Share

Bab 701

Penulis: Hazel
Saba tentu tahu alasan mereka terkejut. Setelah melakukan akupunktur dan minum obat buatan Tirta, Saba merasa sekujur tubuhnya sangat segar. Langkahnya juga terasa ringan. Dia tidak terlihat seperti pria tua 100 tahun lagi. Dia dipenuhi energi seperti anak muda.

"Hehe. Kenapa? Aku nggak mirip dengan yang ada di foto?" Suasana hati Saba sedang baik sehingga dia bercanda seperti ini.

"Mirip .... Hanya saja, kamu terlihat sangat muda."

"Ada perbedaan besar dengan yang ada di foto. Kami jadi nggak yakin ...."

Saad dan Mauri bertatapan. Mereka tidak mengerti kenapa Saba menjadi terlihat lebih muda. Namun, reaksi Shinta membuat mereka paham apa yang terjadi.

Setelah melihat kakeknya, Shinta mengamati dari atas hingga bawah dengan terkejut. "Kakek, kamu jadi sangat muda. Ilmu medis Kak Tirta memang luar biasa! Jangankan hidup 7 sampai 8 tahun, aku rasa kamu masih bisa hidup belasan tahun!"

"Tentu saja! Ilmu medis guruku tak ada tandingannya!" seru Bima dengan bangga. Setelah minum obat buatan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 702

    Sebenarnya Tirta tidak familier dengan lingkungan di kota. Pada akhirnya, Saad yang membawa mereka ke sebuah restoran yang cukup terkenal di kota. Dekorasi di sini termasuk megah.Mereka memesan sebuah ruang privat. Setelah hidangan disajikan, Mauri memulai topik pembicaraan. Mereka membahas tentang pengalaman Saba pada masa perang. Nabila, Naura, dan Tirta pun tampak penasaran."Hehe. Karena kalian ingin mendengarnya, aku bakal cerita. Tahun itu, negara sedang dalam krisis dan aku masih seorang penggembala sapi." Ekspresi Saba tampak emosional.Setelah mendengar cerita Saba, orang-orang pun membayangkan masa-masa yang dipenuhi perjuangan dan air mata itu. Dari seorang penggembala sapi menjadi pahlawan pendiri negara. Bisa dibilang, Saba adalah tokoh legendaris yang masih hidup. Hal ini membuat orang-orang makin menghormati Saba.Setelah mengobrol, Shinta menjadi memiliki kesan baik terhadap Saad dan Mauri. Dia tersenyum sambil berkata, "Kita termasuk berjodoh karena bisa makan bersama

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 703

    Shinta merasa agak malu saat menanyakan hal ini kepada Tirta. Setiap wanita pasti memiliki kekhawatiran terhadap bentuk payudara mereka. Biasanya Shinta tidak keberatan, tetapi dia merasa tidak puas setelah melihat tubuh seksi Naura dan Nabila."Oh, nggak ada efek seperti itu. Kamu masih muda. Nanti juga tumbuh besar sendiri. Nggak usah dipikirkan," hibur Tirta. Ketika mendengar pertanyaan Shinta tadi, Tirta tanpa sadar melirik dada Shinta. Dia mendapati hanya ada tonjolan kecil di dada Shinta."Oh, ya sudah." Shinta menghela napas dengan agak enggan.Sebenarnya Tirta punya cara untuk membantu Shinta memperbesar payudaranya. Hanya saja, Shinta baru berusia 15 atau 16 tahun sehingga hal seperti itu tidak diperlukan. Mungkin saja, payudaranya akan tumbuh besar dengan sendirinya nanti.Setelah minum-minum dan makan-makan, langit berangsur gelap. Tirta bangkit dan berkata, "Kak Saba, sekarang sudah malam. Kamu tinggal di mana? Biar kuantar.""Ya. Gimana kalau kamu menginap di rumahku satu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 704

    "Tirta, lain hari saja. Besok aku harus kuliah. Jangan sampai aku nggak bisa jalan besok. Lagian, aku masih sakit karena kamu terlalu kasar semalam." Nabila tentu tahu apa yang dipikirkan Tirta. Seketika, nyalinya menciut."Kalau begitu, kita main beberapa jam saja. Soalnya kita bakal jarang ketemu setelah kamu mulai kuliah. Aku harus tunggu lagi kalau ingin tidur denganmu." Tirta merangkul Nabila dan membawanya masuk ke mobil."Ya sudah." Nabila sependapat dengan Tirta. Kemudian, dia tiba-tiba teringat pada sesuatu sehingga wajahnya memerah. "Sebenarnya ... kalau kamu nggak tahan lagi, kamu boleh diam-diam mencariku waktu aku pulang kuliah. Yang penting aku pulang ke asrama sebelum jam 12 malam.""Oke." Tirta menyetujui dengan senang hati. "Sekarang kita pulang dulu!"Saat berikutnya, Tirta menginjak pedal gas. Mobil pun melaju dengan kencang.Dalam waktu kurang dari 30 menit, Tirta dan Nabila pulang ke rumah baru mereka. Saat ini, Betari dan Agus belum pulang. Nabila pun merasa cemas

