Share

Bab 733

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 18:00:01
Saat ini, Agatha masih tertidur lelap. Setelah mendengar suara Tirta, dia membuka matanya yang masih mengantuk.

"Loh ... Tirta, di mana Bu Naura dan lainnya? Kapan mereka keluar? Kenapa kamu nggak membangunkanku?" Agatha memandang ke sekeliling, lalu bangkit dari sofa.

"Eee ... kulihat kamu tidur sangat nyenyak tadi. Aku nggak tega membangunkanmu," timpal Tirta yang merasa agak bersalah.

"Hehe. Aku tahu kamu paling menyayangiku. Ayo, kita ke tempat Bu Naura dan lainnya!" Karena merasa senang, Agatha pun mengecup pipi Tirta, lalu menggandeng tangannya.

'Cih ....' Shinta menghina Tirta dalam hatinya. Benar-benar tidak tahu malu. Bagaimana bisa Tirta mengelabui para wanita cantik? Dasar pria berengsek!

"Loh, siapa adik kecil ini, Tirta?" Setelah mendengar suara, Agatha baru memperhatikan Shinta yang berdiri di depan pintu.

"Huh! Aku bukan adik kecil! Namaku Shinta! Aku teman Tirta! Aku mau ambil Pil Kecantikan!" jawab Shinta sebelum Tirta bersuara. Kini, dia paling tidak suka mendengar ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   bab 734

    "Hahaha! Sebentar lagi aku bisa pamer!" Shinta tidak bisa menutup mulutnya saat membayangkan dirinya memiliki payudara besar yang bisa berguncang waktu berjalan."Eee ... Tirta, Shinta cuma makan Pil Kecantikan. Kenapa sampai sesenang ini?" Agatha merasa bingung. Dia tidak memahami sikap Shinta yang terlihat berlebihan."Entahlah, mungkin dia nggak pernah melihat benda sehebat itu. Makanya, dia seheboh ini." Tirta menggeleng dan merasa lucu."Huh! Kalian nggak ngerti apa-apa! Cepat, kita pergi makan!" Shinta tersadar dari lamunannya, tetapi tetap tidak bisa menahan senyuman. Kedua tangannya diletakkan di belakang punggung. Dia melompat-lompat dengan girang."Ayo, kita juga pergi makan. Biarkan saja dia." Tirta menggeleng, lalu menggandeng tangan Agatha....."Tirta, kalian tiba tepat waktu. Aku baru mau pergi panggil kalian tadi," ucap Naura sambil bangkit dan tersenyum saat melihat Tirta. Kebetulan, setelah Tirta dan lainnya kembali, semua tamu telah datang dan hidangan sedang disajik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 735

    "Jangan sembarangan bicara, Naura. Tirta, nanti malam aku pulang ke ibu kota provinsi. Aku nggak bakal lupa janjiku kok. Nanti kamu cari aku di ibu kota provinsi saja!" Setelah menegur Naura, Aiko berkata dengan serius kepada Tirta."Tenang saja, Kak Aiko. Nggak usah mencemaskan masalah uang. Aku bakal atur semuanya nanti." Tirta mengangguk sambil tersenyum. Kemudian, Naura mengemudikan mobilnya untuk membawa Saad dan Mauri pulang."Kak Agatha, Kak Irene, aku antar kalian pulang ya. Aku juga sudah harus pulang." Tirta berniat membawa kedua wanita itu pulang. Kemudian, dia akan diam-diam pergi ke rumah Irene tanpa sepengetahuan Agatha.Saat ini, Chandra dan Budi tiba-tiba menghampiri. Di dekat mereka, Ada Tabir dan Aaris yang hendak menghadiahkan Tirta kaligrafi. Namun, ketika melihat Chandra menghampiri Tirta, mereka tidak berani mengganggu."Tirta, maaf sudah menyinggungmu waktu itu. Aku benaran nggak tahu kejadiannya. Kalau nggak, aku nggak mungkin mengutus orang untuk menangkapmu."

