Share

Bab 736

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-24 18:00:01
"Hais, kalau tahu Tirta sehebat ini, aku nggak bakal menyinggungnya hari itu. Kalau aku lebih dewasa hari itu, kita pasti berteman dengan Tirta sekarang."

Setelah mendengar penjelasan Tabir, Aaris pun menyadari betapa besarnya kesenjangan di antaranya dengan Tirta. Dia tak kuasa merasa frustrasi.

Ketika melihat mobil Tirta menghilang dari pandangan mereka, Aaris dan Tabir hanya bisa meninggalkan hotel dengan kecewa.

....

Di perjalanan pulang, Agatha tidak bisa menahan rasa penasarannya saat teringat pada semua hal yang terjadi di hotel. Dia bertanya, "Tirta, sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa jadi saudara angkat Pak Saba?"

"Hehe. Pak Saba sakit dan aku menyembuhkannya. Karena dia senang, dia pun mengangkatku jadi saudaranya." Tirta menceritakan apa yang terjadi secara singkat.

"Rupanya begitu. Kamu hebat sekali. Pak Saba bisa hidup tujuh hingga delapan tahun lagi berkat kamu. Pantas saja, Pak Saba begitu menghargaimu." Irene tak kuasa berdecak kagum.

"Tentu saja. Di ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 737

    Ketika menyadari perubahan pada ekspresi Tirta, Irene jelas merasa cemburu."Ya, aku menyesal sekali. Aku seharusnya membawamu ke rumah Kak Agatha supaya kita bertiga bisa bersenang-senang. Lain kali kalau ingin ketemu, aku juga nggak perlu sembunyi-sembunyi lagi," timpal Tirta yang menghela napas sambil menggeleng."Cih, jangan mimpi! Kamu mau bersenang-senang dengan kami berdua sekaligus? Memangnya aku sendiri nggak cukup untuk memuaskanmu?" Irene tahu seperti apa karakter Tirta sehingga dia sama sekali tidak marah. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan, lalu merangkul leher Tirta. Bibir ranum melumat telinga Tirta."Ah ... geli sekali. Hentikan, Kak. Aku lagi nyetir lho. Nanti kita bisa nabrak!" Tirta tak kuasa merinding saat napas hangat Irene mengenai telinganya. Dia hampir tidak bisa memegang setirnya."Hehe. Aku tahu kamu lagi nyetir. Tapi, kamu lambat sekali. Gimana kalau kamu tukar mobil saja? Nanti harus nyetir lebih cepat ya!" Irene tersenyum manis sambil menjulurkan tangannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 738

    "Dasar nakal! Kamu kasar sekali! Pintu rumahku sampai rusak lho ...." Ketika melihat Tirta begitu tidak sabar, Irene seketika agak panik."Aku cuma bercanda tadi. Nanti kamu harus lebih lembut ya .... Kalau nggak, aku bakal kesakitan ...." Nada bicara Irene pun terdengar memohon."Sekarang kamu sudah takut? Hehe. Sudah terlambat! Kalau hari ini aku nggak membuatmu kapok, bisa-bisa aku yang ditindas lain kali!" Tirta tertawa nakal. Mereka melewati halaman, lalu langsung masuk ke ruang tamu."Kak, kemarikan kunci kamarmu. Kita bakal bersenang-senang sekarang!" Tirta mengambil kunci dari Irene, lalu langsung membuka pintu. Kemudian, dia tidak lupa untuk mengunci pintu.Tirta menggendong Irene ke kamar mandi. Tanpa memberi Irene kesempatan untuk bereaksi, Tirta langsung merobek terusannya. Seketika, pemandangan indah terpampang di hadapan Tirta! Sungguh menggoda!"Dasar berengsek! Tenagamu besar sekali ...." Entah mengapa, Irene justru tidak marah diperlakukan seperti ini oleh Tirta. Dia j

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 739

    Ternyata dugaan Irene salah besar! Sebelumnya ketika dia mengajari Tirta berkemudi, Tirta belum mengerahkan seluruh kekuatannya. Kini, Tirta pun membuatnya terbang ke awang-awang.Namun, Tirta sama sekali tidak punya niat untuk berhenti. Dia terus menabrak dengan kuat. Irene merasa hidupnya tidak sia-sia!Masalahnya adalah sekarang Irene sudah kewalahan. Dia sampai punya pemikiran untuk memanggil Agatha lain kali. Jika tidak, takutnya dia yang tidak bisa tahan!Kring, kring, kring! Ketika Irene hampir kehilangan kesadarannya, tiba-tiba ponsel Tirta berdering.Saat melihat nama penelepon, Tirta buru-buru menutup mulut Irene supaya tidak ada suara. Dia menjawab panggilan."Tirta, sekarang sudah jam 8 lewat. Kenapa belum pulang?" Yang menelepon tidak lain adalah Ayu. Nada bicaranya terdengar agak kesal.Faktanya, Ayu telah menunggu sejak pukul 6 malam. Saat ini, dia merasa cemas sehingga menelepon Tirta."Bibi, aku lagi siap-siap untuk pulang. Aku baru saja mau meneleponmu. Kamu malah men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 740

