Share

Bab 702

Penulis: Hazel
Sebenarnya Tirta tidak familier dengan lingkungan di kota. Pada akhirnya, Saad yang membawa mereka ke sebuah restoran yang cukup terkenal di kota. Dekorasi di sini termasuk megah.

Mereka memesan sebuah ruang privat. Setelah hidangan disajikan, Mauri memulai topik pembicaraan. Mereka membahas tentang pengalaman Saba pada masa perang. Nabila, Naura, dan Tirta pun tampak penasaran.

"Hehe. Karena kalian ingin mendengarnya, aku bakal cerita. Tahun itu, negara sedang dalam krisis dan aku masih seorang penggembala sapi." Ekspresi Saba tampak emosional.

Setelah mendengar cerita Saba, orang-orang pun membayangkan masa-masa yang dipenuhi perjuangan dan air mata itu. Dari seorang penggembala sapi menjadi pahlawan pendiri negara. Bisa dibilang, Saba adalah tokoh legendaris yang masih hidup. Hal ini membuat orang-orang makin menghormati Saba.

Setelah mengobrol, Shinta menjadi memiliki kesan baik terhadap Saad dan Mauri. Dia tersenyum sambil berkata, "Kita termasuk berjodoh karena bisa makan bersama
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aditiya Sr
bisa aja nih author ngeles.. padahal yang mau nanya efek membesarkan payudara ya author, nanya sendiri jawab sendiri...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 703

    Shinta merasa agak malu saat menanyakan hal ini kepada Tirta. Setiap wanita pasti memiliki kekhawatiran terhadap bentuk payudara mereka. Biasanya Shinta tidak keberatan, tetapi dia merasa tidak puas setelah melihat tubuh seksi Naura dan Nabila."Oh, nggak ada efek seperti itu. Kamu masih muda. Nanti juga tumbuh besar sendiri. Nggak usah dipikirkan," hibur Tirta. Ketika mendengar pertanyaan Shinta tadi, Tirta tanpa sadar melirik dada Shinta. Dia mendapati hanya ada tonjolan kecil di dada Shinta."Oh, ya sudah." Shinta menghela napas dengan agak enggan.Sebenarnya Tirta punya cara untuk membantu Shinta memperbesar payudaranya. Hanya saja, Shinta baru berusia 15 atau 16 tahun sehingga hal seperti itu tidak diperlukan. Mungkin saja, payudaranya akan tumbuh besar dengan sendirinya nanti.Setelah minum-minum dan makan-makan, langit berangsur gelap. Tirta bangkit dan berkata, "Kak Saba, sekarang sudah malam. Kamu tinggal di mana? Biar kuantar.""Ya. Gimana kalau kamu menginap di rumahku satu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 704

    "Tirta, lain hari saja. Besok aku harus kuliah. Jangan sampai aku nggak bisa jalan besok. Lagian, aku masih sakit karena kamu terlalu kasar semalam." Nabila tentu tahu apa yang dipikirkan Tirta. Seketika, nyalinya menciut."Kalau begitu, kita main beberapa jam saja. Soalnya kita bakal jarang ketemu setelah kamu mulai kuliah. Aku harus tunggu lagi kalau ingin tidur denganmu." Tirta merangkul Nabila dan membawanya masuk ke mobil."Ya sudah." Nabila sependapat dengan Tirta. Kemudian, dia tiba-tiba teringat pada sesuatu sehingga wajahnya memerah. "Sebenarnya ... kalau kamu nggak tahan lagi, kamu boleh diam-diam mencariku waktu aku pulang kuliah. Yang penting aku pulang ke asrama sebelum jam 12 malam.""Oke." Tirta menyetujui dengan senang hati. "Sekarang kita pulang dulu!"Saat berikutnya, Tirta menginjak pedal gas. Mobil pun melaju dengan kencang.Dalam waktu kurang dari 30 menit, Tirta dan Nabila pulang ke rumah baru mereka. Saat ini, Betari dan Agus belum pulang. Nabila pun merasa cemas