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 736

    "Hais, kalau tahu Tirta sehebat ini, aku nggak bakal menyinggungnya hari itu. Kalau aku lebih dewasa hari itu, kita pasti berteman dengan Tirta sekarang."Setelah mendengar penjelasan Tabir, Aaris pun menyadari betapa besarnya kesenjangan di antaranya dengan Tirta. Dia tak kuasa merasa frustrasi. Ketika melihat mobil Tirta menghilang dari pandangan mereka, Aaris dan Tabir hanya bisa meninggalkan hotel dengan kecewa.....Di perjalanan pulang, Agatha tidak bisa menahan rasa penasarannya saat teringat pada semua hal yang terjadi di hotel. Dia bertanya, "Tirta, sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa jadi saudara angkat Pak Saba?""Hehe. Pak Saba sakit dan aku menyembuhkannya. Karena dia senang, dia pun mengangkatku jadi saudaranya." Tirta menceritakan apa yang terjadi secara singkat."Rupanya begitu. Kamu hebat sekali. Pak Saba bisa hidup tujuh hingga delapan tahun lagi berkat kamu. Pantas saja, Pak Saba begitu menghargaimu." Irene tak kuasa berdecak kagum."Tentu saja. Di ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 737

    Ketika menyadari perubahan pada ekspresi Tirta, Irene jelas merasa cemburu."Ya, aku menyesal sekali. Aku seharusnya membawamu ke rumah Kak Agatha supaya kita bertiga bisa bersenang-senang. Lain kali kalau ingin ketemu, aku juga nggak perlu sembunyi-sembunyi lagi," timpal Tirta yang menghela napas sambil menggeleng."Cih, jangan mimpi! Kamu mau bersenang-senang dengan kami berdua sekaligus? Memangnya aku sendiri nggak cukup untuk memuaskanmu?" Irene tahu seperti apa karakter Tirta sehingga dia sama sekali tidak marah. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan, lalu merangkul leher Tirta. Bibir ranum melumat telinga Tirta."Ah ... geli sekali. Hentikan, Kak. Aku lagi nyetir lho. Nanti kita bisa nabrak!" Tirta tak kuasa merinding saat napas hangat Irene mengenai telinganya. Dia hampir tidak bisa memegang setirnya."Hehe. Aku tahu kamu lagi nyetir. Tapi, kamu lambat sekali. Gimana kalau kamu tukar mobil saja? Nanti harus nyetir lebih cepat ya!" Irene tersenyum manis sambil menjulurkan tangannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 738

    "Dasar nakal! Kamu kasar sekali! Pintu rumahku sampai rusak lho ...." Ketika melihat Tirta begitu tidak sabar, Irene seketika agak panik."Aku cuma bercanda tadi. Nanti kamu harus lebih lembut ya .... Kalau nggak, aku bakal kesakitan ...." Nada bicara Irene pun terdengar memohon."Sekarang kamu sudah takut? Hehe. Sudah terlambat! Kalau hari ini aku nggak membuatmu kapok, bisa-bisa aku yang ditindas lain kali!" Tirta tertawa nakal. Mereka melewati halaman, lalu langsung masuk ke ruang tamu."Kak, kemarikan kunci kamarmu. Kita bakal bersenang-senang sekarang!" Tirta mengambil kunci dari Irene, lalu langsung membuka pintu. Kemudian, dia tidak lupa untuk mengunci pintu.Tirta menggendong Irene ke kamar mandi. Tanpa memberi Irene kesempatan untuk bereaksi, Tirta langsung merobek terusannya. Seketika, pemandangan indah terpampang di hadapan Tirta! Sungguh menggoda!"Dasar berengsek! Tenagamu besar sekali ...." Entah mengapa, Irene justru tidak marah diperlakukan seperti ini oleh Tirta. Dia j

