Share

Bab 706

Penulis: Hazel
Tengah malam, pertarungan sengit akhirnya berakhir. Tirta menggendong Nabila yang sekujur tubuhnya lemas ke kamar mandi. Dia membantu Nabila membersihkan tubuhnya dari segala jejak yang ditinggalkan olehnya tadi.

Setelah digendong kembali ke kamar tidur, Nabila mengantuk hingga tidak bisa membuka matanya lagi. Tirta pun tidak mengganggunya lagi.

Tirta memeluk tubuh lembut itu dan bersiap-siap untuk tidur. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang ringan di luar.

"Cepat buka pintu. Yang pelan sedikit. Jangan sampai Tirta dan Nabila dengar." Ternyata Betari khawatir Tirta dan Nabila mencurigai mereka, jadi diam-diam keluar dari rumah sakit. Padahal, Agus masih sangat lemas.

"Sayang, aku benaran sakit," ucap Agus yang bercucuran keringat sambil memegang pinggangnya yang sakit. "Kamu suruh Tirta obati aku dong. Kumohon ...."

"Nggak boleh. Jangan sampai Tirta tahu tentang ini," tolak Betari tanpa ragu sedikit pun. "Bertahan sedikitlah. Setelah Nabila ke kampus besok, Tirta bakal pulang k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 707

    Agus merasa sangat terharu melihat Tirta memahami penderitaannya. Dia buru-buru menarik Tirta ke kamar dan mengunci pintu."Jangan-jangan si tua bangka ini ingin menyuruh Tirta mengobatinya?" gumam Betari yang ekspresinya menjadi malu. Namun, dia tidak masuk dan hanya menguping di depan pintu."Tirta, apa aku masih tertolong? Dokter bilang aku nggak boleh berhubungan intim selama satu tahun setengah. Kalau nggak, aku nggak bakal sembuh. Sekarang mau pipis saja susah," jelas Agus dengan ekspresi sedih."Nggak apa-apa Paman. Aku bantu kamu akupunktur dulu. Kemudian, kamu makan resep dariku. Kujamin kamu sembuh dalam seminggu," sahut Tirta yang tak kuasa tertawa."Syukurlah! Kamu memang penyelamatku, Ayo, cepat!" Agus benar-benar bersemangat. Dia sampai mendesak Tirta.Kemudian, dia tiba-tiba bertanya, "Omong-omong, ada resep untuk memperbesar penis nggak? Yang bisa buat aku tahan lama juga! Sekarang aku sudah tua. Aku jadi nggak seimbang dengan istriku di ranjang."Usia berbicara, Agus m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 708

    Belasan menit kemudian, Tirta melakukan akupunktur untuk Agus."Tirta, kamu hebat sekali! Semua dokter di rumah sakit nggak bisa dibandingkan denganmu!" Agus seketika tidak merasakan sakit lagi. Dia menggerakkan tubuhnya. Tubuhnya dipenuhi energi seperti biasa."Hehe. Hasilnya nggak secepat itu. Kamu harus minum obat dan istirahat selama seminggu. Setelah itu, kamu baru boleh minum resep yang lain. Kamu juga harus memperhatikan waktu olahraga. Harus di pagi hari, sekitar jam 5 atau 6. Kamu juga nggak boleh bergadang supaya hasilnya maksimal," sahut Tirta.Tirta menuliskan resep obat untuk pemulihan badan Agus serta resep obat yang dibutuhkan Agus. Setelah menulis semuanya di kertas, Tirta pun menyerahkannya kepada Agus."Hahaha! Oke, oke! Kamu tenang saja. Aku pasti bakal menuruti instruksimu. Maaf sudah merepotkanmu malam-malam begini. Gimana kalau aku pergi beli bir untuk mentraktirmu?" Agus tertawa seperti anak kecil."Nggak usah, Paman. Aku lupa bilang. Kalau kamu ingin kuat di ran

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 709

    "Ya, entah dia sudah punya pacar nggak? Aku ingin sekali minta nomor teleponnya."Ketika mendengar omongan para mahasiswi serta tatapan mereka yang dipenuhi antusiasme, Nabila yang baru turun dari mobil seketika merasa terancam. Tirta yang sekarang sangat tampan, bahkan punya mobil mewah. Ini adalah godaan yang sangat mematikan bagi para mahasiswi."Tirta, bukannya kamu mau pergi ke pesta ulang tahun Bu Naura? Nanti orang tuaku yang menemaniku melakukan registrasi ulang saja. Kamu sudah boleh pergi." Nabila khawatir para mahasiswi meminta nomor telepon Tirta. Itu sebabnya, dia mengusir Tirta."Oke. Aku pergi dulu ya. Kalau ada masalah, telepon saja aku." Tirta tentu memahami maksud Nabila. Kebetulan, dia juga tidak ingin berlama-lama di sini karena terlalu ramai dan bising. Tirta pun masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kampus."Ayah, Ibu, Ayo!" Setelah melihat Tirta pergi, Nabila memanggil Agus dan Betari. Mereka sama-sama masuk untuk melakukan registrasi ulang. Setelah Nabila mendek

