Share

Bab 714

Author: Hazel
Irene dan Agatha yang duduk di kursi belakang tentu saja tidak mengetahui pikiran mesum Tirta saat ini. Kalau tidak, mereka pasti sudah bersatu untuk memberinya pelajaran.

"Naura, aku ke sana sekarang," ucap Tirta. Setelah menelepon Naura untuk menanyakan lokasi pesta, dia langsung melajukan mobil ke sana.

Acara pesta diselenggarakan di sebuah hotel besar yang hanya berjarak tiga jalan dari Farmasi Santika. Tidak lama kemudian, Tirta dan yang lainnya sudah tiba.

Sebelum turun dari mobil, mereka sudah bisa melihat pintu masuk hotel dari jauh. Ada Saad dan Naura, serta Mauri yang berpakaian kasual berdiri menunggu di sana.

Ada seorang lagi yang berdiri di samping Naura. Wanita itu mengenakan pakaian tradisional yang menonjolkan sosok anggunnya. Usianya kemungkinan tidak berbeda jauh dari Naura. Hanya saja, raut wajahnya lebih dingin.

Wanita itu adalah dokter muda dengan masa depan cerah dari ibu kota provinsi. Namanya Aiko, sepupu Naura.

"Tirta, kamu terlalu segan. Kamu cukup datang, ngg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 715

    Mata Irene juga menatap Tirta dengan kilat penasaran."Anu ... aku belum sempat menceritakan apa yang terjadi kemarin pada kalian," ucap Tirta. Ketika dia hendak menjelaskan, ponsel Aiko tiba-tiba berdering.Entah apa yang dilihat Aiko di ponselnya, dia tiba-tiba berdiri dan menyela, "Tirta, aku ingin meminta bantuanmu.""Bantuan apa?" tanya Tirta."Ikut aku keluar, aku ingin bicara empat mata denganmu. Tenang saja, ini nggak akan memakan waktu lama. Kita akan segera kembali," ucap Aiko dengan gelisah. Setelah itu, dia mendahului Tirta keluar."Naura, sepupumu mau minta bantuan apa padaku? Sepertinya dia gelisah banget," tanya Tirta pada Naura."Aku juga nggak tahu. Karena Kak Aiko mau bicara berdua denganmu, kamu tanya saja langsung padanya. Kami tunggu di sini," sahut Naura dengan jujur."Oke, kalian tunggu sebentar, ya. Aku keluar sebentar," ucap Tirta sambil berdiri dan berjalan keluar.Aiko menunggu di luar pintu. Melihat Tirta keluar, dia langsung memimpin jalan tanpa mengatakan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 716

    Tirta tidak mengetahui apa yang tengah dipikirkan Aiko. Di depan semua orang di sini, Agatha adalah pacar resminya. Jadi, tentu saja dia harus mendiskusikan hal ini terlebih dahulu dengan wanita itu.Tirta segera menelepon Agatha dan menjelaskan permintaan Aiko secara singkat."Oh, kalau hanya pura-pura, nggak apa-apa," ujar Agatha.Agatha sangat terkejut mendengar hal ini. Namun, jika Aiko memiliki pilihan lain, dia tidak mungkin memikirkan cara ini. Jadi, Agatha akhirnya setuju.Tirta menghela napas dan berkata, "Kak Agatha nggak tahu saja. Tadi, Aiko bilang kami harus pelukan dan pura-pura mesra di depan pasangan kencan butanya. Kalau begitu, gimana nasib kepolosanku?"Aiko hanya bisa mengentakkan kakinya dengan kesal. Mengapa bisa ada orang yang tidak tahu malu seperti Tirta? Jelas-jelas kepolosannya yang hilang, tahu!"A ... apa?" Agatha jadi sedikit ragu-ragu begitu mendengar hal itu. Meski merasa cemburu, pada akhirnya dia tetap berkata, "Tirta, kamu setujui saja. Aiko juga kasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 717

    Naura bertanya begitu supaya Aiko memberikan penjelasan pada Agatha yang terlihat cemas sejak tadi. Sesuai dugaan, raut wajah Agatha terlihat lebih rileks usai mendengar kata-kata Aiko.Irene yang duduk di sampingnya terlihat tenang. Namun, sebenarnya dia juga diam-diam menghela napas lega."Gadis nakal! Nyalimu makin besar saja. Bahkan aku pun berani kamu goda. Kubalas kamu!" omel Aiko.Aiko yang malu dan kesal sontak berdiri dan menyerbu Naura, lalu tangannya mulai bergerak nakal. Dia bahkan mengabaikan keberadaan Agatha dan Irene di sana."Kak Aiko, aku minta ampun. Aku nggak berani lagi!" seru Naura dengan wajah memerah. Saat area sensitifnya disentuh, dia langsung meminta ampun."Percuma saja minta ampun. Kalau aku nggak kasih kamu pelajaran hari ini, ke depannya kamu akan makin lancang padaku!" ucap Aiko. Serangannya kian sengit. Tangannya menyentuh, menarik, dan sebagainya.Saat bermain-main, tiba-tiba terdengar suara koyak. Aiko tidak sengaja merobek kerah gaun Naura! Dua gunun