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 705

    "Oh, aku juga rindu, Bibi. Besok malam aku pulang. Aku janji nggak bakal ke mana-mana lagi dan bakal menemanimu." Tirta merasa senang mendengar perkataan Ayu. Kemudian, Tirta masuk ke kamar karena takut Nabila mendengar obrolan mereka."Eee ... kamu sudah jelasin soal Melati kepada Nabila?" tanya Ayu yang wajahnya makin memerah."Aku beli rumah di kota. Keluarga Kak Nabila tinggal di sini. Mereka nggak bakal kembali ke desa. Anggap saja nggak ada masalah yang terjadi ...." Tirta menceritakan semuanya kepada Ayu."Dasar kamu ini, pintar juga kamu. Ya sudah. Kamu istirahat lebih awal. Besok malam, aku punya kejutan untukmu." Ujar Ayu dengan agak misterius."Kejutan? Kejutan apa?" tanya Tirta dengan penuh semangat."Kamu bakal tahu setelah pulang nanti. Sudah dulu ya. Aku mau mandi." Usai berbicara, Ayu mengakhiri panggilan. Dia tidak memberi Tirta kesempatan untuk bertanya lagi."Jangan-jangan Bibi Ayu mau menyerahkan diri kepadaku?" Tirta tak kuasa menerka-nerka. Dia sungguh tidak bisa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 706

    Tengah malam, pertarungan sengit akhirnya berakhir. Tirta menggendong Nabila yang sekujur tubuhnya lemas ke kamar mandi. Dia membantu Nabila membersihkan tubuhnya dari segala jejak yang ditinggalkan olehnya tadi.Setelah digendong kembali ke kamar tidur, Nabila mengantuk hingga tidak bisa membuka matanya lagi. Tirta pun tidak mengganggunya lagi.Tirta memeluk tubuh lembut itu dan bersiap-siap untuk tidur. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang ringan di luar."Cepat buka pintu. Yang pelan sedikit. Jangan sampai Tirta dan Nabila dengar." Ternyata Betari khawatir Tirta dan Nabila mencurigai mereka, jadi diam-diam keluar dari rumah sakit. Padahal, Agus masih sangat lemas."Sayang, aku benaran sakit," ucap Agus yang bercucuran keringat sambil memegang pinggangnya yang sakit. "Kamu suruh Tirta obati aku dong. Kumohon ....""Nggak boleh. Jangan sampai Tirta tahu tentang ini," tolak Betari tanpa ragu sedikit pun. "Bertahan sedikitlah. Setelah Nabila ke kampus besok, Tirta bakal pulang k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 707

    Agus merasa sangat terharu melihat Tirta memahami penderitaannya. Dia buru-buru menarik Tirta ke kamar dan mengunci pintu."Jangan-jangan si tua bangka ini ingin menyuruh Tirta mengobatinya?" gumam Betari yang ekspresinya menjadi malu. Namun, dia tidak masuk dan hanya menguping di depan pintu."Tirta, apa aku masih tertolong? Dokter bilang aku nggak boleh berhubungan intim selama satu tahun setengah. Kalau nggak, aku nggak bakal sembuh. Sekarang mau pipis saja susah," jelas Agus dengan ekspresi sedih."Nggak apa-apa Paman. Aku bantu kamu akupunktur dulu. Kemudian, kamu makan resep dariku. Kujamin kamu sembuh dalam seminggu," sahut Tirta yang tak kuasa tertawa."Syukurlah! Kamu memang penyelamatku, Ayo, cepat!" Agus benar-benar bersemangat. Dia sampai mendesak Tirta.Kemudian, dia tiba-tiba bertanya, "Omong-omong, ada resep untuk memperbesar penis nggak? Yang bisa buat aku tahan lama juga! Sekarang aku sudah tua. Aku jadi nggak seimbang dengan istriku di ranjang."Usia berbicara, Agus m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 708

