Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 711 - Chapter 720

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 711 - Chapter 720

945 Chapters

Bab 711

Sambil berkata demikian, Darian mengeluarkan kartu identitas dari saku dan menyerahkannya ke Tirta."Jenderal Area Militer Barat Daya. Wah ...," baca Tirta."Heh! Sekarang kamu takut, 'kan? Kalau takut, cepat pergi sana!" ucap Darian dengan angkuh. Dia merasa telah menyelamatkan kembali harga dirinya."Kenapa aku harus takut? Toh aku nggak melanggar hukum. Sebagai seorang jenderal, kurasa kamu terlalu lemah. Otakmu juga sepertinya nggak bekerja dengan benar. Kamu nggak naik pangkat lewat jalur belakang, 'kan?" tanya Tirta."Cari mati! Penghinaan ini sudah cukup menjadi alasan bagiku untuk mengutus orang menangkapmu dan memberimu pelajaran!" geram Darian. Dia tidak menyangka bahwa Tirta berani menghinanya.Ketika Darian hendak menelepon orang-orangnya, Irene tiba-tiba maju dan membentak, "Cukup! Tirta nggak mengusikmu. Apa hakmu buat menangkapnya?""Irene, dia sudah menghinaku. Bukankah itu sudah termasuk mengusikku? Apa yang bagus dari dirinya hingga kamu terus membelanya begini?" tany
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 712

Tirta dan Irene kembali berkeliling di sekitar pusat perbelanjaan. Mereka memilih beberapa hadiah untuk Naura. Tirta juga memilihkan beberapa aksesori indah untuk Irene.Setelah menerima hadiah, Irene baru merasa puas. Dia tidak lagi mengomel karena Tirta yang "tidak setia"."Kak Irene, temani aku ke Farmasi Santika sebentar. Setelah itu, kita baru berangkat ke tempat Naura," ucap Tirta.Tirta baru mengingat janjinya pada Shinta kemarin. Dia harus memberikan beberapa Pil Kecantikan untuknya hari ini. Tirta lantas membawa Irene ke Farmasi Santika."Oke, tapi tolong kasih tahu aku. Apa kamu ingin menggunakan Pil Kecantikan untuk merayu gadis cantik itu?" tanya Irene.Irene duduk di kursi penumpang dan mengencangkan sabuk pengaman. Dia mengamati reaksi Tirta dengan mata menyipit."Kak Irene ada-ada saja. Mana mungkin begitu? Dia teman yang baru kukenal, masih anak kecil. Kamu akan tahu waktu melihatnya sendiri," ucap Tirta.Tirta diam-diam menghela napas. Sepertinya sudah kodrat wanita un
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 713

"Bukan begitu, Kak Irene. Jangan rendah diri begitu," ucap Tirta dengan iba."Aku sayang banget sama Kak Irene, tapi ... aku sudah lama nggak menemani bibiku. Gimana kalau nanti aku ke rumahmu dulu, baru pulang?" tambah Tirta."Serius? Oke, boleh banget! Ikut kamu ke desa dan menginap semalam juga boleh," ucap Irene dengan mata berbinar.Irene melanjutkan, "Kebetulan aku juga bisa bertemu bibimu. Kita sudah lama saling kenal, tapi aku belum pernah bertemu bibimu.""Jangan sekarang, Kak Irene. Setelah vilanya jadi, aku baru bawa kamu ke sana. Sekarang belum ada tempat layak buat ditinggali," jelas Tirta. Sebenarnya, alasan utamanya adalah dia takut Ayu marah waktu melihatnya membawa pulang wanita baru."Oke, deh. Malam ini kamu singgah ke rumahku dulu, baru pulang ke desa," ujar Irene. Dia juga tidak mau memaksa.Tirta berucap dengan perasaan lega, "Siap, Kak Irene. Aku mau tambah kecepatan, Kak Irene pegangan, ya." Dia menginjak pedal gas, melajukan mobil lebih kencang di jalan raya..
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 714