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 705

    "Oh, aku juga rindu, Bibi. Besok malam aku pulang. Aku janji nggak bakal ke mana-mana lagi dan bakal menemanimu." Tirta merasa senang mendengar perkataan Ayu. Kemudian, Tirta masuk ke kamar karena takut Nabila mendengar obrolan mereka."Eee ... kamu sudah jelasin soal Melati kepada Nabila?" tanya Ayu yang wajahnya makin memerah."Aku beli rumah di kota. Keluarga Kak Nabila tinggal di sini. Mereka nggak bakal kembali ke desa. Anggap saja nggak ada masalah yang terjadi ...." Tirta menceritakan semuanya kepada Ayu."Dasar kamu ini, pintar juga kamu. Ya sudah. Kamu istirahat lebih awal. Besok malam, aku punya kejutan untukmu." Ujar Ayu dengan agak misterius."Kejutan? Kejutan apa?" tanya Tirta dengan penuh semangat."Kamu bakal tahu setelah pulang nanti. Sudah dulu ya. Aku mau mandi." Usai berbicara, Ayu mengakhiri panggilan. Dia tidak memberi Tirta kesempatan untuk bertanya lagi."Jangan-jangan Bibi Ayu mau menyerahkan diri kepadaku?" Tirta tak kuasa menerka-nerka. Dia sungguh tidak bisa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 706

    Tengah malam, pertarungan sengit akhirnya berakhir. Tirta menggendong Nabila yang sekujur tubuhnya lemas ke kamar mandi. Dia membantu Nabila membersihkan tubuhnya dari segala jejak yang ditinggalkan olehnya tadi.Setelah digendong kembali ke kamar tidur, Nabila mengantuk hingga tidak bisa membuka matanya lagi. Tirta pun tidak mengganggunya lagi.Tirta memeluk tubuh lembut itu dan bersiap-siap untuk tidur. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang ringan di luar."Cepat buka pintu. Yang pelan sedikit. Jangan sampai Tirta dan Nabila dengar." Ternyata Betari khawatir Tirta dan Nabila mencurigai mereka, jadi diam-diam keluar dari rumah sakit. Padahal, Agus masih sangat lemas."Sayang, aku benaran sakit," ucap Agus yang bercucuran keringat sambil memegang pinggangnya yang sakit. "Kamu suruh Tirta obati aku dong. Kumohon ....""Nggak boleh. Jangan sampai Tirta tahu tentang ini," tolak Betari tanpa ragu sedikit pun. "Bertahan sedikitlah. Setelah Nabila ke kampus besok, Tirta bakal pulang k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 707

    Agus merasa sangat terharu melihat Tirta memahami penderitaannya. Dia buru-buru menarik Tirta ke kamar dan mengunci pintu."Jangan-jangan si tua bangka ini ingin menyuruh Tirta mengobatinya?" gumam Betari yang ekspresinya menjadi malu. Namun, dia tidak masuk dan hanya menguping di depan pintu."Tirta, apa aku masih tertolong? Dokter bilang aku nggak boleh berhubungan intim selama satu tahun setengah. Kalau nggak, aku nggak bakal sembuh. Sekarang mau pipis saja susah," jelas Agus dengan ekspresi sedih."Nggak apa-apa Paman. Aku bantu kamu akupunktur dulu. Kemudian, kamu makan resep dariku. Kujamin kamu sembuh dalam seminggu," sahut Tirta yang tak kuasa tertawa."Syukurlah! Kamu memang penyelamatku, Ayo, cepat!" Agus benar-benar bersemangat. Dia sampai mendesak Tirta.Kemudian, dia tiba-tiba bertanya, "Omong-omong, ada resep untuk memperbesar penis nggak? Yang bisa buat aku tahan lama juga! Sekarang aku sudah tua. Aku jadi nggak seimbang dengan istriku di ranjang."Usia berbicara, Agus m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 708

