Share

Bab 691

Author: Hazel
Budi bertanya, "Kalian mau ke mana? Berhenti di sana. Setelah bikin masalah sebesar ini, aku nggak akan memaafkan kalian meskipun Tirta bersedia. Aku akan laporkan semuanya pada Pak Chandra. Keluarga kalian bersiap-siaplah diusir dari Provinsi Kantos."

"Gawat .... Riwayat kita benar-benar tamat!" Mendengar itu, Joshua, Toby, dan Hendrik yang baru saja berdiri dengan susah payah, langsung jatuh lemas lagi dengan penuh penyesalan.

Kalau diberi kesempatan lagi, mereka tidak akan berani mencari masalah dengan Tirta. Namun sekarang, penyesalan pun sudah terlambat.

Hanya saja sebelum Budi sempat menelepon Chandra, ponsel Joshua tiba-tiba berdering lebih dulu. Saat Joshua melihat layar ponselnya, tubuhnya langsung bergetar ketakutan. Dia berujar, "Um ... Pak Chandra yang telepon ...."

"Sebaiknya diangkat atau nggak?" tanya Toby dengan suara gemetar. Dia sudah membayangkan bagaimana Chandra akan menegur mereka.

"Diangkat saja. Kalau nggak, akibatnya mungkin lebih parah," ucap Hendrik sambil me
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 692

    Melihat Amal mengejeknya dengan puas, Mauri tahu bahwa dia memang sengaja ingin mempermalukannya. Dia berteriak marah sambil membelalakkan mata, "Amal, jangan keterlaluan!"Amal menimpali, "Orang tanpa dukungan jangan harap bisa jadi pejabat. Itu pepatah kuno yang benar adanya. Kamu nggak punya latar belakang apa pun.""Orang yang kamu kenal cuma Saad. Sekarang, dia pasti sudah dihajar habis-habisan sama Pak Budi. Jadi, apa yang bisa kamu lakukan padaku meskipun aku keterlaluan?" tanya Amal. Dia tertawa terbahak-bahak dan merasa sangat puas.Amal menegaskan, "Pokoknya aku sudah perjelas semuanya. Kalau kamu nggak mau merangkak di bawah kakiku, aku akan usir semua rekanmu dari kantor ini!"Sebelum Mauri sempat menjawab, puluhan polisi lainnya termasuk Troy dan Niko, datang mengepung dengan wajah penuh amarah."Pak Mauri, kamu nggak perlu minta belas kasihan padanya. Sekalipun kami semua dipecat, kami nggak akan menyesal!""Tapi, kami nggak bisa terima penghinaan ini. Kamera CCTV sudah m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 693

    Mauri melambaikan tangan, lalu berbicara kepada seorang polisi muda berusia 20 tahunan, "Um ... Louis, lepaskan mereka. Cepat.""Baiklah .... Pak Mauri, nanti kalau kamu pergi menemui Tirta, bawa kami juga," ujar Niko dan Troy. Mereka tahu ini adalah bentuk kompromi terakhir Mauri yang terpaksa dilakukannya.Walau tidak terima, mereka juga menyadari bahwa melawan Amal itu tidak mudah. Lagi pula setelah kejadian ini, mereka sudah tak ingin lagi menjadi polisi. Mengikuti Mauri dan bergabung dengan Tirta terdengar jauh lebih baik."Oke, kalau begitu kalian ikut denganku nanti," jawab Mauri.Tak lama kemudian, Louis membawa Dipo, Lukky, dan Fendi keluar. Awalnya, mereka tidak percaya bahwa Mauri benar-benar akan membebaskan mereka.Namun ketika melihat Amal dan mendengar penjelasannya, barulah mereka sadar apa yang terjadi. Ketiga orang itu sontak emosi."Sialan, ternyata Resnu takut sama Tirta cuma karena takut dihajar!""Dasar pengecut! Kita sampai dikurung berhari-hari karena dia!""Ini

