Share

Bab 741

Author: Hazel
Bagaikan orang yang tertangkap basah, Melati merasa bersalah dan malu. Dia bahkan tidak berani menatap langsung ke arah Ayu.

"Aku memang mau tidur. Tapi dengan keributan sebesar itu, mana mungkin aku bisa tidur! Entah apa yang akan dipikirkan Tirta kalau dia tahu soal ini," ujar Ayu sambil memeluk kedua tangannya.

Siapa suruh Melati mengejeknya duluan!

"Duh .... Jangan beri tahu Tirta soal masalah ini. Kalau nggak ... aku akan melawanmu habis-habisan!" ancam Melati dengan marah sambil mencubit bagian sensitif Ayu.

"Hebat sekali kamu. Begini caramu mohon sama seseorang? Huh! Aku sengaja mau kasih tahu Tirta. Lihat saja gimana kamu mau hadapi Tirta ke depannya!" balas Ayu yang tak mau kalah.

Pada akhirnya, Melati yang menyerah. Bagaimanapun, Ayu memegang kelemahannya, sedangkan dia tidak punya keuntungan apa pun.

"Bi Ayu, aku bersalah, cepat lepaskan tanganmu .... Aku janji nggak akan tertawain kamu lagi ke depannya!" mohon Melati yang telah kalah.

"Baguslah kalau kamu tahu salah. Kalau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 742

    "Tenang saja, aku sudah ingat semua 30-an gaya itu. Kujamin sekarang aku lebih hebat daripada kamu ...." Mendengar itu, ekspresi wajah Ayu berubah menjadi sedikit malu-malu, tetapi dia tetap menjawab dengan suara pelan."Baguslah. Kalau begitu, semuanya tergantung pada kemampuanmu untuk benar-benar menaklukkan Tirta!" jawab Melati dengan wajah merona.Ternyata, kedua wanita itu beranggapan bahwa alasan Tirta sering pergi keluar adalah karena ada terlalu banyak wanita muda dan cantik di luar sana. Menurut mereka, usia mereka yang lebih tua membuat mereka kurang menarik bagi Tirta.Karena itu, mereka memutuskan untuk mencoba cara baru. Mereka berencana untuk menggunakan kemahiran di atas ranjang untuk mengikat hati Tirta agar dia lebih sering menghabiskan waktu bersama mereka berdua.Saat Tirta tidak berada di desa, Ayu dan Melati diam-diam pergi ke kota untuk membeli sebuah buku yang berisi cara-cara meningkatkan hubungan pasangan. Setelah membawanya pulang, Melati memutuskan untuk memb

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 743

    Tirta tentu bisa merasakan perhatian Ayu. Di hatinya, dia merasa sangat hangat sekaligus sedikit merasa bersalah. Tanpa banyak bicara, dia memeluk pinggang ramping Ayu dan langsung membawanya masuk ke klinik.Setelah pakaian Ayu basah oleh hujan, lekuk tubuhnya yang menawan, pinggulnya yang luar biasa, dan dadanya yang indah terlihat sempurna. Pemandangan itu langsung menyalakan api gelora dalam hati Tirta."Tirta, pelan-pelan saja, nggak perlu buru-buru," ujar Melati yang mengikuti mereka sambil membawa payung dan tersenyum kecil."Dasar anak nakal, kamu gendong Bibi begini, nggak takut Melati cemburu?"Dipeluk dengan penuh dominasi seperti itu, hati Ayu terasa manis dan puas.Namun, saat baru saja ingin menikmati momen itu lebih lama, dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang menekan tubuhnya dan membuatnya tidak nyaman. Wajahnya langsung memerah dan dia buru-buru mendorong Tirta dengan lembut serta turun dari pelukannya."Kenapa aku harus cemburu? Kalau Tirta punya lebih banyak tangan, d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 744

