Share

Bab 695

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 18:00:00
Setelah menyadari kesalahan mereka, Dipo dan yang lainnya segera berlutut di depan Tirta dan memohon ampun. Salah satu dari mereka berujar, "Tirta, kami salah. Tolong maafkan kami ...."

Namun, Tirta hanya menanggapi dengan dingin, "Sudah terlambat untuk minta maaf sekarang. Aku memang orang biasa, tapi nggak akan pernah lupa balas budi dan juga dendam!"

Tanpa memberi mereka kesempatan berbicara lebih lanjut, Tirta mengabaikan mereka dan berjalan ke arah Mauri dan lainnya.

Tirta tahu bahwa Joshua pasti tidak akan melepaskan Dipo dan yang lainnya begitu saja, jadi dia tidak perlu repot-repot.

Mauri terlihat baik-baik saja. Sebaliknya, dia sangat kaget. Tirta pun menghela napas sebelum memperkenalkan sambil tersenyum, "Pak Mauri, perkenalkan ini adalah cucu Pak Saba, Nona Shinta, dan ini adalah Pak Lutfi dari Badan Perlindungan Negara."

Mauri segera memberi salam dengan penuh hormat, "Oh. Senang bertemu denganmu, Nona Shinta dan Pak Lutfi ...."

"Pak Mauri, kamu nggak perlu sungkan. Kamu a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 696

    "Minta maaf? Huh! Kalau minta maaf ada gunanya, apa gunanya polisi? Kalau minta maaf ada gunanya, untuk apa negara menetapkan begitu banyak aturan? Kamu rasa kamu bisa bertindak semena-mena dan menindas orang karena dirimu pemimpin ya?"Tirta mendengus dan memaki habis-habisan. Dia menendang Amal hingga Amal berguling-guling di lantai.Amal kesakitan, seolah-olah tubuhnya ditabrak oleh kereta api. Akan tetapi, dia tidak berani menunjukkan amarah ataupun kebenciannya. Dia buru-buru bangkit, menunjuk Joshua serta orang lainnya."Maaf, tapi dengarkan dulu penjelasanku. Sebenarnya bukan aku yang ingin menyulitkan Pak Mauri. Pak Joshua yang menghasutku melakukan seperti ini. Aku sangat puas dengan kinerja Pak Mauri. Bahkan ... aku ingin berteman dengannya!"Usai melontarkan kalimat terakhir, Amal tersenyum menyanjung. Namun, karena merasa bersalah, senyumannya itu terlihat sangat jelek.Niko tidak tahan lagi. Dia maju dan membentak Amal, "Tutup mulut busukmu itu! Kalau kamu ingin berteman d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 697

    "Ka ... kamu .... Argh!" Pertahanan mental Amal akhirnya hancur setelah mendengar ejekan Mauri. Seluruh wajahnya tampak merah seperti terkena air panas. Tiba-tiba, dia muntah darah dan jatuh pingsan."Bagus! Bagus sekali! Kalau bisa, aku mau lihat dia mati karena terlalu emosi!" Para petugas polisi bersorak melihat hasil ini. Amarah mereka seolah-olah terlampiaskan.Saat ini, Joshua, Toby, dan Hendrik telah menghajar Dipo dan lainnya hingga babak belur. Selagi Tirta memberi pelajaran kepada Amal, mereka menelepon keluarga masing-masing untuk melapor semua yang terjadi.Dalam waktu singkat, mereka pun mendapat solusi untuk mengatasi masalah ini. Mereka tersenyum sambil berkata kepada Tirta dengan hati-hati."Tirta, kami memang salah karena melakukan semua ini. Kami nggak minta kamu mengampuni kami. Tapi, karena kami sudah bertobat, tolong beri kami kesempatan untuk hidup. Kami akan menuruti semua permintaanmu."Keluarga Dinata bisa membuat keluarga mereka binasa dalam sekejap. Sekalipun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 698

    Pada akhirnya, suasana di kantor polisi menjadi sunyi senyap. Dari ibu kota provinsi, yang tersisa hanya Amal yang tidak sadarkan diri dan Budi yang mengikuti di belakang Tirta tanpa mengatakan apa pun sejak tadi.Lutfi menyuruh pengawalnya untuk mengangkat Amal ke tumpukan sampah yang tidak jauh dari sana. Sebentar lagi, Amal akan melewati sisa hidupnya di penjara. Itu artinya, pemecatannya terhadap Mauri tidak berlaku. Mauri tentu ingin melanjutkan tugasnya supaya rakyat bisa hidup damai."Ngapain kamu masih mengikutiku? Pulang sana!" ucap Tirta sambil mengernyit saat melihat Budi masih berdiri di tempatnya. Sebelum ini, Tirta melihat Budi bermain tangan dengan Saad. Makanya, sikap Tirta sangat dingin."Tirta, begini, Pak Chandra berpesan kepadaku. Sebelum dia datang, aku harus terus mengikutimu dan memenuhi semua keinginanmu. Jangan usir aku," sahut Budi dengan tersenyum. Dia tidak berani bersikap lalai sedikit pun."Suruh dia nggak usah datang lagi. Aku nggak ingin melihatnya. Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 699