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 710

    Yang berbicara adalah seorang pemuda berusia 27 atau 28 tahun. Pemuda ini bertubuh kekar dan tampak gagah. Dia bukan muncul secara mendadak, melainkan terus mengikuti Irene sejak tadi. Ketika melihat Irene memeluk Tirta, tatapannya pun menjadi tajam. Dia ingin sekali mematahkan tangan kotor Tirta. Bagaimanapun, dia punya status yang cukup hebat.Pemuda ini bernama Darian. Dia adalah anak angkat yang diadopsi oleh paman Irene. Pada usia 18 tahun, dia telah bergabung dengan kemiliteran. Kini, dia adalah seorang jenderal muda.Di usia semuda ini, Darian punya prestasi yang gemilang. Itu sebabnya, bisa dibilang dia pantas merendahkan orang-orang yang sebaya dengannya.Sejak kecil, Irene memiliki paras yang cantik. Darian hanya pernah melihatnya sekali, tetapi tidak pernah melupakannya sampai sekarang. Kali ini, setelah mendapat promosi, dia pulang dengan membawa kehormatan.Darian baru tiba di kota hari ini. Dia langsung mencari kesempatan untuk mengajak Irene jalan-jalan. Tujuannya yaitu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 711

    Sambil berkata demikian, Darian mengeluarkan kartu identitas dari saku dan menyerahkannya ke Tirta."Jenderal Area Militer Barat Daya. Wah ...," baca Tirta."Heh! Sekarang kamu takut, 'kan? Kalau takut, cepat pergi sana!" ucap Darian dengan angkuh. Dia merasa telah menyelamatkan kembali harga dirinya."Kenapa aku harus takut? Toh aku nggak melanggar hukum. Sebagai seorang jenderal, kurasa kamu terlalu lemah. Otakmu juga sepertinya nggak bekerja dengan benar. Kamu nggak naik pangkat lewat jalur belakang, 'kan?" tanya Tirta."Cari mati! Penghinaan ini sudah cukup menjadi alasan bagiku untuk mengutus orang menangkapmu dan memberimu pelajaran!" geram Darian. Dia tidak menyangka bahwa Tirta berani menghinanya.Ketika Darian hendak menelepon orang-orangnya, Irene tiba-tiba maju dan membentak, "Cukup! Tirta nggak mengusikmu. Apa hakmu buat menangkapnya?""Irene, dia sudah menghinaku. Bukankah itu sudah termasuk mengusikku? Apa yang bagus dari dirinya hingga kamu terus membelanya begini?" tany

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 712

    Tirta dan Irene kembali berkeliling di sekitar pusat perbelanjaan. Mereka memilih beberapa hadiah untuk Naura. Tirta juga memilihkan beberapa aksesori indah untuk Irene.Setelah menerima hadiah, Irene baru merasa puas. Dia tidak lagi mengomel karena Tirta yang "tidak setia"."Kak Irene, temani aku ke Farmasi Santika sebentar. Setelah itu, kita baru berangkat ke tempat Naura," ucap Tirta.Tirta baru mengingat janjinya pada Shinta kemarin. Dia harus memberikan beberapa Pil Kecantikan untuknya hari ini. Tirta lantas membawa Irene ke Farmasi Santika."Oke, tapi tolong kasih tahu aku. Apa kamu ingin menggunakan Pil Kecantikan untuk merayu gadis cantik itu?" tanya Irene.Irene duduk di kursi penumpang dan mengencangkan sabuk pengaman. Dia mengamati reaksi Tirta dengan mata menyipit."Kak Irene ada-ada saja. Mana mungkin begitu? Dia teman yang baru kukenal, masih anak kecil. Kamu akan tahu waktu melihatnya sendiri," ucap Tirta.Tirta diam-diam menghela napas. Sepertinya sudah kodrat wanita un

