Share

Bab 709

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 18:00:00
"Ya, entah dia sudah punya pacar nggak? Aku ingin sekali minta nomor teleponnya."

Ketika mendengar omongan para mahasiswi serta tatapan mereka yang dipenuhi antusiasme, Nabila yang baru turun dari mobil seketika merasa terancam. Tirta yang sekarang sangat tampan, bahkan punya mobil mewah. Ini adalah godaan yang sangat mematikan bagi para mahasiswi.

"Tirta, bukannya kamu mau pergi ke pesta ulang tahun Bu Naura? Nanti orang tuaku yang menemaniku melakukan registrasi ulang saja. Kamu sudah boleh pergi." Nabila khawatir para mahasiswi meminta nomor telepon Tirta. Itu sebabnya, dia mengusir Tirta.

"Oke. Aku pergi dulu ya. Kalau ada masalah, telepon saja aku." Tirta tentu memahami maksud Nabila. Kebetulan, dia juga tidak ingin berlama-lama di sini karena terlalu ramai dan bising. Tirta pun masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kampus.

"Ayah, Ibu, Ayo!" Setelah melihat Tirta pergi, Nabila memanggil Agus dan Betari. Mereka sama-sama masuk untuk melakukan registrasi ulang. Setelah Nabila mendek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 710

    Yang berbicara adalah seorang pemuda berusia 27 atau 28 tahun. Pemuda ini bertubuh kekar dan tampak gagah. Dia bukan muncul secara mendadak, melainkan terus mengikuti Irene sejak tadi. Ketika melihat Irene memeluk Tirta, tatapannya pun menjadi tajam. Dia ingin sekali mematahkan tangan kotor Tirta. Bagaimanapun, dia punya status yang cukup hebat.Pemuda ini bernama Darian. Dia adalah anak angkat yang diadopsi oleh paman Irene. Pada usia 18 tahun, dia telah bergabung dengan kemiliteran. Kini, dia adalah seorang jenderal muda.Di usia semuda ini, Darian punya prestasi yang gemilang. Itu sebabnya, bisa dibilang dia pantas merendahkan orang-orang yang sebaya dengannya.Sejak kecil, Irene memiliki paras yang cantik. Darian hanya pernah melihatnya sekali, tetapi tidak pernah melupakannya sampai sekarang. Kali ini, setelah mendapat promosi, dia pulang dengan membawa kehormatan.Darian baru tiba di kota hari ini. Dia langsung mencari kesempatan untuk mengajak Irene jalan-jalan. Tujuannya yaitu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 711

    Sambil berkata demikian, Darian mengeluarkan kartu identitas dari saku dan menyerahkannya ke Tirta."Jenderal Area Militer Barat Daya. Wah ...," baca Tirta."Heh! Sekarang kamu takut, 'kan? Kalau takut, cepat pergi sana!" ucap Darian dengan angkuh. Dia merasa telah menyelamatkan kembali harga dirinya."Kenapa aku harus takut? Toh aku nggak melanggar hukum. Sebagai seorang jenderal, kurasa kamu terlalu lemah. Otakmu juga sepertinya nggak bekerja dengan benar. Kamu nggak naik pangkat lewat jalur belakang, 'kan?" tanya Tirta."Cari mati! Penghinaan ini sudah cukup menjadi alasan bagiku untuk mengutus orang menangkapmu dan memberimu pelajaran!" geram Darian. Dia tidak menyangka bahwa Tirta berani menghinanya.Ketika Darian hendak menelepon orang-orangnya, Irene tiba-tiba maju dan membentak, "Cukup! Tirta nggak mengusikmu. Apa hakmu buat menangkapnya?""Irene, dia sudah menghinaku. Bukankah itu sudah termasuk mengusikku? Apa yang bagus dari dirinya hingga kamu terus membelanya begini?" tany

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 712

    Tirta dan Irene kembali berkeliling di sekitar pusat perbelanjaan. Mereka memilih beberapa hadiah untuk Naura. Tirta juga memilihkan beberapa aksesori indah untuk Irene.Setelah menerima hadiah, Irene baru merasa puas. Dia tidak lagi mengomel karena Tirta yang "tidak setia"."Kak Irene, temani aku ke Farmasi Santika sebentar. Setelah itu, kita baru berangkat ke tempat Naura," ucap Tirta.Tirta baru mengingat janjinya pada Shinta kemarin. Dia harus memberikan beberapa Pil Kecantikan untuknya hari ini. Tirta lantas membawa Irene ke Farmasi Santika."Oke, tapi tolong kasih tahu aku. Apa kamu ingin menggunakan Pil Kecantikan untuk merayu gadis cantik itu?" tanya Irene.Irene duduk di kursi penumpang dan mengencangkan sabuk pengaman. Dia mengamati reaksi Tirta dengan mata menyipit."Kak Irene ada-ada saja. Mana mungkin begitu? Dia teman yang baru kukenal, masih anak kecil. Kamu akan tahu waktu melihatnya sendiri," ucap Tirta.Tirta diam-diam menghela napas. Sepertinya sudah kodrat wanita un

