Share

Bab 742

Author: Hazel
last update Last Updated: 2024-11-25 18:00:01
"Tenang saja, aku sudah ingat semua 30-an gaya itu. Kujamin sekarang aku lebih hebat daripada kamu ...." Mendengar itu, ekspresi wajah Ayu berubah menjadi sedikit malu-malu, tetapi dia tetap menjawab dengan suara pelan.

"Baguslah. Kalau begitu, semuanya tergantung pada kemampuanmu untuk benar-benar menaklukkan Tirta!" jawab Melati dengan wajah merona.

Ternyata, kedua wanita itu beranggapan bahwa alasan Tirta sering pergi keluar adalah karena ada terlalu banyak wanita muda dan cantik di luar sana. Menurut mereka, usia mereka yang lebih tua membuat mereka kurang menarik bagi Tirta.

Karena itu, mereka memutuskan untuk mencoba cara baru. Mereka berencana untuk menggunakan kemahiran di atas ranjang untuk mengikat hati Tirta agar dia lebih sering menghabiskan waktu bersama mereka berdua.

Saat Tirta tidak berada di desa, Ayu dan Melati diam-diam pergi ke kota untuk membeli sebuah buku yang berisi cara-cara meningkatkan hubungan pasangan. Setelah membawanya pulang, Melati memutuskan untuk memb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 743

    Tirta tentu bisa merasakan perhatian Ayu. Di hatinya, dia merasa sangat hangat sekaligus sedikit merasa bersalah. Tanpa banyak bicara, dia memeluk pinggang ramping Ayu dan langsung membawanya masuk ke klinik.Setelah pakaian Ayu basah oleh hujan, lekuk tubuhnya yang menawan, pinggulnya yang luar biasa, dan dadanya yang indah terlihat sempurna. Pemandangan itu langsung menyalakan api gelora dalam hati Tirta."Tirta, pelan-pelan saja, nggak perlu buru-buru," ujar Melati yang mengikuti mereka sambil membawa payung dan tersenyum kecil."Dasar anak nakal, kamu gendong Bibi begini, nggak takut Melati cemburu?"Dipeluk dengan penuh dominasi seperti itu, hati Ayu terasa manis dan puas.Namun, saat baru saja ingin menikmati momen itu lebih lama, dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang menekan tubuhnya dan membuatnya tidak nyaman. Wajahnya langsung memerah dan dia buru-buru mendorong Tirta dengan lembut serta turun dari pelukannya."Kenapa aku harus cemburu? Kalau Tirta punya lebih banyak tangan, d

    Last Updated : 2024-11-25
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 744

    Dalam perjalanannya ke sini, Tirta telah menghubungi Keluarga Gumarang di provinsi. Dia meminta mereka untuk mentransfer 6 triliun dari total 20 triliun langsung ke perusahaan milik orang tua Aiko.Dia yakin, masalah itu akan selesai sepenuhnya besok. Oleh karena itu, Tirta juga tidak banyak bertanya lagi terhadap Aiko. Semenntara itu, Tirta tahu bahwa Bella masih dalam tahap pemulihan di rumah sakit. Luka-lukanya cukup serius sehingga butuh waktu cukup lama untuk sembuh sepenuhnya.Meskipun fasilitas medis rumah sakit cukup baik, tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan metode Tirta yang unik. Dengan begitu, Bella mungkin tidak akan buru-buru memanggil Tirta dan Ayu untuk bertemu di ibu kota provinsi.Artinya, Tirta memiliki waktu senggang selama beberapa hari ke depan. Selama tidak ada kejadian tak terduga, dia bisa menemani Ayu dan Melati selama 10 hari atau bahkan setengah bulan.Selain itu, dia juga bisa menyempatkan waktu untuk pergi ke kota untuk menemani Agatha dan Irene. Hidu

    Last Updated : 2024-11-26
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 745