    "Tirta, karena Pak Saba ada di rumahmu, gimana kalau kamu bawa aku menemuinya?" usul Saad."Ya. Kami sangat mengagumi Pak Saba. Suatu kehormatan bagi kami kalau bisa menemuinya," ujar Mauri yang maju dengan wajah tersenyum.Begitu memikirkan mereka punya kesempatan bertemu Saba, mereka pun merasa bangga karena punya kenalan seperti Tirta."Nggak masalah. Aku memang ingin membawa kalian bertemu Pak Saba. Kebetulan, sekarang sudah jam makan. Nanti kita makan bersama saja." Tirta mengangguk sambil tersenyum."Ayo." Shinta mengedipkan matanya dengan nakal. "Aku sudah kelaparan. Kamu harus bawa kami makan hidangan khas tempat ini!""Benar. Sekarang kamu kaya raya. Kamu harus traktir kami makan sepuasnya. Kamu nggak keberatan, 'kan?" canda Lutfi."Haha. Pesan saja sepuasnya. Aku yang bayar!" Tirta menyetujuinya dengan senang hati.....Ketika Tirta dan lainnya hendak kembali ke rumah baru, ruang tamu keluarga Yohardi justru sepi. Jelas-jelas Tabir berulang tahun yang ke-80, tetapi suasana ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 700

    "Hais, pamanmu nggak mungkin bohong padaku." Tabir menggeleng dan mengembuskan napas panjang. "Bukan cuma itu. Baru-baru ini kamu ada dengar soal kerja sama antara Keluarga Manggala dengan Keluarga Purnomo, 'kan?""Ya, aku tahu soal itu. Keluarga Purnomo punya aset senilai ratusan triliun. Keluarga Manggala beruntung sekali bisa kerja sama dengan mereka. Secara logika, Keluarga Purnomo nggak mungkin tertarik dengan aset Keluarga Manggala," sahut Aaris.Tiba-tiba, Aaris menyadari sesuatu. Dia bertanya dengan kaget, "Kakek, maksudmu Keluarga Purnomo bisa kerja sama dengan Keluarga Manggala karena Tirta?""Ya, pamanmu yang bilang. Baru-baru ini, Keluarga Purnomo mengadakan ekspo batu giok di kota. Tirta mewakili Keluarga Manggala dan bersaing dengan Sandy yang diundang oleh Putro. Alhasil, Tirta menang 3 ronde!""Yang paling mengerikan adalah ketiga batu yang dipilih oleh Tirta berasal dari zona kelas rendah. Sementara itu, yang dipilih oleh Sandy berasal dari zona kelas atas. Pada akhirn

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 701

    Saba tentu tahu alasan mereka terkejut. Setelah melakukan akupunktur dan minum obat buatan Tirta, Saba merasa sekujur tubuhnya sangat segar. Langkahnya juga terasa ringan. Dia tidak terlihat seperti pria tua 100 tahun lagi. Dia dipenuhi energi seperti anak muda."Hehe. Kenapa? Aku nggak mirip dengan yang ada di foto?" Suasana hati Saba sedang baik sehingga dia bercanda seperti ini."Mirip .... Hanya saja, kamu terlihat sangat muda.""Ada perbedaan besar dengan yang ada di foto. Kami jadi nggak yakin ...."Saad dan Mauri bertatapan. Mereka tidak mengerti kenapa Saba menjadi terlihat lebih muda. Namun, reaksi Shinta membuat mereka paham apa yang terjadi.Setelah melihat kakeknya, Shinta mengamati dari atas hingga bawah dengan terkejut. "Kakek, kamu jadi sangat muda. Ilmu medis Kak Tirta memang luar biasa! Jangankan hidup 7 sampai 8 tahun, aku rasa kamu masih bisa hidup belasan tahun!""Tentu saja! Ilmu medis guruku tak ada tandingannya!" seru Bima dengan bangga. Setelah minum obat buatan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 702