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 713

    "Bukan begitu, Kak Irene. Jangan rendah diri begitu," ucap Tirta dengan iba."Aku sayang banget sama Kak Irene, tapi ... aku sudah lama nggak menemani bibiku. Gimana kalau nanti aku ke rumahmu dulu, baru pulang?" tambah Tirta."Serius? Oke, boleh banget! Ikut kamu ke desa dan menginap semalam juga boleh," ucap Irene dengan mata berbinar.Irene melanjutkan, "Kebetulan aku juga bisa bertemu bibimu. Kita sudah lama saling kenal, tapi aku belum pernah bertemu bibimu.""Jangan sekarang, Kak Irene. Setelah vilanya jadi, aku baru bawa kamu ke sana. Sekarang belum ada tempat layak buat ditinggali," jelas Tirta. Sebenarnya, alasan utamanya adalah dia takut Ayu marah waktu melihatnya membawa pulang wanita baru."Oke, deh. Malam ini kamu singgah ke rumahku dulu, baru pulang ke desa," ujar Irene. Dia juga tidak mau memaksa.Tirta berucap dengan perasaan lega, "Siap, Kak Irene. Aku mau tambah kecepatan, Kak Irene pegangan, ya." Dia menginjak pedal gas, melajukan mobil lebih kencang di jalan raya..

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 714

    Irene dan Agatha yang duduk di kursi belakang tentu saja tidak mengetahui pikiran mesum Tirta saat ini. Kalau tidak, mereka pasti sudah bersatu untuk memberinya pelajaran."Naura, aku ke sana sekarang," ucap Tirta. Setelah menelepon Naura untuk menanyakan lokasi pesta, dia langsung melajukan mobil ke sana.Acara pesta diselenggarakan di sebuah hotel besar yang hanya berjarak tiga jalan dari Farmasi Santika. Tidak lama kemudian, Tirta dan yang lainnya sudah tiba.Sebelum turun dari mobil, mereka sudah bisa melihat pintu masuk hotel dari jauh. Ada Saad dan Naura, serta Mauri yang berpakaian kasual berdiri menunggu di sana.Ada seorang lagi yang berdiri di samping Naura. Wanita itu mengenakan pakaian tradisional yang menonjolkan sosok anggunnya. Usianya kemungkinan tidak berbeda jauh dari Naura. Hanya saja, raut wajahnya lebih dingin.Wanita itu adalah dokter muda dengan masa depan cerah dari ibu kota provinsi. Namanya Aiko, sepupu Naura."Tirta, kamu terlalu segan. Kamu cukup datang, ngg

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 715

    Mata Irene juga menatap Tirta dengan kilat penasaran."Anu ... aku belum sempat menceritakan apa yang terjadi kemarin pada kalian," ucap Tirta. Ketika dia hendak menjelaskan, ponsel Aiko tiba-tiba berdering.Entah apa yang dilihat Aiko di ponselnya, dia tiba-tiba berdiri dan menyela, "Tirta, aku ingin meminta bantuanmu.""Bantuan apa?" tanya Tirta."Ikut aku keluar, aku ingin bicara empat mata denganmu. Tenang saja, ini nggak akan memakan waktu lama. Kita akan segera kembali," ucap Aiko dengan gelisah. Setelah itu, dia mendahului Tirta keluar."Naura, sepupumu mau minta bantuan apa padaku? Sepertinya dia gelisah banget," tanya Tirta pada Naura."Aku juga nggak tahu. Karena Kak Aiko mau bicara berdua denganmu, kamu tanya saja langsung padanya. Kami tunggu di sini," sahut Naura dengan jujur."Oke, kalian tunggu sebentar, ya. Aku keluar sebentar," ucap Tirta sambil berdiri dan berjalan keluar.Aiko menunggu di luar pintu. Melihat Tirta keluar, dia langsung memimpin jalan tanpa mengatakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 716