    Dalam perjalanannya ke sini, Tirta telah menghubungi Keluarga Gumarang di provinsi. Dia meminta mereka untuk mentransfer 6 triliun dari total 20 triliun langsung ke perusahaan milik orang tua Aiko.Dia yakin, masalah itu akan selesai sepenuhnya besok. Oleh karena itu, Tirta juga tidak banyak bertanya lagi terhadap Aiko. Semenntara itu, Tirta tahu bahwa Bella masih dalam tahap pemulihan di rumah sakit. Luka-lukanya cukup serius sehingga butuh waktu cukup lama untuk sembuh sepenuhnya.Meskipun fasilitas medis rumah sakit cukup baik, tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan metode Tirta yang unik. Dengan begitu, Bella mungkin tidak akan buru-buru memanggil Tirta dan Ayu untuk bertemu di ibu kota provinsi.Artinya, Tirta memiliki waktu senggang selama beberapa hari ke depan. Selama tidak ada kejadian tak terduga, dia bisa menemani Ayu dan Melati selama 10 hari atau bahkan setengah bulan.Selain itu, dia juga bisa menyempatkan waktu untuk pergi ke kota untuk menemani Agatha dan Irene. Hidu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 745

    Namun, Ayu dan Melati pasti akan merasa malu. Dengan demikian, kesenangannya juga pasti akan berkurang."Oke, coba kamu lihat saja dulu ...," ucap Ayu sambil menganggukkan kepalanya."Oke, Bi, kalian tunggu aku sebentar."Tirta membuka pintu kayu dengan perlahan. Saat berjalan ke hadapan ranjang Arum dan mengamatinya sekilas, Tirta melihat bahwa kedua mata Arum masih terpejam. Anehnya, wajahnya tampak merona dan napasnya juga tidak teratur. Detak jantungnya yang berpacu kencang juga terdengar jelas oleh Tirta."Hm? Kak Arum, kamu belum tidur ya?" bisik Tirta yang menyadari bahwa Arum sedang pura-pura tidur. Saat pertama kali menanyakannya, Arum tidak menjawab."Ehem .... Kak Arum, nggak usah pura-pura. Aku lihat jarimu sedang bergerak. Kalau kamu merasa malu nanti, anggap saja nggak kedengaran apa pun. Aku akan bilang kamu sudah ketiduran. Bibi nggak akan tahu," timpal Tirta sambil berdeham.Berhubung Arum berpura-pura tidur, berarti dia telah mengetahui rencana Tirta untuk bertempur d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 746

    "Ah ... jangan .... Tirta, biarkan Bibi istirahat sebentar ...."Mendengar ucapan Melati, tubuh Ayu langsung merasa panas seketika. Dia menghindari tatapan Tirta karena merasa malu."Bibi, nggak usah gugup. Kak Melati cuma bercanda kok. Aku sayang sekali sama Bibi, mana mungkin aku hukum Bibi?" Tirta sama sekali tidak menyangka bahwa reaksi Ayu akan seperti ini. Dia mengangkat dagu Ayu dengan tangannya, lalu menggodanya."Dasar anak nakal, kamu memang pintar ngerayu wanita .... Tutup matamu, Bibi sudah siap untuk berikan kejutan untukmu. Semoga ... kamu suka!" Ayu menarik napas dalam-dalam untuk memberanikan dirinya.Kedua matanya memancarkan kegugupan dan penantian yang tidak tertahankan. Sambil bicara, dia telah menyusup keluar dari selimut. Tubuhnya yang indah terpampang jelas di hadapan Tirta dan membangkitkan hasrat terkuat dalam hatinya."Hehe, Bibi nggak ngapa-ngapain juga aku sudah senang. Aku paling suka sama Bibi!" Tirta menelan ludah dengan gugup dan memejamkan mata untuk me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 747