    Namun, Ayu dan Melati pasti akan merasa malu. Dengan demikian, kesenangannya juga pasti akan berkurang."Oke, coba kamu lihat saja dulu ...," ucap Ayu sambil menganggukkan kepalanya."Oke, Bi, kalian tunggu aku sebentar."Tirta membuka pintu kayu dengan perlahan. Saat berjalan ke hadapan ranjang Arum dan mengamatinya sekilas, Tirta melihat bahwa kedua mata Arum masih terpejam. Anehnya, wajahnya tampak merona dan napasnya juga tidak teratur. Detak jantungnya yang berpacu kencang juga terdengar jelas oleh Tirta."Hm? Kak Arum, kamu belum tidur ya?" bisik Tirta yang menyadari bahwa Arum sedang pura-pura tidur. Saat pertama kali menanyakannya, Arum tidak menjawab."Ehem .... Kak Arum, nggak usah pura-pura. Aku lihat jarimu sedang bergerak. Kalau kamu merasa malu nanti, anggap saja nggak kedengaran apa pun. Aku akan bilang kamu sudah ketiduran. Bibi nggak akan tahu," timpal Tirta sambil berdeham.Berhubung Arum berpura-pura tidur, berarti dia telah mengetahui rencana Tirta untuk bertempur d

    Last Updated : 2024-11-26
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 746

    "Ah ... jangan .... Tirta, biarkan Bibi istirahat sebentar ...."Mendengar ucapan Melati, tubuh Ayu langsung merasa panas seketika. Dia menghindari tatapan Tirta karena merasa malu."Bibi, nggak usah gugup. Kak Melati cuma bercanda kok. Aku sayang sekali sama Bibi, mana mungkin aku hukum Bibi?" Tirta sama sekali tidak menyangka bahwa reaksi Ayu akan seperti ini. Dia mengangkat dagu Ayu dengan tangannya, lalu menggodanya."Dasar anak nakal, kamu memang pintar ngerayu wanita .... Tutup matamu, Bibi sudah siap untuk berikan kejutan untukmu. Semoga ... kamu suka!" Ayu menarik napas dalam-dalam untuk memberanikan dirinya.Kedua matanya memancarkan kegugupan dan penantian yang tidak tertahankan. Sambil bicara, dia telah menyusup keluar dari selimut. Tubuhnya yang indah terpampang jelas di hadapan Tirta dan membangkitkan hasrat terkuat dalam hatinya."Hehe, Bibi nggak ngapa-ngapain juga aku sudah senang. Aku paling suka sama Bibi!" Tirta menelan ludah dengan gugup dan memejamkan mata untuk me

    Last Updated : 2024-11-26
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 747

    Selain itu, Tirta memang memiliki "modal" yang sangat luar biasa! Bahkan jika Ayu dan Melati berlatih selama 100 tahun lagi, mereka tetap saja tidak akan bisa menyaingi Tirta."Menjadi tak terkalahkan itu ternyata sangat kesepian ...," gumam Tirta sambil memandang kedua wanita yang tertidur pulas. Dia mulai berpikir, kapan dia bisa menemukan lawan yang seimbang, seseorang yang benar-benar bisa menantang batas kemampuannya.Namun, ketika Tirta sedang melamun, tiba-tiba terdengar suara batuk yang pelan dari kamar sebelah. Suara itu terdengar seperti sengaja ditahan. Di kamar sebelah hanya ada Arum yang tidur."Hm? Jangan-jangan Kak Arum ada urusan mencariku?"Setelah berpikir sejenak, Tirta memutuskan untuk mengenakan pakaiannya dan membuka pintu kayu untuk memeriksa situasi di kamar sebelah. Gerakannya sangat berhati-hati, sehingga Ayu dan Melati yang masih tertidur itu tidak terganggu sama sekali."Eh, Kak Arum, ada apa kamu memanggilku?" tanya Tirta. Saat berjalan mendekati tempat tid