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 694

    Dipo dan teman-temannya merasa percaya diri karena berpikir ada Budi yang mendukung mereka. Dengan sikap seenaknya, Dipo bahkan berjalan mendekati Tirta dan hendak menepuk wajahnya dengan angkuh.Namun Dipo tidak sadar bahwa setelah perkataannya itu, wajah Budi, Joshua, Toby, dan Hendrik menjadi pucat ketakutan."Siapa yang bebaskan kalian?" tanya Tirta dengan nada dingin begitu melihat Dipo dan yang lain keluar dari tahanan. Segera, dia menepis tangan Dipo yang hendak menepuk wajahnya."Aduh!" Dipo sontak merasa seperti tangannya dipukul palu. Dia meringis kesakitan dan emosi karena Tirta yang dia anggap sudah terpojok malah berani melawannya.Dipo memaki, "Sialan! Kamu sudah bosan hidup ya? Hari ini, aku akan menghajarmu sampai ...."Namun sebelum Dipo bisa berbuat apa-apa, Budi melangkah cepat dan menendangnya keras-keras. Dia memarahi, "Kurang ajar! Siapa yang kasih kamu nyali untuk bersikap seperti ini pada Tirta? Aku rasa, kamulah yang sudah bosan hidup. Cepat berlutut dan minta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 695

    Setelah menyadari kesalahan mereka, Dipo dan yang lainnya segera berlutut di depan Tirta dan memohon ampun. Salah satu dari mereka berujar, "Tirta, kami salah. Tolong maafkan kami ...."Namun, Tirta hanya menanggapi dengan dingin, "Sudah terlambat untuk minta maaf sekarang. Aku memang orang biasa, tapi nggak akan pernah lupa balas budi dan juga dendam!"Tanpa memberi mereka kesempatan berbicara lebih lanjut, Tirta mengabaikan mereka dan berjalan ke arah Mauri dan lainnya.Tirta tahu bahwa Joshua pasti tidak akan melepaskan Dipo dan yang lainnya begitu saja, jadi dia tidak perlu repot-repot.Mauri terlihat baik-baik saja. Sebaliknya, dia sangat kaget. Tirta pun menghela napas sebelum memperkenalkan sambil tersenyum, "Pak Mauri, perkenalkan ini adalah cucu Pak Saba, Nona Shinta, dan ini adalah Pak Lutfi dari Badan Perlindungan Negara."Mauri segera memberi salam dengan penuh hormat, "Oh. Senang bertemu denganmu, Nona Shinta dan Pak Lutfi ....""Pak Mauri, kamu nggak perlu sungkan. Kamu a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 696

    "Minta maaf? Huh! Kalau minta maaf ada gunanya, apa gunanya polisi? Kalau minta maaf ada gunanya, untuk apa negara menetapkan begitu banyak aturan? Kamu rasa kamu bisa bertindak semena-mena dan menindas orang karena dirimu pemimpin ya?"Tirta mendengus dan memaki habis-habisan. Dia menendang Amal hingga Amal berguling-guling di lantai.Amal kesakitan, seolah-olah tubuhnya ditabrak oleh kereta api. Akan tetapi, dia tidak berani menunjukkan amarah ataupun kebenciannya. Dia buru-buru bangkit, menunjuk Joshua serta orang lainnya."Maaf, tapi dengarkan dulu penjelasanku. Sebenarnya bukan aku yang ingin menyulitkan Pak Mauri. Pak Joshua yang menghasutku melakukan seperti ini. Aku sangat puas dengan kinerja Pak Mauri. Bahkan ... aku ingin berteman dengannya!"Usai melontarkan kalimat terakhir, Amal tersenyum menyanjung. Namun, karena merasa bersalah, senyumannya itu terlihat sangat jelek.Niko tidak tahan lagi. Dia maju dan membentak Amal, "Tutup mulut busukmu itu! Kalau kamu ingin berteman d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 697