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 739

    Ternyata dugaan Irene salah besar! Sebelumnya ketika dia mengajari Tirta berkemudi, Tirta belum mengerahkan seluruh kekuatannya. Kini, Tirta pun membuatnya terbang ke awang-awang.Namun, Tirta sama sekali tidak punya niat untuk berhenti. Dia terus menabrak dengan kuat. Irene merasa hidupnya tidak sia-sia!Masalahnya adalah sekarang Irene sudah kewalahan. Dia sampai punya pemikiran untuk memanggil Agatha lain kali. Jika tidak, takutnya dia yang tidak bisa tahan!Kring, kring, kring! Ketika Irene hampir kehilangan kesadarannya, tiba-tiba ponsel Tirta berdering.Saat melihat nama penelepon, Tirta buru-buru menutup mulut Irene supaya tidak ada suara. Dia menjawab panggilan."Tirta, sekarang sudah jam 8 lewat. Kenapa belum pulang?" Yang menelepon tidak lain adalah Ayu. Nada bicaranya terdengar agak kesal.Faktanya, Ayu telah menunggu sejak pukul 6 malam. Saat ini, dia merasa cemas sehingga menelepon Tirta."Bibi, aku lagi siap-siap untuk pulang. Aku baru saja mau meneleponmu. Kamu malah men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 740

    Tidak lama setelah Tirta meninggalkan vila Irene, hujan turun makin deras. Saking derasnya, pandangan para pengemudi pasti kabur. Namun, hal ini tidak akan memengaruhi Tirta yang punya mata tembus pandang.Ketika berkemudi, Tirta meluangkan waktu untuk menelepon Agatha, memberi tahu dirinya sudah sampai di rumah. Kemudian, dia menelepon Ayu lagi."Tirta, hujannya deras sekali. Jangan telepon dulu. Fokus nyetir. Tutup teleponnya sekarang juga!" bentak Ayu yang masih menunggu di klinik."Nggak apa-apa, Bi. Aku jago nyetir. Aku kangen sama kamu, makanya ...." Tirta terkekeh-kekeh. Faktanya, Tirta belum merasa puas setelah bermain dengan Irene. Makanya, dia menggoda Ayu dengan harapan Ayu akan berhasrat hingga becek.Dengan begitu, Tirta tidak perlu repot-repot lagi setelah sampai di klinik. Namun, Ayu malah menyelanya, "Kamu ini benaran nakal sekarang. Kubilang nyetir yang benar. Jangan pikir yang aneh-aneh dulu! Kalau kamu bandel, jangan harap bisa menyentuhku atau Melati malam ini!""Ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 741

    Bagaikan orang yang tertangkap basah, Melati merasa bersalah dan malu. Dia bahkan tidak berani menatap langsung ke arah Ayu."Aku memang mau tidur. Tapi dengan keributan sebesar itu, mana mungkin aku bisa tidur! Entah apa yang akan dipikirkan Tirta kalau dia tahu soal ini," ujar Ayu sambil memeluk kedua tangannya.Siapa suruh Melati mengejeknya duluan!"Duh .... Jangan beri tahu Tirta soal masalah ini. Kalau nggak ... aku akan melawanmu habis-habisan!" ancam Melati dengan marah sambil mencubit bagian sensitif Ayu."Hebat sekali kamu. Begini caramu mohon sama seseorang? Huh! Aku sengaja mau kasih tahu Tirta. Lihat saja gimana kamu mau hadapi Tirta ke depannya!" balas Ayu yang tak mau kalah.Pada akhirnya, Melati yang menyerah. Bagaimanapun, Ayu memegang kelemahannya, sedangkan dia tidak punya keuntungan apa pun."Bi Ayu, aku bersalah, cepat lepaskan tanganmu .... Aku janji nggak akan tertawain kamu lagi ke depannya!" mohon Melati yang telah kalah."Baguslah kalau kamu tahu salah. Kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 921