    Tidak lama setelah Tirta meninggalkan vila Irene, hujan turun makin deras. Saking derasnya, pandangan para pengemudi pasti kabur. Namun, hal ini tidak akan memengaruhi Tirta yang punya mata tembus pandang.Ketika berkemudi, Tirta meluangkan waktu untuk menelepon Agatha, memberi tahu dirinya sudah sampai di rumah. Kemudian, dia menelepon Ayu lagi."Tirta, hujannya deras sekali. Jangan telepon dulu. Fokus nyetir. Tutup teleponnya sekarang juga!" bentak Ayu yang masih menunggu di klinik."Nggak apa-apa, Bi. Aku jago nyetir. Aku kangen sama kamu, makanya ...." Tirta terkekeh-kekeh. Faktanya, Tirta belum merasa puas setelah bermain dengan Irene. Makanya, dia menggoda Ayu dengan harapan Ayu akan berhasrat hingga becek.Dengan begitu, Tirta tidak perlu repot-repot lagi setelah sampai di klinik. Namun, Ayu malah menyelanya, "Kamu ini benaran nakal sekarang. Kubilang nyetir yang benar. Jangan pikir yang aneh-aneh dulu! Kalau kamu bandel, jangan harap bisa menyentuhku atau Melati malam ini!""Ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 741

    Bagaikan orang yang tertangkap basah, Melati merasa bersalah dan malu. Dia bahkan tidak berani menatap langsung ke arah Ayu."Aku memang mau tidur. Tapi dengan keributan sebesar itu, mana mungkin aku bisa tidur! Entah apa yang akan dipikirkan Tirta kalau dia tahu soal ini," ujar Ayu sambil memeluk kedua tangannya.Siapa suruh Melati mengejeknya duluan!"Duh .... Jangan beri tahu Tirta soal masalah ini. Kalau nggak ... aku akan melawanmu habis-habisan!" ancam Melati dengan marah sambil mencubit bagian sensitif Ayu."Hebat sekali kamu. Begini caramu mohon sama seseorang? Huh! Aku sengaja mau kasih tahu Tirta. Lihat saja gimana kamu mau hadapi Tirta ke depannya!" balas Ayu yang tak mau kalah.Pada akhirnya, Melati yang menyerah. Bagaimanapun, Ayu memegang kelemahannya, sedangkan dia tidak punya keuntungan apa pun."Bi Ayu, aku bersalah, cepat lepaskan tanganmu .... Aku janji nggak akan tertawain kamu lagi ke depannya!" mohon Melati yang telah kalah."Baguslah kalau kamu tahu salah. Kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 742

    "Tenang saja, aku sudah ingat semua 30-an gaya itu. Kujamin sekarang aku lebih hebat daripada kamu ...." Mendengar itu, ekspresi wajah Ayu berubah menjadi sedikit malu-malu, tetapi dia tetap menjawab dengan suara pelan."Baguslah. Kalau begitu, semuanya tergantung pada kemampuanmu untuk benar-benar menaklukkan Tirta!" jawab Melati dengan wajah merona.Ternyata, kedua wanita itu beranggapan bahwa alasan Tirta sering pergi keluar adalah karena ada terlalu banyak wanita muda dan cantik di luar sana. Menurut mereka, usia mereka yang lebih tua membuat mereka kurang menarik bagi Tirta.Karena itu, mereka memutuskan untuk mencoba cara baru. Mereka berencana untuk menggunakan kemahiran di atas ranjang untuk mengikat hati Tirta agar dia lebih sering menghabiskan waktu bersama mereka berdua.Saat Tirta tidak berada di desa, Ayu dan Melati diam-diam pergi ke kota untuk membeli sebuah buku yang berisi cara-cara meningkatkan hubungan pasangan. Setelah membawanya pulang, Melati memutuskan untuk memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 743