    Tirta tidak mengetahui apa yang tengah dipikirkan Aiko. Di depan semua orang di sini, Agatha adalah pacar resminya. Jadi, tentu saja dia harus mendiskusikan hal ini terlebih dahulu dengan wanita itu.Tirta segera menelepon Agatha dan menjelaskan permintaan Aiko secara singkat."Oh, kalau hanya pura-pura, nggak apa-apa," ujar Agatha.Agatha sangat terkejut mendengar hal ini. Namun, jika Aiko memiliki pilihan lain, dia tidak mungkin memikirkan cara ini. Jadi, Agatha akhirnya setuju.Tirta menghela napas dan berkata, "Kak Agatha nggak tahu saja. Tadi, Aiko bilang kami harus pelukan dan pura-pura mesra di depan pasangan kencan butanya. Kalau begitu, gimana nasib kepolosanku?"Aiko hanya bisa mengentakkan kakinya dengan kesal. Mengapa bisa ada orang yang tidak tahu malu seperti Tirta? Jelas-jelas kepolosannya yang hilang, tahu!"A ... apa?" Agatha jadi sedikit ragu-ragu begitu mendengar hal itu. Meski merasa cemburu, pada akhirnya dia tetap berkata, "Tirta, kamu setujui saja. Aiko juga kasi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 717

    Naura bertanya begitu supaya Aiko memberikan penjelasan pada Agatha yang terlihat cemas sejak tadi. Sesuai dugaan, raut wajah Agatha terlihat lebih rileks usai mendengar kata-kata Aiko.Irene yang duduk di sampingnya terlihat tenang. Namun, sebenarnya dia juga diam-diam menghela napas lega."Gadis nakal! Nyalimu makin besar saja. Bahkan aku pun berani kamu goda. Kubalas kamu!" omel Aiko.Aiko yang malu dan kesal sontak berdiri dan menyerbu Naura, lalu tangannya mulai bergerak nakal. Dia bahkan mengabaikan keberadaan Agatha dan Irene di sana."Kak Aiko, aku minta ampun. Aku nggak berani lagi!" seru Naura dengan wajah memerah. Saat area sensitifnya disentuh, dia langsung meminta ampun."Percuma saja minta ampun. Kalau aku nggak kasih kamu pelajaran hari ini, ke depannya kamu akan makin lancang padaku!" ucap Aiko. Serangannya kian sengit. Tangannya menyentuh, menarik, dan sebagainya.Saat bermain-main, tiba-tiba terdengar suara koyak. Aiko tidak sengaja merobek kerah gaun Naura! Dua gunun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 887

    "Naura, terima kasih. Kalau nggak ada kamu, aku nggak mungkin kenal Tirta. Kamu pasti bisa menemukan tambatan hatimu juga suatu hari nanti! Aku janji bakal membantumu nanti!" Aiko menggenggam tangan Naura. Dia tidak merasa Naura sedang berbohong."Aiko, Bu Naura, mienya sudah matang. Ayo dicoba." Tidak lama setelah kedua wanita itu mengobrol, Tirta menyajikan dua mangkuk mie dari dapur.Mie diletakkan di depan keduanya. Kuahnya bening. Di atasnya terdapat taburan daun bawang dan beberapa tetes minyak wijen. Kelihatannya tidak terlalu menggugah selera, tetapi aromanya sangat harum.Jangankan Naura yang suka makan mie, Aiko yang selalu makan makanan lezat juga menjadi lapar melihatnya."Wah, wangi sekali! Tirta, kamu memang jago masak mie! Gimana cara masak mie ini?" Naura pun mengambil sumpit, lalu mengambil mangkuknya dan mencicipinya. Begitu menyeruputnya, ekspresi Naura langsung terlihat puas."Ya, sepertinya ini mie terenak yang pernah kumakan! Cepat kasih tahu kami gimana cara masa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 886

    "Oh, aku rasa Kak Aiko jadi berbeda. Dia sepertinya menjadi makin dewasa dan memesona," jelas Naura saat memperhatikan tatapan Tirta kepadanya."Ehem, ehem .... Ya, sepertinya begitu. Penilaianmu sangat tajam." Tirta bisa menebak bahwa Naura penasaran dengan hal itu, makanya tidak berbicara banyak."Kalian bicara apa sih? Bukannya aku dari dulu memang begini? Dasar aneh." Ekspresi Aiko terlihat tersipu. Kemudian, dia bertanya, "Naura, kamu pasti capek jalan-jalan seharian, 'kan?""Ayo duduk. Aku pergi masak untuk kalian. Setelah makan, kita antar Tirta pulang." Usai berbicara, Aiko bangkit dan pergi ke dapur."Oke, aku memang capek. Terima kasih." Naura duduk di tempat Aiko duduk sebelumnya. Jaraknya dengan Tirta tidak sampai setengah meter. Kemudian, dia melirik Tirta."Aiko, kalau kamu capek, biar aku saja. Kamu dan Bu Naura istirahat saja." Tirta tidak memperhatikan Naura karena mencemaskan Aiko. Dia maju dan meraih tangan Aiko."Hais ...." Naura diam-diam menghela napas."Kamu bisa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 885