    Last Updated : 2024-11-26
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 748

    "Tirta ... tunggu! Benaran nggak usah repot-repot! Aku minum obat saja nanti, nggak usah akupunktur lagi. Benaran, kok!" seru Arum dengan wajah memelas. Dia buru-buru mencengkeram erat selimutnya agar Tirta tidak bisa menyibaknya."Kak Arum, kamu malu ya?" tanya Tirta yang tiba-tiba sadar."Ya ... aku nggak pakai baju .... Sebaiknya nggak usah akupunktur saja ...." Sambil mengatakan hal itu, Arum membenamkan wajahnya ke dalam selimut dan hanya menyisakan kedua matanya. Dia tidak berani menatap langsung kepada Tirta saking malunya."Kak Arum, sebenarnya aku juga nggak mau jalankan akupunktur padamu. Tapi, dua hari lagi kamu akan datang bulan," kata Tirta sambil menghela napas. "Kalau nggak segera disembuhkan, aku khawatir nanti kondisimu akan semakin parah.""Begitu ya .... Kalau gitu ...." Mendengar hal itu, Arum tampak ragu. Dia memang merasa sangat tidak nyaman sekarang dan membayangkan datang bulan dalam kondisi seperti ini membuatnya semakin khawatir.Namun, tiba-tiba, Arum seperti

    Last Updated : 2024-11-27
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 749

    Tirta berkata sambil meletakkan jarum perak di meja kecil dekat tempat tidur, lalu menggulung lengan bajunya untuk memeriksa nadi Arum."Baiklah, tolong periksa apa yang bermasalah di tubuhku," kata Arum sambil menganggukkan kepala dan wajah merona. Dalam sekejap, tangannya yang putih mulus diulurkan dari balik selimut dan disodorkan ke hadapan Tirta."Hmm .... Pantas saja aku nggak bisa melihat ada masalah. Ternyata ini cuma masalah kecil. Rahimmu agak dingin, tapi gejalanya nggak terlalu serius. Cuma perlu diterapi akupunktur dan pijat saja sudah beres." Sentuhan lengan Arum terasa hangat dan halus. Karena merasa gugup, tangannya bahkan agak gemetaran."Jadi cuma rahim dingin .... Aku benar-benar bodoh. Kalau nggak, aku nggak akan tertipu sama dokter di klinik kecil itu," ujar Arum dengan nada penuh rasa bersalah.Namun, memikirkan dua metode yang ditawarkan Tirta, wajahnya kembali memerah. Dengan sedikit canggung, dia bertanya, "Tirta, selain akupunktur dan pijatan, apa nggak ada me

    Last Updated : 2024-11-27
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 750

    "Oke, Kak. Aku bantu pijat sebentar." Melihat Arum telah menyetujuinya, Tirta menarik napas dalam-dalam dan mengatur posisi duduknya. Kedua tangannya diletakkan di perut Arum dan mulai memijatnya.Gerakannya sangat lembut dan tenaganya juga sangat pas. Berhubung perutnya telah ditancapkan delapan jarum akupunktur, bagian yang bisa dipijat Tirta juga sangat terbatas. Akhirnya, dia terpaksa memijat ke bagian yang lebih bawah ....Namun, Arum yang hanyut dalam kenikmatan akupunktur dan pijatan itu, tidak menyadari bahwa suasananya semakin intim. Bahkan, dia secara refleks mengeluarkan desahan lembut."Ah ... memang nyaman sekali .... Tirta, kamu hebat sekali ....""Ehem .... Kak Arum, tolong jangan bersuara. Jangan sampai bangunkan Bibi dan Kak Melati ...," ujar Tirta dengan suara pelan untuk mengingatkan Arum, meskipun dalam hati dia merasa darahnya mendidih.Meski saat ini dia memang hanya sedang menjalankan pengobatan untuk Arum, prosesnya ini terlalu intim! Jika sampai ketahuan oleh k