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 713

    "Bukan begitu, Kak Irene. Jangan rendah diri begitu," ucap Tirta dengan iba."Aku sayang banget sama Kak Irene, tapi ... aku sudah lama nggak menemani bibiku. Gimana kalau nanti aku ke rumahmu dulu, baru pulang?" tambah Tirta."Serius? Oke, boleh banget! Ikut kamu ke desa dan menginap semalam juga boleh," ucap Irene dengan mata berbinar.Irene melanjutkan, "Kebetulan aku juga bisa bertemu bibimu. Kita sudah lama saling kenal, tapi aku belum pernah bertemu bibimu.""Jangan sekarang, Kak Irene. Setelah vilanya jadi, aku baru bawa kamu ke sana. Sekarang belum ada tempat layak buat ditinggali," jelas Tirta. Sebenarnya, alasan utamanya adalah dia takut Ayu marah waktu melihatnya membawa pulang wanita baru."Oke, deh. Malam ini kamu singgah ke rumahku dulu, baru pulang ke desa," ujar Irene. Dia juga tidak mau memaksa.Tirta berucap dengan perasaan lega, "Siap, Kak Irene. Aku mau tambah kecepatan, Kak Irene pegangan, ya." Dia menginjak pedal gas, melajukan mobil lebih kencang di jalan raya..

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 714

    Irene dan Agatha yang duduk di kursi belakang tentu saja tidak mengetahui pikiran mesum Tirta saat ini. Kalau tidak, mereka pasti sudah bersatu untuk memberinya pelajaran."Naura, aku ke sana sekarang," ucap Tirta. Setelah menelepon Naura untuk menanyakan lokasi pesta, dia langsung melajukan mobil ke sana.Acara pesta diselenggarakan di sebuah hotel besar yang hanya berjarak tiga jalan dari Farmasi Santika. Tidak lama kemudian, Tirta dan yang lainnya sudah tiba.Sebelum turun dari mobil, mereka sudah bisa melihat pintu masuk hotel dari jauh. Ada Saad dan Naura, serta Mauri yang berpakaian kasual berdiri menunggu di sana.Ada seorang lagi yang berdiri di samping Naura. Wanita itu mengenakan pakaian tradisional yang menonjolkan sosok anggunnya. Usianya kemungkinan tidak berbeda jauh dari Naura. Hanya saja, raut wajahnya lebih dingin.Wanita itu adalah dokter muda dengan masa depan cerah dari ibu kota provinsi. Namanya Aiko, sepupu Naura."Tirta, kamu terlalu segan. Kamu cukup datang, ngg

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1029

    Tirta membalas dengan sopan, "Um .... Baiklah, Kak Yahsva. Sebenarnya ini semua cuma kesalahpahaman. Setelah dijelaskan, semuanya beres."Melihat ketulusan Yahsva, Tirta hanya bisa mengangguk setuju. Tak lama, telepon itu kembali diberikan kepada Saba.Saba memberi tahu, "Tirta, aku benar-benar nggak tahu bahwa hari ini adalah pesta pertunanganmu. Waktu yang begitu singkat bikin aku nggak sempat ke ibu kota provinsi. Begini saja, nanti ketika kamu datang ke ibu kota, pastikan untuk membawa tunanganmu juga.""Nantinya, aku akan memberikan kompensasi khusus untuk kalian berdua. Aku harap kalian nggak menyalahkanku karena nggak hadir," ucap Saba dengan nada penuh penyesalan."Kak Saba, aku juga belum sempat memberitahumu soal ini ...." Tirta berbicara beberapa saat lagi dengan Saba sebelum akhirnya menutup telepon dan berjalan menuju aula.Simon mengejar Tirta dengan langkah cepat, lalu berbicara dengan suara pelan di sampingnya, "Kakek Tirta, nanti ketika keluar, aku akan memanggilmu Tir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1028

    Simon menimpali, "Hubungan senioritas nggak boleh dibolak-balik! Tadi, di luar banyak orang dan suasana nggak mendukung. Jadi, aku merasa nggak enak untuk memanggilmu Kakek. Tolong jangan salahkan aku atas hal ini. Kalau kamu nggak mau memaafkanku, aku nggak akan bangkit!"Meskipun Simon merasa sedikit tertekan dan malu, setelah berpikir dari sudut pandang lain, dia menyadari bahwa sekalipun tidak pernah menyinggung Tirta, berdasarkan senioritas Tirta, dia tetap harus menghormatinya dengan sujud dan memberikan salam.Pikiran ini perlahan meredakan rasa kesalnya. Terlebih lagi, permintaan untuk berlutut dan meminta maaf itu adalah perintah langsung dari kakeknya. Simon tidak berani menolak perintah tersebut.Tirta memberi tahu, "Simon, aku tahu kamu melakukan ini karena menghormati Pak Saba. Sejujurnya, aku nggak punya dendam yang dalam denganmu.""Kalau kamu nggak mempersulitku, aku juga nggak akan mempermasalahkannya. Tapi, tolong perhatikan perilaku pacarmu. Anggap saja urusan ini se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1027