    Pria paruh baya itu sangat marah. Dia menunjuk Tirta sambil berteriak kepada pria botak yang berdiri di tengah.Harto tetap bergeming. Dia mengamati Tirta, seperti sedang memikirkan identitasnya.Melihat Harto datang, staf toko yang menghalangi Tirta tadi segera menghampiri Harto dan berujar, "Kak Harto, dia datang untuk mencari 2 wanita itu. Biasanya nggak ada tokoh hebat yang datang ke kota kita.""Oke, aku tahu," sahut Harto. Kemudian, dia berucap kepada pria paruh baya yang dipukul, "Kamu tahan dulu. Jangan lupa kita datang untuk urus barang. Setelah mendapatkan barangnya, aku baru suruh orang beri dia pelajaran. Biar nggak timbul masalah.""Ini .... Oke, Kak Harto," kata pria paruh baya yang dipukul. Sebenarnya dia merasa tidak rela, tetapi dia tetap mengikuti arahan Harto.Setelah itu, mereka pergi ke lantai 2. Tirta merasa tujuan kedatangan 5 pria paruh baya itu tidak sederhana. Dia langsung mengikuti mereka.Siapa sangka, staf toko itu menghalangi Tirta lagi dan menegur, "Tungg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 920

    "Pak, aku cuma pegawai toko. Kita nggak punya masalah apa-apa. Kenapa aku harus bohong? Dua wanita tadi memang sudah pergi.""Pasti kamu nggak melihatnya. Aku ulangi sekali lagi, ini toko pakaian dalam wanita. Pria nggak boleh masuk kalau nggak ditemani wanita. Silakan keluar." Ketika melihat Tirta bersikeras ingin masuk, staf wanita itu maju selangkah untuk menghalangi."Minggir, aku nggak punya waktu bicara sama kamu!" Dari sikap staf wanita ini, Tirta semakin yakin bahwa terjadi sesuatu pada Agatha dan Nia di dalam sana. Tanpa pikir panjang, Tirta langsung mendorong wanita itu."Aduh ... ada yang mukul aku! Tolong, tolong! Ada pria mesum yang mau menerobos masuk ke toko pakaian dalam!"Tirta tidak mendorong dengan keras, tetapi wanita itu langsung terjatuh. Dia memegang celana Tirta sambil berteriak sekencang-kencangnya.Suaranya yang keras menarik perhatian banyak orang yang lewat, terutama para wanita yang sedang belanja pakaian dalam."Jangan-jangan dia mau ngintip kita ganti baj

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 919

    "Selain itu, pentilku juga gatal sekali. Padahal hanya tergosok dengan kain, tapi rasanya gatal sekali. Kamu bisa bantu aku periksa nggak? Apa mungkin ada masalah dengan tubuhku?""Oh, semua itu cuma efek samping normal dari pembesaran payudara. Ke depannya kalau kamu melakukan pembesaran payudara lagi, menstruasimu tetap bakal datang lebih awal.""Obat yang kamu minum kemarin punya efek untuk meningkatkan estrogen dalam tubuh. Itu sebabnya dadamu terasa gatal," jelas Tirta dengan agak canggung."Fiuh ... untung saja. Ternyata nggak ada masalah besar. Aku benaran takut tadi." Shinta pun merasa lega."Omong-omong, ada satu hal lagi yang ingin aku kasih tahu. Aku dan kakekku akan kembali ke ibu kota besok. Sore nanti, kami akan pergi ke desa untuk melihatmu.""Oke, Desa Persik sangat indah. Kakekmu bisa datang untuk menikmati pemandangan. Bagus juga," sahut Tirta sambil tersenyum."Kamu cuma suruh kami melihat pemandangan? Aku akan pergi lho. Masa kamu nggak berniat memberiku hadiah?" ca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 918

