Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 691 - Chapter 700

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 691 - Chapter 700

945 Chapters

Bab 691

Budi bertanya, "Kalian mau ke mana? Berhenti di sana. Setelah bikin masalah sebesar ini, aku nggak akan memaafkan kalian meskipun Tirta bersedia. Aku akan laporkan semuanya pada Pak Chandra. Keluarga kalian bersiap-siaplah diusir dari Provinsi Kantos.""Gawat .... Riwayat kita benar-benar tamat!" Mendengar itu, Joshua, Toby, dan Hendrik yang baru saja berdiri dengan susah payah, langsung jatuh lemas lagi dengan penuh penyesalan.Kalau diberi kesempatan lagi, mereka tidak akan berani mencari masalah dengan Tirta. Namun sekarang, penyesalan pun sudah terlambat.Hanya saja sebelum Budi sempat menelepon Chandra, ponsel Joshua tiba-tiba berdering lebih dulu. Saat Joshua melihat layar ponselnya, tubuhnya langsung bergetar ketakutan. Dia berujar, "Um ... Pak Chandra yang telepon ....""Sebaiknya diangkat atau nggak?" tanya Toby dengan suara gemetar. Dia sudah membayangkan bagaimana Chandra akan menegur mereka."Diangkat saja. Kalau nggak, akibatnya mungkin lebih parah," ucap Hendrik sambil me
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 692

Melihat Amal mengejeknya dengan puas, Mauri tahu bahwa dia memang sengaja ingin mempermalukannya. Dia berteriak marah sambil membelalakkan mata, "Amal, jangan keterlaluan!"Amal menimpali, "Orang tanpa dukungan jangan harap bisa jadi pejabat. Itu pepatah kuno yang benar adanya. Kamu nggak punya latar belakang apa pun.""Orang yang kamu kenal cuma Saad. Sekarang, dia pasti sudah dihajar habis-habisan sama Pak Budi. Jadi, apa yang bisa kamu lakukan padaku meskipun aku keterlaluan?" tanya Amal. Dia tertawa terbahak-bahak dan merasa sangat puas.Amal menegaskan, "Pokoknya aku sudah perjelas semuanya. Kalau kamu nggak mau merangkak di bawah kakiku, aku akan usir semua rekanmu dari kantor ini!"Sebelum Mauri sempat menjawab, puluhan polisi lainnya termasuk Troy dan Niko, datang mengepung dengan wajah penuh amarah."Pak Mauri, kamu nggak perlu minta belas kasihan padanya. Sekalipun kami semua dipecat, kami nggak akan menyesal!""Tapi, kami nggak bisa terima penghinaan ini. Kamera CCTV sudah m
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 693

Mauri melambaikan tangan, lalu berbicara kepada seorang polisi muda berusia 20 tahunan, "Um ... Louis, lepaskan mereka. Cepat.""Baiklah .... Pak Mauri, nanti kalau kamu pergi menemui Tirta, bawa kami juga," ujar Niko dan Troy. Mereka tahu ini adalah bentuk kompromi terakhir Mauri yang terpaksa dilakukannya.Walau tidak terima, mereka juga menyadari bahwa melawan Amal itu tidak mudah. Lagi pula setelah kejadian ini, mereka sudah tak ingin lagi menjadi polisi. Mengikuti Mauri dan bergabung dengan Tirta terdengar jauh lebih baik."Oke, kalau begitu kalian ikut denganku nanti," jawab Mauri.Tak lama kemudian, Louis membawa Dipo, Lukky, dan Fendi keluar. Awalnya, mereka tidak percaya bahwa Mauri benar-benar akan membebaskan mereka.Namun ketika melihat Amal dan mendengar penjelasannya, barulah mereka sadar apa yang terjadi. Ketiga orang itu sontak emosi."Sialan, ternyata Resnu takut sama Tirta cuma karena takut dihajar!""Dasar pengecut! Kita sampai dikurung berhari-hari karena dia!""Ini
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 694