    Tirta tentu bisa merasakan perhatian Ayu. Di hatinya, dia merasa sangat hangat sekaligus sedikit merasa bersalah. Tanpa banyak bicara, dia memeluk pinggang ramping Ayu dan langsung membawanya masuk ke klinik.Setelah pakaian Ayu basah oleh hujan, lekuk tubuhnya yang menawan, pinggulnya yang luar biasa, dan dadanya yang indah terlihat sempurna. Pemandangan itu langsung menyalakan api gelora dalam hati Tirta."Tirta, pelan-pelan saja, nggak perlu buru-buru," ujar Melati yang mengikuti mereka sambil membawa payung dan tersenyum kecil."Dasar anak nakal, kamu gendong Bibi begini, nggak takut Melati cemburu?"Dipeluk dengan penuh dominasi seperti itu, hati Ayu terasa manis dan puas.Namun, saat baru saja ingin menikmati momen itu lebih lama, dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang menekan tubuhnya dan membuatnya tidak nyaman. Wajahnya langsung memerah dan dia buru-buru mendorong Tirta dengan lembut serta turun dari pelukannya."Kenapa aku harus cemburu? Kalau Tirta punya lebih banyak tangan, d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 744

    Dalam perjalanannya ke sini, Tirta telah menghubungi Keluarga Gumarang di provinsi. Dia meminta mereka untuk mentransfer 6 triliun dari total 20 triliun langsung ke perusahaan milik orang tua Aiko.Dia yakin, masalah itu akan selesai sepenuhnya besok. Oleh karena itu, Tirta juga tidak banyak bertanya lagi terhadap Aiko. Semenntara itu, Tirta tahu bahwa Bella masih dalam tahap pemulihan di rumah sakit. Luka-lukanya cukup serius sehingga butuh waktu cukup lama untuk sembuh sepenuhnya.Meskipun fasilitas medis rumah sakit cukup baik, tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan metode Tirta yang unik. Dengan begitu, Bella mungkin tidak akan buru-buru memanggil Tirta dan Ayu untuk bertemu di ibu kota provinsi.Artinya, Tirta memiliki waktu senggang selama beberapa hari ke depan. Selama tidak ada kejadian tak terduga, dia bisa menemani Ayu dan Melati selama 10 hari atau bahkan setengah bulan.Selain itu, dia juga bisa menyempatkan waktu untuk pergi ke kota untuk menemani Agatha dan Irene. Hidu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 929

    Susanti melihat Harto dan lainnya dengan ekspresi dingin. Niko menyahut, "Oke, Bu Susanti!"Kemudian, Niko memerintah bawahan untuk menangkap Harto dan lainnya. Susanti menghampiri Agatha dan Nia, lalu bertanya, "Bu Agatha, Bu Nia, apa kalian disakiti?""Nggak. Tapi, kalau nggak ada Tirta, kami pasti celaka," sahut Agatha yang masih merasa takut.Susanti mengeluarkan pena dan catatan, lalu mencari tahu seluk-beluk kejadiannya. Dia berkata, "Yang penting kalian baik-baik saja. Aku butuh pengakuan kalian. Waktu mengurus kasus, aku butuh ...."Setelah selesai bertanya kepada Agatha dan Nia, Susanti berpamitan dengan Tirta dan buru-buru pergi. Sudah jelas Susanti makin sibuk sejak Mauri dipindahkan. Yang mengejutkan Tirta adalah kali ini Susanti dan Agatha tidak berdebat.Agatha melihat Susanti turun ke lantai bawah, lalu menghampiri Tirta dan merangkul lengannya sembari bertanya, "Tirta, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Tirta merangkul pinggang Agatha dan menjawab, "Lanjut beli paka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 928

    Tendangan Tirta sangat kuat. Wajah Karsa babak belur dan tulangnya patah. Karsa merasakan sakit kepala hebat. Dia berteriak, "Lihat saja nanti! Ayah angkatku pasti akan membalas dendam untukku setelah tahu masalah ini!""Berisik!" seru Tirta. Dia menendang Karsa lagi. Kali ini, Karsa tidak bersuara.Harto berucap dengan geram seraya menatap Tirta, "Kak Karsa .... Dasar bocah sialan! Kamu bunuh kakakku! Polisi sudah datang, mereka pasti nggak akan lepaskan kamu!"Tirta melempar parang, lalu menimpali, "Kamu salah. Aku cuma membantu masyarakat untuk membasmi orang jahat. Polisi nggak akan mempersulitku.""Lagi pula, aku ini dokter. Aku tahu batasan saat bertindak. Paling-paling kakakmu cuma jadi orang cacat selamanya dan hidup menderita. Nggak adil kalau orang jahat sepertinya langsung mati," lanjut Tirta.Tirta tersenyum sinis dan menambahkan, "Tentu saja, nasibmu hampir saja dengan dia."Harto ketakutan, tetapi dia tetap memarahi Tirta, "Kamu itu memang gila!"Namun, Tirta tidak memedu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 927