    "Ka ... kamu .... Argh!" Pertahanan mental Amal akhirnya hancur setelah mendengar ejekan Mauri. Seluruh wajahnya tampak merah seperti terkena air panas. Tiba-tiba, dia muntah darah dan jatuh pingsan."Bagus! Bagus sekali! Kalau bisa, aku mau lihat dia mati karena terlalu emosi!" Para petugas polisi bersorak melihat hasil ini. Amarah mereka seolah-olah terlampiaskan.Saat ini, Joshua, Toby, dan Hendrik telah menghajar Dipo dan lainnya hingga babak belur. Selagi Tirta memberi pelajaran kepada Amal, mereka menelepon keluarga masing-masing untuk melapor semua yang terjadi.Dalam waktu singkat, mereka pun mendapat solusi untuk mengatasi masalah ini. Mereka tersenyum sambil berkata kepada Tirta dengan hati-hati."Tirta, kami memang salah karena melakukan semua ini. Kami nggak minta kamu mengampuni kami. Tapi, karena kami sudah bertobat, tolong beri kami kesempatan untuk hidup. Kami akan menuruti semua permintaanmu."Keluarga Dinata bisa membuat keluarga mereka binasa dalam sekejap. Sekalipun

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 698

    Pada akhirnya, suasana di kantor polisi menjadi sunyi senyap. Dari ibu kota provinsi, yang tersisa hanya Amal yang tidak sadarkan diri dan Budi yang mengikuti di belakang Tirta tanpa mengatakan apa pun sejak tadi.Lutfi menyuruh pengawalnya untuk mengangkat Amal ke tumpukan sampah yang tidak jauh dari sana. Sebentar lagi, Amal akan melewati sisa hidupnya di penjara. Itu artinya, pemecatannya terhadap Mauri tidak berlaku. Mauri tentu ingin melanjutkan tugasnya supaya rakyat bisa hidup damai."Ngapain kamu masih mengikutiku? Pulang sana!" ucap Tirta sambil mengernyit saat melihat Budi masih berdiri di tempatnya. Sebelum ini, Tirta melihat Budi bermain tangan dengan Saad. Makanya, sikap Tirta sangat dingin."Tirta, begini, Pak Chandra berpesan kepadaku. Sebelum dia datang, aku harus terus mengikutimu dan memenuhi semua keinginanmu. Jangan usir aku," sahut Budi dengan tersenyum. Dia tidak berani bersikap lalai sedikit pun."Suruh dia nggak usah datang lagi. Aku nggak ingin melihatnya. Kamu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 699

    "Tirta, karena Pak Saba ada di rumahmu, gimana kalau kamu bawa aku menemuinya?" usul Saad."Ya. Kami sangat mengagumi Pak Saba. Suatu kehormatan bagi kami kalau bisa menemuinya," ujar Mauri yang maju dengan wajah tersenyum.Begitu memikirkan mereka punya kesempatan bertemu Saba, mereka pun merasa bangga karena punya kenalan seperti Tirta."Nggak masalah. Aku memang ingin membawa kalian bertemu Pak Saba. Kebetulan, sekarang sudah jam makan. Nanti kita makan bersama saja." Tirta mengangguk sambil tersenyum."Ayo." Shinta mengedipkan matanya dengan nakal. "Aku sudah kelaparan. Kamu harus bawa kami makan hidangan khas tempat ini!""Benar. Sekarang kamu kaya raya. Kamu harus traktir kami makan sepuasnya. Kamu nggak keberatan, 'kan?" canda Lutfi."Haha. Pesan saja sepuasnya. Aku yang bayar!" Tirta menyetujuinya dengan senang hati.....Ketika Tirta dan lainnya hendak kembali ke rumah baru, ruang tamu keluarga Yohardi justru sepi. Jelas-jelas Tabir berulang tahun yang ke-80, tetapi suasana ti