    Sebenarnya Tirta tidak familier dengan lingkungan di kota. Pada akhirnya, Saad yang membawa mereka ke sebuah restoran yang cukup terkenal di kota. Dekorasi di sini termasuk megah.Mereka memesan sebuah ruang privat. Setelah hidangan disajikan, Mauri memulai topik pembicaraan. Mereka membahas tentang pengalaman Saba pada masa perang. Nabila, Naura, dan Tirta pun tampak penasaran."Hehe. Karena kalian ingin mendengarnya, aku bakal cerita. Tahun itu, negara sedang dalam krisis dan aku masih seorang penggembala sapi." Ekspresi Saba tampak emosional.Setelah mendengar cerita Saba, orang-orang pun membayangkan masa-masa yang dipenuhi perjuangan dan air mata itu. Dari seorang penggembala sapi menjadi pahlawan pendiri negara. Bisa dibilang, Saba adalah tokoh legendaris yang masih hidup. Hal ini membuat orang-orang makin menghormati Saba.Setelah mengobrol, Shinta menjadi memiliki kesan baik terhadap Saad dan Mauri. Dia tersenyum sambil berkata, "Kita termasuk berjodoh karena bisa makan bersama

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 703

    Shinta merasa agak malu saat menanyakan hal ini kepada Tirta. Setiap wanita pasti memiliki kekhawatiran terhadap bentuk payudara mereka. Biasanya Shinta tidak keberatan, tetapi dia merasa tidak puas setelah melihat tubuh seksi Naura dan Nabila."Oh, nggak ada efek seperti itu. Kamu masih muda. Nanti juga tumbuh besar sendiri. Nggak usah dipikirkan," hibur Tirta. Ketika mendengar pertanyaan Shinta tadi, Tirta tanpa sadar melirik dada Shinta. Dia mendapati hanya ada tonjolan kecil di dada Shinta."Oh, ya sudah." Shinta menghela napas dengan agak enggan.Sebenarnya Tirta punya cara untuk membantu Shinta memperbesar payudaranya. Hanya saja, Shinta baru berusia 15 atau 16 tahun sehingga hal seperti itu tidak diperlukan. Mungkin saja, payudaranya akan tumbuh besar dengan sendirinya nanti.Setelah minum-minum dan makan-makan, langit berangsur gelap. Tirta bangkit dan berkata, "Kak Saba, sekarang sudah malam. Kamu tinggal di mana? Biar kuantar.""Ya. Gimana kalau kamu menginap di rumahku satu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 887

    "Naura, terima kasih. Kalau nggak ada kamu, aku nggak mungkin kenal Tirta. Kamu pasti bisa menemukan tambatan hatimu juga suatu hari nanti! Aku janji bakal membantumu nanti!" Aiko menggenggam tangan Naura. Dia tidak merasa Naura sedang berbohong."Aiko, Bu Naura, mienya sudah matang. Ayo dicoba." Tidak lama setelah kedua wanita itu mengobrol, Tirta menyajikan dua mangkuk mie dari dapur.Mie diletakkan di depan keduanya. Kuahnya bening. Di atasnya terdapat taburan daun bawang dan beberapa tetes minyak wijen. Kelihatannya tidak terlalu menggugah selera, tetapi aromanya sangat harum.Jangankan Naura yang suka makan mie, Aiko yang selalu makan makanan lezat juga menjadi lapar melihatnya."Wah, wangi sekali! Tirta, kamu memang jago masak mie! Gimana cara masak mie ini?" Naura pun mengambil sumpit, lalu mengambil mangkuknya dan mencicipinya. Begitu menyeruputnya, ekspresi Naura langsung terlihat puas."Ya, sepertinya ini mie terenak yang pernah kumakan! Cepat kasih tahu kami gimana cara masa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 886

    "Oh, aku rasa Kak Aiko jadi berbeda. Dia sepertinya menjadi makin dewasa dan memesona," jelas Naura saat memperhatikan tatapan Tirta kepadanya."Ehem, ehem .... Ya, sepertinya begitu. Penilaianmu sangat tajam." Tirta bisa menebak bahwa Naura penasaran dengan hal itu, makanya tidak berbicara banyak."Kalian bicara apa sih? Bukannya aku dari dulu memang begini? Dasar aneh." Ekspresi Aiko terlihat tersipu. Kemudian, dia bertanya, "Naura, kamu pasti capek jalan-jalan seharian, 'kan?""Ayo duduk. Aku pergi masak untuk kalian. Setelah makan, kita antar Tirta pulang." Usai berbicara, Aiko bangkit dan pergi ke dapur."Oke, aku memang capek. Terima kasih." Naura duduk di tempat Aiko duduk sebelumnya. Jaraknya dengan Tirta tidak sampai setengah meter. Kemudian, dia melirik Tirta."Aiko, kalau kamu capek, biar aku saja. Kamu dan Bu Naura istirahat saja." Tirta tidak memperhatikan Naura karena mencemaskan Aiko. Dia maju dan meraih tangan Aiko."Hais ...." Naura diam-diam menghela napas."Kamu bisa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 885