    Last Updated : 2024-11-27

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 933

    Tirta berpikir sejenak, lalu tersenyum licik dan berucap, "Kalau kamu benar-benar merasa bersalah, kamu kabulkan satu keinginanku saja. Anggap sebagai kompensasi."Agatha segera mengangguk seraya menyahut, "Apa keinginanmu? Kamu bilang saja. Asalkan aku bisa melakukannya, aku pasti kabulkan keinginanmu."Tirta mengedipkan matanya, lalu menimpali, "Nanti kita baru bicarakan di mobil. Sekarang kita bicarakan masalah bibit pohon buah dengan bos toko dulu.""Oh. Kalau begitu, nanti kita baru bicarakan di mobil," balas Agatha. Dia merasa Tirta berniat jahat, tetapi dia tidak keberatan.Anak bos toko sudah tertidur setelah minum susu. Bos toko keluar dari kamar. Dia membawa sepiring buah yang sudah dicuci.Bos toko berujar, "Kalian sudah menunggu lama. Istirahat dulu dan makan buah.""Terima kasih, Bu," sahut Tirta. Dia tidak sungkan lagi dan langsung duduk di bangku. Tirta mengambil buah pir dan memakannya.Agatha dan Nia juga mengambil buah, lalu duduk di samping Tirta sambil memakan buahn

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 932

    "Aduh, maaf ... aku ...," ucap bos toko. Dia baru tersadar. Bos toko segera merapikan pakaiannya dengan ekspresi malu.Bos toko berniat mengambil tisu untuk menyeka punggung Tirta, tetapi dia mengkhawatirkan keselamatan anaknya. Dia merasa bersalah dan juga ragu. Bos toko berputar-putar di tempat.Agatha segera mengambil tisu di mobil, lalu berujar, "Tirta, biar aku yang menyeka punggungmu."Agatha merasa bersalah karena tadi dia salah paham kepada Tirta. Dia menyeka punggung Tirta.Tirta sedang sibuk menyelamatkan anak itu sehingga tidak menanggapi ucapan Agatha. Setelah ditepuk-tepuk Tirta beberapa saat, anak itu memuntahkan potongan buah. Kemudian, kondisinya perlahan menjadi normal kembali.Tirta baru mengembuskan napas lega. Dia menyerahkan anak itu kepada bos dan berpesan, "Bu, sekarang anakmu baik-baik saja. Dia masih terlalu kecil, nggak bisa konsumsi makanan yang terlalu keras. Ingat, ke depannya jangan beri dia makanan yang keras lagi supaya kejadian begini nggak terulang."B

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 931

    Dada wanita itu pun terlihat. Masalahnya, anak itu tetap menangis meski telah diberi susu. Sepertinya tidak tampak tanda-tanda tangisannya akan mereda.Tirta melihat anak itu. Dia baru menyadari ada yang tidak beres. Ternyata, ada potongan buah yang tersangkut di tenggorokan anak itu.Alhasil, anak itu kesulitan bernapas. Itulah sebabnya dia tidak berhenti menangis. Jika tidak segera ditangani, nyawa anak itu akan terancam.Saat Tirta hendak meminta bos toko untuk menyerahkan anaknya, tiba-tiba Agatha mencubit pinggangnya dan menegur, "Tirta, apa yang kamu lihat? Bos itu lagi menyusui anaknya! Cepat kembali ke mobil!"Agatha berbicara sambil mendorong Tirta ke mobil. Dia merasa Tirta makin keterlaluan. Bisa-bisanya dia diam-diam melihat wanita yang sedang menyusui anaknya!Tirta yang hendak keluar dari mobil buru-buru menjelaskan, "Bukan ... Kak Agatha, kamu salah paham. Aku nggak diam-diam melihat bos itu. Aku lagi lihat anaknya. Dia bukan lapar, tapi ada makanan yang tersangkut di te