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1057

    Memori ini terlalu besar, kompleks, misterius, dan sulit dipahami. Isinya mencakup metode kultivasi pemurni energi yang belum pernah didengar oleh Tirta, serta beberapa teknik mistis yang luar biasa. Akibatnya, kepala Tirta terasa penuh dan pusing, membuatnya sulit untuk menerima dan mencerna semuanya dalam waktu singkat."Perlu diingat, kekuatanmu saat ini terlalu lemah. Teknik-teknik yang aku ajarkan ini nggak boleh ditunjukkan di depan umum, atau kamu akan menghadapi bencana besar yang bisa mengancam nyawamu, bahkan aku pun akan terlibat." Genta memperingatkan."Kalau ada hal yang nggak kamu pahami saat berlatih, kamu bisa bertanya padaku saat nggak ada orang di sekitar. Aku akan menjelaskannya satu per satu untukmu."Di tengah kesadarannya yang setengah mengambang, suara terakhir Genta terdengar. Setelah itu, Tirta yang merasa kepalanya berat, kehilangan kesadaran dan terjatuh di atas ranjang empuknya.Entah berapa lama kemudian, Tirta akhirnya terbangun dalam kondisi linglung. Ket

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1056

    "Dia pasti belum lari jauh, cepat atau lambat polisi akan menangkapnya." Bella hanya bisa menghibur mereka."Sudahlah, jangan dibahas lagi. Putriku, gimana keadaan Tirta sekarang? Saat kami naik tadi, sepertinya kami mendengar suara Tirta," tanya Darwan dengan nada cemas."Ayah, Tirta sepertinya sudah normal, tapi keadaannya tampaknya belum stabil. Sebaiknya kita jangan ganggu dia dulu," timpal Bella setelah ragu sejenak."Semuanya, mari kita turun ke aula untuk istirahat. Setelah Tirta pulih, kita baru kembali ke sini." Mendengar itu, Darwan merenung sebentar, lalu membawa semua orang kembali ke aula di lantai satu.....Sementara itu, di dalam kamar, Tirta berbaring di atas tempat tidur dengan niat mencoba sambil berbicara pelan pada dirinya sendiri, "Kakak, Kakak Cantik, Dewi, Dewi Naga, Belut Busuk, Sampah Sialan ....""Diam! Kalau ada masalah, katakan saja. Kalau nggak, tutup mulutmu." Akhirnya, berkat kegigihan Tirta, suara wanita naga itu kembali terdengar di dalam benaknya. Sua

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1055

    Setelah itu, Genta tidak bersuara lagi. Sementara itu, Tirta merasa bersalah saat melihat Ayu dan Bella yang ketakutan.Tirta berkata, "Bibi, Bu Bella, tadi aku bukan sengaja mau sakiti kalian. Tadi aku ...."Meskipun Tirta tidak bermaksud menyakiti Bella dan Ayu, dia hampir saja terlambat menghentikan Genta. Tirta ingin memotong kedua tangannya.Ayu menggeleng. Dia tidak menyalahkan Tirta, malah berujar dengan gembira, "Tirta, kamu nggak usah jelaskan. Bu Bella sudah beri tahu aku kondisimu, aku yakin tadi kamu pasti nggak sengaja. Tirta, apa sekarang kamu sudah kembali normal?"Bella mengembuskan napas lega, lalu merangkul bahu Ayu dan menimpali, "Bibi Ayu, sekarang Tirta bisa mengenali kita. Dia pasti sudah kembali normal."Bella melanjutkan, "Tirta, aku dan Bibi Ayu sangat mengkhawatirkanmu. Kondisimu tadi sangat mengerikan. Kamu tahu kenapa kamu bisa berubah menjadi begini?""Aku juga nggak tahu, Bu Bella. Kamu bawa Bibi Ayu keluar dulu, takutnya aku menyakiti kalian lagi seperti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1054