    Beberapa saat kemudian, Naura diam-diam kembali dengan berjalan kaki. Akan tetapi, dia tidak kembali ke vila, melainkan menuju ke belakang vila dan bersembunyi di bawah pohon rindang. Aiko dan Tirta tidak akan memperhatikan tempat ini."Hm ... mereka seharusnya sudah melakukannya, 'kan?" Naura seperti pencuri yang diam-diam mengeluarkan remot dan ponsel dari sakunya. Kemudian, dia membuka sebuah aplikasi CCTV dan mengatur CCTV agar menghadap ke kamar tempat Tirta dan Aiko berada, lalu mengaktifkannya.Benar, Naura memang memasang CCTV di kamarnya. Hanya saja, dia tidak pernah menyalakannya. Namun, kali ini dia punya tujuan lain.Tidak berselang lama, terlihat seluruh adegan di dalam kamar dengan jelas. Naura juga mendengar suara-suara di dalam sana. Dia sontak terbelalak. Wajah dan telinganya memerah."Kak Aiko sampai nangis ....""Gimana bisa Tirta begitu ....""Astaga ... Tirta benaran ....""Aku harus menyimpan rekaman ini supaya bisa negosiasi sama Kak Aiko!"Napas Naura memburu. D

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 884

    Tubuh Tirta tidak terlihat kekar. Namun, setelah dia menindih tubuh Aiko, Aiko bisa langsung merasakan keperkasaannya. Seketika, jantung Aiko berdetak kencang. Dia panik, malu, tetapi juga dipenuhi penantian.Dengan suara manja, Aiko berkata, "Hm ... Tirta, santai sedikit. Aku buka baju dulu. Aku belum siap. Kamu kasih aku waktu buat persiapan dulu ya? Aku sempat baca di internet. Kalau wanita nggak terangsang, rasanya nggak seru ....""Oh? Kamu sampai cari tahu di internet? Kalau begitu, apa kamu tahu gimana caranya agar wanita cepat terangsang?" Tirta mengangkat alis dengan penuh minat. Kedua matanya penuh antusiasme seperti serigala kelaparan. Dia mengamati tubuh Aiko dengan serakah.Yang dikatakan Aiko benar. Jika wanita tidak terangsang, pria juga tidak akan bisa menikmatinya."Sudah .... Katanya dengan sentuhan dan ciuman, tapi aku kurang paham ...." Setelah melihat sorot mata Tirta, Aiko tidak berani menatapnya dan memalingkan wajah dengan malu. Dia sampai terbata-bata saking gu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 883

    "Kasih aku kunci vilamu. Kamu sudah boleh pergi jalan-jalan. Setelah Tirta pergi, kamu baru balik," ucap Aiko dengan gembira melihat Tirta keluar dari kantor polisi."Oh, ya sudah. Ini kuncinya ...." Entah mengapa, Naura merasa tidak nyaman melihat Aiko gembira seperti ini. Jelas-jelas dia mengenal Tirta duluan, tetapi malah Aiko yang punya hubungan istimewa dengan Tirta.Ketika hendak menyerahkan kunci kepada Aiko, Naura tiba-tiba membulatkan tekadnya. Dia lantas menyimpan kuncinya kembali ke saku, lalu berkata tanpa berani menatap Aiko, "Eh, aku baru ingat, ada barang penting yang ketinggalan di vila. Aku antar kamu saja dulu. Setelah ambil barangku, aku baru pergi.""Ya sudah, kita sama-sama saja. Aku kasih tahu Tirta dulu. Aku suruh dia ikut mobilmu dari belakang." Aiko langsung mengangguk menyetujui.Setelah turun dari mobil, Aiko menjelaskan kepada Tirta, lalu kembali ke mobil Naura. Dengan wajah memerah, dia berkata kepada Naura, "Ayo, sudah boleh jalan."....Tidak sampai sejam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 882