    Belasan menit kemudian, Tirta melakukan akupunktur untuk Agus."Tirta, kamu hebat sekali! Semua dokter di rumah sakit nggak bisa dibandingkan denganmu!" Agus seketika tidak merasakan sakit lagi. Dia menggerakkan tubuhnya. Tubuhnya dipenuhi energi seperti biasa."Hehe. Hasilnya nggak secepat itu. Kamu harus minum obat dan istirahat selama seminggu. Setelah itu, kamu baru boleh minum resep yang lain. Kamu juga harus memperhatikan waktu olahraga. Harus di pagi hari, sekitar jam 5 atau 6. Kamu juga nggak boleh bergadang supaya hasilnya maksimal," sahut Tirta.Tirta menuliskan resep obat untuk pemulihan badan Agus serta resep obat yang dibutuhkan Agus. Setelah menulis semuanya di kertas, Tirta pun menyerahkannya kepada Agus."Hahaha! Oke, oke! Kamu tenang saja. Aku pasti bakal menuruti instruksimu. Maaf sudah merepotkanmu malam-malam begini. Gimana kalau aku pergi beli bir untuk mentraktirmu?" Agus tertawa seperti anak kecil."Nggak usah, Paman. Aku lupa bilang. Kalau kamu ingin kuat di ran

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 709

    "Ya, entah dia sudah punya pacar nggak? Aku ingin sekali minta nomor teleponnya."Ketika mendengar omongan para mahasiswi serta tatapan mereka yang dipenuhi antusiasme, Nabila yang baru turun dari mobil seketika merasa terancam. Tirta yang sekarang sangat tampan, bahkan punya mobil mewah. Ini adalah godaan yang sangat mematikan bagi para mahasiswi."Tirta, bukannya kamu mau pergi ke pesta ulang tahun Bu Naura? Nanti orang tuaku yang menemaniku melakukan registrasi ulang saja. Kamu sudah boleh pergi." Nabila khawatir para mahasiswi meminta nomor telepon Tirta. Itu sebabnya, dia mengusir Tirta."Oke. Aku pergi dulu ya. Kalau ada masalah, telepon saja aku." Tirta tentu memahami maksud Nabila. Kebetulan, dia juga tidak ingin berlama-lama di sini karena terlalu ramai dan bising. Tirta pun masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kampus."Ayah, Ibu, Ayo!" Setelah melihat Tirta pergi, Nabila memanggil Agus dan Betari. Mereka sama-sama masuk untuk melakukan registrasi ulang. Setelah Nabila mendek

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 710

    Yang berbicara adalah seorang pemuda berusia 27 atau 28 tahun. Pemuda ini bertubuh kekar dan tampak gagah. Dia bukan muncul secara mendadak, melainkan terus mengikuti Irene sejak tadi. Ketika melihat Irene memeluk Tirta, tatapannya pun menjadi tajam. Dia ingin sekali mematahkan tangan kotor Tirta. Bagaimanapun, dia punya status yang cukup hebat.Pemuda ini bernama Darian. Dia adalah anak angkat yang diadopsi oleh paman Irene. Pada usia 18 tahun, dia telah bergabung dengan kemiliteran. Kini, dia adalah seorang jenderal muda.Di usia semuda ini, Darian punya prestasi yang gemilang. Itu sebabnya, bisa dibilang dia pantas merendahkan orang-orang yang sebaya dengannya.Sejak kecil, Irene memiliki paras yang cantik. Darian hanya pernah melihatnya sekali, tetapi tidak pernah melupakannya sampai sekarang. Kali ini, setelah mendapat promosi, dia pulang dengan membawa kehormatan.Darian baru tiba di kota hari ini. Dia langsung mencari kesempatan untuk mengajak Irene jalan-jalan. Tujuannya yaitu

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status