    Selain itu, Tirta memang memiliki "modal" yang sangat luar biasa! Bahkan jika Ayu dan Melati berlatih selama 100 tahun lagi, mereka tetap saja tidak akan bisa menyaingi Tirta."Menjadi tak terkalahkan itu ternyata sangat kesepian ...," gumam Tirta sambil memandang kedua wanita yang tertidur pulas. Dia mulai berpikir, kapan dia bisa menemukan lawan yang seimbang, seseorang yang benar-benar bisa menantang batas kemampuannya.Namun, ketika Tirta sedang melamun, tiba-tiba terdengar suara batuk yang pelan dari kamar sebelah. Suara itu terdengar seperti sengaja ditahan. Di kamar sebelah hanya ada Arum yang tidur."Hm? Jangan-jangan Kak Arum ada urusan mencariku?"Setelah berpikir sejenak, Tirta memutuskan untuk mengenakan pakaiannya dan membuka pintu kayu untuk memeriksa situasi di kamar sebelah. Gerakannya sangat berhati-hati, sehingga Ayu dan Melati yang masih tertidur itu tidak terganggu sama sekali."Eh, Kak Arum, ada apa kamu memanggilku?" tanya Tirta. Saat berjalan mendekati tempat tid

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 748

    "Tirta ... tunggu! Benaran nggak usah repot-repot! Aku minum obat saja nanti, nggak usah akupunktur lagi. Benaran, kok!" seru Arum dengan wajah memelas. Dia buru-buru mencengkeram erat selimutnya agar Tirta tidak bisa menyibaknya."Kak Arum, kamu malu ya?" tanya Tirta yang tiba-tiba sadar."Ya ... aku nggak pakai baju .... Sebaiknya nggak usah akupunktur saja ...." Sambil mengatakan hal itu, Arum membenamkan wajahnya ke dalam selimut dan hanya menyisakan kedua matanya. Dia tidak berani menatap langsung kepada Tirta saking malunya."Kak Arum, sebenarnya aku juga nggak mau jalankan akupunktur padamu. Tapi, dua hari lagi kamu akan datang bulan," kata Tirta sambil menghela napas. "Kalau nggak segera disembuhkan, aku khawatir nanti kondisimu akan semakin parah.""Begitu ya .... Kalau gitu ...." Mendengar hal itu, Arum tampak ragu. Dia memang merasa sangat tidak nyaman sekarang dan membayangkan datang bulan dalam kondisi seperti ini membuatnya semakin khawatir.Namun, tiba-tiba, Arum seperti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 749

    Tirta berkata sambil meletakkan jarum perak di meja kecil dekat tempat tidur, lalu menggulung lengan bajunya untuk memeriksa nadi Arum."Baiklah, tolong periksa apa yang bermasalah di tubuhku," kata Arum sambil menganggukkan kepala dan wajah merona. Dalam sekejap, tangannya yang putih mulus diulurkan dari balik selimut dan disodorkan ke hadapan Tirta."Hmm .... Pantas saja aku nggak bisa melihat ada masalah. Ternyata ini cuma masalah kecil. Rahimmu agak dingin, tapi gejalanya nggak terlalu serius. Cuma perlu diterapi akupunktur dan pijat saja sudah beres." Sentuhan lengan Arum terasa hangat dan halus. Karena merasa gugup, tangannya bahkan agak gemetaran."Jadi cuma rahim dingin .... Aku benar-benar bodoh. Kalau nggak, aku nggak akan tertipu sama dokter di klinik kecil itu," ujar Arum dengan nada penuh rasa bersalah.Namun, memikirkan dua metode yang ditawarkan Tirta, wajahnya kembali memerah. Dengan sedikit canggung, dia bertanya, "Tirta, selain akupunktur dan pijatan, apa nggak ada me

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1411

    Tirta berkata dengan serius, "Sebenarnya kamu juga kekasihku. Aku nggak mungkin membiarkanmu menderita."Mendengar perkataan Tirta, Selina menanggapi dengan senang, "Benaran? Tirta, aku sangat senang kamu bisa bilang begitu. Aku sama sekali nggak menyesal masuk ke gua bawah tanah bersamamu waktu itu."Selina menambahkan, "Sekarang aku masih muda. Aku ingin bekerja di tim reserse beberapa tahun lagi. Kalau ke depannya aku merasa lelah, aku akan mencarimu. Aku jamin aku nggak akan berhubungan intim dengan pria lain selain kamu seumur hidupku."Kemudian, keduanya mengobrol sejenak sebelum mengakhiri panggilan telepon. Tirta tidak mengantuk. Dia menenangkan dirinya, lalu mulai meneliti Mantra Evolusi Semesta semalaman.Hanya saja, Tirta tidak bisa tenang karena Susanti belum bangun. Alhasil, dia baru mengingat sebagian kecil mantra saat subuh. Tirta masih membutuhkan usaha yang lebih keras untuk mengingat semua Mantra Evolusi Semesta.Belasan menit berlalu, Idris dan Rasmi yang berusaha me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1410