    Setelah mengantar Mauri dan lainnya, Saad mengajak Tirta untuk makan bersama di kota. Akan tetapi, Tirta menolak dengan lembut karena masih punya urusan lain. Kemudian, dia langsung pergi."Tirta, kami pergi dulu. Sampai jumpa lagi!" ujar Naura. Aiko masih ingin bersama Tirta, tetapi Naura malah menariknya ke mobil."Naura, aku dan Tirta mau ke vilamu nanti. Kenapa kamu malah menarikku?" keluh Aiko dengan jengkel setelah masuk ke mobil."Kakak sepupuku yang bodoh, Tirta saja menolak ajakan ayahku. Pasti karena ada Susanti. Dia pasti bakal ke vila karena sudah janji. Kalau kamu menunggu dia dengan riasan secantik ini, Susanti pasti bakal curiga," jelas Naura dengan ekspresi cemas."Benar juga. Kenapa aku nggak kepikiran ya? Ya sudah, terima kasih," ujar Aiko dengan penuh rasa syukur setelah memahaminya."Hais, aku sudah bosan dengar kamu bilang terima kasih. Aku cuma mau kamu kembali seperti dulu. Jangan buat aku cemas terus." Naura mengernyit sambil mengembuskan napas panjang.....Di

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 881

    Setelah mengobrol beberapa saat lagi, terlihat dua orang polisi membawa seorang wanita berambut pirang dari koridor. Wajahnya cantik, kulitnya putih, bokongnya sintal, pinggangnya ramping.Meskipun kedua tangannya diborgol yang menunjukkan dia adalah tahanan, aura yang terpancar dari sosoknya terlihat jauh berbeda dari orang biasa. Dia tidak lain adalah Alicia, anggota inti Black Gloves yang dipenjarakan oleh Tirta dan Susanti.Meskipun sudah lama tidak bertemu, wanita berambut pirang dari Negara Martim ini langsung mengenali Tirta. Tatapannya dipenuhi kebencian dan kenakalan. "Bocah, akhirnya kita ketemu lagi!""Ya, kita ketemu lagi. Dasar wanita tua, dilihat dari matamu, sepertinya kamu ingin melahapku?" sapa Tirta sambil maju dan tersenyum ramah. Jika tidak ada orang di sini, dia pasti sudah menendang bokong Alicia."Melahapmu? Benar juga, soalnya darahmu lezat sekali. Aku nggak bakal pernah lupa rasanya. Aku memang ingin melahapmu!" sahut Alicia dengan ekspresi rakus sambil menjila

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 880

    "Apa itu, Pak? Katakan saja. Kalau ada masalah, bilang saja. Kami bisa membantumu mengatasinya," tanya Tirta yang merasa agak penasaran."Ya. Apa kamu butuh bantuan kami untuk menjaga keluargamu? Kalau benar begitu, serahkan saja kepadaku. Aku pasti akan mengatur semuanya dengan baik," ujar Saad sambil tersenyum.Ketika melihat Mauri akan pergi ke ibu kota provinsi karena dipromosikan, Saad merasa agak iri. Namun, dia tahu dirinya cepat atau lambat juga akan mendapat promosi, asalkan berhubungan baik dengan Tirta. Kalaupun tidak, tetap tidak akan ada yang menyentuhnya karena hubungannya dengan Tirta."Bukan, keluargaku sudah kuatur dengan baik. Masalah ini berhubungan dengan Susanti," sahut Mauri sambil menggeleng."Berhubungan denganku? Apa aku membuat kesalahan?" tanya Susanti dengan heran."Kamu berpikir terlalu jauh." Mauri menggeleng dan menjelaskan, "Menurut rencana awal yang disepakati, setelah aku pergi, Byakta akan mengambil alih jabatanku. Tapi, kemarin Byakta membuat kesalah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 879

    Aiko mendongak sambil menatap Tirta dengan penuh cinta. Ketika melihat bibir ranum yang menggoda itu, hati Tirta pun bergetar.Tirta sontak merangkul Aiko dan hendak menciumnya. Namun, Naura yang berdiri di samping buru-buru menghentikan, "Hei, kalian jangan keterlaluan! Kalau mau mesra-mesraan, tunggu setelah Pak Mauri pergi. Aku nggak mau jadi nyamuk di sini!"Entah mengapa, ketika mengatakan ini, hati Naura terasa agak getir.Aiko tidak seperti Tirta yang begitu tidak tahu malu. Dia melirik para polisi wanita itu, lalu mendorong Tirta dengan agak kecewa sekaligus manja. "Sudahlah, ada banyak orang di sini. Kalau kamu punya waktu, kita ke vila Naura saja nanti."Untungnya, ada mobil yang menghalangi mereka. Para polisi wanita itu pun tidak bisa melihat apa yang dilakukan Tirta dan Aiko."Tentu saja aku punya waktu," timpal Tirta setelah berpikir sesaat. "Setelah mengantar Pak Mauri, kita sama-sama ke sana. Tapi, sore nanti cucu Pak Saba punya urusan denganku. Aku harus pulang sore na

DMCA.com Protection Status