    Beberapa saat kemudian, Naura diam-diam kembali dengan berjalan kaki. Akan tetapi, dia tidak kembali ke vila, melainkan menuju ke belakang vila dan bersembunyi di bawah pohon rindang. Aiko dan Tirta tidak akan memperhatikan tempat ini."Hm ... mereka seharusnya sudah melakukannya, 'kan?" Naura seperti pencuri yang diam-diam mengeluarkan remot dan ponsel dari sakunya. Kemudian, dia membuka sebuah aplikasi CCTV dan mengatur CCTV agar menghadap ke kamar tempat Tirta dan Aiko berada, lalu mengaktifkannya.Benar, Naura memang memasang CCTV di kamarnya. Hanya saja, dia tidak pernah menyalakannya. Namun, kali ini dia punya tujuan lain.Tidak berselang lama, terlihat seluruh adegan di dalam kamar dengan jelas. Naura juga mendengar suara-suara di dalam sana. Dia sontak terbelalak. Wajah dan telinganya memerah."Kak Aiko sampai nangis ....""Gimana bisa Tirta begitu ....""Astaga ... Tirta benaran ....""Aku harus menyimpan rekaman ini supaya bisa negosiasi sama Kak Aiko!"Napas Naura memburu. D

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 884

    Tubuh Tirta tidak terlihat kekar. Namun, setelah dia menindih tubuh Aiko, Aiko bisa langsung merasakan keperkasaannya. Seketika, jantung Aiko berdetak kencang. Dia panik, malu, tetapi juga dipenuhi penantian.Dengan suara manja, Aiko berkata, "Hm ... Tirta, santai sedikit. Aku buka baju dulu. Aku belum siap. Kamu kasih aku waktu buat persiapan dulu ya? Aku sempat baca di internet. Kalau wanita nggak terangsang, rasanya nggak seru ....""Oh? Kamu sampai cari tahu di internet? Kalau begitu, apa kamu tahu gimana caranya agar wanita cepat terangsang?" Tirta mengangkat alis dengan penuh minat. Kedua matanya penuh antusiasme seperti serigala kelaparan. Dia mengamati tubuh Aiko dengan serakah.Yang dikatakan Aiko benar. Jika wanita tidak terangsang, pria juga tidak akan bisa menikmatinya."Sudah .... Katanya dengan sentuhan dan ciuman, tapi aku kurang paham ...." Setelah melihat sorot mata Tirta, Aiko tidak berani menatapnya dan memalingkan wajah dengan malu. Dia sampai terbata-bata saking gu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 883

    "Kasih aku kunci vilamu. Kamu sudah boleh pergi jalan-jalan. Setelah Tirta pergi, kamu baru balik," ucap Aiko dengan gembira melihat Tirta keluar dari kantor polisi."Oh, ya sudah. Ini kuncinya ...." Entah mengapa, Naura merasa tidak nyaman melihat Aiko gembira seperti ini. Jelas-jelas dia mengenal Tirta duluan, tetapi malah Aiko yang punya hubungan istimewa dengan Tirta.Ketika hendak menyerahkan kunci kepada Aiko, Naura tiba-tiba membulatkan tekadnya. Dia lantas menyimpan kuncinya kembali ke saku, lalu berkata tanpa berani menatap Aiko, "Eh, aku baru ingat, ada barang penting yang ketinggalan di vila. Aku antar kamu saja dulu. Setelah ambil barangku, aku baru pergi.""Ya sudah, kita sama-sama saja. Aku kasih tahu Tirta dulu. Aku suruh dia ikut mobilmu dari belakang." Aiko langsung mengangguk menyetujui.Setelah turun dari mobil, Aiko menjelaskan kepada Tirta, lalu kembali ke mobil Naura. Dengan wajah memerah, dia berkata kepada Naura, "Ayo, sudah boleh jalan."....Tidak sampai sejam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 882