    Mendengar perkataan Marila, Tirta langsung menelan ludah dan membalas, "Ha? Bu Marila ... mana mungkin kamu bantu aku untuk masalah begini? Sudahlah, aku cuma perlu tahan sebentar."Tirta memang ingin melakukan hal itu, bahkan sekarang dia sangat tersiksa. Namun, Tirta tidak boleh meniduri Marila. Kalau tidak, ke depannya dia akan merasa malu bertemu dengan Saba.Marila menanggapi, "Pak Tirta ... kamu salah paham. Maksudku ... kalau aku bantu kamu keluarkan, apa kamu bisa merasa lebih nyaman? Aku sudah merasa sangat nyaman. Aku bisa memahami perasaan tersiksa seperti itu, tubuh terasa panas sehingga membuat kita gelisah."Marila menambahkan, "Pak Tirta sudah bantu aku memperbesar payudara, tapi nggak meminta imbalan. Aku juga ingin melakukan sesuatu untukmu. Yang penting Pak Tirta nggak menganggapku wanita liar ...."Marila yang perhatian memikirkan kepentingan Tirta. Saat bicara, dia memasukkan tangannya ke dalam baju Tirta, lalu meluncur ke dalam celananya."Tentu saja ... aku nggak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1409

    Melihat ekspresi Marila yang penuh penantian, Tirta yang genit tentu tidak bisa menolak permintaannya. Selain payudara Marila yang kecil, sebenarnya dia adalah wanita yang sempurna. Tentu saja, Tirta tidak keberatan bermesraan dengan Marila. Lagi pula, Marila sendiri yang memintanya. Jadi, Tirta sama sekali tidak merasa bersalah. Setelah memikirkan hal ini, hasrat Tirta membara.Tirta berkata, "Bu Marila, aku bisa bantu kamu. Tapi, cuma kita berdua yang tahu hal ini. Kamu nggak boleh beri tahu orang lain."Saat bicara, Tirta melakukan akupunktur pada payudara kiri Marila terlebih dahulu. Marila mengeluarkan suara yang bergetar, lalu Tirta membungkuk ...."Iya ... Pak Tirta ... tenang saja. Aku pasti ... nggak akan beri tahu siapa pun," ucap Marila. Suaranya menjadi aneh. Tubuh hingga jari kakinya menegang.Marila disiksa oleh Tirta, tetapi dia tampak sangat menikmatinya. Ini baru permulaan. Dalam waktu kurang dari 1 menit, kedua kaki Marila gemetaran.Kemudian, Marila yang malu beruca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1408

    Ekspresi Marila terlihat gugup dan malu karena hendak dia meminta Tirta memperbesar payudaranya. Marila berujar, "Pak Tirta, aku sudah beli bahan obat-obatan dan 2 bungkus jarum. Apa sekarang kamu ada waktu memperbesar payudaraku?"Tirta mengangguk. Dia teringat pengalaman memperbesar payudara Shinta sebelumnya, jadi dia mengingatkan, "Tentu saja sekarang aku ada waktu. Bu Marila, tapi sebelum memperbesar payudara, aku sarankan kamu siapkan 2 pakaian dalam dan celana bersih dulu.""Ha? Kenapa? Oke, aku siapkan dulu," sahut Marila. Dia sedikit penasaran, tetapi pengalaman terakhir kali membuatnya bisa menebak sesuatu. Dia keluar dari kamar setelah menyerahkan bahan obat-obatan dan jarum kepada Tirta."Susanti, aku nggak mengambil keuntungan dari wanita lain. Aku cuma membantunya, kamu nggak boleh marah padaku," kata Tirta. Dia melihat Susanti yang sedang tertidur, lalu mencium dahinya yang mulus dengan lembut.Kemudian, Tirta keluar dari kamar untuk memasak obat. Sementara itu, Marila t

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status