    "Aku penduduk lokal, tapi tinggal di kota besar. Aku jarang sekali ke kota kecil. Wajar kalau kamu nggak pernah melihatku," jawab Agatha dengan santai."Begitu ya, orang kota besar datang ke kota kecil untuk beli pakaian dalam. Agak mengejutkan." Suci tersenyum dan menoleh ke arah Nia. "Cantik, gimana denganmu? Kamu juga orang lokal?""Ya, tapi aku kuliah di luar kota. Aku baru lulus tahun ini, jadi jarang sekali datang ke kota kecil. Ini pertama kalinya aku datang ke toko ini," sahut Nia dengan sopan."Wah, ternyata kamu seorang mahasiswi, luar biasa! Kalau keluargaku kaya dulu, mungkin aku juga kuliah dan nggak berjualan di kota kecil ini," ujar Suci dengan ekspresi agak iri. Saat berikutnya, tatapannya tiba-tiba menjadi dingin!Sambil mengobrol, ketiga wanita itu sudah naik ke lantai dua. Harus diakui bahwa model pakaian dalam di lantai dua memang jauh lebih bagus daripada yang ada di lantai satu!Beberapa di antaranya bahkan merupakan merek internasional terkenal! Agatha dan Nia sa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 917

    "Hah? Tapi ... bukannya pagi tadi Tirta bilang kamu pacarnya?" Ekspresi Nia dipenuhi kebingungan."Aku memang pacarnya. Kak Nia, dia ini sangat genit. Pacarnya banyak sekali. Aku dan Nabila cuma salah satunya," jelas Agatha yang menghela napas."Ha?" Nia semakin bingung. Dia tidak mengerti kenapa Tirta masih menggoda wanita lain setelah memiliki pacar secantik Agatha.Yang paling membuatnya bingung adalah Agatha masih bersedia menjadi pacar Tirta, meskipun tahu Tirta punya banyak wanita. Ini sungguh tidak masuk akal.Hanya saja, Nia hanya memikirkan semua ini dalam hati. Dia tidak mengungkapkannya."Tirta, kalau semua pakaian dalam itu untuk pacarmu, lebih baik aku beli yang baru saja." Usai mengatakan itu, Nia menoleh kepada Agatha. "Agatha, ayo temani aku.""Oke," sahut Agatha yang masih merasa cemburu. Setelah turun dari mobil, dia berteriak kepada Tirta, "Hei, setelah kami selesai pilih, kamu baru masuk untuk bayar ya! Setelah aku pulang, kamu langsung cari Nabila saja!""Ya, ya, a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 916

    "Bukan masalah, Kak Nia. Nanti kalau ada waktu, aku akan bantu kamu dengan akupunktur. Kali ini, aku akan mengobati penyakitmu sampai ke akarnya. Mungkin setelah diakupunktur, penyakitmu nggak bakal kambuh lagi." Tirta mengangguk."Terima kasih, Tirta," ucap Nia dengan ekspresi penuh syukur. "Tapi, nggak usah terburu-buru kok. Kamu bisa bawa aku ke kota dulu untuk beli barang nggak? Kalaupun pindah ke vilamu, aku nggak mungkin tangan kosong, 'kan?""Aku bawa kamu ke kota besar saja. Barang-barang di kota kecil kurang bagus," sahut Tirta setelah berpikir sejenak."Nggak usah repot-repot. Aku cuma beli barang biasa kok. Ke kota kecil saja sudah bisa. Selain itu, bibit yang kubeli juga di kota kecil. Kita bisa sekalian mampir," ujar Nia sambil menggeleng."Begitu ya. Tirta, kita ke kota kecil saja," ucap Agatha kepada Tirta. "Aku juga sudah lama nggak pergi ke kota kecil. Kebetulan, aku bisa jalan-jalan sama Kak Nia di sana."....Setengah jam kemudian, saat melewati toko lingerie, Nia me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 915