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 718

    Suara Tirta yang keras didengar para wanita di dalam ruangan. Masalahnya, televisi di dalam ruangan sama sekali tidak dinyalakan.Meski Tirta berkata begitu untuk menenangkan Naura,  efeknya justru bertolak belakang. Seolah-olah dia sedang mengumumkan pada mereka bahwa dia sudah melihat tubuh Naura.Naura yang sudah bersusah payah menetralkan ekspresinya  kini kembali tersipu. Dia langsung menutupi wajahnya yang sudah semerah tomat karena malu. Setelah kejadian ini, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi Tirta."Tirta bodoh! Lebih baik kamu diam saja! Makin banyak yang kamu katakan, makin buruk hasilnya!" seru Agatha  ke arah pintu dengan kesal."Galak banget. Toh aku bukannya sengaja mau melihatnya," balas Tirta dengan suara rendah dari balik pintu.Meski merasa jengkel, Tirta akhirnya memilih untuk tutup mulut. Setelah dipikir-pikir, memang Naura-lah yang paling dirugikan dalam masalah ini, sementara dirinya senang-senang saja.Di dalam ruangan, Naura masih merasa sang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 719

    Tidak ada siapa pun selain Tirta di sana. Meski merasa bersalah, dia tetap menggunakan mata tembus pandangnya untuk mengintip situasi di dalam."Wah! Tubuh Naura bagus juga," gumam Tirta.Para wanita di dalam ruangan sedang sibuk membantu Naura berganti pakaian. Mereka tidak tahu bahwa Tirta sedang diam-diam mengamati mereka.Tirta sendiri juga merasa bahwa perbuatannya benar-benar rendah. Jadi, sambil mengintip, Tirta juga memaki dirinya sendiri dalam hati. Setelah itu, dia terus menikmati pemandangan di dalam dengan lebih tenang.Sepuluh menit kemudian, Naura selesai berganti pakaian. Dengan bantuan para wanita lainnya, penampilannya sudah kembali rapi dan sopan.Teringat bahwa Tirta masih menunggu di luar, Naura pun berbisik pada Agatha dengan wajah memerah, "Agatha, suruh Tirta masuk dulu. Nggak baik kalau membiarkannya terus berdiri di luar.""Apa yang nggak baik? Aku masih kesal saat mengingat kata-katanya tadi. Lebih baik biarkan dia tetap di luar!" tolak Agatha sambil bersedeka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 720

    Ternyata Tirta yang baru mengintip Naura tadi masih datang keadaan tegang. Hal ini tidak begitu kentara saat posisinya duduk.Namun, begitu Aiko duduk di pangkuan Tirta, dia langsung merasakan keperkasaan mengagumkan pemuda itu. Gaun tradisional di area bokongnya serasa ditusuk. Sakit sekali! Padahal Tirta masih begitu muda. Dia makan apa hingga bisa tumbuh seperkasa ini?Aiko refleks ingin bangun dari pangkuan Tirta dan pindah ke sampingnya. Namun, Naura sudah bangun dan hendak membuka pintu. Dia berucap, "Kak Aiko ada di dalam. Kalau ada keperluan, masuk saja dan katakan padanya."Naura tidak tahu betapa malunya Aiko saat ini. Dia hanya ingin membantu sepupunya menyingkirkan Billy secepat mungkin."Ehem ... Aiko, kamu duduk saja di pangkuanku. Nggak baik kalau pasangan kencan butamu melihat sesuatu," ujar Tirta dengan canggung.Sejujurnya, Tirta sudah berusaha keras menahan nafsunya, tetapi sosok Aiko memang sangat memesona. Begitu tubuh lembut wanita itu duduk, sesuatu di bawah sana

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 721

    "Siapa bilang dia pacar pura-puraku? Apa kamu pernah melihat wanita yang duduk di pangkuan pacar pura-puranya dan berciuman dengan mesra?" balas Aiko dengan nada sinis. Dia jengkel sekali saat mendengar nada memerintah dari ucapan Billy.Usai berkata demikian, Aiko berinisiatif memeluk leher Tirta dan mulai menciumnya dengan agresif. Suara isap dan pertukaran ludah itu terdengar sangat realistis. Dia juga meraih tangan Tirta untuk memeluk pinggangnya.Naura tercengang melihat situasi ini. Pengorbanan Aiko terlalu besar!Agatha dan Irene merasa sangat cemburu. Namun, saat ini mereka tidak bisa menunjukkannya secara terang-terangan.Di sisi lain, Billy sudah naik pitam. Dia merasa seperti sedang dipermalukan di depan umum.Billy berucap dengan nada marah, "Aiko, jangan kira dengan melakukan ini, aku akan percaya. Kamu adalah dokter di ibu kota provinsi, gimana kamu bisa punya pacar di kota ini?""Kalian bahkan nggak punya kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua. Belum lagi, dia juga j

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 722

    Enam triliun bukan jumlah yang kecil. Bank setempat pun tidak mau meminjamkan dana pada orang tua Aiko saat tahu bahwa perusahaan mereka hampir bangkrut.Jika orang tua Aiko memiliki cara lain, mereka juga tidak akan memohon Keluarga Sutejo untuk menjodohkan Billy dan Aiko.Di tengah keputusasaan Aiko, Naura tiba-tiba berkata, "Kak Aiko, jangan khawatir. Aku kenal seseorang yang bisa membantumu!""Siapa itu? Naura, tolong bawa aku menemuinya!" tanya Aiko dengan penuh semangat. Kata-kata Naura memberinya secercah harapan terakhir.Aiko juga melihat wajah muram Billy tadi. Dia benar-benar berharap bisa menemukan jalan lain dan tidak jatuh ke tangan pria itu."Kak Aiko, sudah kubilang jangan khawatir. Sebenarnya orang itu nggak jauh. Dia orang yang sedang kamu duduki, Tirta!" ucap Naura. Saat melihat Tirta yang sedang diduduki Aiko, dia tidak bisa menahan tawanya.Aiko terlalu larut memikirkan cara menghadapi pembalasan Billy. Dia sampai melupakan rasa sakit di bokongnya karena duduk di p

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status