    Belasan menit kemudian, Tirta melakukan akupunktur untuk Agus."Tirta, kamu hebat sekali! Semua dokter di rumah sakit nggak bisa dibandingkan denganmu!" Agus seketika tidak merasakan sakit lagi. Dia menggerakkan tubuhnya. Tubuhnya dipenuhi energi seperti biasa."Hehe. Hasilnya nggak secepat itu. Kamu harus minum obat dan istirahat selama seminggu. Setelah itu, kamu baru boleh minum resep yang lain. Kamu juga harus memperhatikan waktu olahraga. Harus di pagi hari, sekitar jam 5 atau 6. Kamu juga nggak boleh bergadang supaya hasilnya maksimal," sahut Tirta.Tirta menuliskan resep obat untuk pemulihan badan Agus serta resep obat yang dibutuhkan Agus. Setelah menulis semuanya di kertas, Tirta pun menyerahkannya kepada Agus."Hahaha! Oke, oke! Kamu tenang saja. Aku pasti bakal menuruti instruksimu. Maaf sudah merepotkanmu malam-malam begini. Gimana kalau aku pergi beli bir untuk mentraktirmu?" Agus tertawa seperti anak kecil."Nggak usah, Paman. Aku lupa bilang. Kalau kamu ingin kuat di ran

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 709

    "Ya, entah dia sudah punya pacar nggak? Aku ingin sekali minta nomor teleponnya."Ketika mendengar omongan para mahasiswi serta tatapan mereka yang dipenuhi antusiasme, Nabila yang baru turun dari mobil seketika merasa terancam. Tirta yang sekarang sangat tampan, bahkan punya mobil mewah. Ini adalah godaan yang sangat mematikan bagi para mahasiswi."Tirta, bukannya kamu mau pergi ke pesta ulang tahun Bu Naura? Nanti orang tuaku yang menemaniku melakukan registrasi ulang saja. Kamu sudah boleh pergi." Nabila khawatir para mahasiswi meminta nomor telepon Tirta. Itu sebabnya, dia mengusir Tirta."Oke. Aku pergi dulu ya. Kalau ada masalah, telepon saja aku." Tirta tentu memahami maksud Nabila. Kebetulan, dia juga tidak ingin berlama-lama di sini karena terlalu ramai dan bising. Tirta pun masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kampus."Ayah, Ibu, Ayo!" Setelah melihat Tirta pergi, Nabila memanggil Agus dan Betari. Mereka sama-sama masuk untuk melakukan registrasi ulang. Setelah Nabila mendek

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1025

    Camila tidak pernah melihat Simon mengamuk seperti ini. Mungkin karena ucapan Yahsva, Simon yang marah juga terlihat sedikit ketakutan.Camila yang dipaksa untuk menerima kenyataan berusaha menahan emosinya dan menghibur Simon, "Simon, biarpun dia itu adik angkat Kakek Saba, kamu itu cucu kandung Kakek Yahsva. Kamu nggak usah panik cuma karena masalah sepele seperti ini."Camila melanjutkan, "Paling-paling kita minta maaf kepada ... Tirta untuk menghormati Kakek Saba. Bagaimanapun, Kakek Yahsva nggak akan mempersulitmu demi orang luar."Camila takut ditendang Simon lagi, tetapi sebenarnya dia tetap menganggap Tirta sebagai orang kampungan. Camila tidak akan mengubah pandangannya karena Tirta adalah adik angkat Saba.Simon memelototi Camila sambil membentak, "Dasar tolol! Kalau memang segampang itu, aku nggak mungkin begitu marah! Kamu tahu Kakek menyuruhku minta maaf pada Tirta dengan cara apa?"Simon ingin menampar Camila. Sementara itu, Camila mulai ketakutan. Dia mundur, lalu beruca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1024

    "Kenapa aku bisa punya cucu yang nggak berguna sepertimu? Apa kamu tahu Saba mau bawa bawahannya untuk memberimu pelajaran?" lanjut Yahsva.Sebelumnya Yahsva masih berharap orang yang dilawan Simon bukan temannya Tirta. Setelah mendengar perkataan Simon, amarah Yahsva langsung meluap. Dia terus memarahi Simon.Biarpun Simon sudah mematikan pengeras suara, sebagian orang yang berdiri di dekat Simon bisa samar-samar mendengar suara Yahsva. Salah satu orang menceletuk, "Pak Yahsva nggak bercanda, 'kan? Ternyata pria kam ... salah ... Tirta itu adik angkat Pak Saba! Apa tadi aku salah dengar?"Suasana menjadi heboh. Para tamu mulai berkomentar, tetapi mereka tidak menyebut Tirta orang kampungan lagi."Tadi aku juga dengar, sepertinya memang benar!""Kalau nggak, ekspresi Pak Simon juga nggak akan begitu masam!""Pantas saja, Tirta sama sekali nggak takut kepada Pak Simon. Ternyata omongan Pak Chandra memang benar. Tirta lebih hebat daripada Pak Simon!""Tirta itu adik angkat Pak Saba! Hubu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1023