    "Apa? Kamu dipukuli sampai cacat?" Ratna terkejut. Kemudian, dia langsung bertanya, "Lalu, uang mahar untukku gimana? Sudah kamu kumpulkan semua, 'kan?""Ma ... masih kurang 200 juta. Datang ke rumahku dulu ya? Antar aku ke rumah sakit ya?" ucap Ammar dengan susah payah."Setelah tanganku dan kakiku sembuh, beri aku sedikit waktu. Aku pasti akan mengumpulkan uang untukmu!""Pergi saja sendiri! Kalau masih kurang 200 juta, untuk apa aku ke rumahmu? Lebih baik uangmu itu untuk pengemis saja!"Tut ... tut .... Ratna langsung mengakhiri panggilan."Ratna ... sialan kamu! Wanita murahan ini cuma pikirin uang! Nanti kalau aku bangkit lagi, aku nggak akan mau menikahinya lagi!" Ammar mengepalkan tangan kirinya yang tidak cedera, lalu memukul lantai dengan marah."Anakku, anakku, gimana keadaanmu?" Saat ini, Samudra siuman dan menggoyangkan kepalanya yang pusing. Kemudian, dia langsung menghampiri Ammar."Ayah ... cepat bawa aku ke rumah sakit! Aku kesakitan sekali!" Ammar berkeringat dingin d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 914

    Plak! Plak! Plak! Setelah dipukul berkali-kali, semua gigi Samudra copot. Setelah dia pingsan, Tirta baru melepaskannya.Kemudian, pandangannya tertuju pada Ammar yang merangkak ke sudut dinding. Ammar langsung menjerit sekencang-kencangnya. "Ah! Ah! Kami nggak mau uang itu lagi! Cepat bawa pergi! Kami kembalikan semua!""Kenapa kamu takut sekali?" Tirta tersenyum sinis. "Tenang saja, aku nggak bakal membunuhmu kok. Aku cuma ingin memberimu pelajaran agar kamu nggak ganggu Kak Nia lagi.""Tentunya, aku nggak ingin orang lain tahu tentang kejadian hari ini. Tapi kalau bocor, aku nggak keberatan untuk membuatmu jadi bodoh. Kalau nggak percaya, coba saja!"Setelah mengatakan itu, Tirta membawa karung berisi uang dan keluar dari rumah. Uang ini tidak pantas untuk mereka berdua.Saat Tirta keluar, Agatha dan Nia sedang menunggu di dekat mobil. Setelah ditolong oleh Agatha, Nia sudah kembali normal. Mereka berdua melihat apa yang terjadi di dalam rumah."Tirta, kerja bagus! Orang seperti mer

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 913

    "Oke. Ayah, ayo kita masuk! Kita lihat dia mau bilang apa!" Ammar langsung bersemangat. Dia melangkah masuk ke rumah. Dalam hatinya, dia merasa sangat bangga.Apa hebatnya punya banyak uang? Memangnya punya Maybach sudah termasuk keren? Pada akhirnya, dia yang memenangkan permainan ini!"Haha. Nak, kamu memang hebat! Kita bakal kaya raya!" Samudra sangat senang. Setelah bangkit dari tanah, dia membawa karung berisi uang itu dan masuk ke dalam rumah."Langsung saja ke intinya. Gimana kamu akan kasih kami uang?" Sambil menahan sakit, Ammar menyalakan sebatang rokok dan merapikan rambutnya."Kasih uang? Kapan aku janji mau kasih uang? Telingamu bermasalah ya? Aku bilang aku mau buat kamu cacat lho!" Tirta menyipitkan mata. Suaranya dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, Tirta langsung meraih lengan Ammar dan mematahkannya dengan kuat! Krek! Terdengar suara retakan tulang! Lengan kanan Ammar sontak patah! Darah mengucur deras, memperlihatkan tulang yang patah."Ah! Ah! Sialan! Kamu main cu

DMCA.com Protection Status