Dipo dan teman-temannya merasa percaya diri karena berpikir ada Budi yang mendukung mereka. Dengan sikap seenaknya, Dipo bahkan berjalan mendekati Tirta dan hendak menepuk wajahnya dengan angkuh.Namun Dipo tidak sadar bahwa setelah perkataannya itu, wajah Budi, Joshua, Toby, dan Hendrik menjadi pucat ketakutan."Siapa yang bebaskan kalian?" tanya Tirta dengan nada dingin begitu melihat Dipo dan yang lain keluar dari tahanan. Segera, dia menepis tangan Dipo yang hendak menepuk wajahnya."Aduh!" Dipo sontak merasa seperti tangannya dipukul palu. Dia meringis kesakitan dan emosi karena Tirta yang dia anggap sudah terpojok malah berani melawannya.Dipo memaki, "Sialan! Kamu sudah bosan hidup ya? Hari ini, aku akan menghajarmu sampai ...."Namun sebelum Dipo bisa berbuat apa-apa, Budi melangkah cepat dan menendangnya keras-keras. Dia memarahi, "Kurang ajar! Siapa yang kasih kamu nyali untuk bersikap seperti ini pada Tirta? Aku rasa, kamulah yang sudah bosan hidup. Cepat berlutut dan minta
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 695

Setelah menyadari kesalahan mereka, Dipo dan yang lainnya segera berlutut di depan Tirta dan memohon ampun. Salah satu dari mereka berujar, "Tirta, kami salah. Tolong maafkan kami ...."Namun, Tirta hanya menanggapi dengan dingin, "Sudah terlambat untuk minta maaf sekarang. Aku memang orang biasa, tapi nggak akan pernah lupa balas budi dan juga dendam!"Tanpa memberi mereka kesempatan berbicara lebih lanjut, Tirta mengabaikan mereka dan berjalan ke arah Mauri dan lainnya.Tirta tahu bahwa Joshua pasti tidak akan melepaskan Dipo dan yang lainnya begitu saja, jadi dia tidak perlu repot-repot.Mauri terlihat baik-baik saja. Sebaliknya, dia sangat kaget. Tirta pun menghela napas sebelum memperkenalkan sambil tersenyum, "Pak Mauri, perkenalkan ini adalah cucu Pak Saba, Nona Shinta, dan ini adalah Pak Lutfi dari Badan Perlindungan Negara."Mauri segera memberi salam dengan penuh hormat, "Oh. Senang bertemu denganmu, Nona Shinta dan Pak Lutfi ....""Pak Mauri, kamu nggak perlu sungkan. Kamu a
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 696

"Minta maaf? Huh! Kalau minta maaf ada gunanya, apa gunanya polisi? Kalau minta maaf ada gunanya, untuk apa negara menetapkan begitu banyak aturan? Kamu rasa kamu bisa bertindak semena-mena dan menindas orang karena dirimu pemimpin ya?"Tirta mendengus dan memaki habis-habisan. Dia menendang Amal hingga Amal berguling-guling di lantai.Amal kesakitan, seolah-olah tubuhnya ditabrak oleh kereta api. Akan tetapi, dia tidak berani menunjukkan amarah ataupun kebenciannya. Dia buru-buru bangkit, menunjuk Joshua serta orang lainnya."Maaf, tapi dengarkan dulu penjelasanku. Sebenarnya bukan aku yang ingin menyulitkan Pak Mauri. Pak Joshua yang menghasutku melakukan seperti ini. Aku sangat puas dengan kinerja Pak Mauri. Bahkan ... aku ingin berteman dengannya!"Usai melontarkan kalimat terakhir, Amal tersenyum menyanjung. Namun, karena merasa bersalah, senyumannya itu terlihat sangat jelek.Niko tidak tahan lagi. Dia maju dan membentak Amal, "Tutup mulut busukmu itu! Kalau kamu ingin berteman d
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 697

"Ka ... kamu .... Argh!" Pertahanan mental Amal akhirnya hancur setelah mendengar ejekan Mauri. Seluruh wajahnya tampak merah seperti terkena air panas. Tiba-tiba, dia muntah darah dan jatuh pingsan."Bagus! Bagus sekali! Kalau bisa, aku mau lihat dia mati karena terlalu emosi!" Para petugas polisi bersorak melihat hasil ini. Amarah mereka seolah-olah terlampiaskan.Saat ini, Joshua, Toby, dan Hendrik telah menghajar Dipo dan lainnya hingga babak belur. Selagi Tirta memberi pelajaran kepada Amal, mereka menelepon keluarga masing-masing untuk melapor semua yang terjadi.Dalam waktu singkat, mereka pun mendapat solusi untuk mengatasi masalah ini. Mereka tersenyum sambil berkata kepada Tirta dengan hati-hati."Tirta, kami memang salah karena melakukan semua ini. Kami nggak minta kamu mengampuni kami. Tapi, karena kami sudah bertobat, tolong beri kami kesempatan untuk hidup. Kami akan menuruti semua permintaanmu."Keluarga Dinata bisa membuat keluarga mereka binasa dalam sekejap. Sekalipun
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 698