    Simon tertawa sinis, lalu mengomentari, "Kamu menyarankanku jangan bersikap keterlaluan? Memangnya orang seperti kalian pantas menegurku?"Tiba-tiba, ponsel Simon berdering. Dia bergumam, "Eh, Kakek yang menelepon. Apa Kakek sudah menyuruh orang untuk mencabut jabatan Pak Chandra?"Ekspresi Simon tampak senang. Dia hendak menjawab panggilan telepon. Namun, Camila berniat memamerkan latar belakang keluarga pacarnya.Camila berucap kepada Simon, "Simon, bagaimana kalau kamu aktifkan pengeras suara biar pria kampungan itu dan semuanya bisa mendengarnya dengan jelas? Dengan begitu, mereka bisa menyerah!"Wirya juga maju dan memanas-manasi, "Benar, Pak Simon. Pria kampungan ini bilang bisa mencari orang untuk melindungi Pak Chandra dan lainnya. Jadi, kamu harus buat dia dipermalukan habis-habisan!"Simon malas berbuat seperti itu, tetapi dia tidak bisa menolak permintaan Camila. Jadi, dia menuruti kemauan Camila untuk mengaktifkan pengeras suara setelah menjawab panggilan telepon.Suasana d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1022

    Tirta menambahkan, "Tadi aku sudah menghubungi Pak Saba. Dia bilang dia akan bantu aku selesaikan masalah ini."Camila mencibir saat mendengar Tirta mengakui dirinya memang mempunyai sokongan hebat. Ketika hendak menyindir Tirta dan Bella, tiba-tiba Simon mengernyit.Simon yang mempunyai firasat buruk bergumam, "Saba? Apa yang dia maksud itu Kakek Saba? Nggak mungkin ... aku bahkan jarang bertemu Kakek Saba. Mana mungkin dia berteman dengan orang rendahan seperti ini? Dugaanku pasti salah."Melihat ekspresi Simon yang khawatir, Camila langsung bertanya, "Simon, kamu bilang apa?"Simon menahan kegelisahannya dan menjelaskan kepada Camila, "Nggak apa-apa. Belakangan ini aku dapat kabar teman kakekku yang bernama Saba kembali ke ibu kota negara dan menduduki jabatannya sebelumnya. Aku berencana bawa kamu bertemu Kakek Saba saat senggang."Camila sengaja berseru ke arah Bella, "Kakek Saba itu salah satu sesepuh di dunia pemerintahan yang paling terkenal, ya? Wah! Simon, kamu nggak bercanda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1021

    Jika Tirta belum menghubungi Saba, mungkin Chandra dan lainnya tidak akan memedulikan sindiran mereka. Namun, sekarang mereka tahu Tirta sudah menghubungi Saba untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi, Chandra dan lainnya tidak akan berdiam diri lagi.Hendrik melihat Wirya dan Diego dengan dingin sambil angkat bicara, "Semuanya belum pasti. Pak Diego, Pak Wirya, kalian begitu yakin Keluarga Gumarang, Keluarga Reksa, Keluarga Wisono, dan Grup Sapari akan bangkrut. Apa kalian nggak takut kami akan melawan Keluarga Bazan dan Keluarga Liman setelah kami selamat?"Mendengar ucapan Hendrik, Diego tertawa terbahak-bahak dan menyindir, "Kalian hampir celaka, tapi masih bisa berkhayal! Apa kalian kira Pak Simon cuma bercanda saat bilang mau buat kalian bangkrut dalam waktu setengah jam? Apa kalian juga punya sokongan hebat yang bisa membuat Pak Simon takut seperti Keluarga Purnomo?"Bukan hanya Diego yang tidak percaya. Selain orang-orang yang dekat dengan Tirta, semua orang di aula merasa Chandra