Irene dan Agatha yang duduk di kursi belakang tentu saja tidak mengetahui pikiran mesum Tirta saat ini. Kalau tidak, mereka pasti sudah bersatu untuk memberinya pelajaran."Naura, aku ke sana sekarang," ucap Tirta. Setelah menelepon Naura untuk menanyakan lokasi pesta, dia langsung melajukan mobil ke sana.Acara pesta diselenggarakan di sebuah hotel besar yang hanya berjarak tiga jalan dari Farmasi Santika. Tidak lama kemudian, Tirta dan yang lainnya sudah tiba.Sebelum turun dari mobil, mereka sudah bisa melihat pintu masuk hotel dari jauh. Ada Saad dan Naura, serta Mauri yang berpakaian kasual berdiri menunggu di sana.Ada seorang lagi yang berdiri di samping Naura. Wanita itu mengenakan pakaian tradisional yang menonjolkan sosok anggunnya. Usianya kemungkinan tidak berbeda jauh dari Naura. Hanya saja, raut wajahnya lebih dingin.Wanita itu adalah dokter muda dengan masa depan cerah dari ibu kota provinsi. Namanya Aiko, sepupu Naura."Tirta, kamu terlalu segan. Kamu cukup datang, ngg
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 715

Mata Irene juga menatap Tirta dengan kilat penasaran."Anu ... aku belum sempat menceritakan apa yang terjadi kemarin pada kalian," ucap Tirta. Ketika dia hendak menjelaskan, ponsel Aiko tiba-tiba berdering.Entah apa yang dilihat Aiko di ponselnya, dia tiba-tiba berdiri dan menyela, "Tirta, aku ingin meminta bantuanmu.""Bantuan apa?" tanya Tirta."Ikut aku keluar, aku ingin bicara empat mata denganmu. Tenang saja, ini nggak akan memakan waktu lama. Kita akan segera kembali," ucap Aiko dengan gelisah. Setelah itu, dia mendahului Tirta keluar."Naura, sepupumu mau minta bantuan apa padaku? Sepertinya dia gelisah banget," tanya Tirta pada Naura."Aku juga nggak tahu. Karena Kak Aiko mau bicara berdua denganmu, kamu tanya saja langsung padanya. Kami tunggu di sini," sahut Naura dengan jujur."Oke, kalian tunggu sebentar, ya. Aku keluar sebentar," ucap Tirta sambil berdiri dan berjalan keluar.Aiko menunggu di luar pintu. Melihat Tirta keluar, dia langsung memimpin jalan tanpa mengatakan
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 716

Tirta tidak mengetahui apa yang tengah dipikirkan Aiko. Di depan semua orang di sini, Agatha adalah pacar resminya. Jadi, tentu saja dia harus mendiskusikan hal ini terlebih dahulu dengan wanita itu.Tirta segera menelepon Agatha dan menjelaskan permintaan Aiko secara singkat."Oh, kalau hanya pura-pura, nggak apa-apa," ujar Agatha.Agatha sangat terkejut mendengar hal ini. Namun, jika Aiko memiliki pilihan lain, dia tidak mungkin memikirkan cara ini. Jadi, Agatha akhirnya setuju.Tirta menghela napas dan berkata, "Kak Agatha nggak tahu saja. Tadi, Aiko bilang kami harus pelukan dan pura-pura mesra di depan pasangan kencan butanya. Kalau begitu, gimana nasib kepolosanku?"Aiko hanya bisa mengentakkan kakinya dengan kesal. Mengapa bisa ada orang yang tidak tahu malu seperti Tirta? Jelas-jelas kepolosannya yang hilang, tahu!"A ... apa?" Agatha jadi sedikit ragu-ragu begitu mendengar hal itu. Meski merasa cemburu, pada akhirnya dia tetap berkata, "Tirta, kamu setujui saja. Aiko juga kasi
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 717

Naura bertanya begitu supaya Aiko memberikan penjelasan pada Agatha yang terlihat cemas sejak tadi. Sesuai dugaan, raut wajah Agatha terlihat lebih rileks usai mendengar kata-kata Aiko.Irene yang duduk di sampingnya terlihat tenang. Namun, sebenarnya dia juga diam-diam menghela napas lega."Gadis nakal! Nyalimu makin besar saja. Bahkan aku pun berani kamu goda. Kubalas kamu!" omel Aiko.Aiko yang malu dan kesal sontak berdiri dan menyerbu Naura, lalu tangannya mulai bergerak nakal. Dia bahkan mengabaikan keberadaan Agatha dan Irene di sana."Kak Aiko, aku minta ampun. Aku nggak berani lagi!" seru Naura dengan wajah memerah. Saat area sensitifnya disentuh, dia langsung meminta ampun."Percuma saja minta ampun. Kalau aku nggak kasih kamu pelajaran hari ini, ke depannya kamu akan makin lancang padaku!" ucap Aiko. Serangannya kian sengit. Tangannya menyentuh, menarik, dan sebagainya.Saat bermain-main, tiba-tiba terdengar suara koyak. Aiko tidak sengaja merobek kerah gaun Naura! Dua gunun
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 718