Pada akhirnya, suasana di kantor polisi menjadi sunyi senyap. Dari ibu kota provinsi, yang tersisa hanya Amal yang tidak sadarkan diri dan Budi yang mengikuti di belakang Tirta tanpa mengatakan apa pun sejak tadi.Lutfi menyuruh pengawalnya untuk mengangkat Amal ke tumpukan sampah yang tidak jauh dari sana. Sebentar lagi, Amal akan melewati sisa hidupnya di penjara. Itu artinya, pemecatannya terhadap Mauri tidak berlaku. Mauri tentu ingin melanjutkan tugasnya supaya rakyat bisa hidup damai."Ngapain kamu masih mengikutiku? Pulang sana!" ucap Tirta sambil mengernyit saat melihat Budi masih berdiri di tempatnya. Sebelum ini, Tirta melihat Budi bermain tangan dengan Saad. Makanya, sikap Tirta sangat dingin."Tirta, begini, Pak Chandra berpesan kepadaku. Sebelum dia datang, aku harus terus mengikutimu dan memenuhi semua keinginanmu. Jangan usir aku," sahut Budi dengan tersenyum. Dia tidak berani bersikap lalai sedikit pun."Suruh dia nggak usah datang lagi. Aku nggak ingin melihatnya. Kamu
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 699

"Tirta, karena Pak Saba ada di rumahmu, gimana kalau kamu bawa aku menemuinya?" usul Saad."Ya. Kami sangat mengagumi Pak Saba. Suatu kehormatan bagi kami kalau bisa menemuinya," ujar Mauri yang maju dengan wajah tersenyum.Begitu memikirkan mereka punya kesempatan bertemu Saba, mereka pun merasa bangga karena punya kenalan seperti Tirta."Nggak masalah. Aku memang ingin membawa kalian bertemu Pak Saba. Kebetulan, sekarang sudah jam makan. Nanti kita makan bersama saja." Tirta mengangguk sambil tersenyum."Ayo." Shinta mengedipkan matanya dengan nakal. "Aku sudah kelaparan. Kamu harus bawa kami makan hidangan khas tempat ini!""Benar. Sekarang kamu kaya raya. Kamu harus traktir kami makan sepuasnya. Kamu nggak keberatan, 'kan?" canda Lutfi."Haha. Pesan saja sepuasnya. Aku yang bayar!" Tirta menyetujuinya dengan senang hati.....Ketika Tirta dan lainnya hendak kembali ke rumah baru, ruang tamu keluarga Yohardi justru sepi. Jelas-jelas Tabir berulang tahun yang ke-80, tetapi suasana ti
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 700

"Hais, pamanmu nggak mungkin bohong padaku." Tabir menggeleng dan mengembuskan napas panjang. "Bukan cuma itu. Baru-baru ini kamu ada dengar soal kerja sama antara Keluarga Manggala dengan Keluarga Purnomo, 'kan?""Ya, aku tahu soal itu. Keluarga Purnomo punya aset senilai ratusan triliun. Keluarga Manggala beruntung sekali bisa kerja sama dengan mereka. Secara logika, Keluarga Purnomo nggak mungkin tertarik dengan aset Keluarga Manggala," sahut Aaris.Tiba-tiba, Aaris menyadari sesuatu. Dia bertanya dengan kaget, "Kakek, maksudmu Keluarga Purnomo bisa kerja sama dengan Keluarga Manggala karena Tirta?""Ya, pamanmu yang bilang. Baru-baru ini, Keluarga Purnomo mengadakan ekspo batu giok di kota. Tirta mewakili Keluarga Manggala dan bersaing dengan Sandy yang diundang oleh Putro. Alhasil, Tirta menang 3 ronde!""Yang paling mengerikan adalah ketiga batu yang dipilih oleh Tirta berasal dari zona kelas rendah. Sementara itu, yang dipilih oleh Sandy berasal dari zona kelas atas. Pada akhirn
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more
PREV
1
...
6869707172
...
95
DMCA.com Protection Status