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1020

    Chandra dan lainnya sudah mendengar Tirta menelepon Saba. Biarpun mereka terlihat tidak peduli, sebenarnya mereka juga merasa gugup.Tirta menegaskan, "Nggak. Kita memang teman, tapi aku tetap berutang budi pada kalian. Aku bisa membedakannya dengan jelas, jadi aku akan tetap menebus kesalahanku. Kalau nggak, ke depannya aku nggak berani bertemu kalian lagi."Sebelum Chandra dan lainnya bicara, Darwan menghampiri mereka dan tertawa. Dia berkata, "Pak Chandra, Pak Argono, Pak Toby, Pak Hendrik, dan Pak Hubert, silakan duduk. Kalian sudah berikan hadiah yang mahal untuk putriku dan Tirta. Kalian itu tamu terhormat Keluarga Purnomo."Darwan meneruskan, "Mohon dimaklumi kalau pelayananku kurang memuaskan. Mulai hari ini, kalian itu rekan kerja sama Keluarga Purnomo yang paling penting. Kalau ada proyek, kalian bisa bahas denganku. Kita bisa berkembang bersama!"Sudah jelas Darwan bermaksud membantu Tirta membayar utang budinya. Bagi Keluarga Gumarang, Keluarga Reksa, Keluarga Wisono, dan H

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1019

    Selesai bicara, Yahsva hendak menelepon Simon dan menegurnya. Namun, Saba menghentikan dengan ekspresi marah, "Tunggu, Yahsva. Kamu bilang dulu mau beri pelajaran apa pada Simon. Tirta sudah minta bantuanku, aku rasa Simon pasti melakukan hal yang keterlaluan! Mana mungkin Simon bisa jera kalau diberi hukuman yang ringan?"Sebelumnya Saba tidak tahu orang yang ingin dibereskan Simon adalah teman Tirta. Jadi, dia tidak ingin ikut campur dan mengabaikannya. Namun, sekarang masalah ini melibatkan adik angkatnya. Tentu saja, Saba harus menyikapinya dengan serius.Ini adalah pertama kalinya Yahsva melihat sikap Saba yang begitu serius. Dia tahu Saba menganggap Tirta sangat penting. Yahsva menimpali, "Saba ... coba aku pikirkan dulu .... Kalau nggak, aku suruh Simon minta maaf pada Tirta di depan umum dan beri Tirta kompensasi 20 triliun."Mendengar perkataan Yahsva, Saba mendengus dan mengomel, "Yahsva, tadi aku sudah bilang Tirta nggak tertarik dengan uang. Nggak ada gunanya kamu beri dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1018

    Tiba-tiba, ponsel Saba berdering. Begitu melihat Tirta menelepon, mata Saba berbinar-binar. Saba segera memanggil Yahsva, "Yahsva, tunggu sebentar. Tirta yang telepon, aku bantu kamu tanya kapan dia punya waktu datang ke ibu kota. Nanti kamu baru bereskan urusanmu.""Kebetulan sekali! Saba, cepat bantu aku tanya Tirta punya waktu atau nggak! Urusanku nggak terlalu penting," timpal Yahsva.Tentu saja Yahsva merasa urusan memperpanjang umur lebih penting. Dia langsung menghentikan langkahnya begitu mendengar Saba mengatakan Tirta yang menelepon. Yahsva kembali ke sisi Saba dan mendengar percakapannya dengan Tirta.Melihat Yahsva yang antusias, Saba juga langsung berkata sebelum Tirta sempat bicara, "Tirta, kenapa kamu tiba-tiba meneleponku? Kebetulan aku butuh bantuanmu, entah kamu bisa menyanggupinya atau nggak."Mendengar ucapan Saba, Tirta tidak langsung mengungkapkan permintaannya. Bagaimanapun, Tirta hendak merepotkan Saba. Dia berutang budi pada Saba. Jadi, Tirta memutuskan untuk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1017

    Yahsva menegur, "Kamu buat masalah apa lagi? Aku lagi minum teh dan main catur dengan Saba! Kalau nggak ada urusan penting, aku langsung akhiri panggilan telepon!"Sepertinya, Yahsva tidak merasa puas dengan Simon. Sementara itu, Simon sangat takut kepada kakeknya. Mendengar teguran Yahsva, Simon langsung menceritakan masalah yang dialaminya di kediaman Keluarga Purnomo, "Kakek, aku juga nggak ingin mengganggumu karena masalah sepele, tapi Pak Chandra keterlaluan sekali!"Simon melanjutkan, "Pak Chandra mempermalukanku di depan umum demi seorang pria kampungan! Aku nggak bisa terima! Kakek, aku mohon ...."Simon tidak mengungkit Keluarga Purnomo. Dia berencana membalas mereka secara diam-diam. Setelah mendengar cerita Simon, Yahsva membentak, "Kamu selalu membuat masalah! Aku bantu kamu terakhir kali."Simon menambahkan, "Kalau ke depannya kamu berani bertindak semena-mena dengan mengandalkan identitasmu, kamu selesaikan masalahmu sendiri! Aku nggak bisa melindungimu seumur hidup, kamu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status