    "Mana mungkin manusia lemah sepertiku bisa dibandingkan dengan makhluk hebat sepertimu? Kalau kamu nggak suka aku, cepat bunuh aku saja! Aku nggak mau tubuhku lagi, anggap saja aku berikan padamu!" lanjut Tirta.Tirta merasa dirinya sudah membuat Genta marah besar. Seharusnya dia tidak bisa merebut hak kendali tubuhnya dari Genta lagi. Jadi, dia langsung meluapkan kekesalannya."Manusia lemah ...," ucap "Tirta". Dia benar-benar berniat membunuh. Genta tidak pernah diperlakukan secara tidak hormat seperti ini.Namun, sekarang Genta tidak berdaya menghadapi Tirta. Jika dia membunuh jiwa Tirta, dia juga akan ditolak oleh tubuh ini. Akhirnya, Genta akan lenyap. Hal ini karena sekarang Genta terlalu lemah.Tirta menyadari sesuatu. Dia berujar, "Bukannya kamu bisa bunuh aku? Cepat bertindak! Aku nggak mau hidup lagi, kamu bunuh aku saja!"Tirta meneruskan, "Kalau kamu nggak bunuh aku, aku pasti remehkan kamu! Leluhur siluman apanya? Kamu bahkan nggak berani bunuh orang! Cih, sampah!""Tirta"

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1053

    Tirta bisa merasakan keterpurukan Genta. Dia berujar, "Bukan, ini nggak termasuk karma. Kudengar, sebelumnya ada banyak siluman yang berkultivasi hingga tingkat sempurna. Mereka bahkan ingin menjadi manusia. Sekarang kamu bisa merasakan jadi manusia, sebenarnya kamu beruntung."Demi mencari kesempatan untuk merebut kembali tubuhnya, Tirta terpaksa berusaha menghibur Genta."Tirta" membalas, "Ha? Kamu malah membandingkanku dengan siluman rendahan itu? Apa kamu tahu identitasku dulu? Aku ini lelulur dari semua siluman di planet ini!""Tirta" sangat marah. Dia tidak melakukan apa pun, tetapi ledakan energi yang keluar dari tubuhnya langsung membuat kaca pecah dan pintu kayu bergetar."Kak, kalau kamu nggak suka jadi manusia, kembalikan tubuhku!" timpal Tirta. Dia tidak ingin menahan amarahnya lagi saat melihat "Tirta" marah. Apa pun konsekuensinya, Tirta tidak peduli lagi.Tirta langsung mengomel, "Aku baru jadi manusia selama belasan tahun, aku belum puas! Aku masih harus jaga banyak wan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1052

    Sesudah memeriksanya dengan saksama, "Tirta" memakai celananya kembali dan bergumam, "Sayangnya ini tubuh pria, ini beban bagiku. Alangkah baiknya kalau ini tubuh wanita, jadi aku bisa terus menggunakannya. Ke depannya kalau ada kesempatan, aku cari tubuh wanita yang cocok saja."Sementara itu, Tirta yang asli juga sudah bangun. Hanya saja, dia sedang mengeksplorasi. Tirta belum pernah mengalami hal ini sebelumnya.Tirta bisa melihat tubuhnya sendiri dan mendengar suara di sekitar. Dia bisa merasakan dirinya dikendalikan oleh Genta.Namun, Tirta tidak bisa melakukan apa pun. Dia hanya bisa berteriak dalam hati. Hanya saja, tidak ada yang bisa mendengarnya. Tirta tidak tahu bagaimana caranya merebut kembali hak kendali atas tubuhnya.Tirta merasa marah dan juga tidak berdaya. Dia juga tidak bisa menangis. Tirta ingin melompat keluar dan bertanya alasan Genta merebut tubuhnya.Tiba-tiba, "Tirta" mengernyit dan menegur, "Jangan teriak lagi. Kamu berisik sekali."Tirta berteriak, "Apa kamu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1051

