malu ya?" tanya Tirta yang tiba-tiba sadar."Ya ... aku nggak pakai baju .... Sebaiknya nggak usah akupunktur saja ...." Sambil mengatakan hal itu, Arum membenamkan wajahnya ke dalam selimut dan hanya menyisakan kedua matanya. Dia tidak berani menatap langsung kepada Tirta saking malunya."Kak Arum, sebenarnya aku juga nggak mau jalankan akupunktur padamu. Tapi, dua hari lagi kamu akan datang bulan," kata Tirta sambil menghela napas. "Kalau nggak segera disembuhkan, aku khawatir nanti kondisimu akan semakin parah.""Begitu ya .... Kalau gitu ...." Mendengar hal itu, Arum tampak ragu. Dia memang merasa sangat tidak nyaman sekarang dan membayangkan datang bulan dalam kondisi seperti ini membuatnya semakin khawatir.Namun, tiba-tiba, Arum seperti
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 749

Tirta berkata sambil meletakkan jarum perak di meja kecil dekat tempat tidur, lalu menggulung lengan bajunya untuk memeriksa nadi Arum."Baiklah, tolong periksa apa yang bermasalah di tubuhku," kata Arum sambil menganggukkan kepala dan wajah merona. Dalam sekejap, tangannya yang putih mulus diulurkan dari balik selimut dan disodorkan ke hadapan Tirta."Hmm .... Pantas saja aku nggak bisa melihat ada masalah. Ternyata ini cuma masalah kecil. Rahimmu agak dingin, tapi gejalanya nggak terlalu serius. Cuma perlu diterapi akupunktur dan pijat saja sudah beres." Sentuhan lengan Arum terasa hangat dan halus. Karena merasa gugup, tangannya bahkan agak gemetaran."Jadi cuma rahim dingin .... Aku benar-benar bodoh. Kalau nggak, aku nggak akan tertipu sama dokter di klinik kecil itu," ujar Arum dengan nada penuh rasa bersalah.Namun, memikirkan dua metode yang ditawarkan Tirta, wajahnya kembali memerah. Dengan sedikit canggung, dia bertanya, "Tirta, selain akupunktur dan pijatan, apa nggak ada me
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 750

"Oke, Kak. Aku bantu pijat sebentar." Melihat Arum telah menyetujuinya, Tirta menarik napas dalam-dalam dan mengatur posisi duduknya. Kedua tangannya diletakkan di perut Arum dan mulai memijatnya.Gerakannya sangat lembut dan tenaganya juga sangat pas. Berhubung perutnya telah ditancapkan delapan jarum akupunktur, bagian yang bisa dipijat Tirta juga sangat terbatas. Akhirnya, dia terpaksa memijat ke bagian yang lebih bawah ....Namun, Arum yang hanyut dalam kenikmatan akupunktur dan pijatan itu, tidak menyadari bahwa suasananya semakin intim. Bahkan, dia secara refleks mengeluarkan desahan lembut."Ah ... memang nyaman sekali .... Tirta, kamu hebat sekali ....""Ehem .... Kak Arum, tolong jangan bersuara. Jangan sampai bangunkan Bibi dan Kak Melati ...," ujar Tirta dengan suara pelan untuk mengingatkan Arum, meskipun dalam hati dia merasa darahnya mendidih.Meski saat ini dia memang hanya sedang menjalankan pengobatan untuk Arum, prosesnya ini terlalu intim! Jika sampai ketahuan oleh k
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more
PREV
1
...
7374757677
...
95
DMCA.com Protection Status