    Setelah mengantar Mauri dan lainnya, Saad mengajak Tirta untuk makan bersama di kota. Akan tetapi, Tirta menolak dengan lembut karena masih punya urusan lain. Kemudian, dia langsung pergi."Tirta, kami pergi dulu. Sampai jumpa lagi!" ujar Naura. Aiko masih ingin bersama Tirta, tetapi Naura malah menariknya ke mobil."Naura, aku dan Tirta mau ke vilamu nanti. Kenapa kamu malah menarikku?" keluh Aiko dengan jengkel setelah masuk ke mobil."Kakak sepupuku yang bodoh, Tirta saja menolak ajakan ayahku. Pasti karena ada Susanti. Dia pasti bakal ke vila karena sudah janji. Kalau kamu menunggu dia dengan riasan secantik ini, Susanti pasti bakal curiga," jelas Naura dengan ekspresi cemas."Benar juga. Kenapa aku nggak kepikiran ya? Ya sudah, terima kasih," ujar Aiko dengan penuh rasa syukur setelah memahaminya."Hais, aku sudah bosan dengar kamu bilang terima kasih. Aku cuma mau kamu kembali seperti dulu. Jangan buat aku cemas terus." Naura mengernyit sambil mengembuskan napas panjang.....Di

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 881

    Setelah mengobrol beberapa saat lagi, terlihat dua orang polisi membawa seorang wanita berambut pirang dari koridor. Wajahnya cantik, kulitnya putih, bokongnya sintal, pinggangnya ramping.Meskipun kedua tangannya diborgol yang menunjukkan dia adalah tahanan, aura yang terpancar dari sosoknya terlihat jauh berbeda dari orang biasa. Dia tidak lain adalah Alicia, anggota inti Black Gloves yang dipenjarakan oleh Tirta dan Susanti.Meskipun sudah lama tidak bertemu, wanita berambut pirang dari Negara Martim ini langsung mengenali Tirta. Tatapannya dipenuhi kebencian dan kenakalan. "Bocah, akhirnya kita ketemu lagi!""Ya, kita ketemu lagi. Dasar wanita tua, dilihat dari matamu, sepertinya kamu ingin melahapku?" sapa Tirta sambil maju dan tersenyum ramah. Jika tidak ada orang di sini, dia pasti sudah menendang bokong Alicia."Melahapmu? Benar juga, soalnya darahmu lezat sekali. Aku nggak bakal pernah lupa rasanya. Aku memang ingin melahapmu!" sahut Alicia dengan ekspresi rakus sambil menjila

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 880

    "Apa itu, Pak? Katakan saja. Kalau ada masalah, bilang saja. Kami bisa membantumu mengatasinya," tanya Tirta yang merasa agak penasaran."Ya. Apa kamu butuh bantuan kami untuk menjaga keluargamu? Kalau benar begitu, serahkan saja kepadaku. Aku pasti akan mengatur semuanya dengan baik," ujar Saad sambil tersenyum.Ketika melihat Mauri akan pergi ke ibu kota provinsi karena dipromosikan, Saad merasa agak iri. Namun, dia tahu dirinya cepat atau lambat juga akan mendapat promosi, asalkan berhubungan baik dengan Tirta. Kalaupun tidak, tetap tidak akan ada yang menyentuhnya karena hubungannya dengan Tirta."Bukan, keluargaku sudah kuatur dengan baik. Masalah ini berhubungan dengan Susanti," sahut Mauri sambil menggeleng."Berhubungan denganku? Apa aku membuat kesalahan?" tanya Susanti dengan heran."Kamu berpikir terlalu jauh." Mauri menggeleng dan menjelaskan, "Menurut rencana awal yang disepakati, setelah aku pergi, Byakta akan mengambil alih jabatanku. Tapi, kemarin Byakta membuat kesalah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 879

    Aiko mendongak sambil menatap Tirta dengan penuh cinta. Ketika melihat bibir ranum yang menggoda itu, hati Tirta pun bergetar.Tirta sontak merangkul Aiko dan hendak menciumnya. Namun, Naura yang berdiri di samping buru-buru menghentikan, "Hei, kalian jangan keterlaluan! Kalau mau mesra-mesraan, tunggu setelah Pak Mauri pergi. Aku nggak mau jadi nyamuk di sini!"Entah mengapa, ketika mengatakan ini, hati Naura terasa agak getir.Aiko tidak seperti Tirta yang begitu tidak tahu malu. Dia melirik para polisi wanita itu, lalu mendorong Tirta dengan agak kecewa sekaligus manja. "Sudahlah, ada banyak orang di sini. Kalau kamu punya waktu, kita ke vila Naura saja nanti."Untungnya, ada mobil yang menghalangi mereka. Para polisi wanita itu pun tidak bisa melihat apa yang dilakukan Tirta dan Aiko."Tentu saja aku punya waktu," timpal Tirta setelah berpikir sesaat. "Setelah mengantar Pak Mauri, kita sama-sama ke sana. Tapi, sore nanti cucu Pak Saba punya urusan denganku. Aku harus pulang sore na

DMCA.com Protection Status