    Tirta membentak, "Cepat bilang! Kalau nggak, aku lumpuhkan kalian!"Seorang bawahan didorong oleh orang di belakangnya. Dia langsung berlutut di depan Tirta saking takutnya, lalu menyahut sembari menangis, "Kak, kami nggak berani bilang. Kami cuma bawahan rendahan, kami nggak ingin singgung tokoh hebat itu."Bawahan itu menambahkan, "Lagi pula, kamu sudah tahu. Jangan tanya kami lagi. Kalau nggak, kami bisa mati."Tirta mendengus dan memarahi, "Kalian juga berengsek! Kalian pantas mati! Cepat berlutut!"Tirta berpikir nanti dia akan memberi tahu masalah ini kepada Saba setelah Saba dan Shinta datang. Jadi, Saba bisa mengutus orang untuk membereskan wali Kota Hamza.Para bawahan tidak berani melawan Tirta. Mereka langsung berlutut dan berujar, "Oke ... kami berlutut."Sementara itu, Agatha sudah melepaskan pipa besi yang dipegangnya. Dia dan Nia bergegas menghampiri Tirta. Agatha bertanya, "Tirta, apa sekarang aku perlu telepon Bu Susanti supaya dia bisa bawa anggotanya kemari?""Tunggu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 926

    Tirta tertawa sinis, lalu berkata, "Baguslah kalau kamu maju. Aku memang berniat membuat perhitungan denganmu!"Tirta mengerahkan kekuatan Tinju Harimau Ganas sampai maksimal. Energi tinjuannya benar-benar dahsyat dan menimbulkan suara yang memekakkan telinga, seperti suara auman harimau!Semua orang di lantai 2 menutup telinga mereka. Kala ini, mereka sangat ketakutan. Bahkan, tubuh mereka lemas.Ini adalah kekuatan Tinju Harimau Ganas tingkat tertinggi. Energinya saja sudah cukup membuat orang gentar. Jika Lutfi berada di sini, dia pasti tercengang.Hal ini karena guru Lutfi juga tidak berhasil mempelajari Tinju Harimau Ganas tingkat tertinggi setelah puluhan tahun. Namun, Tirta bisa menguasai teknik ini setelah mempelajarinya dalam waktu singkat.Parang Karsa menghantam Tinju Harimau Ganas yang dilancarkan Tirta. Parang itu langsung hancur berkeping-keping. Sementara itu, tinjuan Tirta seperti menghancurkan selembar kertas yang tipis.Tirta tidak berhenti melancarkan serangan. Dia l

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 925

    Siapa sangka, terjadi sesuatu yang mengejutkan! Hanya dalam sekejap, sekitar 5 bawahan Karsa terpental karena serangan Tirta. Bahkan, bawahan yang diserang masih terbengong-bengong.Nia yang bersembunyi di sudut bertanya kepada Agatha, "Kak Agatha, kenapa ... Tirta begitu hebat?"Agatha terus memandangi Tirta sambil menyahut, "Aku juga nggak tahu. Tapi, Tirta memang hebat. Seharusnya orang-orang ini nggak bisa melawannya.""Benaran?" tanya Nia dengan ragu-ragu.Saat Agatha dan Nia berbicara, terdengar suara teriakan lagi. Tirta berhasil mengalahkan sekitar 8 bawahan lagi.Kekuatan Tirta yang dahsyat membuat bawahan lain ketakutan. Mereka pun mundur. Harto yang berbaring di lantai mengingatkan, "Kak ... orang ini menguasai ilmu bela diri! Kamu harus hati-hati!""Harto, kamu tenang saja. Biarpun dia itu ahli, hari ini dia tetap akan dicincang!" timpal Karsa dengan santai. Kemudian, dia membentak bawahan, "Dasar orang-orang bodoh! Langsung tebas dia pakai parang!"Karsa menambahkan, "Jang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 924