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 930

    Tirta yang berdiri di luar kamar pas bergumam setelah mendengar percakapan Agatha dan Nia, "Aneh, apa setiap wanita yang dadanya kecil berharap dadanya membesar?"Tirta berpikir ukuran dada wanita sama pentingnya dengan ukuran alat kelamin pria. Tentu saja pria tidak ingin mempunyai alat kelamin yang kecil. Bahkan, Agus meminta resep kepada Tirta untuk memperbesar alat kelaminnya.Tirta membatin, 'Nanti waktu melakukan akupunktur pada Kak Nia, aku sekalian bantu Kak Nia perbesar ukuran dadanya.'Tak lama kemudian, Agatha dan Nia keluar dari kamar pas. Agatha menunjukkan pakaian dalam renda yang seksi kepada Tirta, lalu berujar sembari mengerjap, "Tirta, aku sudah selesai pilih. Ukurannya sudah pas, kamu langsung bayar. Malam ini aku nggak pulang lagi."Nia paham maksud Agatha. Dia langsung bergeser ke samping. Sementara itu, Tirta berdeham dan menyahut, "Oke. Aku bayar sekarang."Namun, Tirta merasa khawatir. Malam ini Susanti kembali ke klinik. Pasti akan terjadi keributan lagi. Nanti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 929

    Susanti melihat Harto dan lainnya dengan ekspresi dingin. Niko menyahut, "Oke, Bu Susanti!"Kemudian, Niko memerintah bawahan untuk menangkap Harto dan lainnya. Susanti menghampiri Agatha dan Nia, lalu bertanya, "Bu Agatha, Bu Nia, apa kalian disakiti?""Nggak. Tapi, kalau nggak ada Tirta, kami pasti celaka," sahut Agatha yang masih merasa takut.Susanti mengeluarkan pena dan catatan, lalu mencari tahu seluk-beluk kejadiannya. Dia berkata, "Yang penting kalian baik-baik saja. Aku butuh pengakuan kalian. Waktu mengurus kasus, aku butuh ...."Setelah selesai bertanya kepada Agatha dan Nia, Susanti berpamitan dengan Tirta dan buru-buru pergi. Sudah jelas Susanti makin sibuk sejak Mauri dipindahkan. Yang mengejutkan Tirta adalah kali ini Susanti dan Agatha tidak berdebat.Agatha melihat Susanti turun ke lantai bawah, lalu menghampiri Tirta dan merangkul lengannya sembari bertanya, "Tirta, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Tirta merangkul pinggang Agatha dan menjawab, "Lanjut beli paka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 928

    Tendangan Tirta sangat kuat. Wajah Karsa babak belur dan tulangnya patah. Karsa merasakan sakit kepala hebat. Dia berteriak, "Lihat saja nanti! Ayah angkatku pasti akan membalas dendam untukku setelah tahu masalah ini!""Berisik!" seru Tirta. Dia menendang Karsa lagi. Kali ini, Karsa tidak bersuara.Harto berucap dengan geram seraya menatap Tirta, "Kak Karsa .... Dasar bocah sialan! Kamu bunuh kakakku! Polisi sudah datang, mereka pasti nggak akan lepaskan kamu!"Tirta melempar parang, lalu menimpali, "Kamu salah. Aku cuma membantu masyarakat untuk membasmi orang jahat. Polisi nggak akan mempersulitku.""Lagi pula, aku ini dokter. Aku tahu batasan saat bertindak. Paling-paling kakakmu cuma jadi orang cacat selamanya dan hidup menderita. Nggak adil kalau orang jahat sepertinya langsung mati," lanjut Tirta.Tirta tersenyum sinis dan menambahkan, "Tentu saja, nasibmu hampir saja dengan dia."Harto ketakutan, tetapi dia tetap memarahi Tirta, "Kamu itu memang gila!"Namun, Tirta tidak memedu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 927