    "Ayah, ayo kita segera pergi dari sini! Kita nggak mungkin bisa tetap di tempat ini lagi!" Melihat Simon merendahkan diri dan bersikap lunak terhadap Tirta, Camila meninggalkan aula dengan wajah penuh rasa malu.Sementara itu, Wirya, Diego, Sofyan, dan beberapa orang yang sebelumnya paling keras mengejek Tirta, mulai merasakan ketakutan. Mereka coba memanfaatkan keramaian untuk menyelinap keluar melalui kerumunan tanpa menarik perhatian.Hanya saja sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh, Joshua yang duduk di kursi utama berdiri dan berbicara dengan nada dingin, "Berhenti di situ. Pak Sofyan, Pak Diego, Pak Wirya, kalian mau pergi ke mana? Apa kalian lupa apa yang sudah aku katakan sebelumnya?"Orang-orang di sekitar mereka segera membuka jalan. Mereka sebisa mungkin menjauh dari ketiga orang itu karena takut terseret dalam masalah. Sofyan, Diego, dan Wirya kini tidak bisa melangkah maju ataupun mundur. Mereka terdiam di tempat, bahkan tubuh mereka kaku seperti patung.Mereka sudah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1026

    "Pak Simon sudah membungkuk dan minta maaf di depan umum. Itu sudah cukup menghargaimu! Tapi, kamu masih ragu dan enggan pergi ke belakang aula bersamanya!""Kamu kira setelah menjadi saudara angkat Pak Saba, kamu langsung berubah menjadi seorang bangsawan? Padahal sejak awal, kamu cuma orang kampungan yang nggak punya nilai!"Dari kejauhan, Camila memperhatikan semuanya dengan diam-diam. Ketika melihat Tirta ragu, dia mengepalkan tinjunya sambil bergumam demikian dengan gigi terkatup.Camila memang sengaja tidak henti-hentinya menyebut Tirta sebagai orang kampungan. Tujuannya adalah untuk menonjolkan status pacarnya sebagai cucu seorang veteran, sekaligus merendahkan Bella.Namun kini, pacarnya yang begitu dibanggakannya malah membungkuk dan meminta maaf kepada Tirta di depan banyak orang. Bisa dibayangkan betapa tertekan dan geramnya Camila saat ini. Dalam situasi seperti ini, Camila hanya bisa mengutuk Tirta dalam hatinya tanpa bisa berbuat apa-apa.Di saat Tirta masih ragu apakah d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1025

    Camila tidak pernah melihat Simon mengamuk seperti ini. Mungkin karena ucapan Yahsva, Simon yang marah juga terlihat sedikit ketakutan.Camila yang dipaksa untuk menerima kenyataan berusaha menahan emosinya dan menghibur Simon, "Simon, biarpun dia itu adik angkat Kakek Saba, kamu itu cucu kandung Kakek Yahsva. Kamu nggak usah panik cuma karena masalah sepele seperti ini."Camila melanjutkan, "Paling-paling kita minta maaf kepada ... Tirta untuk menghormati Kakek Saba. Bagaimanapun, Kakek Yahsva nggak akan mempersulitmu demi orang luar."Camila takut ditendang Simon lagi, tetapi sebenarnya dia tetap menganggap Tirta sebagai orang kampungan. Camila tidak akan mengubah pandangannya karena Tirta adalah adik angkat Saba.Simon memelototi Camila sambil membentak, "Dasar tolol! Kalau memang segampang itu, aku nggak mungkin begitu marah! Kamu tahu Kakek menyuruhku minta maaf pada Tirta dengan cara apa?"Simon ingin menampar Camila. Sementara itu, Camila mulai ketakutan. Dia mundur, lalu beruca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1024