    Mendengar perkataan Ayu, Bella makin bingung. Dia menanggapi, "Jadi ... Bibi Ayu, kalau Tirta belum mencapai tingkat abadi, mana mungkin dia bisa mengalahkan Naushad yang sudah mencapai tingkat semi abadi?"Ayu menimpali, "Aku nggak tahu. Setelah Tirta keluar, kita sama-sama tanya dia."Bella berbisik, "Oke. Aku mau tanya Tirta kalau dia itu benar-benar monster yang nggak bisa tua, bukannya aku rugi besar hidup bersamanya?"....Di aula utama vila. Sesudah mendengar cerita Darwan, Chandra merasa takjub. Dia berkomentar, "Ternyata Bryan itu pesilat kuno yang langka. Pantas saja dia bertindak semena-mena, bahkan dia meremehkan cucu sesepuh dalam dunia pemerintahan."Chandra meneruskan, "Itu karena dia mampu mengendalikan nasib orang lain. Tapi, Pak Tirta lebih hebat dari Naushad. Sepertinya Pak Tirta cuma berpura-pura polos. Orang memang nggak bisa dinilai dari penampilannya."Sebelumnya, Chandra hanya mengincar kekuasaan. Dia mengira dirinya yang sudah menjadi gubernur sangat hebat. Ked

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1050

    Chandra yang penasaran berkata, "Pak Darwan, aku paham maksudmu. Aku akan menyuruh orang untuk mengurusnya. Tapi, apa kamu bisa beri tahu aku mengenai asal-usul Naushad dan Bryan? Kenapa kekuatan mereka begitu mengerikan?"Chandra menambahkan, "Selain itu, kenapa tadi kamu bilang Pak Tirta juga pesilat kuno? Dunia misterius yang disebutkan Bryan itu tempat apa?"Darwan merenung sejenak, lalu mendesah dan menyahut, "Pak Chandra, aku bisa beri tahu kamu sebagian informasi tentang mereka. Tapi, kamu nggak boleh memberi tahu orang lain. Takutnya kita bisa celaka."Darwan berbisik kepada Chandra, "Dunia misterius itu tempat yang terpisah dari dunia kita. Orang yang bukan pesilat kuno nggak boleh masuk, sedangkan pesilat kuno dibagi menjadi ...."Darwan melanjutkan, "Setahuku, setiap keluarga besar yang bertahan lama disokong oleh pesilat kuno ....".....Pada saat yang sama, Bella sudah membawa Ayu ke dekat kamar Tirta. Bella menghentikan langkahnya, lalu menunjuk pintu kamar berwarna merah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1049

    Mendengar ucapan Bella, Ayu makin mengkhawatirkan Tirta. Dia menanggapi, "Skizofrenia? Nggak mungkin, Tirta nggak pernah menunjukkan gejala seperti yang dibilang Bu Bella. Apa ... Tirta menjadi begini karena dipukul pria tua itu?"Ayu memohon, "Bu Bella, Tirta istirahat di mana? Apa kamu bisa bawa aku untuk menemuinya?"Bella mendesah, lalu melihat ke arah kamar Tirta dan menyahut, "Bibi Ayu, aku bukan nggak mau bawa kamu temui Tirta. Hanya saja ... sebelum masuk ke kamar, dia sudah berpesan siapa pun nggak boleh ganggu dia. Selain itu, sekarang Tirta sangat misterius. Aku nggak berani bawa kamu temui dia.""Tapi Bu Bella, mana mungkin aku bisa tenang setelah tahu kondisi Tirta seperti itu?" tanya Ayu. Matanya berkaca-kaca.Saat Ayu hendak bicara lagi, Chandra berkata, "Bu Ayu, kami paham perasaanmu. Kami juga mengkhawatirkan keselamatan Pak Tirta. Tapi ...."Chandra melanjutkan, "Sebenarnya tadi Bu Bella nggak menyatakannya secara langsung. Sekarang Pak Tirta memang seperti berubah me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status