    Karsa melihat kaki dan tangan Harto yang remuk. Bahkan, bagian selangkangannya berlumuran darah. Emosi Karsa tersulut.Karsa berkata kepada Tirta dengan geram, "Hei, kamu itu orang pertama yang berani melumpuhkan adikku! Tapi, kamu akan menjadi yang terakhir! Katakan, kamu mau mati dengan cara apa?"Karsa membawa puluhan bawahan, jadi Harto tidak takut pada Tirta lagi. Harto berseru, "Kak, aku mau dia dicincang, lalu diberikan kepada anjing! Kalau nggak, aku nggak merasa puas!"Tirta mencibir dan membalas, "Kalian mau habisi aku? Takutnya kalian nggak mampu!"Karsa datang terlalu cepat sehingga Tirta tidak sempat menelepon Susanti. Jika Tirta menghubungi Susanti sekarang, Susanti juga tidak bisa sampai tepat waktu. Jadi, Tirta memutuskan untuk menyuruh Susanti datang setelah membereskan Karsa."Dasar nggak tahu diri! Aku bisa menghabisimu dengan mudah!" timpal Karsa. Kemudian, dia memerintah bawahannya dengan ekspresi muram, "Kenapa kalian masih diam saja? Cepat cincang orang ini dan b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 923

    Harto menceritakan kejadiannya kepada Karsa secara singkat. Karsa berujar, "Apa? Kaki dan tanganmu dipatahkan? Mana Suci? Bukannya dia bilang barangnya aman?"Karsa menegaskan, "Oke. Harto, tunggu aku. Sekarang aku bawa bawahan untuk bantu kamu balas dendam!"Selesai bicara, Karsa langsung mengakhiri panggilan telepon. Dia segera membawa bawahannya untuk membantu Harto.Karsa cukup berkuasa di Kota Hamza. Sekarang adiknya malah dilumpuhkan. Tentu saja Karsa tidak akan melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta memanfaatkan waktu ini untuk menetralkan obat bius Agatha dan Nia dengan jarum. Agatha yang bersandar di pelukan Tirta bangun dan bertanya, "Tirta, kenapa kamu datang ke sini? Apa yang terjadi padaku?"Agatha agak pusing. Efek obat bius itu sangat kuat sehingga Agatha tidak ingat kejadian saat dirinya pingsan.Tirta melirik Suci dengan dingin dan menjelaskan, "Kak Agatha, kamu dan Kak Nia diberi obat bius. Bos toko pakaian dalam ini berniat jahat. Dia ingin menjual kalian."Nia yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 922

    Tirta mencibir, lalu menanggapi, "Tempat berbahaya apanya? Dasar pecundang! Nggak tahu malu!"Selesai bicara, Tirta langsung menampar Harto. Sementara itu, Harto tidak sempat menghindar. Tamparan Tirta membuatnya marah dan juga kaget. Harto memaki, "Sialan! Beraninya kamu pukul aku!"Harto melambaikan tangannya, lalu memerintah keempat bawahan di belakangnya, "Habisi dia!""Siap, Kak Harto!" sahut keempat bawahan Harto. Mereka langsung mengepung Tirta.Pria paruh baya yang ditampar Tirta di lantai 1 tadi membentak, "Bocah sialan! Kamu yang cari masalah sendiri! Kamu pasti mati!"Pria paruh baya itu mengeluarkan pisau dan hendak menusuk leher Tirta. Dia ingin langsung membunuh Tirta.Tirta berteriak, "Kalau nggak mau mati, cepat menyingkir!"Tirta melancarkan Tinju Harimau Ganas dari teknik rahasia yang diberikan Lutfi. Sebelum keempat pria itu mendekati Tirta, mereka ditinju Tirta hingga terpental.Bagian tubuh mereka yang ditinju Tirta pasti mengalami patah tulang. Mereka tidak bisa b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 921

    Pria paruh baya itu sangat marah. Dia menunjuk Tirta sambil berteriak kepada pria botak yang berdiri di tengah.Harto tetap bergeming. Dia mengamati Tirta, seperti sedang memikirkan identitasnya.Melihat Harto datang, staf toko yang menghalangi Tirta tadi segera menghampiri Harto dan berujar, "Kak Harto, dia datang untuk mencari 2 wanita itu. Biasanya nggak ada tokoh hebat yang datang ke kota kita.""Oke, aku tahu," sahut Harto. Kemudian, dia berucap kepada pria paruh baya yang dipukul, "Kamu tahan dulu. Jangan lupa kita datang untuk urus barang. Setelah mendapatkan barangnya, aku baru suruh orang beri dia pelajaran. Biar nggak timbul masalah.""Ini .... Oke, Kak Harto," kata pria paruh baya yang dipukul. Sebenarnya dia merasa tidak rela, tetapi dia tetap mengikuti arahan Harto.Setelah itu, mereka pergi ke lantai 2. Tirta merasa tujuan kedatangan 5 pria paruh baya itu tidak sederhana. Dia langsung mengikuti mereka.Siapa sangka, staf toko itu menghalangi Tirta lagi dan menegur, "Tungg

DMCA.com Protection Status