    "Kenapa aku bisa punya cucu yang nggak berguna sepertimu? Apa kamu tahu Saba mau bawa bawahannya untuk memberimu pelajaran?" lanjut Yahsva.Sebelumnya Yahsva masih berharap orang yang dilawan Simon bukan temannya Tirta. Setelah mendengar perkataan Simon, amarah Yahsva langsung meluap. Dia terus memarahi Simon.Biarpun Simon sudah mematikan pengeras suara, sebagian orang yang berdiri di dekat Simon bisa samar-samar mendengar suara Yahsva. Salah satu orang menceletuk, "Pak Yahsva nggak bercanda, 'kan? Ternyata pria kam ... salah ... Tirta itu adik angkat Pak Saba! Apa tadi aku salah dengar?"Suasana menjadi heboh. Para tamu mulai berkomentar, tetapi mereka tidak menyebut Tirta orang kampungan lagi."Tadi aku juga dengar, sepertinya memang benar!""Kalau nggak, ekspresi Pak Simon juga nggak akan begitu masam!""Pantas saja, Tirta sama sekali nggak takut kepada Pak Simon. Ternyata omongan Pak Chandra memang benar. Tirta lebih hebat daripada Pak Simon!""Tirta itu adik angkat Pak Saba! Hubu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1023

    Simon tertawa sinis, lalu mengomentari, "Kamu menyarankanku jangan bersikap keterlaluan? Memangnya orang seperti kalian pantas menegurku?"Tiba-tiba, ponsel Simon berdering. Dia bergumam, "Eh, Kakek yang menelepon. Apa Kakek sudah menyuruh orang untuk mencabut jabatan Pak Chandra?"Ekspresi Simon tampak senang. Dia hendak menjawab panggilan telepon. Namun, Camila berniat memamerkan latar belakang keluarga pacarnya.Camila berucap kepada Simon, "Simon, bagaimana kalau kamu aktifkan pengeras suara biar pria kampungan itu dan semuanya bisa mendengarnya dengan jelas? Dengan begitu, mereka bisa menyerah!"Wirya juga maju dan memanas-manasi, "Benar, Pak Simon. Pria kampungan ini bilang bisa mencari orang untuk melindungi Pak Chandra dan lainnya. Jadi, kamu harus buat dia dipermalukan habis-habisan!"Simon malas berbuat seperti itu, tetapi dia tidak bisa menolak permintaan Camila. Jadi, dia menuruti kemauan Camila untuk mengaktifkan pengeras suara setelah menjawab panggilan telepon.Suasana d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1022

    Tirta menambahkan, "Tadi aku sudah menghubungi Pak Saba. Dia bilang dia akan bantu aku selesaikan masalah ini."Camila mencibir saat mendengar Tirta mengakui dirinya memang mempunyai sokongan hebat. Ketika hendak menyindir Tirta dan Bella, tiba-tiba Simon mengernyit.Simon yang mempunyai firasat buruk bergumam, "Saba? Apa yang dia maksud itu Kakek Saba? Nggak mungkin ... aku bahkan jarang bertemu Kakek Saba. Mana mungkin dia berteman dengan orang rendahan seperti ini? Dugaanku pasti salah."Melihat ekspresi Simon yang khawatir, Camila langsung bertanya, "Simon, kamu bilang apa?"Simon menahan kegelisahannya dan menjelaskan kepada Camila, "Nggak apa-apa. Belakangan ini aku dapat kabar teman kakekku yang bernama Saba kembali ke ibu kota negara dan menduduki jabatannya sebelumnya. Aku berencana bawa kamu bertemu Kakek Saba saat senggang."Camila sengaja berseru ke arah Bella, "Kakek Saba itu salah satu sesepuh di dunia pemerintahan yang paling terkenal, ya? Wah! Simon, kamu nggak bercanda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1021

    Jika Tirta belum menghubungi Saba, mungkin Chandra dan lainnya tidak akan memedulikan sindiran mereka. Namun, sekarang mereka tahu Tirta sudah menghubungi Saba untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi, Chandra dan lainnya tidak akan berdiam diri lagi.Hendrik melihat Wirya dan Diego dengan dingin sambil angkat bicara, "Semuanya belum pasti. Pak Diego, Pak Wirya, kalian begitu yakin Keluarga Gumarang, Keluarga Reksa, Keluarga Wisono, dan Grup Sapari akan bangkrut. Apa kalian nggak takut kami akan melawan Keluarga Bazan dan Keluarga Liman setelah kami selamat?"Mendengar ucapan Hendrik, Diego tertawa terbahak-bahak dan menyindir, "Kalian hampir celaka, tapi masih bisa berkhayal! Apa kalian kira Pak Simon cuma bercanda saat bilang mau buat kalian bangkrut dalam waktu setengah jam? Apa kalian juga punya sokongan hebat yang bisa membuat Pak Simon takut seperti Keluarga Purnomo?"Bukan hanya Diego yang tidak percaya. Selain orang-orang yang dekat dengan Tirta, semua orang di aula merasa Chandra

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status