Suara Tirta yang keras didengar para wanita di dalam ruangan. Masalahnya, televisi di dalam ruangan sama sekali tidak dinyalakan.Meski Tirta berkata begitu untuk menenangkan Naura,  efeknya justru bertolak belakang. Seolah-olah dia sedang mengumumkan pada mereka bahwa dia sudah melihat tubuh Naura.Naura yang sudah bersusah payah menetralkan ekspresinya  kini kembali tersipu. Dia langsung menutupi wajahnya yang sudah semerah tomat karena malu. Setelah kejadian ini, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi Tirta."Tirta bodoh! Lebih baik kamu diam saja! Makin banyak yang kamu katakan, makin buruk hasilnya!" seru Agatha  ke arah pintu dengan kesal."Galak banget. Toh aku bukannya sengaja mau melihatnya," balas Tirta dengan suara rendah dari balik pintu.Meski merasa jengkel, Tirta akhirnya memilih untuk tutup mulut. Setelah dipikir-pikir, memang Naura-lah yang paling dirugikan dalam masalah ini, sementara dirinya senang-senang saja.Di dalam ruangan, Naura masih merasa sang
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 719

Tidak ada siapa pun selain Tirta di sana. Meski merasa bersalah, dia tetap menggunakan mata tembus pandangnya untuk mengintip situasi di dalam."Wah! Tubuh Naura bagus juga," gumam Tirta.Para wanita di dalam ruangan sedang sibuk membantu Naura berganti pakaian. Mereka tidak tahu bahwa Tirta sedang diam-diam mengamati mereka.Tirta sendiri juga merasa bahwa perbuatannya benar-benar rendah. Jadi, sambil mengintip, Tirta juga memaki dirinya sendiri dalam hati. Setelah itu, dia terus menikmati pemandangan di dalam dengan lebih tenang.Sepuluh menit kemudian, Naura selesai berganti pakaian. Dengan bantuan para wanita lainnya, penampilannya sudah kembali rapi dan sopan.Teringat bahwa Tirta masih menunggu di luar, Naura pun berbisik pada Agatha dengan wajah memerah, "Agatha, suruh Tirta masuk dulu. Nggak baik kalau membiarkannya terus berdiri di luar.""Apa yang nggak baik? Aku masih kesal saat mengingat kata-katanya tadi. Lebih baik biarkan dia tetap di luar!" tolak Agatha sambil bersedeka
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 720

Ternyata Tirta yang baru mengintip Naura tadi masih datang keadaan tegang. Hal ini tidak begitu kentara saat posisinya duduk.Namun, begitu Aiko duduk di pangkuan Tirta, dia langsung merasakan keperkasaan mengagumkan pemuda itu. Gaun tradisional di area bokongnya serasa ditusuk. Sakit sekali! Padahal Tirta masih begitu muda. Dia makan apa hingga bisa tumbuh seperkasa ini?Aiko refleks ingin bangun dari pangkuan Tirta dan pindah ke sampingnya. Namun, Naura sudah bangun dan hendak membuka pintu. Dia berucap, "Kak Aiko ada di dalam. Kalau ada keperluan, masuk saja dan katakan padanya."Naura tidak tahu betapa malunya Aiko saat ini. Dia hanya ingin membantu sepupunya menyingkirkan Billy secepat mungkin."Ehem ... Aiko, kamu duduk saja di pangkuanku. Nggak baik kalau pasangan kencan butamu melihat sesuatu," ujar Tirta dengan canggung.Sejujurnya, Tirta sudah berusaha keras menahan nafsunya, tetapi sosok Aiko memang sangat memesona. Begitu tubuh lembut wanita itu duduk, sesuatu di bawah sana
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more
PREV
1
...
7071727374
...
95
DMCA.com Protection Status