    Tirta membentak, "Cepat bilang! Kalau nggak, aku lumpuhkan kalian!"Seorang bawahan didorong oleh orang di belakangnya. Dia langsung berlutut di depan Tirta saking takutnya, lalu menyahut sembari menangis, "Kak, kami nggak berani bilang. Kami cuma bawahan rendahan, kami nggak ingin singgung tokoh hebat itu."Bawahan itu menambahkan, "Lagi pula, kamu sudah tahu. Jangan tanya kami lagi. Kalau nggak, kami bisa mati."Tirta mendengus dan memarahi, "Kalian juga berengsek! Kalian pantas mati! Cepat berlutut!"Tirta berpikir nanti dia akan memberi tahu masalah ini kepada Saba setelah Saba dan Shinta datang. Jadi, Saba bisa mengutus orang untuk membereskan wali Kota Hamza.Para bawahan tidak berani melawan Tirta. Mereka langsung berlutut dan berujar, "Oke ... kami berlutut."Sementara itu, Agatha sudah melepaskan pipa besi yang dipegangnya. Dia dan Nia bergegas menghampiri Tirta. Agatha bertanya, "Tirta, apa sekarang aku perlu telepon Bu Susanti supaya dia bisa bawa anggotanya kemari?""Tunggu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 926

    Tirta tertawa sinis, lalu berkata, "Baguslah kalau kamu maju. Aku memang berniat membuat perhitungan denganmu!"Tirta mengerahkan kekuatan Tinju Harimau Ganas sampai maksimal. Energi tinjuannya benar-benar dahsyat dan menimbulkan suara yang memekakkan telinga, seperti suara auman harimau!Semua orang di lantai 2 menutup telinga mereka. Kala ini, mereka sangat ketakutan. Bahkan, tubuh mereka lemas.Ini adalah kekuatan Tinju Harimau Ganas tingkat tertinggi. Energinya saja sudah cukup membuat orang gentar. Jika Lutfi berada di sini, dia pasti tercengang.Hal ini karena guru Lutfi juga tidak berhasil mempelajari Tinju Harimau Ganas tingkat tertinggi setelah puluhan tahun. Namun, Tirta bisa menguasai teknik ini setelah mempelajarinya dalam waktu singkat.Parang Karsa menghantam Tinju Harimau Ganas yang dilancarkan Tirta. Parang itu langsung hancur berkeping-keping. Sementara itu, tinjuan Tirta seperti menghancurkan selembar kertas yang tipis.Tirta tidak berhenti melancarkan serangan. Dia l

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 925

    Siapa sangka, terjadi sesuatu yang mengejutkan! Hanya dalam sekejap, sekitar 5 bawahan Karsa terpental karena serangan Tirta. Bahkan, bawahan yang diserang masih terbengong-bengong.Nia yang bersembunyi di sudut bertanya kepada Agatha, "Kak Agatha, kenapa ... Tirta begitu hebat?"Agatha terus memandangi Tirta sambil menyahut, "Aku juga nggak tahu. Tapi, Tirta memang hebat. Seharusnya orang-orang ini nggak bisa melawannya.""Benaran?" tanya Nia dengan ragu-ragu.Saat Agatha dan Nia berbicara, terdengar suara teriakan lagi. Tirta berhasil mengalahkan sekitar 8 bawahan lagi.Kekuatan Tirta yang dahsyat membuat bawahan lain ketakutan. Mereka pun mundur. Harto yang berbaring di lantai mengingatkan, "Kak ... orang ini menguasai ilmu bela diri! Kamu harus hati-hati!""Harto, kamu tenang saja. Biarpun dia itu ahli, hari ini dia tetap akan dicincang!" timpal Karsa dengan santai. Kemudian, dia membentak bawahan, "Dasar orang-orang bodoh! Langsung tebas dia pakai parang!"Karsa menambahkan, "Jang

DMCA.com Protection Status